Ads 468x60px

TEMPUS FUGIT - TIME FLIES - WAKTU ITU TERBANG


HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
TEMPUS FUGIT - TIME FLIES - WAKTU ITU TERBANG
Ia tidak bisa mundur, selalu maju dan bertambah.
Waktu adalah "gratis", tapi harganya tak ternilai.
Kita tak dapat memilikinya,
namun dapat menggunakannya.
Kita tak dapat menyimpannya,
namun dapat menghabiskannya.
Dan sekali kita kehilangannya,
kita tak akan dapat memperolehnya ke mbali.
Ya Tuhan,
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
(Mzm 90:12)
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB.
A.
"Dimana hartamu, di situ hatimu."
HARTA BENDA -
HARapan, sukaciTA, keBENaran, keDAmaian.
Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan jiwanya.
Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan.
Karena itu manusia harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi; dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut sejauh itu merintangi dirinya.
Oleh karena itu kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan.
Maka dari itu dari pihak kita,
kita tidak memilih
kesehatan lebih daripada sakit,
kekayaan lebih daripada kemiskinan,
kehormatan lebih daripada penghinaan,
hidup panjang lebih dari hidup pendek.
Begitu seterusnya mengenai hal-hal lain yang kita inginkan dan yang kita pilih ialah melulu yang lebih membawa kepada tujuan kita diciptakan.
- Latihan Rohani 23

B.
"Lihatlah ya Allah Maharahim, apa gerangan balasan hambaMu yang tak tahu terimakasih terhadap anugerah-anugerahMu yang tak terhitung banyaknya, dan betapa menakjubkan cinta yang Engkau perlihatkan kepadaku! Betapa banyak kesalahan yang aku perbuat! Betapa banyak kebaikan yang tak terselesaikan! Aku mohon, basuhlah kesalahan dan noda-noda ini dengan darahMu yang tak ternilai harganya ya Penebus yang amat baik hati dan menutup kepapaanku dengan jasa-jasaMu. Berilah aku perlindungan yang aku perlukan untuk memperbaiki hidupku. Aku menyerahkan diriku sepenuhnya kepadaMu dan aku menghaturkan kepadaMu semua yang kumiliki, dengan permohonan semoga Engkau menganugerahkan rahmat kepadaku sehingga aku dapat membaktikan dan memanfaatkan seluruh daya pikir budiku serta kekuatan tubuhku untuk pengabdian suci kepada Dikau. Dikau Allah terberkati untuk selama-lamanya. Amin."
St.Petrus Kanisius, (1521-1597) adalah konsultan teologi di Konsili Trente dan provinsial Yesuit di Jerman dan menjadi pelindung sebuah percetakan Katolik di Jogjakarta serta sebuah sekolah kolese terkenal di bilangan Menteng Jakarta Pusat.
C.
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.” (Mz. 51:3-6)
Ya Tuhan,
 Allah alam raya, ciptakan dalam diriku
kesetiaan yang menggerakkan Engkau,
aku pasti akan percaya selalu padaMu
dan aku pasti mendambakan Engkau
seumur-umurku.
Ya Tuhan,
aku mohon kepadaMu;
sudilah Engkau membantuku
mengarahkan
segala ulah tindakanku
dengan ilham-ilhamMu
serta melaksanakannya
dengan bantuan rahmatMu
agar setiap doa dan karyaku
selalu dimulai dari Dikau
berlangsung lewat Dikau,
serta berakhir selamat kepada Dikau.
Ya Tuhan,
Semoga segala yang ada padaMu
tertuang ke dalam diriku.
Semoga tubuh dan darahMu menjadi
makanan dan minumanku.
Semoga sengsara dan wafatMu menjadi
kekuatan dan kehidupanku.
Semoga naungan yang aku cari
ialah bayang-bayang salibMu.
Semoga aku tidak lari dari cinta yang Engkau tawarkan
dan Engkau anugerahkan kepadaku.
Semoga aku selalu Engkau bebaskan dari kuasa jahat,
dan dalam detik-detik aku mendekati kematianku
curahkanlah cahaya dan cintaMu.
Ya Tuhan,
Panggillah aku selalu sampai datang saatnya aku,
bersama para suciMu,
Engkau perkenankan
memuji Dikau untuk selamanya.
Amin.
D.
“Imago Dei–Citra Allah!”
Ada sebuah ajaran "lex talionis" (mata ganti mata, gigi ganti gigi) yg pd dasarnya mencegah pembalasan yg berlebihan+tidak main hakim sendiri.
Di lain matra, Yesus tdk menentang pelaksanaan keadilan (Rom 13:1-4) tapi Ia menunjukkan “misericordiae vultus-wajah kerahiman” dg mengasihi musuh (Mat 5:44; Luk 6:27). Bila diperlakukan tdk adil, kita jgn lsg membenci tp hrs menunjukkan reaksi yg memperlihatkan bahwa kita memiliki kasih yg berpusat padaNya shg akan menyebabkan byk org melihat wajahNya lwt kita (Kej 13:1-13, Kej 14:14 ; Kej 50:19-21, Kej 37:18-28; 1Sam 24:1-23; 26:1-25; Luk 23:34; Kis 7:60).
Ya, kita dituntutNya untuk bersemangat “magis”: melakukan lebih. Membalas orang yang menyakiti adl hal yg biasa dilakukan tp kita dituntut u/menyatakan kebaikan Allah kpd setiap orang: “kado-kasihi dan doakan”.
Ada 3 dasar spy kita bisa bersemangat “magis”, al:
1.Mengimani:
Kita diajak untuk melihat pengalaman+pergulatan dlm mata iman bahwa Tuhan telah lebih dulu mencintai kita dan pastinya akan sll menyertai kita (Mat 28:20).
2.Mengampuni:
Kita sudah mendapatkan pengampunan, bahkan lebih daripada itu Ia memberkati kita dengan limpahnya. Kesalahan org lain, betapa pun besarnya tidak pernah dapat melampaui keberdosaan kita di hadapanNya.
3.Mengamini:
Tuntutan Yesus yg kita amini adalah kesempurnaan dalam kasih krn walau kt ada di tengah dunia tp kt bukan milik dunia.
Nah, bila anak anak dunia hidup “hina” dg prinsip berkompetisi+saling mengalahkan, anak-anak Tuhan hrs hidup “mulia” dg prinsip bersaksi+saling menguatkan: sll memberkati walau disakiti, memahami walau dihakimi, mencintai walau dilukai.
“Ikan sepat ikan pari–
Jadilah berkat setiap hari.”
E.
"Intentio pura - Maksud yang tulus/murni."
Inilah kualitas iman yang diharapkan Yesus di tengah banyak orang yg mudah ber-intentio "pura-pura" (penuh akal bulus/tidak murni).
Adapun, dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda dengan tulus-lurus dan kudus:
"Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat."
Yesus mencela sikap hidup orang beriman yang "dangkal/banal" karena penuh kosmetika kepalsuan/kepura-puraan (Jawa: "slintat slintut") sekedar mau pamer/dipuja puji orang.
Sikap ini juga kerap kita sebut sebagai mentalitas orang yang munafik ("MUlutnya pedas-NAlurinya iri dan FIKirannya negatif").
Secara sederhana, penghayatan iman orang kristiani yang tulus-lurus dan kudus setidaknya mencakup "4 pilar dasar/tetralogi", yakni "PDAM", antara lain:
1."Puasa":
Relasi dialog dengan diri sendiri, karena seperti kata St. Leo Agung, berpuasa itu tidak hanya berarti mengurangi makan/minum tapi memberantas semua habitus/kebiasaan jahat dalam diri kita supaya lebih reflektif dan instrospektif.
2."Doa":
Relasi dialog dengan Tuhan entah devosi/kontemplasi/meditasi, sehingga kita lebih mengalami "intimitas cum Deo, keakraban dengan yang ilahi" setiap hari.
3."Amal":
Relasi dialog dengan sesama, terlebih yang kecil dan miskin sehingga kita semakin hidup berbelarasa dan menjadi sahabat bagi semua orang.
4."Misa":
Relasi dialog bersama Gereja, karena jelaslah iman kita bersama iman gereja mesti berdimensi ekaristis, siap untuk dipilih diberkati dipecah dan dibagi-bagi bagi hidup sesama dan semesta.
"Makan srikaya di Surakarta - Mari berkarya penuh sukacita."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar