Ads 468x60px

Senin, 05 Juni 2017


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
 HARAPAN IMAN KASIH
 Senin, 05 Juni 2017
Peringatan Wajib St. Bonifasius, Uskup dan Martir
Tobit (1:1-3, 2:1b-8)
 (Mzm 112:1-2.3-4.5-6)
Markus (12:1-12)
“Miserere mei Deus - Kasihanilah aku ya Allah.”
Mengawali bulan Juni yang kerap disebut bulan “Hati Kudus Yesus” ini, ditampilkan Injil yang mewartakan kemurahan dan kepercayaan Allah kepada kita untuk bekerja bersama di kebun anggurNya.
Perumpamaan ini juga berbicara tentang kesabaran dan keadilan Allah. Berkali-kali Ia mengampuni dan mengasihani para penggarap kebun anggur yg bersalah.
Idealnya:
Anggur sendiri yang adalah lambang “SLJJ” - “Spirit Love Joy Justice” merupakan salah satu panggilan kita sebagai rekan sekerja di kebun anggur Allah yang penuh semangat, kasih, sukacita dan keadilan.
Realnya:
Kita kadang melupakan rahmat kemurahan hati Allah yang telah mengajak kita berkarya bersamaNya.
Kita malahan menjadi pekerja yang menyalahgunakan kepercayaan Tuhan bahkan kita mudah marah dan mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi atau kelompok.
Pastinya:
Melalui perumpamaan hari ini, Yesus ingin menegaskan siapa diri-Nya sesungguhnya. Ia ingin memberitahu bahwa Dia diutus Allah dan Dialah Anak Allah. Kedatangan-Nya telah dinubuatkan oleh nabi-nabi. Namun banyak orang yang tidak mau percaya bahkan menolak dan “membuang”Nya.
Indahnya, batu yang dibuang oleh tukang bangunan itu menjadi batu penjuru: yang mati menjadi hidup, yang hina menjadi mulia, yang disalibkan menjadi ditinggikan.
Dkl: Ia memperlihatkan otoritas-Nya kembali. Nah, sudahkah kita mengakui otoritas Kristus di dalam diri kita? Atau seperti para banyak penggarap yang jahat, kita masih saja merebut otoritasNya: melupakan kebaikanNya,
marah dan mengorbankan orang lain dengan sikap kasar dan semena mena karena sok kuasa?
"Dari Koja ke markas Kopassus - Selamat bekerja bersama Yesus."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Radix malorum est cupiditas - Akar dari kejahatan adalah nafsu.
Injil hari ini berbicara soal nafsu para penggarap kebun anggur yang tidak tahu berterimakasih: Mereka sudah diberi pekerjaan dan tentu saja dengan upah yang cukup, tapi mereka malahan serakah dan ingin menguasai kebun anggur yang jelas-jelas bukan hak miliknya itu. Mereka juga tega menganiaya serta membunuh para utusan termasuk anak tuan kebun anggur itu.
Yah, nafsu keserakahan dan kepemilikan merupakan akar kejahatan. Secara real, adapun buah-buah dari nafsu keserakahan dan kepemilikan, yakni: maraknya kasus korupsi, perampokan, penindasan, pelecehan, dll di negara bahkan kadang di lingkungan gereja kita sendiri.
Nah, bersama dengan St. Bonifasius yang kita peringati hari ini, terdapatlah tiga keutamaan iman yang bisa kita wartakan melawan nafsu keserakahan dan kepemilikan, yakni:
- Nada dasar C - Cinta:
Seperti Yesus yang mati karena kasihNya, St Bonifasius juga hidup dan mati dalam kasihnya kepada Tuhan. Karena nada dasar “kasih” inilah juga, maka Yesus hadir sebagai batu penjuru.
Secara real, batu penjuru sendiri adalah sebuah batu besar yang ditempatkan pada fondasi di sudut utama suatu bangunan baru, yang menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok sebelahnya, sehingga keduanya menyatu (Ef. 2:20).
Dalam PL dan PB penggunaan kata ini sebagian besar dalam pengertian metaforis, seperti pada Ayb. 38:6. Allah meletakkan batu penjuru di Sion (Yes. 28:16) -- pengaman yang sesungguhnya bagi orang beriman. Dalam PB Yesus dinyatakan sebagai batu penjuru pada Mrk. 12:10 (yang mengutip Mzm. 118:22), dan 1Ptr. 2:6 (yang mengutip Yes. 28:16). Jelasnya, kalau hidup kita didasari kasih yang dalam maka Allah yang akan meninggikan kita dan mengasihi kita lebih dalam lagi.
- Nada Dasar D - Doa:
Nafsu akan keserakahan dan kepemilikan sehingga tega mengorbankan orang lain, yang ditampilkan oleh para pekerja kebun anggur yang jahat hari ini merupakan buah-buah dari adanya karya setan yang juga kerap hadir dan menggoda hidup harian kita.
Disinilah, kita diajak untuk berani robohkan setan dengan rajin berdoa dan mendekat kepada Tuhan, sehingga nafsu tidak lagi menguasai tubuh dan jiwa kita. Dalam konteks ini, tepatlah apa yang dikatakan novelis Rusia, Fyodor Dostoevsky dalam novelnya, The Brothers Karamazov, bahwa “seandainya setan tidak ada, manusia kerap menciptakannya dalam hatinya sendiri”
- Nada dasar E - Empati:
Terlalu sering kita lupa bahwa tingkat kebahagiaan ditentukan oleh availability (kesediaan, keterbukaan) untuk ber-empati, dan bukan semata ability (kemampuan atau kepemilikan properti). Kebanyakan orang kadang malahan mengejar “to have” (memiliki) dan mengira bahwa dengan “to have” mereka akan “to be” (menjadi, bertumbuh). Padahal “to be” adalah bibit kebahagiaan karena didasari oleh hati yang penuh empati, sementara “to have” adalah bibit malapetaka karena kerap dibumbui oleh hati yang penuh antipati.
Maka, bersama Yesus dan teladan St Bonifasius, marilah kita belajar mempunyai nada dasar “C-D-E”, yang jelas terwujud dalam doa, kata dan tindakan nyata kita.
B.
Kutipan Teks Misa:
 “Gereja itu bagaikan bahtera besar berlayar di lautan dunia dan ditempuh oleh gelombang cobaan di dalam hidup.” (St. Bonifasius)

Antifon Pembuka (Mzm 118:85,46)
Merekalah orang suci, sahabat Allah, yang mulia karena mewartakan kebenaran Ilahi.

Doa Pembuka
Ya Tuhan, Santo Bonifasius, martir, telah memeteraikan dengan darah iman yang diajarkannya dengan lidah. Semoga berkat doanya kami teguh berpegang pada iman yang sama dan setia mengamalkannya dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Martir, misalnya: 1Kor 1:18-25, Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 5b, Mat 5:3-19

Bacaan dari Kitab Tobit (1:1-3, 2:1b-8)
 "Tobit lebih takut kepada Tuhan daripada kepada raja."
Aku, Tobit, menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupku dan banyak melakukan kebajikan kepada para saudara dan segenap bangsaku yang bersama dengan daku telah berangkat ke pembuangan, ke negeri Asyur, ke kota Niniwe. Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta, yaitu hari raya Tujuh Minggu, disajikan kepadaku suatu jamuan makan yang baik. Aku pun telah duduk untuk makan. Sebuah meja ditempatkan di hadapanku dan kepadaku disajikan banyak hidangan. Tetapi berkatalah aku kepada anakku Tobia, “Nak, pergilah, dan jika kaujumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan segenap hati ingat akan Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, hingga engkau kembali.” Maka keluarlah Tobia untuk mencari seorang saudara yang miskin. Sepulangnya berkatalah ia, “Pak!” Sahutku, “Ada apa, nak?” Jawabnya, “Salah seorang dari bangsa kita telah dibunuh. Ia dicekik dan dibuang di pasar. Jenazahnya masih ada di situ!” Aku meloncat berdiri, dan jamuan itu kutinggalkan sebelum kukecap. Jenazah itu kuangkat dari lapangan dan kutaruh di dalam salah satu rumah hingga matahari terbenam, untuk kukuburkan nanti. Kemudian aku pulang, kubasuh diriku, lalu makan dengan sedih hati. Maka teringatlah aku akan sabda yang diucapkan Nabi Amos mengenai kota Betel, “Hari-hari rayamu akan berubah menjadi hari sedih dan segala nyanyianmu akan menjadi ratapan!” Lalu menangislah aku. Setelah matahari terbenam aku pergi menggali liang, lalu jenazah itu kukuburkan. Para tetangga menertawakan daku, katanya, “Ia belum juga takut! Sudah pernah ia dicari untuk dibunuh karena perkara yang sama. Dahulu ia melarikan diri dan sekarang ia menguburkan jenazah lagi!” Tetapi Tobit lebih takut kepada Allah daripada kepada Raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia kan dikenang selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Why 1:5a)
Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari alam maut; Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dalam darah-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:1-12)
"Mereka menangkap dan membunuh putra kesayangan, dan melemparkannya ke luar kebun anggur."
Pada suatu hari Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua dengan perumpamaan, kata-Nya, "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Mrk 12:10)
Justru batu yang dibuang para tukang telah menjadi batu sendi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar