Ads 468x60px

B A T I K

REPOST:
INTERMEZZO:
BATIK JKW "VS" AB
(B)HINEK(A) (T)UNGGAL (I)(K)A
KITA INDONESIA
KITA BERSAUDARA
KITA KERJA BERSAMA.
(B)HINEK(A) (T)UNGGAL (I)(K)A
B eragam coraknya
A sli budayanya
T itik sederhana awalnya
I ndonesia asal leluhurnya
K ita bangga mestinya
(B)HINEK(A) (T)UNGGAL (I)(K)A
B umi
A ir
T anah
I ndonesia
K ita
(B)HINEK(A) (T)UNGGAL (I)(K)A
B udaya
A sli
T ekstur
I ndonesia
K ita
Motif baju batik parang yang dipakai AB konon kabarnya menurut filosofi pengguna batik, kurang sopan dipakai utk sowan, apalagi ke istana memenuhi undangan, karena maknanya kesombongan bahkan menantang untuk perang, apalagi dengan gambar ukuran parang yang lebih besar dari 7 cm ...
Tapi Pak Joko Widodo memakai motif gunungan yg maknanya penguasa alam semesta ...
SOLO
SPIRIT OF LOVING OTHERS
======
ANIMAL SYMBOLICUM
Meski kita tidak bisa memastikan kebenaran apakah ini memang perang simbol atau tidak, tetapi apa yang terjadi menunjukkan bahwa dalam perang politik simbol, Presiden Jokowi memang juaranya. Masih ingat bagaimana Presiden Jokowi membungkam SBY dengan politik simbol mendatangi proyek hambalang yang mangkrak. Safari kemana-mana, hancur hanya dalam satu gerakan mengunjungi proyek mangkrak hambalang.
Tentu bukan hanya itu saja contoh-contohnya. Banyak sekali yang Presiden Jokowi lakukan, entah sengaja atau tidak sengaja, tetapi menjadi sebuah simbol penegasan dan aksi politiknya. Menariknya, aksi ini kembali dilakukan oleh Presiden Jokowi saat menerima Gubernur Anies di Istana beberapa hari lalu. Presiden Jokowi berhasil membungkam kesombongan seorang raja baru.
Ya, Gubernur Anies yang memakai batik motif parang barong dihantam Presiden Jokowi dengan batik motif gunung. Kalau motif parang barong yang menyimbolkan raja yang baru naik takhta, maka motif gunungan menyimbolkan penguasa semesta. Padahal aslinya motif parang barong itu dilarang dipakai oleh rakyat jelata, tetapi karena perkembangan jaman sekarang boleh dipakai rakyat jelata.
Saat saya berkunjung ke museum seni dan budaya di Yogyakarta, saya mendapatkan penjelasan mengenai larangan parang barong tersebut. Konon katanya, kalau rakyat jelata memakainya, maka itu berarti sedang menunjukkan perlawanan kepada sang Raja yang bertahta. Karena itulah hanya Raja saja yang boleh pakai motif parang barong tersebut.
Bisa jadi, ini jelas menjadi sebuah bukti memang Presiden Jokowi lihai dalam memainkan politik simbol. Entah sudah ada yang memata-matai Gubernur Anies akan memakai batik tersebut atau memang sudah mempersiapkan diri, tetapi apapun kemungkinan-kemungkinananya tetapi Presiden Jokowi berhasil membungkam kepongahan raja baru Jakarta yang ingin pamer dengan penguasa semesta.
Kalau mau diceritakan dengan bahasa sederhananya, ini cerita seorang raja baru naik tahta dan seperti ingin menunjukkan dirinya dan sapa tahu si lawan akan terpukau dan bahkan tidak menyangka bahwa dia akan memakai batik tersebut. Tetapi ternyata yang terjadi malah sebaliknya, si lawan tersebut malah mempersiapkan sebuah simbol yang telak sekali menampar sang raja tersebut.
Itulah yang membuat Presiden Jokowi ini hebat. Sebagai orang ndeso dan Jawa tulen, masalah simbol-simbol jangan ditanya dan dilawan. Penyimbolan satria piningit dan Ratu Adil, serta penyimbolan-penyimbolan lain, orang Jawa adalah jagonya. Orang keturunan seperti Anies yang sejarah datangnya Belanda ke Indonesia saja salah mana mengerti hal tersebut.
Mana sedihnya, Gubernur Anies dan wakilnya cuman disuguhi teh manis tanpa snack dan makanan. Bukan hanya memang waktunya cuma satu jam pertemuan, tetapi pastinya Presiden Jokowi tidak mau berlama-lama mendengar cerita ngambang tidak jelas arah dari dua minions dan pelawak ini.
Bagaimana coba mau ditanggapi orang seperti ini?? Masalah pakaian saja buat repot tidak menentu. Sudah dibuat aturan supaya seragam dan tidak meribetkan, malah sekarang buat sayembara-sayembaraan lagi. Bukannya sibuk urusin pekerjaan permasalahan Jakarta yang menumpuk, malah sibuk foto selfie penuh gaya. Entah mau apa mereka ini jadi pemimpin daerah.
Sangatlah wajar kalau sambutan Presiden Jokowi kepada Gubernur Anies dan Ahok sangat berbeda. Sama seperti kita-kita juga. Kalau kita orangnya pekerja pasti sukanya sama yang sama-sama pekerja. Kalau jumpa orang modal bacot saja pasti malas berlama-lama. Apalagi yang didengar hanya ucapan tanpa karya yang jelas. Bisa mengantuk kalau mendengar ceritanya.
Jadi jangan heran, kalau ke depan, Presiden Jokowi tidak akan pernah berlama-lama berdiskusi tentang apapun dengan Gubernur Anies. Kalau ada hal yang mau dibahas panjang, pasti menteri yang diutus. Dan pastinya Menko Luhut yang dikirim. Biar dibungkam bacot Gubernur Anies. Hahaha..
Ya, sudahlah. Namanya orang baru berkuasa. Pengen pamer dengan batik parang barongnya. Sayangnya, dia harus berhadapan dengan gunungan sang penguasa semesta. Dan semoga si raja baru sadar dan mau terima, bahwa dia hanyalah seorang raja dan jangan macam-macam dengan penguasa semesta.
Sudahlah Gabener Anies. Kerja saja dan tidak usah pamer tidak jelas kepada Presiden Jokowi. Tirulah Ahok supaya anda punya kelas kalau mau berbicara dengan Presiden Jokowi. Kalau masih ngeyel juga kamu memang benar-benar Ndeso!
NB:
A.
Sedikit Pemaparan tentang Kebermaknaan Batik: Motif Batik Parang Barong
Ini berasal dari kata barong (singa). Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya motif ukuran pada kain. Besar ukuran parang barong diatas 20 cm dan merupakan induk dari semua motif parang. Parang barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai Raja dengan segala tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil dihadapan Sang Maha Pencipta. Motif ini memiliki makna agar seorang Raja selalu hati-hati dalam bertindak, kebijaksanaan dalam gerak dan pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus. Motif ini hanya digunakan oleh Raja pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Secara tradisional hingga saat ini motif Parang masih tidak boleh digunakan apabila anda masuk ke dalam Keraton, terutama apabila raja atau sultan sedang berada di Istana. Batik Parang termasuk salah satu motif batik larangan di Indonesia...
Pak Joko Widodo tahu betul makna pemakaian batik, beliau bukanlah seorang raja, namun seorang pemimpin yang dipercayakan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia maka beliau menggunakan motif batik Gunungan.
Gunungan dalam pewayangan bermakna bahwa lakon dalam wayang mengandung pelajaran filsafat yang tinggi, yaitu ajaran mengenai kebijaksanaan...
B.
MOTIF BATIK PARANG
Merupakan simbol ketajaman berpikir, keberanian, kepemimpinan
Motif parang ini termasuk ragam hias larangan, artinya hanya raja dan kerabatya diijinkan memakai. Besar kecilnya motif parang juga menyimbolkan status sosial pemakainya di dalam lingkungan kerajaan. Parang Barong, merupakan parang paling besar, diatas 20 cm ukuran besarnya garis putih
Misal, para bupati hanya diperkenankan memakai parang ukuran 4 cm. Sedangkan raja, permaisuri, putra mahkota bebas memakai ukuran berapa pun. Para putra putri permaisuri diijinkan memakai ukuran 10 cm, sedangkan para selir raja dibawah ukuran tersebut (8 cm).
Motif ini sangat baik dikenakan ksatria karena menyimbolkan usahanya dalam mempertahankan negara dari ancaman musuh.
Parang barong memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus-menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak.
Motif batik parang pada dasarnya tergolong sederhana, berupa lilitan leter S yang jalin-menjalin membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat. Namun, filosofi yang terkandung di dalamnya tidak sesederhana motifnya. Ada ajaran-ajaran keutamaan yang terkandung di dalamnya.
Parang berasal dari kata pereng, yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif leter S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar leter S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat tidak pernah padam.
Motif ini merupakan salah satu motif dasar yang paling tua. Di masa lalu, motif parang sangat dikeramatkan dan hanya dipakai oleh kalangan tertentu, serta dalam acara-acara tertentu saja. Misalnya, digunakan oleh senapati keraton yang pulang dari berperang dengan membawa kemenangan. Batik parang digunakan untuk memberi kabar gembira kepada raja.
Perkembangan dewasa ini, motif parang mengalami banyak modifikasi, stilasi, atau bahkan penggabungan dengan motif lain sehingga menghasilkan motif baru yang tak kalah menarik.
Filosofi Batik Parang
Batik parang memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi berupa petuah agar tidak pernah menyerah sebagaimana ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik parang pun menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik itu dalam arti upaya memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga di mana batik parang di masa lalu merupakan hadiah dari bangsawan kepada anak-anaknya.
Dalam konteks tersebut, motif parang mengandung petuah dari orang tua agar melanjutkan perjuangan yang telah dirintis. Garis lurus diagonal melambangkan rasa hormat dan keteladanan, serta kesetiaan pada nilai-nilai kebenaran.
Aura dinamis dalam motif ini juga menganjurkan kecekatan, kesigapan, dan kesinambungan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Artinya, tidak ada kata berhenti. Begitu menyelesaikan satu pekerjaan, segeralah berlanjut kepada pekerjaan berikutnya.
Jenis Batik Parang
Antara lain, parang rusak, parang barong, parang rusak barong, parangkusumo, parang pamor, parang klithik, parang slobog, dan sebagainya....
Beberapa yang bisa dikenali falsafah yang terkandung di dalamnya, misalnya:
a. Parang rusak
Motif ini merupakan motif batik yang diciptakan Panembahan Senopati saat bertapa di Pantai Selatan. Terinspirasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai.
b. Parang klitik
Motif ini adalah pola parang dengan stilasi motif yang lebih halus. Ukurannya pun lebih kecil, dan mengandung citrafeminin. Parang jenis ini melambangkan kelemah-lembutan, perilaku halus dan bijaksana. Biasanya dikenakan kalangan putri istana.
c. Parang slobog
Pada motif ini motif parang menyimbolkan keteguhan, ketelitian, dan kesabaran, dan biasa digunakan dalam upacara pelantikan. Motif ini mengandung makna harapan agar pemimpin yang dilantik itu diilhami petunjuk dan kebijaksanaan dalam mengemban amanah. Bisa juga dikenakan dalam upacara kematian karena mengandung doa agar derajatnya diangkat ke tempat yang lebih terhormat.
d. Parang barong
Adalah motif parang yang ukuran motifnya lebih besar daripada parang rusak, diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Parang barong memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus-menerus, kebijaksanaan dalam gerak, dan kehati-hatian dalam bertindak ...
C.
BERAGAM DALAM TJAHAJA
BERTJAHAJA DALAM KEBERAGAMAN
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu ”tik” yang berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik”. Ada juga yang bilang konon berasal dari bahasa "amba" yang berarti menulis dan "nitik".
Pastinya, kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak Motif Batik - menggunakan canting atau cap - dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna Motif Batik pada Baju Batik "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing.
Jadi kain Baju Batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna.
Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester).
Kain yang pembuatan corak Batik Solo dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik - biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) - bukan kain batik. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik Busana Batik dan Blus batik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik Batik Solo adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak Busana Batik dan Blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu.
Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.
Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik Desain Busana Batik dan membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul Batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India.
Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Pastinya, tidak sekadar seni lukis di permukaan kain, motif batik memiliki makna yang amat mendalam, mencerminkan filosofi hidup masyarakat tempat ia tercipta.
Tanggal 2 Oktober 2009, Indonesia patut berbangga, karena pada tanggal inilah UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Pemerintah Indonesia pun meneguhkan tanggal ini sebagai Hari Batik Nasional.
Di balik hari batik, tahukah Anda bahwa terdapat makna yang amat mendalam pada karya batik yang tersebar di Nusantara? Berikut ragam batik yang merupakan bagian dari kekayaan Indonesia.
Batik Yogyakarta
Batik Yogyakarta memiliki beberapa motif khas, termasuk batik yang digunakan di lingkungan Keraton Yogyakarga. Batik keraton memiliki tampilan warna dasar yang putih bersih. Pada motif batik ini, terdapat banyak doa dan harapan bagi penggunanya. Salah satunya adalah motif ceplok, grompol. Dengan ragam desain geometris berdasar pada pola bunga mawar atau bintang misalnya, batik ini melambangkan harapan baik bagi pengantin yang menggunakannya.
Pada batik Yogyakarta, terdapat pula motif yang melambangkan kewibawaan, kekuasaan, serta kebesaran pemakainya. Motif ini dikenal dengan motif parang, keris, atau pedang. Beberapa motif parang hanya digunakan oleh para raja dan keturunannya, dan digolongkan dalam jenis batik larangan.
Batik Solo
Solo menjadi salah satu daerah yang wajib disambangi jika ingin mendalami filosofi batik, terutama kawasan kampung batik Laweyan serta Kauman. Di sinilah kegiatan membatik menjadi bagian dari napas warganya. Di Keraton Surakarta, beberapa motif batik yang dianggap sakral dan hanya dipakai oleh raja dan keluarganya, yaitu motif jenis barong, parang, kawung, dan sawat.
Ada banyak motif batik solo yang digunakan saat pernikahan, yang juga melambangkan banyak harapan. Beberapa di antaranya adalah batik Sidomukti yang dikenakan oleh mempelai. Motif ini melambangkan harapan akan kehidupan penuh rejeki serta kebahagiaan. Sedangkan motif batik bondhet dengan kerumitan polanya, dikenakan oleh pengantin perempuan pada saat malam pertama.
Batik Pesisiran
Di pesisir utara Jawa, beberapa daerah terkenal dengan batiknya. Sebagai daerah memiliki perbatasan dengan laut, para pedagang dari jauh datang dan membawa pengaruh bagi terciptanya batik pesisiran. Berikut adalah senarai kawasan yang wajib Anda kunjungi di pesisir Jawa, dengan sejuta keragaman batiknya.
Batik Cirebon
Konon, Ki Gede Trusmi adalah orang yang membawa batik ke daerah Cirebon. Hingga kini, Desa Trusmi menjadi sentra batik Cirebon. Inilah tempat orang jaman dahulu mengabdi pada kesultanan. Daerah ini amat identik dengan motif batik megamendung, dengan gambar serupa awan yang menjadi ciri khasnya.
Berbeda dengan batik Yogyakarta dan Solo, batik Cirebon kerap menjadikan satwa sebagai unsur motif batik. Kereta kencana paksinaga liman, contohnya. Batik ini adalah simbol kekuatan kesultanan yang terdiri dari unsur garuda, ular, serta gajah. Ada pula batik singa barong serta singa payung yang dekat dengan gambaran kehidupan kesultanan. Uniknya, Cirebon juga memiliki batik kompeni dengan meriam, truk, serta bambu runcing sebagai bagian dari motifnya.
Batik Pekalongan
Masuk dalam kelompok batik pesisir, motif batik Pekalongan berbeda dengan batik daerah lainnya karena memiliki warna-warna yang mencolok. Salah satu motif yang dipercaya sebagai motif asli Pekalongan adalah motif jlamprang.
Bertolak belakang dengan motif batik Cirebon, batik pekalongan yang satu ini tak memasukkan unsur manusia serta binatang di dalamnya. Ada pula yang berpendapat bahwa motif jlamprang diambil dari bunga teratai yang berkembang sejak agama Buddha dan Hindu berkembang di Jawa. Salah satu motif yang terkenal dalam batik Pekalongan adalah motif isen atau titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu.
Batik Indramayu
Sebagai daerah pesisir, batik Indramayu juga dipengaruhi oleh beragam budaya, yaitu budaya Cina, Islam, serta Hindu-Jawa. Akulturasi budaya Cina dan Islam terlihat dalam motif batik si juring, pintu raja, dan kembang kapas. Motif burung serta bunga seringkali mendominasi motif batik.
Warna batik di daerah Indramayu juga dikaitkan dengan usia. Umumnya, batik berwarna cerah seperti merah muda dan biru dikenakan oleh kawula muda, biru dan merah untuk wanita paruh baya, dan orang tua menggunakan batik dengan paduan warna biru, cokelat, serta hijau. Kini, salah satu motif batik yang mendunia adalah batik complongan dengan motif lubang jarum yang unik.
Batik Madura
Warna biru, kuning, merah serta hijau adalah warna yang menjadi ciri khas batik Madura yang juga tergolong dalam batik pesisir. Contoh motifnya adalah sekarjagat, matahari, serta keong mas. Di daerah Sumenep, terdapat batik dengan satu warna seperti merah, dan terkenal dengan motif ayam.
Terkait dengan seni batik, Madura adalah daerah yang unik. Selain memiliki motif batik pesisiran dengan warna-warni yang berani, di daerah pedalaman, batik Madura justru tampil dengan warna-warna nan kelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar