Ads 468x60px

St. Robertus Bellarminus


HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
17 SEPT..
St. Robertus Bellarminus:
Uskup dan Pujangga Gereja.
Teolog dan Kardinal dari Italia.
“Jika kamu bijaksana, maka kamu tahu bahwa kamu telah diciptakan demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan kekalmu sendiri. Inilah tujuanmu, inilah pusat hidupmu, inilah harta pusaka hatimu.”
“Ars Moriendi - Seni Kematian”
Inilah salah satu tulisan St. Robertus Bellarminus yang merupakan pelindung paroki di Cililitan, selain 2 buku katekismus serta tafsiran Mazmur dan 7 sabda terakhir Yesus.
Bellarminus sendiri lahir di Montepulciano Siena, Italia, 4 Okt 1542 dan wafat pada 17 Sept 1621 di Roma. Ia dinyatakan sebagai Beato pada 13 Mei 1923, sebagai Santo pada 29 Juni 1930 dan sebagai Pujangga Gereja pada 17 Sept 1931.
Nah, di tengah dunia yang mudah menghakimi dan memberi cap jelek yang juga tampak dalam beberapa bagian bacaan di injil, ketika Yesus di-cap "seorang pelahap & peminum, sahabat pemungut cukai & orang berdosa" (Luk 7:34) dan ketika Yohanes dicap sebagai "kerasukan setan" (Luk 7:33), Bellarminus menjadi orang yang tidak mudah men-cap tapi selalu belajar memahami dengan tiga modalnya, antara lain:
1. Kognisi.
Dengan studi yang mendalam, ia mampu tampil dan hidup pada zamannya secara objektif, tanpa sentimen & praduga. Dengan intelektualitasnya, ia menjadi jernih & tajam dalam melihat setiap persoalan secara utuh, seperti yang dikatakan Paus: "Kami mengangkat orang ini karena Gereja Allah tidak banyak memiliki orang pintar yang setara dengannya."
2. Afeksi.
Sebagai seorang Yesuit, Bellarminus tidak hanya melakukan retret agung pada masa novisiat & tersiat. Setiap tahun ia mengadakan retret agung. Kisah ini tentu menunjukkan bahwa intelektualitas & spiritualitas berjalan bersama. Dimensi kognisi/budi beriringan dengan dimensi afeksi/hati -nya sehingga ia selalu rendah hati & berhati-hati terhadap suara & hiruk pikuk dunia.
3. Aksi.
Ia dikenal cekatan dalam memecahkan aneka-ria persoalan iman. Ketika diangkat sebagai Kardinal & Uskup Capua, ia-pun langsung mengadakan kunjungan ke semua paroki. Ia tidak hanya "teori" di belakang meja tapi "praktek", mau blusukan dalam karya nyata :”Aku rasa, tugas seorang imam pun tak jauh berbeda dengan tugas dokter. Bukankah banyak orang yang butuh pertolongan imam? Lihat! Betapa banyak orang yang terlantar jiwanya karena kekurangan imam!”
"Ada kaktus di musim semi- St Robertus doakanlah kami"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
St. Robertus Bellarminus: Selayang Pandang.
Uskup dan Pujangga Gereja. Teolog dan Kardinal dari Italia.
“Jika kamu bijaksana, maka kamu tahu bahwa kamu telah diciptakan demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan kekalmu sendiri. Inilah tujuanmu, inilah pusat hidupmu, inilah harta pusaka hatimu.” ~ St. Robertus Bellarmino
Robertus dilahirkan di Italia pada tahun 1542. Ketika masih kanak-kanak, ia tidak tertarik untuk bermain. Ia lebih suka menghabiskan waktunya mengulangi khotbah-khotbah yang ia dengar kepada adik-adiknya. Ia juga suka menjelaskan pelajaran-pelajaran katekese kepada anak-anak petani di lingkungan sekitarnya. Sesudah menerima Komuni Pertama, ia biasa menerima Yesus setiap hari Minggu.
Ayah Robertus berharap agar puteranya kelak menjadi seorang yang terkenal. Karena itu, ia menghendaki agar Robertus mempelajari macam-macam bidang studi, termasuk kesenian juga. Setiap kali dalam suatu lagu terdapat kata-kata yang kurang sedap didengar, maka Robertus akan segera menggantinya dengan kata-kata yang lebih tepat yang dipilihnya sendiri.
Merupakan kerinduannya yang terdalam untuk menjadi seorang imam Yesuit, namun ayahnya mempunyai rencana masa depan yang berbeda untuknya. Selama setahun penuh Robertus berusaha keras untuk membujuk ayahnya. Akhirnya, ketika usianya delapan belas tahun, ia diijinkan juga untuk bergabung dengan Serikat Yesus (SJ).
Sebagai biarawan muda Yesuit, Robertus berhasil amat baik dalam pelajarannya. Ia diutus untuk menyampaikan khotbah, bahkan sebelum ia ditabhiskan menjadi seorang imam. Ketika seorang wanita saleh untuk pertama kalinya melihat seorang pemuda yang masih belia, bahkan belum ditahbiskan menjadi imam, naik ke mimbar untuk menyampaikan khotbah, wanita itu berlutut dan berdoa. Ia mohon pada Tuhan untuk membantu anak muda itu agar jangan gemetar dan berhenti di tengah khotbahnya. Ketika Robertus selesai menyampaikan khotbahnya, wanita itu tetap berlutut. Tetapi, kali ini, ia mengucapkan syukur kepada Tuhan atas khotbah yang begitu indah.
St. Robertus Bellarmino menjadi seorang penulis, pengkhotbah dan juga pengajar yang ulung. Ia menulis tigapuluh satu buah buku penting. Ia menghabiskan tiga jam setiap harinya dalam doa. Ia mempunyai pengetahuan mendalam atas hal-hal sakral. Bahkan ketika telah diangkat sebagai kardinal, Robertus selalu beranggapan bahwa katekese demikian penting, hingga ia sendiri yang mengajarkannya kepada umatnya.
Kardinal Bellarmino wafat pada tanggal 17 September 1621. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1930 oleh Paus Pius XI. Pada tahun 1931, paus yang sama memaklumkan St. Robertus Bellarmino sebagai Pujangga Ger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar