Ads 468x60px

Senin. 23 Juli 2018.



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin. 23 Juli 2018.
Hari Biasa Pekan XVI
Mikha (6:1-4.6-8)
(Mzm 50:5-6.8-9.16bc-17.21.23)
Matius (12:38-42)
"Animal symbolicum - Makhluk penanda."
Yah, selain sebagai "animal rationale", manusia juga kerap disebut sebagai makluk yang penuh dengan tanda. Bicara soal "tanda", seperti yang saya tulis dalam buku “TANDA” (RJK, Kanisius), ada banyak tanda di hidup kita: STNK-STTB-KTP, tanda baca-tanda mata-tanda cinta-tanda tangan dll.
Hari inipun, orang-orang Yahudi dan Farisi meminta "tanda" pada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda daripadaMu" (Mat 12:38). Sebenarnya, sudah banyak "tanda" yang dibuat oleh Yesus tapi karena hati mereka tertutup oleh iri dan dengki, maka mereka tidak peka melihatNya.
Itulah sebabnya, "tanda" sebenarnya punya ajakan yang indah yakni "Tempat Aku Nampakkan Damai Allah."
Di lain matra, bukankah Tuhan sudah banyak memberikan tanda cinta yang penuh kedamaian kepada kita, lewat pelbagai "rahmat dan mukjizat" setiap harinya: akan sahabat yang meneguhkan, akan hari baru yang menyegarkan, akan kesehatan yang membahagiakan dan akan pelbagai kenangan dan "keindahan kecil" yang boleh kita alami dan syukuri.
Mengacu pada pesan hari ini, Nabi Mikha (Mik 6:8) mengajak kita menjadi "TANDA -TempAt Nampakkan Damai Allah", dengan 3 poros sikap dasar "KRS", antara lain:
1. K = Keadilan:
Bersikap positif dan sportif, bekerja sesuai hati nurani, menghargai hak dan kewajiban, tidak menjadi "parasit", merampas hak orang lain, mengorbankan dan merugikan hidup orang lain demi kepentingan sendiri.
2.R = Rendah hati:
Dalam bahasa latin, "humilitas" dari kata dasar "humus", yakni lapisan tanah yang mempunyai dua ciri: tidak menonjolkan diri sendiri dan selalu bisa menyuburkan hidup yang lain, mudah memahami tidak mudah menghakimi, sedikit berkata tapi banyak berbuat.
3.S = Setia:
Dalam bahasa Inggris, "faithfulness", yang mengandaikan konsistensi iman karena "setia" juga bisa berarti sebuah ajakan loyalitas untuk "Slalu Taat dan Ingat Allah." Pastinya, dengan rahmat kerahimanNya, semoga "KRS" boleh selalu hadir dalam hidup kita setiap harinya.
"Naik kuda di Pasar ikan - Jadilah tanda yang penuh kebaikan."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Prophetic - Kenabian."
Inilah salah satu tugas dasar Yesus sebagai tanda hadirnya surga ditengah dunia. Ia tidak hanya datang sebagai "raja/imam" tapi juga digambarkan sebagai seorang nabi. (Mrk 6:4,15; Mat 21:11; Luk 4:24; Kis 3:20-23).
Adapun beberapa ciri panggilan nabi, antara lain:
A) Ia penuh dengan Roh dan Firman Allah (Mat 21:42; 22:29; Luk 4:1,18; 24:27; Yoh 3:34).
B)Ia memiliki hubungan erat dengan Allah (Luk 5:16).
C) Ia menyampaikan nubuat (Mat 24:1-51; Luk 19:43-44).
D) Ia melakukan tindakan simbolis yang mengungkapkan kemuliaan Allah (Mat 21:12-13; Yoh 2:13-17).
E) Ia membongkar kemunafikan para pemimpin agama dan mengecam ketaatan mereka kepada tradisi dan bukan kepada Firman Allah (Mr 7:7-9,13).
F) Ia ikut merasakan kesedihan dan penderitaan Allah atas keadaan terhilang dari mereka yang tidak mau bertobat (Luk 13:34; 19:41).
G) Ia menekankan ajaran moral dari Firman Allah (kesucian, keadilan, kebenaran, kasih, kemurahan) dibandingkan ketaatan seremonial (Mr 12:38-40; Mat 23:1-36).
H) Ia memberitakan dekatnya pemerintahan dan penghakiman Allah (Mat 11:22,24; 10:15; Luk 10:12,14).
I) Ia memberitakan perlunya pertobatan (Mrk 6:12; Mat 4:17).
Nah, sebagaimana ketidakpercayaan pada kenabian Yesus menghalangi pengadaan mukjizat di kota asalNya, demikian pula ketidakpercayaan iman kita masih menghambat bekerjanya kuasa kenabian Yesus dalam hidup kita. Kegagalan untuk mempercayai Allah 100%, menyangkal kemungkinan terjadinya karunia kenabian.
Disinilah, kita diajak untuk terus belajar menjadi orang beriman yang "rahim", yang sportif, positif dan produktif, yang tak mudah merendahkan dan meremehkan orang lain karena sejatinya kenabian Tuhan kerap hadir lewat perjumpaan harian dengan sesama dan semesta.
"Cari galah di Sukabumi - Tambahkanlah iman kami" (Luk 17:5).
2.
"Ave crux spes unica - Salam hai Salib, harapan yang utama."
Inilah salah satu semangat yang juga saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius). Hal ini menegaskan bahwa iman tak bisa lepas dari "pengalaman salib", seperti yang juga dialami Yesus ketika diragukan dan dipinggirkan.
Adapun "trilogi salib" yang dialamiNya, al:
A.Stigmatisasi:
Yesus dicap buruk sebagai pengacau dan penghojat Allah.
B.Marginalisasi:
“Barangsiapa mencari kebenaran, entah sadar/tidak, ia mencari Tuhan.” Yesus setia selalu menjadi dan mencari kebenaran meski untuk itu, Ia harus di-“marginalkan”-disingkirkan dari "tengah kota" ke "pinggir kota".
C.Victimisasi:
Yesus menjadi korban dan bahkan disalibkan karena dosa iri dan dengki orang banyak.
Hari ini, kita diajak untuk menjadi tanda yang hidup dengan merenungkan bahwa Yesus tidak memanggul salibnya sendiri: Ada orang banyak yang turut ambil bagian, misalnya: Maria, Simon Kirene, Veronika. Mereka membantu Yesus demi cinta kepadaNya.
Dalam pemaknaan iman inilah, kita diajak untuk ikut "memeluk salib", terlebih ketika kita juga dicapburuk/ditolak, disingkirkan/dikambinghitamkan oleh yang lain. Secara kontemplatif, memeluk berarti: menjadi satu-erat tak terpisahkan dan realitas itu menjadi bagian utuh dari hidup kita.
Selain itu, di balik trilogi penyaliban ini, ditegaskan juga bahwa "pengalaman salib" merupakan cara Tuhan supaya iman kita semakin "joss": berakar sekaligus bersayap, berakar karena yakin bahwa Tuhan benar-benar mencintai kita ("pengalaman mistik") sekaligus bersayap karena membuat kita semakin tangguh mewartakan iman secara kontekstual ("pengalaman profetik").
Bukankah segala sesuatu yang buruk tidak selalu buruk bagi pertumbuhan rohani? Kerap, “pengalaman salib” malah melahirkan orang yang berdaya tahan. Kadang pengalaman salib juga memunculkan kesadaran kita untuk memeluk derita sebagai wujud cinta yang konkret kepada Kristus.
Yang pasti, iman menjadi lebih teguh dan lebih murni jika dihadapkan pada situasi sulit, bukan?
"Cari pita dari bunga Tulip - ada cinta di balik setiap pengalaman salib."
3.
Kutipan Teks Misa:
“Jiwa yang rendah hati tidak percaya pada dirinya sendiri, tetapi menempatkan semua keyakinannya pada Tuhan.” St. Faustina
Antifon Pembuka (Mik 6:8)
Yang dituntut Tuhan dari padamu tak lain tak bukan ialah berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup rendah hati di hadapan Tuhan.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahaluhur, ingatkanlah kami bahwasanya Engkau sejak semula mengusahakan keselamatan kami. Kiranya berkat sabda Putra-Mu kami Kauperkenankan ikut serta diselamatkan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Mikha (6:1-4.6-8)
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu, apa yang dituntut Tuhan dari padamu."
Dengarkanlah sabda yang diucapkan Tuhan, "Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu! Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan Tuhan, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab Tuhan mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel. "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku! Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu. "Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:5-6.8-9.16bc-17.21.23)
1. "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!" Maka langit memberitakan keadilannya: Allah sendirilah Hakim!
2. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu!
3. "Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
4. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah."
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 94:8ab)
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:38-42)
"Pada waktu penghakiman ratu dari selatan akan bangkit bersama angkatan ini."
Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Jawab Yesus kepada mereka, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kaum Farisi dan ahli Taurat ingin memastikan otentisitas ajaran dan perutusan Yesus. Mereka meminta sebuah “tanda,” sebuah tindakan atau hal yang dapat dilihat orang banyak yang dapat membuktikan bahwa Yesus memang utusan Allah dan bertindak dalam kuasa Allah. Jadi, para pemimpin agama ini tampil sebagai pembela ortodoksi atau kemurnian agama. Mereka mau melindungi umat dari kesesatan! Motivasi mereka tampaknya sungguh murni dan saleh.
Yesus menolak permintaan itu. Mukjizat tidak perlu dikerahkan demi pamer atau demi membuktikan relasi khusus-Nya dengan Bapa. Itu sudah Ia tegaskan sejak awal saat Ia digoda Iblis (Mat. 4:5-7). Yesus justru mengecam para pemimpin agama Yahudi itu, juga seluruh umat yang telah mereka sesatkan sebagai “angkatan yang jahat dan tidak setia.” Permintaan mereka akan tanda menunjukkan bahwa mereka gagal untuk percaya. Mereka tidak mengandalkan Allah.
Tanda hanya akan diberikan kepada mereka yang beriman. Iman mendahului tanda, bukan sebaliknya. Begitu seseorang percaya, orang itu akan melihat begitu banyak tanda dan jejak Tuhan dalam kehidupannya dan di alam semesta. Tanda adalah anugerah, pemberian cuma-cuma dari Allah, bukan hasil lobi atau desakan manusia. Bagaimana mungkin orang yang tidak beriman dapat melihat tanda-tanda kehadiran Tuhan? Kepada mereka hanya akan diberikan tanda yang paling besar, sebuah tanda super, yaitu kebangkitan Yesus sendiri setelah tiga hari dalam kubur.
Yesus membandingkan diri-Nya dengan Nabi Yunus dan Salomo. Sekaligus dengan itu Ia mengecam kebutaan iman “angkatan ini.” Penduduk Niniwe yang “kafir” saja bertobat saat mendengar pesan Allah yang disampaikan oleh Yunus. Ratu dari selatan, yang juga seorang “kafir,” terbuka terhadap kebijaksanaan Allah yang ditampilkan oleh Raja Salomo. Yesus jauh lebih tinggi dan mulia dari Yunus dan Salomo! Sebelumnya, Yesus sudah menegaskan bahwa Ia “melebihi Bait Allah.” Dengan demikian, Yesus menegaskan jati diri dan pewartaan-Nya yang memenuhi sekaligus melebihi tiga lembaga inti agama Yahudi: keimaman, kenabian dan kerajaan! Kedatangan Yesus dan Kerajaan Allah yang dihadirkan-Nya melebihi apa yang sudah disaksikan dan diwarisi sepanjang sejarah Israel.
Pesan perikop ini sederhana. Pertama, iman sejati tidak butuh tanda dan mukjizat. Sibuk mencari tanda dan mukjizat sebenarnya adalah tanda kegagalan dalam beriman dan tanda bahwa yang bersangkutan tidak mengandalkan Allah. Kedua, jika sungguh beriman, kita dapat dengan mudah melihat begitu banyak tanda kasih Tuhan dalam pengalaman sehari-hari. Mukjizat itu sungguh nyata bagi orang beriman: tidak perlu yang hebat dan luar biasa, tetapi yang biasa dan sederhana. Mengapa? Sebab Yesus sudah melampaui dan menggenapi semua tanda dan nubuat para nabi dan raja dalam sejarah. (HM)
4.
MADAH HARIAN PAGI
(Senin, 23 Juli 2018)
Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah.
Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami
Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasih-Mu
Agar selamat selalu
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari. Amin.
DOA
Ya Allah, Engkau telah mempercayakan bumi ini kepada manusia untuk dipelihara dan dikerjakan. Engkau juga menganugerahkan tanah kepada kami untuk didiami dan digarap. Maka kami mohon kepada-Mu, semoga kami pada hari ini bekerja dengan giat untuk memuliakan Dikau dan membantu sesama kami. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
5.
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Deus vult Pater vocari parvuli fiducia qui in brachiis recumbit illius qui ei vitam dedit.
God wants us to call Him Father, with the trust of children who abandon themselves in the arms of the One who gave them life.
Allah ingin kita memanggil-Nya Bapa, dengan kepercayaan anak-anak yang mengabaikan diri mereka di dalam pelukan Dia yang memberi mereka kehidupan.
=====
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN 22 Juli 2018 : "ROTI PERTAMA YANG DITAWARKAN KEPADA ORANG LAPAR DAN TERSINGKIR ADALAH ROTI SABDA."
Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!
Injil hari Ini (bdk. Mrk 6:30-34) memberitahu kita bahwa, setelah perutusan pertama mereka, para Rasul kembali kepada Yesus dan mengatakan kepada-Nya “semua yang mereka kerjakan dan ajarkan" (ayat 30). Setelah pengalaman perutusan tersebut, tentu saja menarik tetapi juga melelahkan, mereka membutuhkan istirahat. Dan Yesus, penuh pengertian, prihatin dengan memberi kelegaan kepada mereka dan berkata : "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" (ayat 31). Namun, kali ini niat Yesus tidak dapat terwujud karena orang banyak, sedang menduga-duga tempat sunyi yang akan didatangi Yesus dengan menggunakan perahu bersama para Rasul-Nya, tiba di sana sebelum kedatangan Yesus dan para Rasul-Nya.
Hal yang sama bisa terjadi juga hari ini. Kadang-kadang kita tidak berhasil dalam melaksanakan rencana-rencana kita karena peristiwa tak terduga yang tiba tiba yang mengganggu program kita serta membutuhkan keluwesan dan ketersediaan akan kebutuhan orang lain.
Dalam berbagai keadaan ini kita dipanggil untuk meneladan apa yang diperbuat Yesus : “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka” (ayat 34). Dalam frasa singkat ini, penginjil menawarkan kita kilasan intensitas tunggal, potret mata Sang Guru ilahi dan sikap-Nya. Kita mengamati tiga kata kerja dari hasil pemotretan ini : melihat, memiliki belas kasihan, mengajar. Kita dapat menyebut ketiganya kata kerja Sang Gembala. Tatapan Yesus bukanlah tatapan tak berpihak atau lebih buruk, dingin dan lepas, karena Yesus selalu melihat dengan mata hati. Dan hati-Nya begitu lembut dan penuh belas kasihan sehingga Ia mampu <melihat> bahkan kebutuhan paling tersembunyi dari orang-orang. Selain itu, belas kasihan-Nya tidak hanya menunjukkan reaksi emosional dalam menghadapi situasi penderitaan orang-orang, tetapi lebih dari itu: belas kasihan-Nya adalah sikap dan kecenderungan Allah terhadap manusia dan sejarahnya. Yesus muncul sebagai pengejawantahan perhatian dan kepedulian Allah terhadap umat-Nya.
Mengingat bahwa Yesus tergerak untuk memandang semua orang yang membutuhkan bimbingan dan bantuan, kita akan berharap bahwa Ia sekarang akan mulai melakukan mukjizat. Sebaliknya, Ia mulai mengajari mereka banyak hal. Inilah roti pertama yang ditawarkan Mesias kepada orang yang lapar dan tersingkir : roti Sabda. Kita semua membutuhkan sabda kebenaran, yang membimbing kita dan menerangi jalan. Tanpa kebenaran, yakni Kristus sendiri, tidaklah mungkin menemukan arah kehidupan yang benar. Ketika kita menjauhkan diri dari Yesus dan kasih-Nya, kita tersingkir dan keberadaan diubah menjadi kekecewaan dan ketidakpuasan. Bersama Yesus di satu sisi, kita dapat melanjutkan dengan aman; berbagai pencobaan dapat teratasi; kita berkembang dalam mengasihi Allah dan sesama kita. Yesus menjadikan diri-Nya karunia bagi orang lain, sehingga menjadi model kasih dan pelayanan bagi kita masing-masing.
Semoga Maria Tersuci membantu kita untuk mengatasi berbagai masalah, penderitaan dan kesulitan sesama kita, melalui sikap berbagi dan melayani.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara-saudari terkasih,
Dalam pekan-pekan terakhir, telah terdengar berita tragis tentang karamnya kapal yang membawa para migran di perairan Mediterania. Saya mengungkapkan kesedihan saya, dalam menghadapi tragedi-tragedi semacam itu, dan saya memastikan mengingat dalam doa saya orang-orang yang meninggal dan keluarga-keluarga mereka. Saya mengimbau dengan sepenuh hati komunitas internasional untuk bertindak dengan tekad dan ketepatan waktu, guna menghindari tragedi serupa terulang kembali, dan menjamin keselamatan, penghormatan hak dan martabat semua orang.
Saya menyambut kalian semua, umat Roma dan para peziarah. Secara khusus, saya menyambut umat Keuskupan Rio do Sul (Brasil), orang-orang muda dari keuskupan Sevilla (Spanyol), dan orang-orang muda dari Keuskupan Pelplin (Polandia), yang datang dari Asisi dalam sebuah estafet doa untuk Sinode Para Uskup yang akan datang.
Saya memberi salam kepada berbagai kelompok paroki dan lembaga serta kelompok orang yang sangat muda dari Piazzola Sul Brenta, Keuskupan Vicenza.
Saya mengucapkan selamat hari Minggu dan tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya.
Selamat menikmati makan siang! Sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar