Jumat Pertama September
Pekan Biasa XXII
Luk 5:33-39.
"In permanent genesis -
Dalam penciptaan yang terus menerus."
Inilah salah satu konsep teolog Karl Rahner tentang Gereja, yang kerap dilatinkan dalam kalimat "ecclesia semper reformanda - Gereja harus selalu diperbaharui!".
Ya, di tengah konteks dunia yang tunggang langgang, gereja tidak boleh lari dari gelanggang tapi harus selalu tampil baru, mengerti bahasa jaman, menjadi gereja yang tanggap zaman dan bukannya gagap zaman.
Disinilah, Yesus hadir membawa pembaharuan: "anggur yang baru harus disimpan dalam kantong baru."
Ia tidak ingin Gereja menjadi "basi/usang/lapuk/out of date/obsolete" dari jamannya. Gereja diajak menjadi "kantong anggur yang baru" supaya terus bisa menyimpan "anggur yang baru".
Adapun dalam kultur Yahudi, kantong anggur didesain khusus, yakni diberi lapisan minyak yang menjadikannya lembut, lentur dan fleksibel sehingga ketika dituangi anggur, akan mengembang dan menyesuaikan diri.
Seiring berjalannya waktu, lapisan minyak dalam kantong semakin berkurang sehingga menjadi tidak lentur lagi, tua-keras dan kaku.
Disinilah, kita dan tentunya Gereja perlu "minyak" dalam gulat geliat hidup ini dan bukankah "minyak" itu ada dalam aneka sakramen (baptisan-krisma-minyaksuci-imamat dll) yang selalu kita rayakan?
Di lain segi, "anggur' yang berisi pelbagai keutamaan dan ajaran Yesus mengandung tiga perlambangan yang juga bisa kita terus wartakan, antara lain:
Cinta, Gairah dan Sukacita.
Jelaslah bahwa kita yang dalam bahasa Rasul Paulus disebut sebagai "pengurus rahasia-rahasia Allah" diajak untuk menjadi pengurus dan bukan pengacau, tentunya "pengurus" yang lurus-tulus dan kudus, yang siap membagikan cinta-gairah dan sukacita kepada semua orang.
"Dari Pasar Baru ke Gunung Sahari -
Jadilah manusia baru setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
Dalam penciptaan yang terus menerus."
Inilah salah satu konsep teolog Karl Rahner tentang Gereja, yang kerap dilatinkan dalam kalimat "ecclesia semper reformanda - Gereja harus selalu diperbaharui!".
Ya, di tengah konteks dunia yang tunggang langgang, gereja tidak boleh lari dari gelanggang tapi harus selalu tampil baru, mengerti bahasa jaman, menjadi gereja yang tanggap zaman dan bukannya gagap zaman.
Disinilah, Yesus hadir membawa pembaharuan: "anggur yang baru harus disimpan dalam kantong baru."
Ia tidak ingin Gereja menjadi "basi/usang/lapuk/out of date/obsolete" dari jamannya. Gereja diajak menjadi "kantong anggur yang baru" supaya terus bisa menyimpan "anggur yang baru".
Adapun dalam kultur Yahudi, kantong anggur didesain khusus, yakni diberi lapisan minyak yang menjadikannya lembut, lentur dan fleksibel sehingga ketika dituangi anggur, akan mengembang dan menyesuaikan diri.
Seiring berjalannya waktu, lapisan minyak dalam kantong semakin berkurang sehingga menjadi tidak lentur lagi, tua-keras dan kaku.
Disinilah, kita dan tentunya Gereja perlu "minyak" dalam gulat geliat hidup ini dan bukankah "minyak" itu ada dalam aneka sakramen (baptisan-krisma-minyaksuci-imamat dll) yang selalu kita rayakan?
Di lain segi, "anggur' yang berisi pelbagai keutamaan dan ajaran Yesus mengandung tiga perlambangan yang juga bisa kita terus wartakan, antara lain:
Cinta, Gairah dan Sukacita.
Jelaslah bahwa kita yang dalam bahasa Rasul Paulus disebut sebagai "pengurus rahasia-rahasia Allah" diajak untuk menjadi pengurus dan bukan pengacau, tentunya "pengurus" yang lurus-tulus dan kudus, yang siap membagikan cinta-gairah dan sukacita kepada semua orang.
"Dari Pasar Baru ke Gunung Sahari -
Jadilah manusia baru setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar