Ads 468x60px

Jumat, 17 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 17 Agustus 2018
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Sirakh (10:1-8)
(Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1 Petrus (2:13-17)
Matius (22:15-21)
“Pro Patria et Ecclesia – Demi bangsa dan tanah air!”
Inilah semboyan latin populer yang kerap saya gemakan dalam misa tirakatan proklamasi. Semboyan ini sejajar dengan aksioma “100% Katolik, 100% Indonesia” dari Mgr. Soegijapranata yang kerap dijuluki: “Bung Karno-nya Gereja Indonesia”.
Momentum proklamasi sendiri hadir sebagai sebuah ‘moment of truth’: tidak melupakan dan sekaligus mencatat pengalaman orang Katolik pada rumah bersama bernama Res-publica Indonesia karena kita memang bukan bagian yang lebih besar (pars major), tetapi kita harus terus berjuang menjadi bagian yang lebih baik (pars sanior).
Berangkat dari hal inilah, ketika saya mempersembahkan misa syukuran Hari Proklamasi NKRI di Gereja St Maria Fatima Sragen, terpasanglah dua bendera, di kiri dan kanan altar, sebuah bendera kebangsaan (patria) berwarna “merah putih” beserta sebuah bendera keberimanan (ecclesia) berwarna “kuning putih”.
Nah, dari dua bendera dasar inilah, kalau di Senayan kita punya “MPR”, maka supaya kita bisa menjadi bagian yang lebih baik (pars sanior), kita semua diajak memiliki “MPK”, antara lain:
1.M: Merah: Keberanian
Kemerdekaan adalah "jembatan emas”. Ia hanyalah "alat/jalan" untuk mencapai tujuan yg lebih luhur, yaitu kemerdekaan manusia-manusia Indonesia. Itu sebabnya kita mesti terus berjuang dengan berani karena:
-MERDEKA itu berarti bergandengan tangan, bergandengan pikir, bergandengan hati, menyatukan visi misi dan mimpi demi satu negeri pertiwi.
-MERDEKA itu berarti melangkah kaki ke depan; satu-dua, kanan-kiri, jgn jalan sendiri (nanti bisa ‘ngos’), lbh baik jalan bersama biar ‘joss’.
-MERDEKA itu berarti melangkah kaki ke depan: satu-dua, kanan-kiri, pandang ke depan, perkecil menengok kebelakang (apalagi jalan di tempat).
-MERDEKA itu berarti melangkahkan kaki ke depan: satu-dua, kanan-kiri (jangann kaki kiri menjegal kaki kanan, nanti kesrimpet dan jatuh sendiri).
-MERDEKA itu berarti melangkahkan kaki ke depan: satu-dua, kanan-kiri, maju terus pantang mundur (bukannya mundur terus pantang maju, bukan?)
Pastinya, bangsa yg merdeka adalah bangsa yang terus berjuang memberi ruang fair flay bagi proses komunikasi yang cerdas dan bebas dari segala bentuk ketidakmerdekaan. Dalam bahasa Soegijapranata: “Banjaklah keuntungan jang kita trima dari masjarakat jang kita duduki, banjak pula djasa jang hrs kita lakukan pada chalajak ramai sekitar kita.”
2.P: Putih: Kesucian
“Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.” Kita diajak memiliki nada dasar c, cinta dalam kasih dan pelayanan yang tulus dan kudus.
Beberapa pesan supaya kita bisa hidup tulus, kudus dan memancarkan kesucian, al:
- “Orang merdeka adalah orang yang hati dan tindakannya tidak dikuasai oleh kebencian dan hawa nafsu” (bac 1).
- ”Orang merdeka adalah orang yang mau menghormati dan mampu mengasihi semua orang atas dasar takut akan Allah ” (bac 2).
- “Orang merdeka adalah orang yang hidupnya seimbang dan mampu menghayati berbagai peran secara bijaksana, baik dalam hubungan dengan Tuhan, dalam masyarakat, dalam keluarga, dll” (bac injil).
Yang pasti, kemerdekaan itu ibarat buah, baik buat pencernaan, tapi cuma lambung sehat yang mampu mencernanya, bukan? “Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.”
3.K: Kuning: Kemuliaan
Sebuah inkonsistensi: suka sholat tapi suka mengumpat, suka ke gereja tp males kerja, suka kebaktian tp suka kebatilan, suka aksi tapi gandrung korupsi. Merdekakah?
Bukankah Gereja berpesan bahwa kita telah dipanggil untuk merdeka, tapi janganlah kita menggunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa.
Kemerdekaan juga harus menjamin empat hal yakni merdeka bersuara, merdeka dalam beragama, merdeka dari ketakutan dan merdeka dari kesengsaraan.
Dkl: kemerdekaan mengajak kita untuk memiliki semangat kemuliaan dalam kata dan tindakan nyata bersama dengan Tuhan. Bukankah kemuliaan tampak ketika kita senantiasa memperjuangkan kesatuan: “kita kuat karena bersatu dan kita bersatu karena kuat.”
Yah, semoga kita semua mjd satu dlm semangat "Bhineka Tunggal Ika" dan janganlah berhenti tangan mendayung dan kaki terayun, karena nanti arus bisa membawa larut dan hanyut: In necessariis unitas in dubiis libertas in omnibus caritas: Dlm kegentingan-bersatulah, dlm keraguan-merdekalah, dlm segala hal–cintailah! “Merah darahku, Putih tulangku, Katolik imanku."
“Cari kayu dan akasia – Dirgahayu bangsa Indonesia”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!
Ir. Soekarno.
“Pidato di Surabaya, 24 September 1955’’
MADAH IBADAT HARIAN
Jumat 17 Agustus 2018
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Tuhan yang berhati Bapa
Pencipta alam semesta
Engkaulah yang memberikan
Kurnia kemerdekaan
Pandanglah negeri kami
Dengan kasihMu yang sakti
Agar dapat menikmati
Kemakmuran yang sejati
Bimbinglah kami selalu
Dalam naungan damaiMu
Supaya aman sentosa
Tanah air tercinta
Mulyalah Bapa dan Putra
Bersama Roh kudus pula
Pemberi kuntum merdeka
Kepada Indonesia
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Pada perayaan ini
Kami bersama bernyanyi
Sambil mohon kepadaMu
Ya Bapa yang mahatahu
Jauhkanlah rasa benci
Dari tanah air kami
Agar sinta menjiwai
Pangkuan ibu pertiwi
Bimbinglah Indonesia
Dalam keluarga bangsa
Agar menjadi bentara
Hak asasi manusia
Hendaknya seluruh bangsa
Memuji Allah yang esa
Bapa, Putra dan Roh suci
Yang hidup kekal abadi
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Engkau Tuhan raja mulya
Yang mengatur segalanya
Fajar pagi Kauterbitkan
Panas siang Kaukobarkan
Padamkan api sengketa
Yang memisahkan sesama
Teguhkan s’mangat berpadu
Yang menyatukan sekutu
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
DOA
Tuhan Allah yang mahaesa, Engkau memanggil setiap orang kepada kemerdekaan dalam Kristus PuteraMu.
Maka pada hari raya kemerdekaan Indonesia kami mohon kepadaMu:
Lindungilah tanah air kami agar tetap bebas merdeka dan aman sentosa.
Anugerahkanlah kepada bangsa Indonesia kemerdekaan sejati, agar di seluruh wilayahnya berkuasa keadilan dan damai, peri kemanusiaan, kerukunan dan cinta kasih. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
A.
"MISTERI" RASA INDONESIA.
Percaya atau tidak namun dapat menumbuhkan semangat tekad bulat mempertahankan NKRI. Pernahkah kita menghitung angka dari kata "INDONESIA" ?
Mari kita hitung :
ABJAD = Urutan Angka
I : 9
N : 14
D : 4
O : 15
N : 14
E : 5
S : 19
I : 9
A : 1
Dari semua angka, yang muncul HANYA Angka "1-9-4-5", tentu ini bukan kebetulan, bukan?
Seperti kata Celestine Prophecy,
ada makna yang tersirat dari semua yang tampaknya hanya sebuah kebetulan. Bisa jadi, ini adalah kehendak dan karunia dari TUHAN YANG MAHA ESA.
Nah....
Coba kita hitung jumlah huruf dari kata "INDONESIA", jumlahnya "9". Untuk angka 9 yang banyak diyakini orang sebagai ANGKA KEBERUNTUNGAN, perhatikan jumlah huruf untuk hal yang berkaitan dengan sejarah Indonesia;
INDONESIA = 9 Huruf
PANCASILA = 9 Huruf
NUSANTARA = 9 Huruf
SRIWIJAYA = 9 Huruf
MAJAPAHIT = 9 Huruf
GAJAHMADA = 9 Huruf
SANSKERTA = 9 Huruf
BOROBUDUR = 9 Huruf
PRAMBANAN = 9 Huruf
DEMOKRASI = 9 Huruf
PAJAJARAN = 9 Huruf
SILIWANGI. = 9 Huruf
WALISONGO = 9 Huruf
Berarti .. NKRI Harga Mati!
B.
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Memoria fides vescitur: quam pulchra unicuique nostrum fecit Deus! quam est munificus Pater noster in caelis!
Faith is nourished by memory: how many wonderful things God has done for us! How generous is our heavenly Father!
Iman dipelihara oleh ingatan : betapa banyak hal luar biasa yang telah dilakukan Allah bagi kita! Betapa murah hatinya Bapa surgawi kita!
C.
NAPAK TILAS.
SEKELUMIT CATATAN SEJARAH PERSIAPAN PROKLAMASI
73 TAHUN LALU.
● _“Sekarang, Bung. Sekarang! Malam ini juga!”_ kata Chaerul Saleh kepada Bung Karno.
_”Kita harus segera merebut kekuasaan!”_ tukas Sukarni Kartodiwirjo berapi-api.
_”Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami!”_ seru para pemuda di rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
●Para pemuda, termasuk Wikana, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro datang ke rumah Bung Karno pada 15 Agustus 1945 pukul 22.00. Mereka mendesak Soekarno agar segera merumuskan naskah proklamasi begitu Jepang dikalahkan Sekutu pada 14 Agustus 1945.
●Tapi Bung Karno menolak keinginan mereka. Ia dan Bung Hatta ingin proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di mana Bung Karno menjadi Ketuanya.
●Para pemuda bersikeras agar Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan. Mereka beranggapan PPKI buatan Jepang. Mereka tidak ingin Bung Karno dan Bung Hatta terpengaruh Jepang dan tidak ingin kemerdekaan RI seolah-olah hadiah dari Jepang.
●Mereka lalu membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke rumah Djiaw Kie Siong di Rengasdengklok, Karawang, pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 dinihari, untuk merumuskan naskah proklamasi.
●Rengasdengklok dinilai aman, sedangkan di Jakarta para tentara Jepang bersiaga penuh.
_“Saya dan Guntur yang masih bayi ikut ke Rengasdengklok. Kami dijemput Sukarni dan Winoto Danuasmoro dengan mobil Fiat hitam kecil. Di dalam mobil sudah ada Bung Hatta,”_ cerita Fatmawati.
●Pada 16 Agustus 1945 tengah malam Achmad Soebardjo menjemput Bung Karno dan Bung Hatta di Rengasdengklok. Sesampainya di Jakarta mereka disediakan tempat berkumpul di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda.
●Hubungan para nasionalis dekat dengan Maeda, Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang. Ada 29 orang yang berkumpul di rumah Maeda pada malam itu. Mereka adalah:
Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantoro (Mas Suwardi Soerjaningrat), Mr. Iwa Kusumasumantri, Mr. Teuku Mohammad Hassan, Otto Iskandar Dinata, R.Soepomo, BM Diah, Sukarni, dan beberapa tokoh lainnya.
●Selama mereka berunding merumuskan naskah proklamasi, Maeda naik ke lantai atas rumahnya. Usai menulis naskah proklamasi bersama Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo, Soekarno membacakannya di hadapan para peserta rapat yang berkumpul di ruang tamu.
●Rapat baru selesai pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 dini hari, tanggal 9 Ramadhan.
●Setelah mendapat persetujuan dari semua hadirin, Bung Karno segera meminta Mohamad Ibnoe Sajoeti Melik mengetik naskah proklamasi. Sajoeti mengetik naskah ditemani wartawan Boerhanoeddin Mohammad Diah (BM. Diah).
●Tiga kata dari konsep naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung Karno diketik Sajoeti dengan beberapa perubahan kata.
Kata ‘tempoh’ diubah menjadi ‘tempo’, kata ‘Wakil-wakil bangsa Indonesia’ diubah menjadi ‘Atas nama bangsa Indonesia’.
Begitu pula dalam penulisan hari, bulan, dan tahun.
●Tulisan tangan asli Bung Karno kemudian dibuang di tempat sampah oleh Sajoeti tapi dipungut oleh B.M. Diah, seorang penyiar Radio Hosokyoku dan wartawan Asia Raja.
●Begitu naskah proklamasi selesai diketik, Soekarno dan Mohammad Hatta segera menandatanganinya di atas piano di rumah Maeda. Bung Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja di kantor-kantor berita agar menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.
●Hari Jumat, pukul 05.00 pagi, pada 17 Agustus 1945, mereka ke luar dari rumah Laksamana Maeda dengan bangga karena teks Proklamasi selesai ditulis.
●Bung Karno pulang ke Jalan Pegangsaan Timur 56 (kini Jalan Proklamasi), Jakarta. Ia sedang sakit malaria. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun naskah proklamasi.
●Pukul 08.00, dua jam sebelum upacara pembacaan teks Proklamasi, Bung Karno masih berbaring di kamarnya. Ia minum obat kemudian tidur lagi.
●Pukul 09.00 Bung Karno terbangun. _“Saya greges (tak enak badan),”_ kata Bung Karno.
Ia kemudian berpakaian rapi, memakai kemeja dan celana putih. Bung Hatta dan beberapa orang sudah menunggunya. Fatmawati sudah menyiapkan bendera merah putih.
●Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Bung Karno, Bung Hatta, dan para pemuda berkumpul di halaman depan rumah Bung Karno. Latief Hendraningrat menjadi pemimpin upacara bendera.
●Mereka mendengarkan Bung Karno membaca teks proklamasi dengan hikmad, terharu, dan bangga. Beberapa orang menangis terharu. Lagu Indonesia Raya ciptaan seorang aktivis Katolik, Wage Rudolf Supratman dinyanyikan dengan semangat meski tanpa iringan musik. Bendera merah putih dinaikkan.
●Setelah upacara yang singkat itu Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. Tubuhnya masih demam. Tapi ia sangat bangga.
★Sebuah negara baru telah dilahirkan. Pagi itu Indonesia merdeka dan pastinya, kita dipanggil untuk merdeka tapi jangan menyalahgunakan kemerdekaan sebagai anak anak Allah karena kita memang bukan bagian yang paling banyak (pars maior) tapi kita harus selalu berjuang menjadi bagian yang paling baik (pars sanior).
D.
"Iustitia - Keadilan"
Inilah salah satu point pokok yang diberikanNya pada hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Inilah juga yang diwartakanNya ketika menjawab "jebakan" para kaum Farisi & Herodian seputar aturan membayar pajak: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Mat 22:21).
Sebenarnya, "diskursus" antara Yesus & para musuhnya (Farisi dan Herodian) ini sungguh tidak adil, tidak ber-"lustitia" dengan beberapa alasan, antara lain:
1. Satu VS Banyak :
"Pertempuran" ini bukan 1 lawan 1, tapi Yesus seorang diri melawan banyak orang (ahli taurat, para tetua, kaum Farisi, Saduki & kelompok Herodian)
2. Muda VS Tua :
Yesus masih berumur 33 tahun melawan para lawannya yang sudah berumur lebih tua dan lebih "berpengalaman".
3. Tanpa sekutu VS banyak sekutu:
Yesus tidak membiarkan murid2Nya ikut tapi orang Farisi menyuruh murid2Nya ikut menjeratNya.
Sebenarnya yang terjadi dalam kisah Injil pada hari ini adalah hal yang biasa, sebuah kebiasaan Yahudi di mana dua "GURU/RABBI dari kelompok yang berbeda saling mengajukan pertanyaan mengenai ilmu agama, saling berdebat & berdiskusi. Biasanya diadakan di Bait Allah/gerbang kota, supaya disaksikan banyak orang.
Yang luar biasa adalah cara Yesus mengatasi "jebakan" para musuhNya. Dilukiskan, para musuhNya pertama-tama berunding/bersekongkol untuk menjeratNya , lalu dengan hati licik cerdik hendak menjebak Yesus dengan pertanyaan dilematis.
Yesus sendiri tidak terpancing/terprovokasi. Ia tetap "3C", "Cool - Calm - Controlled." JawabanNya tidak mengandung sinisme & sarkasme, karna Yesus benar-benar bisa mengambil jarak, ikut tapi tidak hanyut larut, terlibat tapi tidak terlipat.
Hal ini sangat terasa dalam jawaban Yesus yang tetap menempatkan Allah di atas segalanya secara kontekstual. Ia tidak membalas yang jahat dengan yang jahat, tapi dengan sikap yang "3C" tadi, ia ber-"aletheia", menyingkapkan selubung kelicikan hati para musuhNya. Sudahkah kita juga memiliki pola "3C"?
"Dari Bumiayu ke Maluku - Dirgahayu Bangsaku!"
E.
Kutipan Teks Misa:
Hanya dalam kebebasan manusia dapat memalingkan dirinya kepada kebaikan. (Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, No. 17)

Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever.
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)
1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tampillah orang-orang Farisi. Mereka bersekongkol hendak menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Kiranya bisa ditebak apa yang ada dibalik persengkongkolah jahat tersebut. Pikiran mereka dipenuhi iri hati dan kebencian kepada Yesus. Pikiran negatif telah memenuhi diri mereka, bahkan telah memberangus suara hati mereka yang mewujud dalam rencana dan niat jahat. Betapa hati mereka terkungkung, terpenjara oleh kebenciannya sendiri. Mereka tidak merdeka.
Berbeda dengan Yesus. Ia tenang dan bersahaja. Juga ketika menerima dan mesti merespon pertanyaan licik mereka. Dari hati Yesus yang tenang dan merdeka itu lahirlah jawaban berkualitas, yakni kebaikan dan kebijaksanaan yang memberi efek bagi kesejahteraan dan kebaikan bersama. Sebuah jawaban yang sering kita jadikan norma kehidupan bersama dalam sebuah bangsa: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Antifon Komuni (Bdk. Mzm 16:5-6)
Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
Atau Bdk. Mat 5:5
Berbahagialah orang yang lembut hati, sebab mereka akan mewarisi tanah pusaka Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar