HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 14 Maret 2018
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Yesaya (49:8-15)
(Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
Yohanes (5:17-30)
“Laborare est orare - Bekerja adalah berdoa”.
Kita diajak untuk terus bekerja karena itu adalah wujud iman sebagai citra Allah: “BapaKu bekerja sampai skarang maka Aku juga bekerja.” Ia selalu berkarya karena Ia bukan Allah yang cuci tangan tapi Allah yang turun tangan: “Vivit Dominus - Allah yang hidup!”
Adapun 3 sikap dasar manusia yang bekerja yang juga saya tulis dalam buku "Family Way" (RJK, Kanisius), antara lain:
1. Komunikatif:
Tujuan komunikasi (Bhs Lat: communis: sama; communicare=“membuat sama”), yakni sama-sama saling mengerti.
Jelasnya, di tengah kesibukan kerja, kita juga diajak untuk selalu berkomunikasi secara personal dengan Tuhan dan secara sosial dengan sesama/alam semesta, karena bukankah “animal est homo loquens", manusia adala makhluk yang berkomunikasi?
Komunikasi yang lebih dari sekedar bertukar ide, tapi bisa terjadi lewat ungkapan rasa lewat kata dalam doa – eskpresi dalam jiwa dan keheningan dalam karya karena komunikasi yang terbaik kerap didasarkan pada kemampuan untuk mendengarkan, dalam hal ini mendengarkan suara Tuhan sendiri.
2. Transformatif:
Orang bisa berubah karena informasi dan refleksi tapi itu tidak bertahan lama, karena orang yang berubah harus datang dari dalam hatinya sendiri. Inilah transformasi!
Kita bisa belajar pada Tiram: Sebutir pasir terbawa arus masuk ke dalam cangkangnya, melukai dagingnya yang halus. Ia tak berdaya melepaskannya. Apa yang dilakukan? Ia keluarkan lendir - membungkus pasir itu dan setelah berbulan/bertahun lewat, sebutir pasir itu telah berubah menjadi mutiara.
Ssst, bukankah sebuah perubahan menjadi sesuatu yang luar biasa dan penuh makna datang dari hal-hal yang biasa-sederhana dan menyakitkan? Ya, Allah mengajak kita untuk terus berubah dan berbenah secara nyata dalam karya kita
3. Moderatif:
Inilah sebutan bagi sifat seseorang yang bisa menjembatani/menjadi penengah. Karya kita di tengah carut-marut dunia juga diajak untuk menjadi jembatan hadirnya wajah Tuhan. Lewat kerja/karya, kita ambil bagian secara aktif dalam karya Allah, menjadi “co-creator”, menciptakan surga-langit dan bumi yang baru. Siapkah kita bekerja bagi NYA?
“Makan pepaya di pasar Koja - Kita bercahaya kalau rajin bekerja".
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Voyes comme’est simple, il suffit d’aimer - Lihatlah bagaimana sederhananya, semua yang kau lakukan untuk mencintai".
Inilah kalimat terakhir Bernadeth Soubirus di kamarnya sebelum dia meninggal di Paris, tepat pada hari Paskah, 1879.
Seperti Bernadeth, Yesus juga mengajak kita untuk selalu bekerja dengan nada dasar C, cinta lewat tiga indikasinya, antara lain:
A."Bersyukur":
“Dulu saya sedih karena tidak memiliki sepatu sampai saat saya berjumpa dengan seorang lelaki yang tidak mempunyai kaki.” Dari nukilan ini, ajakannya jelas: jika kita tak mempunyai apa-apa yang kita cintai, maka cintailah apa-apa yang kita punyai. Dengan kata lain: Kita diajak untuk selalu membuka hari dan kerja dengan doa syukur: akan setiap pagi yang baru, akan istirahat dan perlindungan tadi malam, akan kesehatan dan makanan, akan kasih dan sahabat, akan segala yang kita lihat dan alami. Nah, bukankah hidup dan semua kerja kita sebenarnya merupakan undangan untuk bersyukur?
B."Bergiat":
Yesus berkata, “BapaKu bekerja sampai sekarang maka Aku pun bekerja juga" mengajak kita untuk menjadi orang yang giat dalam segala pekerjaan baik, yang tidak mudah menunda-nunda kerja harian. Itu sebabnya Kardinal Carlo Martini pernah menyatakan bahwa hidup banyak orang kudus sama saja dengan kebanyakan orang, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa kecil harian yang tak melulu tercatat dalam buku sejarah dunia. Kesucian diraih dalam giat dan kesungguhannya pada kehidupannya sehari-hari yang biasa-biasa saja.
C."Berpasrah":
Keyakinan iman bahwa Tuhan pasti turut menyelenggarakannya membuat kita meyakini premis iman bahwa "aku mengerjakan apa yang dapat kulakukan dan biarlah Tuhan yang melakukan apa yang tidak dapat kulakukan". Dalam bahasa novelis Rusia, Fyodor Dostoevsky: “cintailah semua ciptaan, cintailah setiap bagiannya, setiap helai dedaunan, setiap berkas sinar, binatang, tanaman juga benda yang tak ber-roh sekalipun dan akhirnya engkau akan mencintai Tuhan".
"Dari Koja ke Yogyakarta - Mari bekerja dengan penuh cinta dan sukacita."
2.
"Ora et labora - Berdoa dan bekerja!”
Yesus terus bekerja tanpa banyak alasan karena nada dasar kerjanya adalah kasih.
Adapun Yesus berkata: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka aku pun bekerja juga”.
Perkataan ini menimbulkan pertentangan dengan orang Yahudi karena beberapa alasan:
A.Yesus meniadakan hari sabat.
B.Yesus memanggil Allah sebagai Bapa sehingga Ia di-cap "penghojat Allah".
Kedua hal ini membuat orang Yahudi marah dan mau membunuh Yesus.
Apa tanggapan Yesus?
Ia mengatakan bahwa apa yang Ia lakukan dalam hal ini perbuatan kasih dan keselamatan bagi manusia adalah pekerjaan Bapa. Ia sendiri melihat Bapa mengerjakannya maka Ia pun mengerjakan hal yang sama: kerja kerja dan kerja.
Dengan kata lain: Yesus menjadi orang yang bermental “sijabat”, siap kerja dan bersahabat.
Dalam Katekismus Gereja Katolik dikatakan: “Karya manusia adalah tindakan langsung dari manusia yang diciptakan menurut Citra Allah. Manusia dipanggil untuk bersama-sama melanjutkan karya penciptaan (Kej 1:28).” Jadi, pekerjaan adalah sebuah tugas dan panggilan bagi manusia (2Tes 3:10).
Nah, sebagai murid Kristus, kita jelas dipanggil untuk terus bekerja bersama Kristus. Pekerjaan sekecil apapun dapat menjadi sarana pengudusan dan dapat meresapi kenyataan duniawi dengan semangat Kristus”. (KGK 2427).
Maka, pilihlah kerjamu dan kerjakanlah pilihanmu karna “Bapaku bekerja sampai saat ini dan aku pun bekerja juga”. Tuhan saja terus bekerja mengapa kita malahan bermalas-malasan?
"Dari Koja ke Kalimati-
Mari bekerja sepenuh hati."
3.
“Habemus Papam - Kami memiliki Paus”.
Kel 32:7-14; Yoh 5:31-47
Mengacu pada bacaan injili bahwa Yesus dan Musa datang sebagai saksi, Paus Fransiskus yang terlahir pada 17 Des 1936 dari orang tua yang adalah pekerja rel kereta dan imigran dari Italia ini juga mengajak kita untuk menjadi "saksi" (“Siap Ajarkan Kabar Sukacita Ilahi”) dengan 3 semangat dasar, antara lain:
A. ”SSD - Servus Servorum Dei - Hamba dari Segala Hamba Tuhan”:
Inilah semboyan pokok yang selalu muncul pada akhir konklav. Kardinal Bergoglio alias Paus Fransiskus sendiri terkenal rendah hati: Di Argentina, ia memilih tinggal di rumah sederhana daripada katedral, memasak/mencuci piring dan mengembalikan limosine untuk memilih pergi dengan naik bus. Ia juga mengambil nama kepausan, “Fransiskus” (Asisi), pendiri “OFM-Ordo Fratrum Minorum-Saudara Hina Dina” yang terkenal dengan semangat kesederhanaannya untuk menciptakan "Pax et Bonum - Damai dan Kebaikan".
B. ”AMDG - Ad Maiorem Dei Gloriam - Demi Semakin Besarnya Kemuliaan Nama Tuhan”:
Inilah semboyan khas Kardinal Bergoglio alias Paus Fransiskus sebagai anggota tarekat Jesuit. Adapun paus terakhir yang juga adalah anggota tarekat yakni Paus Gregorius XVI dari tarekat Benediktin (1831). Sebelum memberi berkat kepausan perdana kepada umat, Paus Fransiskus ini juga lebih dulu meminta doa dan berkat dari semua umat supaya sungguh semuanya hanya demi kemuliaan Tuhan semata.
C. ”IIM - Ite Inflammate Omnia - Pergilah dan kobarkanlah api Tuhan ke dunia”:
Inilah semboyan salah satu founding father Jesuit, St Fransiskus (Xaverius). Adapun Kardinal Bergoglio alias Paus Fransiskus ini merupakan paus pertama yang berasal dari Amerika Latin. Kata-kata perdananya di Vatikan: “Saya datang dari ujung dunia yang jauh. Mari kita pergi memulai perjalanan ini bersama, perjalanan persahabatan-kasih-kepercayaan dan iman."
Selain itu, selama ini, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai pembela kaum miskin dan tidak gentar mengkritik ketidakadilan sosial-ekonomi di sekitarnya. Kini, Tuhan juga seolah mengajak kita bersama Gereja untuk pergi bersaksi dengan semangat api yang berkobar-kobar di tengah carut maut dan ruwet renteng dunia.
4.
"Labora - Kerja!"
Inilah salah satu dimensi iman bahwa kita diajak untuk selalu bekerja dengan giat, dengan "head-hand dan heart", yang dalam bahasa Yesus: “Aku mempunyai suatu kesaksian tentang segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepadaKu supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu jugalah yang sekarang Kukerjakan dan yang memberi kesaksian tentang Aku bahwa Bapa yang mengutus Aku dan yang bersaksi tentang Aku" (Yo 5:36).
Dengan kata lain: kualitas iman kita ditentukan tdk melulu oleh apa yang "dikatakan" tapi terlebih oleh apa yang "dikerjakan" dalam keseharian.
Secara ideal, ada 3 tujuan kerja orang beriman, antara lain:. kebaikan untuk masa depan dunia (bonum utile), kebaikan untuk kemanusiaan (bonum humanum) dan kebaikan untuk hidup bersama (bonum commune).
Secara real, kita kerap sibuk berkata-kata belaka, seperti tampak dalam cerita ini:
"Dulu hiduplah seekor singa liar dan buas. Setiap kali bertemu makhluk lain dan terutama manusia pasti saja diterkam dan dilahap habis. Ketika tahu bahwa orang Kristiani adalah orang-orang baik, maka berkatalah ia kepada teman-teman yang lain: "Aku telah mendengar seruan di padang gurun dan aku ingin bertobat. Aku tak akan mengganggu orang-orang Kristiani lagi. Aku akan membiarkan mereka tetap hidup dan tak akan menjadikan mereka santapan pemuas isi perutku. Setelah lewat beberapa hari, seorang Kristiani lewat. Singa liar itu malahan lagi-lagi melahap orang itu. Seluruh bagian tubuh orang tersebut dimakan habis tak tersisa, kecuali bibirnya saja. Ia lalu dicemooh teman- temannya: 'Bukankah engkau ingin bertobat dan berjanji tak akan menjadikan orang kristen sebagai santapan lezatmu? Kenapa hari ini engkau justru membunuh orang Kristiani lagi? Setelah berpikir panjang, singa buas itu menjawab: 'Aku memang sudah berjanji untuk tidak menerkam orang Kristiani. Tapi orang yang telah kumakan itu telah kucium dulu sebelum diterkam. Ternyata sama sekali tak tercium aroma kekristenan, kecuali bibirnya saja. Karena itu bibirnya sajalah yang tidak kumakan.' Nah, bagaimana dengan kita sendiri?
"Kereta senja dari Yogyakarta - Mari kita bekerja dengan sukacita."
5.
Kutipan Teks Misa:
Mereka yang berdoa tidak pernah kehilangan harapan, bahkan ketika mereka menemukan diri mereka dalam keadaan yang sulit dan tak berpengharapan secara manusiawi. (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 69(68):14)
Dalam masa rahmat ini, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan. Demi kerelaan-Mu, dengarkanlah aku dan selamatkanlah aku seturut janji-Mu.
I pray to you, O Lord, for a time of your favor. In your great mercy, answer me, O God, with your salvation that never fails.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maharahim, Engkau mengganjar jasa orang saleh dan mengampuni orang berdosa yang bertobat. Kasihanilah kami yang berseru kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)
"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."
Beginilah firman Tuhan, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Aku telah membentuk dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung ‘Keluarlah!” dan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap ‘Tampillah!” Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus. Angin panas dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka, dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada yang dari utara, dari barat dan ada yang dari tanah Sinim, bersorak-soraklah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. Sion berkata, “Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakan, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25)
Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)
"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Yoh 3:17)
Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
God did not send his Son into the world to judge the world, but that the world might be saved through him.
Doa Malam
Allah Bapa Maha Penyayang, semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima Sabda Putra-Mu terkasih, Sabda kebenaran, pengampunan dan kedamaian. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar