HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 15 September 2018
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
Ibrani (5:7-9)
(Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)
Yohanes (19:25-27) atau Lukas (2:33-35)
"Mater Dolorosa - Bunda Dukacita"
Inilah salah satu gelar Maria yang dikenangkan pada hari ini setelah pesta Salib Suci.
Pada awalnya, peringatan ini bergelar “Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasih” (Our Lady of Compassion) dengan menekankan besarnya kasih Maria ("compassion": "cum" et "patior", menderita bersama).
Selanjutnya, gelar ini sejatinya diberikan kepada Maria dengan menitik-beratkan pada 7 dukacitanya, antara lain:
- Nubuat Simeon,
- Pengungsian ke Mesir,
- Yesus hilang & diketemukan di Bait Allah,
- Maria berjumpa dengan Yesus dalam perjalananNya ke Kalvari,
- Maria berdiri di kaki salib,
- Maria memangku jenasah Yesus, dan
- Yesus dimakamkan.
Dari 7 dukacita Maria inilah, hatinya kerap dilukiskan terbuka dengan tujuh pedang menembusinya.
Disinilah, kita diajak punya pedang iman berpola "3K", antara lain:
1.Keberanian.
Maria berdiri dengan berani & setia di kaki salibNya (Yoh 19:26-27). Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium, menulis:
"Maria sesuai dengan rencana Allah berdiri di dekatNya. Disitulah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan Putranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan korbanNya yang penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkannya.” (#58).
2.Kasih.
Ketika Yesus hilang di bait Allah, ia terus mencariNya dengan penuh kasih juga ketika orang banyak kekurangan anggur di Kana, ia berkata padaNya: "Mereka kehabisan anggur!"
Tepatlah St. Bernardus menulis, “Ia wafat secara jasmani oleh karena kasih yang jauh lebih besar daripada yang dapat dipahami manusia."
3.Kepasrahan.
Mengacu pada Fiat-nya:
"Aku ini HAMBA Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu", kita diajak untuk berpasrah dengan semangat dasar Maria, "MAu Rendahhati Ikut Allah."
"Dari Samaria ke Sukabumi - Bunda Maria doakanlah kami"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
O Dolorosa - Dukacita Sang Bunda.
(Buku MOM - Mary Our Mother. RJK).
Injil menghubungkan bagian pertama kehidupan Maria sebagai rangkaian saat rahmat dan bahagia, tapi perannya sebagai seorang ibu menjadi lebih sulit setelah Anaknya dibaptis dan memulai pelayananNya.
Yesus meninggalkan rumah dan mulai berkhotbah dan mengumpulkan murid baru. Maria hadir dan mendorong terjadinya mukjizat pertamaNya, ketika Yesus mengubah air menjadi anggur di Pernikahan Kana.
Menjanda, Maria mengikuti anaknya dalam beberapa perjalananNya, yakin akan ajaran-ajaranNya, tapi sebagai seorang ibu, dia kuatir tentang Anaknya, yang memberikan seluruh hidupNya sementara para musuhNya pun makin bertambah.
Yesus sering mengingatkan Ibunya bahwa mereka yang percaya kepada-Nya adalah keluargaNya yang sesungguhnya, dan Ia juga mengatakan bahwa Ia telah ditakdirkan untuk menderita dan dibunuh. Kata-kata ini membuat Maria mencintai Anaknya semakin lebih lagi.
Terakhir kalinya Maria melihat Anaknya adalah ketika ia pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, Yesus berumur tiga puluh tiga tahun.
Maria berada di istana Pontius Pilatus. Ia mendengar hukuman mati dijatuhkan atas Puteranya, dan ikut berada di sepanjang jalan salib; dimana Anaknya menderita dan disiksa begitu berat.
Maria juga berada berdiri di kaki salib, hatinya tertusuk dengan kesedihan mendalam menyaksikan Anaknya wafat, diturunkan dari salib, dan dikuburkan.
B.
Stabat Mater Dolorosa - Kidung Derita Bunda
(Buku MOM - Mary Our Mother. RJK).
“Stabat Mater” adalah nama dari sebuah himne pada abad ketiga belas yang menceritakan penderitaan Perawan Maria.
Himne ini pada awalanya dibuat dalam bahasa Latin oleh seorang biarawan Fransiskan yang bernama Jacapone da Todi di Italia, dan dimulai dengan kata-kata ini:
"Stabat mater dolorosa, juxta crucem lacrimosa" (Ibu berdiri penuh kesedihan, menangis di samping Salib).
Ini adalah suatu karya berbentuk meditasi panjang yang mengundang seseorang untuk berbagi kesedihan seorang wanita yang melihat anaknya meninggal dalam penderitaan yang mengerikan:
"Hai quam tristis et afflicta fuit illa Benedicta, mater unigeniti" (Betapa sedih dan tertekannya ibu dari Putra Yang Tunggal.)
Merupakan salah satu dari beberapa himne yang menceritakan tentang kedukaan Maria, Stabat Mater menjadi terkenal seiring dengan pertumbuhan devosi kepada Maria. Selama berabad-abad, para komposer besar telah membuatkan lirik kata-kata untuk musiknya, termasuk Pergolesi, Scarlatti, Vivaldi, Haydn, Schubert, dan Verdi.
Dalam liturgi, Stabat Mater dikaitkan dengan perayaan “Maria yang Berdukacita” pada tanggal lima belas September, sehari setelah perayaan Hari Raya Salib Suci pada empat belas September-nya.
C.
“SDM” - Sapta Duka Maria
(Buku MOM - Mary Our Mother. RJK).
Episode paling menyakitkan dalam kehidupan Maria telah mengilhami sejumlah gambar dan karya seni tradisional.
“Maria Berdukacita”, atau “Mater Dolorosa” yang menekankan“Tujuh Dukacita Maria” salah satunya. Disebutkan dalam liturgi Gereja Ortodoks Timur dari awal Abad Pertengahan, devosi kepada "Bunda Berdukacita" belum meluas sampai abad ketiga belas.
Salah satu praktek yang paling intensif dan massif menghormati "tujuh kesengsaraan" Maria diprakarsai oleh Servite, anggota Ordo Duta Maria, yang didirikan pada 1233 di Florence, Italia.
Ini adalah komunitas biarawan kontemplatif yang memusatkan ibadah mereka pada Maria dan terutama pada penderitaannya. Mereka menciptakan sebuah rosario khusus yang terbuat dari tujuh seri dari tujuh manik-manik, yang dipergunakan kala membacakan tujuh duka, mengingat kata-kata Simeon kepada Maria di Bait Allah, yaitu :
Pembunuhan kanak kanak Yesus yang tak bersalah,
Pelarian ke Mesir,
Kejadian Yesus hilang dan ditemukan di Bait Allah,
Maria di sepanjang Jalan Salib Yesus,
Maria berdiri di kaki salib Kristus,
Maria memeluk tubuh Putranya setelah diturunkan dari palang salib,
Maria di makam Yesus.
Dalam banyak gambaran baik patung maupun lukisan, duka ini sering diwakili oleh tujuh belati atau pedang yang menusuk hati Maria.
Hari raya perayaan Maria Berdukacita adalah setiap tanggal lima belas September.
D.
Kutipan Teks Misa:
“Ibu tersuci, kami menyebut engkau lebih dari seorang martir, karena kecemasan hati yang kauderita melebihi semua penderitaan badani” (St. Bernardus Abas)
Antifon Pembuka (Bdk. Lk 2: 34-35)
Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan. Dan hatimu sendiri akan ditembus dengan pedang.”
Simeon said to Mary: Behold, this child is destined for the ruin and rising of many in Israel, and to be a sign of contradiction; and your own soul a sword will pierce.
Pengantar
Santa Perawan Maria sebagai martir, terkandung dalam nubuatan Simeon, tampil di hadapan mata dalam kisah sengsara Tuhan kita. Orang tua yang diberkati, yaitu Simeon, berkata tentang kanak-kanak Yesus, "Anak ini ditentukan sebagai tanda yang akan ditentang," dan kepada Maria, "Hatimu akan ditembus pedang."
Jangan heran, Saudara-saudara, bahwa Maria dikatakan menderita sebagai martir dalam jiwanya. Tetapi ada orang akan heran, yaitu mereka yang lupa akan kata-kata Paulus tentang orang kafir, bahwa di antara cacat mereka, yang paling berat ialah bahwa mereka tidak mengenal belas kasih. Tidak begitulah Maria! Semoga jangan sampai begitu mereka, yang menghormati dia! (St. Bernardus, Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 3, Yogyakarta - Kanisius, 1982, hlm. 34-36)
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kekuatan kami, ketika Putra-Mu ditinggikan di salib, Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ketaatan kepada Allah mendatangkan salib dalam hidup kita. Namun demikian, ketaatan yang sama juga mendatangkan keselamatan abadi bagi kita.
.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.
5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!
Sekuensia (Lihat Bunda Yang Berduka / Stabat mater dolorosa), do = f, 4/4, PS 639 (fakultatif)
1. Lihat bunda yang berduka / di depan salib Sang Putra ; air mata bergenang. /
O betapa jiwa ibu / tersedu menanggung pilu, bagai ditembus pedang.
2. Bunda Putra Tunggal Allah disebut Yang Berbahagia / kini sangat bersedih. / Hatinya dirundung duka, kar'na putra yang termulia bersengsara di salib.
3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi Putranya?
/ Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda kar'na siksa Anak-Nya.
4. Dilihatnya Yesus, putra, yang tersiksa dan terluka / kar'na dosa umat-Nya /
dan bergumul sendirian / menghadapi kematian / menyerahkan nyawa-Nya.
5. Wahai bunda sumber kasih, / biar turut kuhayati dukamu yang mencekam;
biar hatiku bernyala / mengasihi Putra Allah dan pada-Nya berkenan.
6. Biarlah sengsara aib / dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;
biar siksa salib itu / yang ditanggung-Nya bagiku kudekap bersamamu.
7. Biar aku di sampingmu / pilu kar'na wafat Kristus di sepanjang hidupku;
inilah keinginanku: / di dekat salib Putramu besertamu tersedu.
8. O perawan yang terpilih, / perkenankan aku ini ikut dikau bersedih;
biar kematian Tuhan / dan darah-Nya yang tercurah kukenangkan tak henti.
9. Biar aku pun terluka / menghayati salib Tuhan, digerakkan kasih-Nya. Hatiku engkau kobarkan; / biar aku dibebaskan dalam penghakiman-Nya.
10. Biarlah salib Tuhanku / jadi benteng naunganku, dan kurasa rahmat-Nya.
Bila nanti aku mati / biar aku mewarisi kemuliaan yang kekal.
Stabat mater dolorosa
juxta crucem lacrimosa,
dum pendebat filius.
Cujus animam gementem,
contristatam et dolentem
per transivit gladius.
O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta
Mater Unigeniti!
Quae moerebat et dolebat,
et tremebat cum videbat
nati poenas inclyti.
Quis est homo qui non fleret,
Christi materm si videret
in tanto supplicio?
Quis non posset contristari,
piam Matrem contemplari
dolentem cum Filio?
Pro peccatis suae gentis,
vidit Jesum in tormentis
et flagellis subditum.
Vidit suum dulcem natum,
morientem, desolatum,
dum emisit spiritum.
Eja Mater, fons amoris,
Me sentire vim doloris
Fac, ut tecum lugeam.
Fac, ut ardeat cor meum
In amando Christum Deum,
Ut sibi complaceam.
Sancta Mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
Cordi meo valide.
Tui nati vulnerati,
Tam dignati pro me pati,
Mecum poenas divide.
Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
Donec ego vixero.
Juxta crucem tecum stare,
Te libenter sociare
In planctu desidero.
Virgo virginum praeclara,
Mihi jam non sis amara,
Fac me tecum plangere.
Fac, ut portem Christi mortem,
Passionis eius sortem,
Et plagas recolere.
Fac me plagis vulnerari,
Cruce hac inebriari,
Ob amorem Filii.
Inflammatus et accensus
Per te, Virgo, sim defensus
In die judicii.
Fac me cruce custodiri,
Morte Christi muniri,
Confoveri gratia.
Quando corpus morietur,
Fac, ut animae donetur
Paradisi gloria.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
Setelah Yesus memikul salib-Nya dan wafat di salib, Maria menjadi murid pertama yang memanggul salib itu. Maria menerimanya dalam diam namun penuh percaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:25-27)
"Inilah anakmu." "Inilah ibumu."
Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Atau:
Pedang penderitaan dari Tuhan menjadi sesuatu yang memurnikan jiwa Maria. Selain itu, kekuatan iman dan rahmat juga ditambahkan dalam diri Maria.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:33-35)
Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Bdk. 1Ptr 4:13)
Bersukacitalah ketika kamu berbagi dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Rejoice when you share in the sufferings of Christ, that you may also rejoice exultantly when his glory is revealed.
Doa Malam
Allah Bapa sumber kekuatan, dengan perantaraan doa Bunda Maria, kuatkanlah iman, harapan dan cinta kami. Semoga karenanya, kami tetap setia menjadi murid-murid-Mu terlebih menjadi saksi-saksi nyata dalam kehidupan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 15 September 2018
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
Ibrani (5:7-9)
(Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)
Yohanes (19:25-27) atau Lukas (2:33-35)
"Mater Dolorosa - Bunda Dukacita"
Inilah salah satu gelar Maria yang dikenangkan pada hari ini setelah pesta Salib Suci.
Pada awalnya, peringatan ini bergelar “Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasih” (Our Lady of Compassion) dengan menekankan besarnya kasih Maria ("compassion": "cum" et "patior", menderita bersama).
Selanjutnya, gelar ini sejatinya diberikan kepada Maria dengan menitik-beratkan pada 7 dukacitanya, antara lain:
- Nubuat Simeon,
- Pengungsian ke Mesir,
- Yesus hilang & diketemukan di Bait Allah,
- Maria berjumpa dengan Yesus dalam perjalananNya ke Kalvari,
- Maria berdiri di kaki salib,
- Maria memangku jenasah Yesus, dan
- Yesus dimakamkan.
Dari 7 dukacita Maria inilah, hatinya kerap dilukiskan terbuka dengan tujuh pedang menembusinya.
Disinilah, kita diajak punya pedang iman berpola "3K", antara lain:
1.Keberanian.
Maria berdiri dengan berani & setia di kaki salibNya (Yoh 19:26-27). Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium, menulis:
"Maria sesuai dengan rencana Allah berdiri di dekatNya. Disitulah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan Putranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan korbanNya yang penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkannya.” (#58).
2.Kasih.
Ketika Yesus hilang di bait Allah, ia terus mencariNya dengan penuh kasih juga ketika orang banyak kekurangan anggur di Kana, ia berkata padaNya: "Mereka kehabisan anggur!"
Tepatlah St. Bernardus menulis, “Ia wafat secara jasmani oleh karena kasih yang jauh lebih besar daripada yang dapat dipahami manusia."
3.Kepasrahan.
Mengacu pada Fiat-nya:
"Aku ini HAMBA Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu", kita diajak untuk berpasrah dengan semangat dasar Maria, "MAu Rendahhati Ikut Allah."
"Dari Samaria ke Sukabumi - Bunda Maria doakanlah kami"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
O Dolorosa - Dukacita Sang Bunda.
(Buku MOM - Mary Our Mother. RJK).
Injil menghubungkan bagian pertama kehidupan Maria sebagai rangkaian saat rahmat dan bahagia, tapi perannya sebagai seorang ibu menjadi lebih sulit setelah Anaknya dibaptis dan memulai pelayananNya.
Yesus meninggalkan rumah dan mulai berkhotbah dan mengumpulkan murid baru. Maria hadir dan mendorong terjadinya mukjizat pertamaNya, ketika Yesus mengubah air menjadi anggur di Pernikahan Kana.
Menjanda, Maria mengikuti anaknya dalam beberapa perjalananNya, yakin akan ajaran-ajaranNya, tapi sebagai seorang ibu, dia kuatir tentang Anaknya, yang memberikan seluruh hidupNya sementara para musuhNya pun makin bertambah.
Yesus sering mengingatkan Ibunya bahwa mereka yang percaya kepada-Nya adalah keluargaNya yang sesungguhnya, dan Ia juga mengatakan bahwa Ia telah ditakdirkan untuk menderita dan dibunuh. Kata-kata ini membuat Maria mencintai Anaknya semakin lebih lagi.
Terakhir kalinya Maria melihat Anaknya adalah ketika ia pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, Yesus berumur tiga puluh tiga tahun.
Maria berada di istana Pontius Pilatus. Ia mendengar hukuman mati dijatuhkan atas Puteranya, dan ikut berada di sepanjang jalan salib; dimana Anaknya menderita dan disiksa begitu berat.
Maria juga berada berdiri di kaki salib, hatinya tertusuk dengan kesedihan mendalam menyaksikan Anaknya wafat, diturunkan dari salib, dan dikuburkan.
B.
Stabat Mater Dolorosa - Kidung Derita Bunda
(Buku MOM - Mary Our Mother. RJK).
“Stabat Mater” adalah nama dari sebuah himne pada abad ketiga belas yang menceritakan penderitaan Perawan Maria.
Himne ini pada awalanya dibuat dalam bahasa Latin oleh seorang biarawan Fransiskan yang bernama Jacapone da Todi di Italia, dan dimulai dengan kata-kata ini:
"Stabat mater dolorosa, juxta crucem lacrimosa" (Ibu berdiri penuh kesedihan, menangis di samping Salib).
Ini adalah suatu karya berbentuk meditasi panjang yang mengundang seseorang untuk berbagi kesedihan seorang wanita yang melihat anaknya meninggal dalam penderitaan yang mengerikan:
"Hai quam tristis et afflicta fuit illa Benedicta, mater unigeniti" (Betapa sedih dan tertekannya ibu dari Putra Yang Tunggal.)
Merupakan salah satu dari beberapa himne yang menceritakan tentang kedukaan Maria, Stabat Mater menjadi terkenal seiring dengan pertumbuhan devosi kepada Maria. Selama berabad-abad, para komposer besar telah membuatkan lirik kata-kata untuk musiknya, termasuk Pergolesi, Scarlatti, Vivaldi, Haydn, Schubert, dan Verdi.
Dalam liturgi, Stabat Mater dikaitkan dengan perayaan “Maria yang Berdukacita” pada tanggal lima belas September, sehari setelah perayaan Hari Raya Salib Suci pada empat belas September-nya.
C.
“SDM” - Sapta Duka Maria
(Buku MOM - Mary Our Mother. RJK).
Episode paling menyakitkan dalam kehidupan Maria telah mengilhami sejumlah gambar dan karya seni tradisional.
“Maria Berdukacita”, atau “Mater Dolorosa” yang menekankan“Tujuh Dukacita Maria” salah satunya. Disebutkan dalam liturgi Gereja Ortodoks Timur dari awal Abad Pertengahan, devosi kepada "Bunda Berdukacita" belum meluas sampai abad ketiga belas.
Salah satu praktek yang paling intensif dan massif menghormati "tujuh kesengsaraan" Maria diprakarsai oleh Servite, anggota Ordo Duta Maria, yang didirikan pada 1233 di Florence, Italia.
Ini adalah komunitas biarawan kontemplatif yang memusatkan ibadah mereka pada Maria dan terutama pada penderitaannya. Mereka menciptakan sebuah rosario khusus yang terbuat dari tujuh seri dari tujuh manik-manik, yang dipergunakan kala membacakan tujuh duka, mengingat kata-kata Simeon kepada Maria di Bait Allah, yaitu :
Pembunuhan kanak kanak Yesus yang tak bersalah,
Pelarian ke Mesir,
Kejadian Yesus hilang dan ditemukan di Bait Allah,
Maria di sepanjang Jalan Salib Yesus,
Maria berdiri di kaki salib Kristus,
Maria memeluk tubuh Putranya setelah diturunkan dari palang salib,
Maria di makam Yesus.
Dalam banyak gambaran baik patung maupun lukisan, duka ini sering diwakili oleh tujuh belati atau pedang yang menusuk hati Maria.
Hari raya perayaan Maria Berdukacita adalah setiap tanggal lima belas September.
D.
Kutipan Teks Misa:
“Ibu tersuci, kami menyebut engkau lebih dari seorang martir, karena kecemasan hati yang kauderita melebihi semua penderitaan badani” (St. Bernardus Abas)
Antifon Pembuka (Bdk. Lk 2: 34-35)
Simeon berkata kepada Maria, “Anak ini menentukan jatuh bangkitnya banyak orang di Israel. Ia menjadi tanda yang menimbulkan pertentangan. Dan hatimu sendiri akan ditembus dengan pedang.”
Simeon said to Mary: Behold, this child is destined for the ruin and rising of many in Israel, and to be a sign of contradiction; and your own soul a sword will pierce.
Pengantar
Santa Perawan Maria sebagai martir, terkandung dalam nubuatan Simeon, tampil di hadapan mata dalam kisah sengsara Tuhan kita. Orang tua yang diberkati, yaitu Simeon, berkata tentang kanak-kanak Yesus, "Anak ini ditentukan sebagai tanda yang akan ditentang," dan kepada Maria, "Hatimu akan ditembus pedang."
Jangan heran, Saudara-saudara, bahwa Maria dikatakan menderita sebagai martir dalam jiwanya. Tetapi ada orang akan heran, yaitu mereka yang lupa akan kata-kata Paulus tentang orang kafir, bahwa di antara cacat mereka, yang paling berat ialah bahwa mereka tidak mengenal belas kasih. Tidak begitulah Maria! Semoga jangan sampai begitu mereka, yang menghormati dia! (St. Bernardus, Sumber: Bacaan Ofisi Para Kudus 3, Yogyakarta - Kanisius, 1982, hlm. 34-36)
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kekuatan kami, ketika Putra-Mu ditinggikan di salib, Ibunda-Nya berdiri di situ dan ikut menderita. Semoga kami pun ikut serta dalam sengsara yang diderita Kristus demi keselamatan umat manusia, agar kami dapat ikut serta pula dibangkitkan bersama Dia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ketaatan kepada Allah mendatangkan salib dalam hidup kita. Namun demikian, ketaatan yang sama juga mendatangkan keselamatan abadi bagi kita.
.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9)
Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi, sekalipun Anak Allah, Yesus telah belajar menjadi taat; dan ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya. Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 31:2-3a.3bc-4.5-6.15-16.20)
1. Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan daku.
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
3. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
4. Tetapi aku, kepada-Mu, ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, “Engkaulah Allahku!” Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku.
5. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takwa kepada-Mu, yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu!
Sekuensia (Lihat Bunda Yang Berduka / Stabat mater dolorosa), do = f, 4/4, PS 639 (fakultatif)
1. Lihat bunda yang berduka / di depan salib Sang Putra ; air mata bergenang. /
O betapa jiwa ibu / tersedu menanggung pilu, bagai ditembus pedang.
2. Bunda Putra Tunggal Allah disebut Yang Berbahagia / kini sangat bersedih. / Hatinya dirundung duka, kar'na putra yang termulia bersengsara di salib.
3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi Putranya?
/ Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda kar'na siksa Anak-Nya.
4. Dilihatnya Yesus, putra, yang tersiksa dan terluka / kar'na dosa umat-Nya /
dan bergumul sendirian / menghadapi kematian / menyerahkan nyawa-Nya.
5. Wahai bunda sumber kasih, / biar turut kuhayati dukamu yang mencekam;
biar hatiku bernyala / mengasihi Putra Allah dan pada-Nya berkenan.
6. Biarlah sengsara aib / dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;
biar siksa salib itu / yang ditanggung-Nya bagiku kudekap bersamamu.
7. Biar aku di sampingmu / pilu kar'na wafat Kristus di sepanjang hidupku;
inilah keinginanku: / di dekat salib Putramu besertamu tersedu.
8. O perawan yang terpilih, / perkenankan aku ini ikut dikau bersedih;
biar kematian Tuhan / dan darah-Nya yang tercurah kukenangkan tak henti.
9. Biar aku pun terluka / menghayati salib Tuhan, digerakkan kasih-Nya. Hatiku engkau kobarkan; / biar aku dibebaskan dalam penghakiman-Nya.
10. Biarlah salib Tuhanku / jadi benteng naunganku, dan kurasa rahmat-Nya.
Bila nanti aku mati / biar aku mewarisi kemuliaan yang kekal.
Stabat mater dolorosa
juxta crucem lacrimosa,
dum pendebat filius.
Cujus animam gementem,
contristatam et dolentem
per transivit gladius.
O quam tristis et afflicta
fuit illa benedicta
Mater Unigeniti!
Quae moerebat et dolebat,
et tremebat cum videbat
nati poenas inclyti.
Quis est homo qui non fleret,
Christi materm si videret
in tanto supplicio?
Quis non posset contristari,
piam Matrem contemplari
dolentem cum Filio?
Pro peccatis suae gentis,
vidit Jesum in tormentis
et flagellis subditum.
Vidit suum dulcem natum,
morientem, desolatum,
dum emisit spiritum.
Eja Mater, fons amoris,
Me sentire vim doloris
Fac, ut tecum lugeam.
Fac, ut ardeat cor meum
In amando Christum Deum,
Ut sibi complaceam.
Sancta Mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
Cordi meo valide.
Tui nati vulnerati,
Tam dignati pro me pati,
Mecum poenas divide.
Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
Donec ego vixero.
Juxta crucem tecum stare,
Te libenter sociare
In planctu desidero.
Virgo virginum praeclara,
Mihi jam non sis amara,
Fac me tecum plangere.
Fac, ut portem Christi mortem,
Passionis eius sortem,
Et plagas recolere.
Fac me plagis vulnerari,
Cruce hac inebriari,
Ob amorem Filii.
Inflammatus et accensus
Per te, Virgo, sim defensus
In die judicii.
Fac me cruce custodiri,
Morte Christi muniri,
Confoveri gratia.
Quando corpus morietur,
Fac, ut animae donetur
Paradisi gloria.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah Engkau, Sang Perawan Maria, sebab di bawah salib Tuhan engkau menjadi martir tanpa menumpahkan darahmu
Setelah Yesus memikul salib-Nya dan wafat di salib, Maria menjadi murid pertama yang memanggul salib itu. Maria menerimanya dalam diam namun penuh percaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:25-27)
"Inilah anakmu." "Inilah ibumu."
Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Atau:
Pedang penderitaan dari Tuhan menjadi sesuatu yang memurnikan jiwa Maria. Selain itu, kekuatan iman dan rahmat juga ditambahkan dalam diri Maria.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:33-35)
Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Bdk. 1Ptr 4:13)
Bersukacitalah ketika kamu berbagi dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Rejoice when you share in the sufferings of Christ, that you may also rejoice exultantly when his glory is revealed.
Doa Malam
Allah Bapa sumber kekuatan, dengan perantaraan doa Bunda Maria, kuatkanlah iman, harapan dan cinta kami. Semoga karenanya, kami tetap setia menjadi murid-murid-Mu terlebih menjadi saksi-saksi nyata dalam kehidupan ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar