HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 05 September 2018
Hari Biasa Pekan XXII
(1Kor 3:1-9)
(Mzm 33:12-13.14-15.20-21)
Lukas (4:38-44)
“Amicus certus in re incerta cernitur - Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian.
Kalimat yang ditulis oleh Cicero ini menghadirkan sosok sahabat sejati yang ditampilkan Yesus ketika menyembuhkan banyak orang yang ada dalam “ketidakpastian” karena sakit.
Adapun tiga peranan Yesus yang dihadirkan secara real sebagai sahabat sejati, al:
1.Healer:
Yesus menjadi seorang tabib ilahi. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sakit demam keras bahkan ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit.
Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Bukankah tidak ada salib, besar atau kecil, dalam hidup kita yang Tuhan kita tidak turut menanggungnya?
2. Teacher:
Yesus menjadi guru kehidupan bagi banyak orang. Ia keluar masuk ke rumah ibadat untuk berdoa dan memberikan pengajaran:
“Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus. "
Ia menjadi guru yang tulus mengajarkan iman yang benar, harapan yang pasti, dan kasih yang sempurna untuk semakin mengerti, memahami dan melaksanakan semua perintahNya: "Siapa yang mengasihi pasti dikasihi, siapa yang tenang pasti selamat, siapa yang bodoh pasti kalah, siapa yang terburu-buru pasti salah."
3. Prayer:
Di tengah kesibukan hidup karya yang terus datang silih berganti, Ia tak lupa untuk “retret”, mundur sejenak dari rutinitas harian: Ketika senggang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Ia menyediakan waktu untuk ber-“intimitas cum Deo” dengan doa dan relasi pribadi kepada Yang Ilahi.
Ia bukan hanya menjadi “man for others” tapi sekaligus juga menjadi “man of prayer”: “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.”
Yang pasti: manusia tidaklah diciptakan dengan main-main, ataupun secara serampangan, namun diciptakan secara mengagumkan untuk sebuah tujuan yang agung, bukan?
“Cari louhan di Pasaraya – Ikuti Tuhan dengan hati yang gembira.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Lumen fidei - Terang iman."
Inilah ensiklik kepausan terbaru yang bicara banyak tentang iman kristiani.
Dalam injil Yoh, Kristus berkata tentang dirinya sendiri: "Aku datang sebagai TERANG, supaya setiap orang yang percaya kepadaKu jangan tinggal dalam kegelapan" (Yoh 12:46). St. Paulus menggunakan gambaran yang sama: "Dari dalam gelap, akan terbit TERANG" (2 Kor 4:6).
Dengan kata lain:
Yesus "mengalahkan" Sol Invictus - Dewa Matahari karena Ia adalah matahari sejati "yang bersinar memberi hidup" (Clemens dari Alexandria, Protrepticus, IX).
Indahnya, apa yang dibuat oleh Yesus juga dibuat oleh banyak orang kudus. Terinspirasi oleh terang Kristus, para kudus menjadi "mitra" atau dalam bahasa Paulus, menjadi "rekan sekerja Allah".
Jelasnya, Gereja tidak menjadi "penguasa rahmat" tapi lebih menjadi "pelayan rahmat", dimana setiap orang, terlebih yang kecil dan tersingkir bisa merasakan "gratia divina - rahmat ilahi" lewat perjumpaan sehari-hari dengan gereja. Disinilah kita diingatkan untuk menjadi "rekan sekerja Allah" bukan hanya dengan kata tapi dengan tindakan cinta yang nyata.
"Ada taksi di Tangerang - Mari bersaksi dan mjd terang."
B.
INSPIRASI PAGI LBI
Kesembuhan bagi Orang-orang Sakit.
Dari Sinagoga di Kapernaum, Yesus bergerak ke rumah Simon. Di situ, Yesus menyembuhkan mertua Simon yang sakit demam. Penyembuhan yang dilakukan Yesus tampaknya seperti pengusiran setan.
Gambaran Lukas ini merefleksikan pandangan kuno bahwa orang yang kerasukan dan orang sakit adalah orang-orang yang ditindas oleh kekuatan-kekuatan jahat sehingga membutuhkan pembebasan.
Mukjizat penyembuhan ibu mertua Petrus berakhir dengan catatan tentang tanggapannya terhadap tindakan Yesus. Tanggapannya bukan kekaguman dan ketakjuban, melainkan tindakan keramahan yang mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya. “Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.”
Tidak hanya ibu mertua Petrus yang disembuhkan Yesus, tetapi juga semua orang sakit dan kerasukan yang dibawa kepada-Nya. Dari banyak orang itu keluarlah setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.”
Identitas Yesus diperlihatkan oleh setan-setan itu. Namun, Yesus dengan keras melarang mereka untuk berbicara. Larangan ini sangat mungkin diambil dari Injil Markus.
Dalam konteks Injil Markus, identitas Yesus sebagai Mesias dirahasiakan sampai peristiwa Paskah ketika pemahaman tentang Mesias telah dipahami secara lebih tepat.
Setelah melarang setan-setan, Yesus pergi ke suatu tempat yang terpencil. Namun, orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Yesus lalu menegaskan misi-Nya yang lebih luas dan melampaui batas wilayah-Nya sendiri.
Dalam Injil Lukas, Yesus mengomunikasikan pemahaman yang jelas tentang misi-Nya untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah ke seluruh kota di Israel dan bahkan sampai ke ujung bumi melalui pelayanan dan pewartaan para murid-Nya. (AJ)
C.
Kutipan Teks Misa:
Apa yang dapat diucapkan oleh lidah manusia dan apa yang dapat ditangkap oleh indra manusia, termuat dalam Kitab Suci. ---- St. Hieronimus
“Kita harus percaya bahwa sebelum Pengadilan [Terakhir] masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, ‘di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, [sedangkan dosa] yang lain di dunia lain.” (St. Gregorius Agung, seperti dikutip KGK, 1031)
Antifon Pembuka (Mzm 33:20-21)
Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong dan perisai kita. Karena Dia, hati kita bersukacita, kepada nama-Nya kita percaya.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakudus, dunia Kaukehendaki bersatu dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon diberi semangat-Nya, agar selalu menghormati dan mengakui nama-Mu yang kudus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 3:1-9)
"Kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya."
Saudara-saudara, dahulu aku tidak dapat berbicara dengan kalian sebagai manusia rohani, tetapi hanya kepada manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus. Pada waktu itu aku memberikan susu kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kalian belum dapat menerimanya. Sekarang pun sebenarnya kalian belum dapat menerimanya, karena kalian masih manusia duniawi. Sebab jika di antara kalian ada iri hati dan perselisihan, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kalian masih manusia duniawi dan hidup secara manusiawi? Karena jika seorang berkata, "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata, "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan bahwa kalian manusia duniawi dan bukan rohani? Sebenarnya, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang membawa kalian kepada iman, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku yang menanam, Apolos yang menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama. Dan masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya. Sebab kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; sedangkan kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.14-15.20-21)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956 (MT 401)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus aku memaklumkan Injil kepada orang hina dina dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:38-44)
"Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil, sebab untuk itulah Aku diutus."
Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon sakit demam keras, dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demamnya. Segera penyakit itu meninggalkan dia. Wanita itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kerabatnya yang sakit kepada Yesus. Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia Mesias. Ketika hari siang Yesus berangkat ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia. Ketika menemukan-Nya, mereka berusaha menahan Dia, supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia mewartakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus datang untuk menyelamatkan kita manusia secara utuh, dari segala bentuk halangan dalam hidup yang kita alami. Sesudah meninggalkan rumah ibadat, di mana Ia melaksanakan tugas-Nya di bidang kerohanian, ia meneruskan pelayanan-Nya di bidang kesehatan. Ibu mertua Simon, yang demam keras dibebaskan dari demamnya. Betapa peka sikap Yesus sebagai Penyelamat terhadap keadaan konkret warga masyarakat. Simon telah diberi-Nya tugas ikut memimpin murid-murid Yesus melaksanakan tugas mewartakan kabar gembira.
Pada awalnya, ketika diciptakan Allah, manusia tidak mengenal penderitaan atau penyakit. Segala penyakit yang dialami manusia disebabkan oleh dosanya. Untuk memulihkan keutuhan martabat pribadi manusia itulah Yesus datang untuk menyelamatkan manusia baik di bidang rohani maupun jasmani.
Karena keterbatasan-Nya sebagai manusia, Yesus juga tidak mampu untuk melaksanakan tugas-Nya sebagai Penyelamat secara serentak dan sekaligus untuk segalanya.
Itulah sebabnya mengapa Ia sesuai dengan situasi dan kondisi diri-Nya sendiri, maupun menurut aneka situasi dan kondisi masyarakat yang luas, tidak boleh melaksanakan karya penyelamatan-Nya secara terbatas hanya di sekitar daerah tempat kediaman-Nya. Karena itu Yesus mengatakan, "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus." (Luk 4:43).
Segenap warga Gereja, sebagai persekutuan umat yang percaya kepada Kristus, dan ingin menghayati hidupnya menurut ajaran, sikap dan hidup Yesus, harus selalu bersyukur kepada-Nya atas apa yang telah mereka terima dari pada-Nya, namun sekaligus menginginkan dan mengusahakan, agar sesama kita siapa pun dan di mana pun juga diselamatkan oleh-Nya.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 05 September 2018
Hari Biasa Pekan XXII
(1Kor 3:1-9)
(Mzm 33:12-13.14-15.20-21)
Lukas (4:38-44)
“Amicus certus in re incerta cernitur - Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian.
Kalimat yang ditulis oleh Cicero ini menghadirkan sosok sahabat sejati yang ditampilkan Yesus ketika menyembuhkan banyak orang yang ada dalam “ketidakpastian” karena sakit.
Adapun tiga peranan Yesus yang dihadirkan secara real sebagai sahabat sejati, al:
1.Healer:
Yesus menjadi seorang tabib ilahi. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sakit demam keras bahkan ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit.
Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Bukankah tidak ada salib, besar atau kecil, dalam hidup kita yang Tuhan kita tidak turut menanggungnya?
2. Teacher:
Yesus menjadi guru kehidupan bagi banyak orang. Ia keluar masuk ke rumah ibadat untuk berdoa dan memberikan pengajaran:
“Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus. "
Ia menjadi guru yang tulus mengajarkan iman yang benar, harapan yang pasti, dan kasih yang sempurna untuk semakin mengerti, memahami dan melaksanakan semua perintahNya: "Siapa yang mengasihi pasti dikasihi, siapa yang tenang pasti selamat, siapa yang bodoh pasti kalah, siapa yang terburu-buru pasti salah."
3. Prayer:
Di tengah kesibukan hidup karya yang terus datang silih berganti, Ia tak lupa untuk “retret”, mundur sejenak dari rutinitas harian: Ketika senggang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Ia menyediakan waktu untuk ber-“intimitas cum Deo” dengan doa dan relasi pribadi kepada Yang Ilahi.
Ia bukan hanya menjadi “man for others” tapi sekaligus juga menjadi “man of prayer”: “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.”
Yang pasti: manusia tidaklah diciptakan dengan main-main, ataupun secara serampangan, namun diciptakan secara mengagumkan untuk sebuah tujuan yang agung, bukan?
“Cari louhan di Pasaraya – Ikuti Tuhan dengan hati yang gembira.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Lumen fidei - Terang iman."
Inilah ensiklik kepausan terbaru yang bicara banyak tentang iman kristiani.
Dalam injil Yoh, Kristus berkata tentang dirinya sendiri: "Aku datang sebagai TERANG, supaya setiap orang yang percaya kepadaKu jangan tinggal dalam kegelapan" (Yoh 12:46). St. Paulus menggunakan gambaran yang sama: "Dari dalam gelap, akan terbit TERANG" (2 Kor 4:6).
Dengan kata lain:
Yesus "mengalahkan" Sol Invictus - Dewa Matahari karena Ia adalah matahari sejati "yang bersinar memberi hidup" (Clemens dari Alexandria, Protrepticus, IX).
Indahnya, apa yang dibuat oleh Yesus juga dibuat oleh banyak orang kudus. Terinspirasi oleh terang Kristus, para kudus menjadi "mitra" atau dalam bahasa Paulus, menjadi "rekan sekerja Allah".
Jelasnya, Gereja tidak menjadi "penguasa rahmat" tapi lebih menjadi "pelayan rahmat", dimana setiap orang, terlebih yang kecil dan tersingkir bisa merasakan "gratia divina - rahmat ilahi" lewat perjumpaan sehari-hari dengan gereja. Disinilah kita diingatkan untuk menjadi "rekan sekerja Allah" bukan hanya dengan kata tapi dengan tindakan cinta yang nyata.
"Ada taksi di Tangerang - Mari bersaksi dan mjd terang."
B.
INSPIRASI PAGI LBI
Kesembuhan bagi Orang-orang Sakit.
Dari Sinagoga di Kapernaum, Yesus bergerak ke rumah Simon. Di situ, Yesus menyembuhkan mertua Simon yang sakit demam. Penyembuhan yang dilakukan Yesus tampaknya seperti pengusiran setan.
Gambaran Lukas ini merefleksikan pandangan kuno bahwa orang yang kerasukan dan orang sakit adalah orang-orang yang ditindas oleh kekuatan-kekuatan jahat sehingga membutuhkan pembebasan.
Mukjizat penyembuhan ibu mertua Petrus berakhir dengan catatan tentang tanggapannya terhadap tindakan Yesus. Tanggapannya bukan kekaguman dan ketakjuban, melainkan tindakan keramahan yang mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya. “Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.”
Tidak hanya ibu mertua Petrus yang disembuhkan Yesus, tetapi juga semua orang sakit dan kerasukan yang dibawa kepada-Nya. Dari banyak orang itu keluarlah setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.”
Identitas Yesus diperlihatkan oleh setan-setan itu. Namun, Yesus dengan keras melarang mereka untuk berbicara. Larangan ini sangat mungkin diambil dari Injil Markus.
Dalam konteks Injil Markus, identitas Yesus sebagai Mesias dirahasiakan sampai peristiwa Paskah ketika pemahaman tentang Mesias telah dipahami secara lebih tepat.
Setelah melarang setan-setan, Yesus pergi ke suatu tempat yang terpencil. Namun, orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Yesus lalu menegaskan misi-Nya yang lebih luas dan melampaui batas wilayah-Nya sendiri.
Dalam Injil Lukas, Yesus mengomunikasikan pemahaman yang jelas tentang misi-Nya untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah ke seluruh kota di Israel dan bahkan sampai ke ujung bumi melalui pelayanan dan pewartaan para murid-Nya. (AJ)
C.
Kutipan Teks Misa:
Apa yang dapat diucapkan oleh lidah manusia dan apa yang dapat ditangkap oleh indra manusia, termuat dalam Kitab Suci. ---- St. Hieronimus
“Kita harus percaya bahwa sebelum Pengadilan [Terakhir] masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, ‘di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, [sedangkan dosa] yang lain di dunia lain.” (St. Gregorius Agung, seperti dikutip KGK, 1031)
Antifon Pembuka (Mzm 33:20-21)
Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong dan perisai kita. Karena Dia, hati kita bersukacita, kepada nama-Nya kita percaya.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakudus, dunia Kaukehendaki bersatu dalam diri Yesus, Adam baru. Kami mohon diberi semangat-Nya, agar selalu menghormati dan mengakui nama-Mu yang kudus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 3:1-9)
"Kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya."
Saudara-saudara, dahulu aku tidak dapat berbicara dengan kalian sebagai manusia rohani, tetapi hanya kepada manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus. Pada waktu itu aku memberikan susu kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kalian belum dapat menerimanya. Sekarang pun sebenarnya kalian belum dapat menerimanya, karena kalian masih manusia duniawi. Sebab jika di antara kalian ada iri hati dan perselisihan, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kalian masih manusia duniawi dan hidup secara manusiawi? Karena jika seorang berkata, "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata, "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan bahwa kalian manusia duniawi dan bukan rohani? Sebenarnya, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang membawa kalian kepada iman, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku yang menanam, Apolos yang menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama. Dan masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya. Sebab kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; sedangkan kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.14-15.20-21)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956 (MT 401)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus aku memaklumkan Injil kepada orang hina dina dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:38-44)
"Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil, sebab untuk itulah Aku diutus."
Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon sakit demam keras, dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demamnya. Segera penyakit itu meninggalkan dia. Wanita itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kerabatnya yang sakit kepada Yesus. Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia Mesias. Ketika hari siang Yesus berangkat ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia. Ketika menemukan-Nya, mereka berusaha menahan Dia, supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia mewartakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus datang untuk menyelamatkan kita manusia secara utuh, dari segala bentuk halangan dalam hidup yang kita alami. Sesudah meninggalkan rumah ibadat, di mana Ia melaksanakan tugas-Nya di bidang kerohanian, ia meneruskan pelayanan-Nya di bidang kesehatan. Ibu mertua Simon, yang demam keras dibebaskan dari demamnya. Betapa peka sikap Yesus sebagai Penyelamat terhadap keadaan konkret warga masyarakat. Simon telah diberi-Nya tugas ikut memimpin murid-murid Yesus melaksanakan tugas mewartakan kabar gembira.
Pada awalnya, ketika diciptakan Allah, manusia tidak mengenal penderitaan atau penyakit. Segala penyakit yang dialami manusia disebabkan oleh dosanya. Untuk memulihkan keutuhan martabat pribadi manusia itulah Yesus datang untuk menyelamatkan manusia baik di bidang rohani maupun jasmani.
Karena keterbatasan-Nya sebagai manusia, Yesus juga tidak mampu untuk melaksanakan tugas-Nya sebagai Penyelamat secara serentak dan sekaligus untuk segalanya.
Itulah sebabnya mengapa Ia sesuai dengan situasi dan kondisi diri-Nya sendiri, maupun menurut aneka situasi dan kondisi masyarakat yang luas, tidak boleh melaksanakan karya penyelamatan-Nya secara terbatas hanya di sekitar daerah tempat kediaman-Nya. Karena itu Yesus mengatakan, "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus." (Luk 4:43).
Segenap warga Gereja, sebagai persekutuan umat yang percaya kepada Kristus, dan ingin menghayati hidupnya menurut ajaran, sikap dan hidup Yesus, harus selalu bersyukur kepada-Nya atas apa yang telah mereka terima dari pada-Nya, namun sekaligus menginginkan dan mengusahakan, agar sesama kita siapa pun dan di mana pun juga diselamatkan oleh-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar