HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 24 Februari 2018
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Ulangan (26:16-19)
(Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
Matius (5:43-48)
“Deus caritas est - Allah adalah kasih.”
Itulah ensiklik pertama Paus Emeritus Benediktus XVI yang juga saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius).
Ya, karena Allah adalah kasih, kita juga diharapkan selalu memancarkan wajah Allah yang penuh dengan vitamin “C “-CINTAKASIH.
Jelasnya, seperti Allah yang menjadi “gift/kado” bagi hidup kita, kita juga diajak menjadi “gift/kado” bagi hidup sesama dan dunia kita.
Dalam buku saya, “TANDA” (RJK, Kanisius), ada dua jalan iman supaya kita bisa menjadi “kado” dan berbagi ”kado”, yakni: "KAsihi dan DOakan", bahkan termasuk kepada orang yang menjadi ”musuh”: menyakiti hati/membenci diri kita: “KAsihilah musuhmu dan berDOalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Mat 5:44).
Musuh sendiri bisa berarti seseorang yang kita benci, mungkin karena menyebabkan kerugian-sakit hati-kekecewaan/kejatuhan, dan karenanya mereka ini tidak layak diampuni apalagi dikasihi. Tapi bukankah cinta itu kasih dan bukankah kasih itu adalah inti hukum kristiani?
Pertanyaannya:
Mengapa kita harus menjadi “kado”? Alasannya adalah karena dengan menjadi “kado”, kita bisa menjadi anak-anak Bapa: "Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar."
Alfred Plummer menulis: “To return evil for good is devilish; to return good for good is human; to return good for evil is divine. To love as God loves is moral perfection." Plummer benar! Membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis memasuki hati kita. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu yang insani, sedangkan membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat ilahi.
Untuk kehidupan kita, rasa sakit hati dan kebencian tidaklah sehat. Kita tidak akan pernah bisa hidup bahagia dalam damai dan sukacita jika kita terus menyimpan dendam dan kebencian. Kita tidak bisa ubah mereka tapi kita bisa ubah cara pandang kita tentang mereka.
Lihatlah bagaimana tindakan Yesus menjadi “kado” di atas kayu salib (wasiat pertama, Luk 23:34). Sudahkah kita juga belajar menjadi “kado”?
"Pak Widodo makan kurma - jadilah kado bagi sesama.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Domus Pacis - Rumah Damai".
Inilah nama sebuah rumah singgah buat para imam projo di kota Jogja. Kita juga diajak mjd "rumah damai" dg semangat kasi dan pengampunan.
Adapun hari ini Yesus ajak kt u/mempunyai "rumah damai" dg berbagi "kado" yg punyai 2 jalan cintanya, al:
A.KAsihi musuhmu:
Mengasihi org yg mengasihi kita adl hal yg biasa, tp yg luar biasa, hari ini Yesus ajak kt u/mengasihi musuh, yakni org yg membenci+menyakiti hati, kdg menjatuhkan+menyingkirkan kt. Sulit tp inilah yg dimintaNya spy kt mjd org yg luar biasa dlm Tuhan krn sll hidup dg nada dasar "C", Cinta.
B.DOakan org yg menganiaya kt:
Kt mjd sakit/terluka ktika dianiaya dg kata/sikap/tind yg menjatuhkan+menjelekkan hdp kt: dicap buruk-disingkirkan+dikorbankan.. Bukankah sakit/luka hati kita itu butuh obat spy bisa sembuh? St Thomas Aquinas mengatakan, "doa yg panjang adl obat mujarab."
Ya, Yesus ajak kt u/iklas mendoakan mrk yg menganiaya kt dg hati besar krn dg bgitu kt mjd anak-anak Allah. Ya, Yesus mengajak kt mjd pribadi yg luar biasa dg nada dasar "D", Doa dlm hdp kt stiap harinya..
"Cari arang dan selasih - Jadilah org yg berbelaskasih".
2.
"Misericordia - Kerahiman Ilahi."
Inilah salah satu devosi yang ditekankan pada Tahun Yubileum yang sarat dengan pesan kerahiman.
Adapun hari ini Yesus sang Raja Kerahiman berkata kepada para muridNya: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Dengan kata lain: Kita diajak menjadi orang yang memiliki "kerahiman ilahi" dengan memiliki "kado": "KAsihi+DOakan". Kita diajak menjadi "kado", terlebih bagi musuh yakni orang yang menyakiti dan membenci kita. Tidak usah dibalas/digerutu, cukuplah dikasihi dan didoakan.
Bagi banyak orang, musuh sendiri adalah orang yang dibenci karena menyebabkan kerugian-sakit hati-kecewa-terpuruk-gagal dll, bisa rekan seiman dan seimam, serumah/se-tempat kerja.
Yang pasti, akibat adanya musuh, kita malahan bisa dikotori oleh perasaan benci dan keinginan untuk membalas dendam serta menghancurkan orang lain. Atau paling tidak, kita ingin melihat mereka menderita. Manusiawi tapi sebenarnya dengan cara demikian, kita malahan akan selalu dipenuhi perasaan dan pikiran negatif, mudah marah dan tersinggung.
Hari inilah, seperti wasiat Yesus yang pertama di atas salib, yang juga ditunjukkan oleh martir pertama bernama Stefanus, kitapun diajak berani berjiwa besar dengan berseru: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Mengapa harus demikian? Karena dengan mengasihi dan mendoakan musuh lah kita menjadi anak Bapa yang menerbitkan matahari bagi org jahat dan orang baik serta menurunkan hujan bagi org benar dan tidak benar.
Seorang penulis, Alfred Plummer pernah berkata: "membalas kebaikan dengan kejahatan= membiarkan iblis masuk di hati kita, membalas kebaikan demgan kebaikan= hal yang insani dan wajar terjadi, tapi membalas kejahatan dengan kebaikan= sifat insani.
Bukankah ini yang dimintaNya, supaya kita menjadi sempurna, mempunyai sifat ilahi? Bukankah rasa benci yang terus dipupuk tidak menyehatkan? Dan, bukankah kita tidak pernah bisa hidup bahagia kalau masih menyimpan dendam dan luka kepada sesama?
"Cari arang di tengah pasar - Jadilah orang yang berjiwa besar."
3.
"Giver"
Inilah julukan yang kerap saya berikan kepada orang yang selalu berani menjadi orang yang "positif", yang selalu berjuang mengasihi-melayani dan mengampuni sesamanya, bahkan sesamanya yang kadang menyakiti hati dengan gosipan-fitnahan/ucapan yang tidak tulus.
Keutamaan "giver" ini berbanding terbalik dengan "taker", yang suka ber-negatif ria, penuh intrik-taktik, palsu dan tidak tulus.
Mengacu pada pesan ilahi hari ini, adapun dua hal yang bisa diperbuat seorang "giver" adalah menjadi "kado", KAsihilah musuhmu dan berDOalah bagi mereka yang menganiaya kalian".
Inilah juga yang dikatakan Yesus sebagai syarat untuk menjadi anak-anak kerajaan surga, yang selalu belajar berpikir positif-sportif dan produktif.
Sebuah cerita tambahan: 12 Mei 2014, dalam salah satu sharingnya, Jorge alias Paus Fransiskus mengatakan bahwa suatu kali, ketika masih frater, ia melakukan bimbingan dengan Bapa Rohaninya. Ia bercerita panjang lebar kalau sedang marah/berkonflik dengan salah satu temannya. Namun, Bapa Rohaninya hanya menanggapi dengan satu perkataan singkat: "Dimmi, tu hai pregato per lui?" (Katakan padaku, apakah kamu berdoa untuknya). Dan Jorge menjadab, "No". Lalu, Bapa Rohaninya melanjutkan, "Abbiamo finito" (Bimbingan kita selesai).
Disinilah, kita diajak untuk berani menjadi "giver" dengan mulai berjiwa besar untuk mendoakan orang lain karena bukankah dengan doa kita juga bisa sekaligus menjadi "teacher/guru" dan "healer/penyembuh" bagi banyak orang dan bagi diri kita sendiri?
"Cari arang di tengah pasar - Jadilah orang yang berhati besar."
4.
"Sanctitas - Kekudusan."
Lima kali dalam kitab Imamat, Allah berkata, “Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus”. (11:44,45, 19:2, 20:7,26).
Yesus menggemakan tema ini lagi ketika berkata: “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yg di surga” (Matius 5:48).
Jelasnya, Ia mengajak kita memiliki kasih dan kekudusan sempurna: “berkatilah mereka yang mengutuk kamu dan berbuatlah baik kepada yang membenci kamu”.(Luk 6:27).
Secara insani, kita wajar diajak untuk mengasihi sesama (Im 19:18; Mat 19:19; 22:39; Mrk 12:31; Luk 10:27; Rom 13:9; Gal 5:14; Yak 2:8) dan membenci musuh (Ul 23:6; Maz 139:21,22). Dalam bahasa Qumran:"mengasihi semua orang yang telah dipilihNya dan membenci semua orang yg telah ditolak-Nya (1 QS 1.4). Inilah yang kerap disebut sebagai ajaran lex talionis (mata ganti mata, gigi ganti gigi).
Tapi secara imani, kita dituntut “lebih”, yakni menjadi “kado”: KAsihilah+DOakan musuh.
Bisa jadi, hal ini dikarenakan di dunia ini sudah ada terlalu banyak kebencian dan terlalu sedikit belas kasihan, dimana kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggerutu ketimbang bersekutu, menghakimi daripada memahami dan menyakiti ketimbang memberkati.
Adapun salah satu cara untuk menjadi kado+“menghancurkan” musuh adalah dengan menjadikannya seorang sahabat. Karena itu, dengan pertolongan Allah, kasihilah musuh, doakanlah dan berbuat baiklah kepada mereka.
Seperti halnya Tuhan, bersiaplah untuk membalas kejahatan dengan kebaikan (Luk 23:34): "Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi.
"Di Tangerang ada banyak pasar-Jadilah orang yang berjiwa besar."
5.
“Amor vincit omnia – Cinta mengalahkan segala!”
Bicara soal cinta kasih, kita mengingat ajakan Yesus untuk mengasihi musuh. Kasih (agapaĆ) yg diperintahkan disini ialah kasih yg membebaskan. Kasih itu sejenis dengan tindakan kasih Allah terhadap orang-orang yang memberontak (Yoh. 3:16), sehingga menunjukkan bahwa orang yang mengasihi sedemikian itu adalah benar-benar anak-anak Bapa.
Sebagaimana kasih Allah itu sempurna, tidak kekanak-kanakan, demikianlah kita harus berusaha mendewasakan diri di dalam hal ini (bdg. Ef. 5:1, 2).
De facto, dalam "hukum" dunia, kata "mengasihi" dan "musuh" adalah dua kata yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy (Lat: inimicus - "bukan sahabat"), orang yang tidak bersahabat karena membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa, sakit, dsb.
Tapi Yesus mengatakan: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat 5:44).
Ajaran mengasihi musuh tidak saja berdimensi teologis-berkenaan dengan aspek imani-tetapi juga berdimensi praktis dan logis karena:
a. Membenci musuh akan merugikan diri sendiri; tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap orang lain.
b.melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang.
Terang, walau hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan.
Dengan memahami makna ajaran "KADO": KAsihi + DOakan musuh, kita bisa melihat luka tanpa dendam; kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan untuk next level sebagai org beriman.
"Ada selasih ada kemiri-Andalkan kasih setiap hari."
6.
Kutipan Teks Misa:
Bentuk cinta yang tertinggi yaitu cinta kepada musuh-musuh kita. (St. Aelredus Abas)
Antifon Pembuka (Mzm 19:8)
Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar patuh setia berbakti kepada-Mu. Semoga kami selalu mencari Engkau dan mengamalkan karya cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Yesus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Musa menegaskan kepada umat Israel agar tetap setia melakukan ketetapan dan peraturan Tuhan sesuai dengan perintah-Nya sehingga mereka akan menjadi umat-Nya yang kudus sesuai dengan janji-Nya.
Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sunguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.
Para murid Yesus dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Kesempurnaan Bapa itu terletak dalam cinta-Nya. Ia berlaku adil. Ia tidak memandang muka dan tidak pilih kasih.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kita dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Kita dipanggil untuk membangun sebuah umat yang kudus sesuai dengan kehendak Tuhan dan menjadi umat kesayangan-Nya. Bagaimana upaya kita mendapatkannya? Hal itu dapat kita capai dengan melakukan segala ketetapan dan perintah yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Yesus sendiri meminta kita untuk mencintai musuh dan berdoa bagi orang-orang yang menganiaya ita. Modelnya adalah Allan sendiri. Ia menurunkan hujan dan menyinarkan mataharinya, baik untuk orang benar maupun untuk orang jahat. Maukah kita setia untuk melakukan perintah dan ketetapan Tuhan? Maukah kita setia untuk melakukan perintah dan ketetapan Tuhan? Beranikah kita mengasihi dan berdoa bagi orang yang membenci kita?
Antifon Komuni (Mat 5:48)
Tuhan bersabda: Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Doa Malam
Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
-----------
HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Mendaraskan Mazmur...
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!”
(Mz 51:7).
Selain mazmur 51, beberapa kitab Mazmur dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menyesali dosa-dosa kita dan berbalik untuk menyambut penebusan dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus Kristus nanti, yakni:
Maka berikut ini adalah tujuh kitab Mazmur yang berbicara tentang penyesalan.
1. Mazmur 6
Kalimat penyesalan dalam Mazmur ini terdapat pada ayat 5 yang berbunyi: “Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?”
2. Mazmur 32
Ayat 5 dalam Mazmur ini berbunyi, “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.”
3. Mazmur 38
Penuh dengan analogi tubuh yang terluka berat, bagian penyesalan dalam Mazmur ini terdapat dalam ayat 6: “Aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita.”
4. Mazmur 102
Ayat 2 dalam Mazmur penyesalan yang berikut ini berbunyi: “Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!”
5. Mazmur 130
Dalam Mazmur 130 ini, nada penyesalan terdapat dalam ayat 2: “Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.”
6. Mazmur 143
Ayat 7 dalam Mazmur ini berbunyi: “Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Tuhan, Biarlah RohMu
Menyala Kembali Dalam Hidupku
Mazmur 51 menjadi Mazmur favorit Banyak orang terlebih di Masa Prapaskah, masa pemulihan diri kita dari kekang Dosa.
Dikatakan latar belakang dari Mazmur ini adalah pengalaman Raja Daud ketika menyesali kedosaannya yang berat setelah teguran Nabi Natan kepadanya.
Saya mengutipkan beberapa ayat dari Mazmur 51 itu:
Kasihanilah aku, ya Allah,
menurut kasih setiaMu,
hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmatMu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya
dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku
dari dosaku!
Sebab aku sendiri sadar
akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul
dengan dosaku.
Janganlah membuang aku
dari hadapanMu,
dan janganlah mengambil
rohMu yang kudus dari padaku!
Bangkitkanlah kembali padaku
kegirangan karena selamat
yang dari padaMu,
dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
(Mzm 51:3-5,13-14)
Dari ayat-ayat di atas saya menemukan sesuatu yang menarik yaitu ketika Daud berseru:
"JANGANLAH MENGAMBIL
ROHMU YANG KUDUS DARIPADAKU"
Dari pengalaman Daud kita bisa memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita selama ini, seperti:
Mengapa seringkali kita seperti kehilangan gairah hidup,
males ngapa-ngapain,
menjadi dingin sedemikian rupa terhadap siapapun, ilfil, luweh,
sebodo amat, cuek bebek,
Ngak peduli,
dan seribu ungkapan lain yang sejenis.
Mazmur 51 Mungkin bisa memberikan kita salah satu penyebab dari itu semua, yaitu DOSA.
Entah dosa yang kita lakukan sendiri, entah dosa yang orang lain perbuat sampak kita terkena imbasnya.
Dalam Masa Prapaskah ini selain berpantang dan puasa kita juga bisa memohon pada Tuhan untuk membakar kembali semangat kita, biarlah RohNya kembali menyala-nyala dalam hidup kita.
Roh dan semangat inilah yang bisa memulihkan keadaan kita, keluarga dan pelayanan kita. (JS)
HARAPAN IMAN KASIH.
Mendaraskan Mazmur...
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!”
(Mz 51:7).
Selain mazmur 51, beberapa kitab Mazmur dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menyesali dosa-dosa kita dan berbalik untuk menyambut penebusan dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus Kristus nanti, yakni:
Maka berikut ini adalah tujuh kitab Mazmur yang berbicara tentang penyesalan.
1. Mazmur 6
Kalimat penyesalan dalam Mazmur ini terdapat pada ayat 5 yang berbunyi: “Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?”
2. Mazmur 32
Ayat 5 dalam Mazmur ini berbunyi, “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.”
3. Mazmur 38
Penuh dengan analogi tubuh yang terluka berat, bagian penyesalan dalam Mazmur ini terdapat dalam ayat 6: “Aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita.”
4. Mazmur 102
Ayat 2 dalam Mazmur penyesalan yang berikut ini berbunyi: “Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!”
5. Mazmur 130
Dalam Mazmur 130 ini, nada penyesalan terdapat dalam ayat 2: “Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.”
6. Mazmur 143
Ayat 7 dalam Mazmur ini berbunyi: “Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Tuhan, Biarlah RohMu
Menyala Kembali Dalam Hidupku
Mazmur 51 menjadi Mazmur favorit Banyak orang terlebih di Masa Prapaskah, masa pemulihan diri kita dari kekang Dosa.
Dikatakan latar belakang dari Mazmur ini adalah pengalaman Raja Daud ketika menyesali kedosaannya yang berat setelah teguran Nabi Natan kepadanya.
Saya mengutipkan beberapa ayat dari Mazmur 51 itu:
Kasihanilah aku, ya Allah,
menurut kasih setiaMu,
hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmatMu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya
dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku
dari dosaku!
Sebab aku sendiri sadar
akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul
dengan dosaku.
Janganlah membuang aku
dari hadapanMu,
dan janganlah mengambil
rohMu yang kudus dari padaku!
Bangkitkanlah kembali padaku
kegirangan karena selamat
yang dari padaMu,
dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
(Mzm 51:3-5,13-14)
Dari ayat-ayat di atas saya menemukan sesuatu yang menarik yaitu ketika Daud berseru:
"JANGANLAH MENGAMBIL
ROHMU YANG KUDUS DARIPADAKU"
Dari pengalaman Daud kita bisa memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita selama ini, seperti:
Mengapa seringkali kita seperti kehilangan gairah hidup,
males ngapa-ngapain,
menjadi dingin sedemikian rupa terhadap siapapun, ilfil, luweh,
sebodo amat, cuek bebek,
Ngak peduli,
dan seribu ungkapan lain yang sejenis.
Mazmur 51 Mungkin bisa memberikan kita salah satu penyebab dari itu semua, yaitu DOSA.
Entah dosa yang kita lakukan sendiri, entah dosa yang orang lain perbuat sampak kita terkena imbasnya.
Dalam Masa Prapaskah ini selain berpantang dan puasa kita juga bisa memohon pada Tuhan untuk membakar kembali semangat kita, biarlah RohNya kembali menyala-nyala dalam hidup kita.
Roh dan semangat inilah yang bisa memulihkan keadaan kita, keluarga dan pelayanan kita. (JS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar