HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 14 September 2018
Pesta Pemuliaan Salib Suci
Bilangan (21:4-9)
(Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
Filipi (2:6-11)
Yohanes (3:13-17)
"Ave crux spes unica - Salam ya salib harapan kami."
Inilah kalimat Edith Stein (St Theresia Benedicta dari Salib) yang kerap dikutip Paus Yohanes Paulus II.
Tapi, mengapa harus SALIB? Pertanyaan ini mungkin juga muncul dari orang-orang Israel dalam bacaan 1 ketika Allah meminta Musa membuat ULAR TEMBAGA untuk menyelamatkan umatNya.
Adapun, ular mempunyai makna yang buruk & hina sebagai salah satu simbol dosa, bahkan banyak orang yang merasa takut & jijik ketika melihat ular.
Nah, seperti ular yang hina, salib yang adalah juga hukuman hina, menakutkan & menjijikkan ternyata menjadi tanda keselamatan: "IHS" : "In Hoc Signum - Dalam Tanda Ini - Iesus Hominem Salvator - Yesus menyelamatkan manusia"
Disinilah menjadi nyata bahwa cintaNya tampak dalam deritaNya & sukacita tak bisa lepas dari dukacita karena Allah kita juga Allah yang rela hina menderita & berdukacita.
Itulah juga yang menguatkan Dom Helder Camara ketika mengalami aneka "penyaliban dunia", distigmatisasi/dicap jelek, dimarginalisasi/dipinggirkan dan divictimisasi/dikambinghitamkan : "Tuhan bila salib menimpa kami maka hancurlah hidup kami, tapi bila Engkau yang datang bersama salib -Engkaulah yang setia memeluk kami."
Akhirnya, bersama dengan pesta salib suci yang dikaitkan dengan kisah penemuan salib Yesus oleh St. Helena, kitapun diajak ingat bahwa iman kita identik dengan salib, di satu sisi-kita diselamatkan berkat salibNya tapi di sisi lain, kita juga dikuatkan untuk memikul salib kita karena "SALIB - Saat Aku Lemah Ingatlah Bapa"
Ya, kita diajak mengingat Bapa yang ajak kita untuk selalu membuat "tanda salib" di kening-dada dan bahu kita, dimana kita menyatukan "kognisi/budi (kening), afeksi/hati (dada) dan aksi/tindakan (dua bahu) kita kepada penyelenggaraan dan kasih Allah semata, "in cruce salus - dalam salib ada keselamatan".
"Bunga tulip di Sriwedari - Lihatlah indahnya salib setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Ecce lignum crucis,
in quo salus mundi pependit..
Venite adoremus...
Langkah pertama: Lihat salib Yesus...
Langkah kedua: Pegang salib Yesus..
Langkah ketiga: Pikul salib Yesus..
Langkah keempat: Bawa salib Yesus.....
1.
"TRIUMPH OF THE CROSS"
St. Fransiskus Asisi:
“Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan memuji-Mu, sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia…..”
Setiap tanggal 14 September, Gereja merayakan Pesta Salib Suci, disebut juga "Exaltation of the Holy Cross", atau "Triumph of the Cross", atau "Elevation of the Cross", yaitu memperingati peristiwa “penemuan” dan “pemulihan” Salib asli Yesus.
A.
PENEMUAN SALIB ASLI YESUS.
Adalah Santa Helena; ibu dari Kaisar Constantine, pada tahun 300-an, (saat itu ia berusia 80 tahun) yang mengadakan perjalanan ke Yerusalem untuk berziarah, yaitu untuk menelusuri jejak-jejak Yesus semasa hidupNya.
Santa Helena juga bertekad mencari relic-relic peninggalan Yesus, di antaranya adalah tempat Yesus disalibkan dan Salib asliNya.
Setelah menanyai banyak penduduk lokal dan dengan bantuan Uskup Yerusalem, St. Macarius; Santa Helena berhasil menemukan lokasi dimana Yesus disalibkan bersama kedua penjahat.
Dalam penggalian, mereka menemukan tiga buah salib, paku-paku dan sebagian besar plat kayu yang bertuliskan "INRI" (Iesus Nazaranus Rex Iudaeorum, Yesus dari Nazareth - Raja Orang Yahudi)
Sejarawan Rufinus menuliskan, dari ketiga salib yang ditemukan itu, identitas Salib yang asli milik Yesus dibuktikan ketika seorang wanita yang sakit parah dihadapkan untuk menyentuh salib tersebut satu persatu, sementara St. Makarius berdoa :
"Ya Tuhan, yang oleh Sengsara Putra Tunggal-Mu di kayu salib, telah berkenan untuk mengembalikan keselamatan bagi umat manusia, dan yang sekarang telah mengilhami Helena; putrimu, untuk mencari kayu yang terberkati yang padanya Sang Keselamatan kami telah dipakukan; tunjukkanlah pada kami dengan jelas, yang mana di antara ketiga salib ini, yang telah dinaikkan untuk kemuliaan-Mu.
Bedakan kayu itu dari yang lainnya, yang hanyalah kayu untuk eksekusi biasa.
Biarkan wanita ini, sekarang akan kembali dari pintu kematian begitu dia tersentuh oleh kayu penyelamatan."
Wanita yang sakit tersebut menyentuh kayu salib satu persatu, dan pada saat menyentuh kayu salib yang ketiga, ia sembuh secara ajaib, membuktikan itulah kayu Salib Yesus.
Peristiwa penemuan dan mukzijat ini, menurut tradisi dikatakan terjadi pada 3 Mei tahun 326.
Santa Helena kemudian mendirikan Gereja di tempat Yesus disalibkan, dimakamkan dan bangkit itu, yang sampai kini dikenal dengan "Gereja Makam Suci", "Church of the Holy Sepulchre, yang terletak di akhir Jalan Salib/Via Dolorosa", yaitu jalan yang ditempuh Yesus saat memanggul salibnya di Yerusalem.
Gereja ini dipersembahkan oleh anaknya, Kaisar Constantine pada 13 -14 September 335.
Santa Helena sendiri meninggal tidak lama setelahnya.
Kayu Salib Yesus ini adalah benda yang sangat berharga bagi Gereja dan menjadi obyek penghormatan, dan pestanya dirayakan pada 3 Mei menurut kalender Roma lama, (yaitu tanggal penemuan Salib) dan pada tanggal 14 September menurut kalender Roma yang baru (yaitu tanggal berdirinya Gereja Makam Suci).
B.
KAYU SALIB DICURI.
Pada tahun 614, bangsa Persia dibawah Raja Chosroas, menduduki Syria dan Palestina, dan menjarah banyak harta Yerusalem, termasuk Salib Suci Yesus.
Lalu pada tahun 629, Kaisar Heraclius, dengan pasukannya pergi ke Persia merebut kembali dan mengembalikan Salib ke Gereja Makam Suci Yerusalem, dan ia tiba di sana persis di tanggal 14 September juga, dan dirayakan Yerusalem sebagai "Triump of the Holy Cross / kemenangan Salib Suci."
Dikisahkan bahwa, Kaisar Heraclius memanggul Salib milik Yesus pada bahunya, sebagai tindak penghormatan, pada saat mengembalikan Salib ke tempatnya, namun ia tak dapat menggerakkannya.
Hanya setelah Kaisar menanggalkan pakaian kebesarannya dan mengenakan pakaian sederhana dan dengan kaki telanjang sebagai simbol pertobatan, ia baru dapat meletakkan Salib kepada tempatnya.
-------
3 Mei 326 : St. Helena menemukan Salib Asli Yesus di Yerusalem.
14 September 335 : Kaisar Constantine mempersembahkan Gereja Makam Suci
Tahun 614 : Yerusalem diduduki bangsa Persia yang juga mencuri Salib Yesus
14 September 629 : Salib Yesus ditemukan dan dikembalikan ke tempatnya di Yerusalem.
2.
PESTA SALIB SUCI.
A.
Hari ini kita merayakan pesta Salib Suci, untuk mengenang Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan untuk kita. Gereja merayakannya sambil juga mengenang St. Helena yang menurut tradisi Gereja, telah turut berjasa menemukan kembali salib suci Kristus di Yerusalem.
Sehubungan dengan ini, ada juga fakta sejarah yang perlu kita ketahui, agar semakin memantapkan iman kita.
Pemberontakan bangsa Yahudi di abad awal mendorong Hadrian, Kaisar Romawi yang berkuasa saat itu (117-138), untuk menghapus nama Yudea, dan menamakan daerah itu menjadi Syria Palestina.
Hadrian juga mengubah nama ibukota Yerusalem menjadi Aelia Capitolina dan melarang orang Yahudi untuk masuk ke sana. Saat itu Yerusalem, termasuk bait Allah, memang sudah menjadi reruntuhan akibat revolusi di tahun 70. Kaisar Hadrian meluluh-lantakkan apa yang masih tersisa di sana, dengan maksud menghabisi agama Yahudi.
Hal serupa dilakukannya untuk menumpas pengaruh agama Kristiani. Ia meratakan bukit Kalvari dan membangun sebuah kuil dewa Yupiter di atasnya. Ia juga meratakan bukit di mana kubur Yesus terletak, dan membangun kuil bagi dewi Venus di atasnya.
Ironisnya, bangunan- bangunan tersebut malah kemudian menjadi tanda dan bukti sejarah akan keberadaan tempat- tempat suci, di mana Tuhan Yesus sungguh telah disalibkan, dikuburkan dan bangkit dari mati.
Setahun setelah Kaisar Konstantin naik tahta di tahun 312, ia me-legalkan agama Kristiani di wilayah kekuasaan Romawi dengan "Edict Milano" - nya. Pada waktu itu, ibunya, St. Helena, juga menjadi Kristen.
Dengan kuasa dari puteranya, di tahun 324 St. Helena pergi ke "Holy Land" untuk berziarah sekaligus napak tilas dan menemukan tempat-tempat kudus sehubungan dengan Kristus dan mengabadikannya dengan membangun gereja di tempat- tempat itu.
Demikianlah, ia membangun gereja Nativity di Betlehem, dan gereja Ascencion di bukit tempat Yesus naik ke Surga.
Dua tahun berikutnya, kuil Yupiter dan kuil Venus dirobohkan. Para pekerja menggali lokasi tersebut dan menemukan kubur Yesus. Mereka lalu membangun gereja atasnya yang terus dilestarikan di sepanjang sejarah, dan yang sekarang kita kenal dengan nama the Church of the Holy Sepulchre di Yerusalem.
Demikian pula, dengan dibongkarnya kuil tersebut, tersingkaplah lokasi penyaliban Tuhan Yesus di Kalvari/ Golgota.
Seperti yang telah dijabarkan di atas di sebelah timur lokasi itu, di dalam sebuah sumur batu, ditemukan tiga buah salib dan plakat kayu yang bertuliskan INRI (Iesus Nazaranus Rex Iudaeorum).
Menurut tulisan para Bapa Gereja, ketiga salib dan plakat itu kemudian dikeluarkan dari sumur. Seorang wanita yang sakit parah dan dalam sakrat maut dibawa ke sana. Wanita itu menyentuh ketiga salib itu satu persatu. Setelah menyentuh salib yang ketiga, ia sembuh seketika, dan dengan demikian orang-orang mengetahui salib yang mana di antara ketiga salib itu, yang adalah salib Kristus. IHS - In Hoc Signum.
B.
Pesta Salib Suci yang dalam kalender liturgi Gereja Katolik Ritus Latin disebut “Exaltatione Sanctae Crucis” hadir untuk mengenangkan Salib Kristus yang diketemukan oleh Santa Helena pada tahun 326 pada saat ia berziarah ke Yerusalem.
Di lokasi penemuan ini didirikan Gereja Makam Suci (Church of the Holy Sepulchre) yang hingga kini masih berdiri di Yerusalem. Pemberkatan Gereja Makam Suci ini dirayakan secara meriah pada tanggal 13 dan 14 September 335. Salib Suci sendiri diperlihatkan kepada umat pada tanggal 14 September 335 sehingga tanggal inilah yang digunakan hingga hari ini.
Nah siapakah Santa Helena?
Ia adalah ibu dari kaisar Konstantinus, dilahirkan di Drepanum, dekat Izmit, Turki walaupun ada sumber lain yang menyatakan ia lahir di Bitynia, Asia Kecil sekitar tahun 250.
Pada tahun 270, puteri pengusaha rumah penginapan ini, menikah dengan seorang jenderal Romawi yang kemudian berhasil menduduki takhta kekaisaran Romawi bagian Barat menggantikan Deokletianus: Flavius Valerius Konstantius, yang disebut juga Konstantius Klorus. Mereka tinggal di Naissus (sekarang: Nis, Serbia). Di sanalah pada tahun 274 Helena melahirkan Flavius Valerius Aurelius Constantinus atau Konstantinus I.
Suami Helena, Kaisar Konstantius Klorus meninggal dunia pada tahun 308 dalam suatu ekspedisi ke Britania.
Setelah terlibat dalam beberapa peperangan, Konstantinus I kemudian menjadi Kaisar Romawi Barat.
Empat tahun kemudian, terdapat lima kaisar di Kekaisaran Romawi yang saling bersaing: Konstantinus, Maxentius, Licinius, Galerius dan Maximinus.
Tatkala Galerius meninggal dunia, kekaisaran dibagi dalam empat bagian: Konstantinus memerintah di Gaul (Prancis), Britania (Inggris) dan Raetia (Swiss); Maxentius di Spanyol, Italia dan Afrika Utara; dan bagian Timur kekaisaran diperintah oleh Licinius dan Maximinus.
Pada tahun 312, Maxentius menyerang Konstantinus. Indahnya, dalam kegentingan di Jembatan Milvian yang melintasi sungai Tiber di sebelah utara Roma, Konstantinus mengalami suatu penglihatan ajaib: sebuah salib tampak di langit dengan pancaran cahaya yang kilau-kemilau dan kalimat dalam bahasa Yunani “En Toutoi Nika” yang artinya, “dalam tanda ini engkau akan menang” atau dalam bahasa Latin ”In Hoc Signo vinces” (IHS).
Konstantinus kemudian menuliskan huruf Chi-Ro dalam abjad Yunani yang merupakan inisial kata ’Kristus’ pada perisai-perisai pasukannya dan kemudian menang dengan mudah atas Maxentius dan ia memasuki Roma dengan jaya.
Karena kemenangannya di bawah panji salib, Konstantinus I seketika itu mengabaikan seremoni pemujaan terhadap dewa-dewi Romawi. Kaisar Konstantinus dan Helena, ibunya, mulai menjadi pengikut Kristus.
Pada tahun 313 Konstantinus mengumumkan "Edict Milano", "Maklumat Milan" yang mengakhiri pelarangan terhadap Kristen dan memberikan kebebasan beragama bagi penduduk di wilayah Kekaisaran Romawi Barat. Semua orang Kristen yang masih dalam penjara dibebaskan, dan semua kekayaan Gereja yang dijarah dikembalikan, pula ia menghadiahkan banyak tanah kepada Gereja.
Walaupun memang Maklumat Milan itu tidak menyatakan Kristen sebagai agama negara ataupun melarang sama sekali agama pagan Romawi yang memuja dewa-dewi, Maklumat Milan melepas penderitaan para pengikut Kristus yang selama bertahun-tahun dikejar dan dianiaya oleh Kaisar Romawi. Adapun, Konstantinus walaupun di Gereja Ortodoks dan Katolik Timur, digelari sebagai Santo tetapi Gereja Katolik Latin sendiri tidak memberinya gelar Santo.
Kembali kepada Helena, di usia sekitar 63 tahun, berziarah ke Tanah Suci Yerusalem pada tahun 324 untuk mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memberi banyak rahmat berkat kepada keluarganya. Dalam ziarah suci itu Helena berusaha mencari, dan akhirnya menemukan, salib Yesus. Pada tahun 326 Helena menemukan tiga salib dalam sebuah waduk batu, berikut titulus yaitu prasasti kayu di mana tertulis Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum (INRI) yang berarti Yesus dari Nazareth Raja Orang Yahudi.
Sumber-sumber lain juga menyebutkan mengenai penemuan alat-alat siksa Sengsara Yesus sesudahnya. Dan yang paling penting, adalah catatan Santo Ambrosius bahwa ketika Helena menemukan salib yang asli, “Helena tidak menyembah kayu, melainkan Raja, yaitu Dia yang tergantung pada kayu salib. Ia berkobar-kobar dalam kerinduan sejati untuk menyentuh jaminan hidup abadi.”
Santo Sirilus dari Yerusalem mengajukan beberapa bukti pendukung. Dalam suratnya kepada Kaisar Konstantius (putera dan penerus Konstantinus), Santo Sirilus memaklumkan, “Kayu salib yang menyelamatkan ditemukan di Yerusalem pada masa Konstantinus.” Dalam Pengajaran Katekese yang keempat, ia menulis, “Ia sungguh disalibkan demi dosa-dosa kita. Sebab, jika engkau menyangkalnya, tempat ini secara tak terelakkan membuktikan kesalahanmu; Golgota yang terberkati ini, di mana kita sekarang berkumpul demi Dia yang disalibkan di sini; dan sejak itu seluruh dunia telah dipenuhi dengan potongan-potongan kayu Salib.”
Karena kegembiraannya menemukan Salib Kristus, Helena meminta puteranya mendirikan sebuah gereja di atas bukit Golgota untuk menyimpan Salib Suci yaitu Gereja Makam Suci. Ia memotong sebagian salib untuk dikirim ke Roma dan Konstantinopel. Bersama Gereja Makam Suci adalah Kapel Penemuan Salib Suci, yang menandai lokasi waduk batu.
Ia membangun pula dua buah gereja lain, yaitu Gereja Kelahiran Kristus (Church of The Nativity) di Betlehem untuk menandai Kelahiran Kristus dan Gereja Bukit Zaitun (Eleona Church on the Mount of Olives) untuk menandai tempat Kenaikan Kristus ke Surga.
Di Konstantinopel, ia mendirikan Gereja Para Rasul Suci (Church of the Holy Apostles). Di Roma sendiri terdapat Basilika Santa Croce in Gerusalemme yang berasal dari kapel dalam istana tempat tinggal Helena. Basilika ini menyimpan relik-relik yang dibawa dari Yerusalem, yaitu potongan Salib Suci, paku untuk menyalibkan tubuh Yesus, duri dari mahkota duri Yesus, dan sepertiga bagian dari titulus yang bertuliskan kata ’Nazarene’. Pada awalnya, Gereja ini berlantaikan tanah yang dibawa dari Yerusalem, sehingga menggunakan kata ’di Yerusalem’ pada namanya.
Santa Helena wafat pada tahun 330 dalam usia sekitar 80 tahun; jenazahnya dimakamkan dalam makam keluarga kaisar tetapi kemudian disemayamkan di Museum Pio-Clementino di Vatikan.
Pesta Santa Helena sendiri dirayakan oleh Gereja Katolik pada tanggal 18 Agustus, sementara Gereja Ortodoks merayakan pestanya pada tanggal 21 Mei, sebagai satu kesatuan dengan pesta Konstantinus, putranya.
Tradisi merayakan penemuan Salib Suci berlanjut dan setiap tahun dirayakanlah Pesta Salib Suci di Yerusalem. Kekhidmatan perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Syria, Mesir dan dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem.
Setiap tahunnya, tidak kurang dari 40 uskup menempuh perjalanan jauh dari dioses mereka untuk menghadiri perayaan ini.
Di Yerusalem, pesta ini berlangsung selama 8 hari berturut-turut dan, pada masa itu, pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani. Pesta ini kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang Istanbul) sampai ke Roma pada akhir abad ketujuh, dan akhirnya masuk ke dalam kalender liturgi Gereja Katolik sebagai suatu pesta wajib.
Tetapi perayaan di Yerusalem sendiri tidak berjalan baik. Sebagai tempat yang disucikan bagi tiga agama samawi, Yerusalem selalu menjadi tempat perebutan kekuasaan dan peperangan sejak dulu, bahkan hingga kini.
Tentara Persia merebut Damaskus pada tahun 613 dan kemudian menguasai Yerusalem pada tahun 614. Gereja Makam Suci dirusak, dan potongan Salib Suci yang berada dalam Gereja dibawa pergi oleh pasukan Persia dibawah Raja Khusrau II. Kaisar Byzantine yaitu Heraclius mendapatkannya kembali setelah mengalahkan Khusrau pada tahun 628. Salib Suci dikembalikan ke Gereja Makam Suci setahun kemudian setelah Heraclius sempat membawanya ke Konstantinopel.
Sebuah kisah yang juga sudah dipaparkan di atas menceritakan bahwa Heraclius ingin mengembalikannya sendiri ke Yerusalem dalam perayaan meriah dan dengan membawa sendiri potongan salib itu ke Gereja Makam Suci yang berada di Kalvari. Ia mengenakan pakaian kebesarannya sebagai kaisar berhiaskan emas dan bertatahkan batu mulia menggendong Salib di pundaknya.
Ketika Kaisar tiba di gerbang Yerusalem, tiba-tiba ia tak sanggup bergerak maju. Uskup Yerusalem, Zachary, yang menyambut kedatangan rombongan Kaisar mengatakan kepadanya bahwa dengan busana kebesarannya, Kaisar tidak menampakkan diri sebagai pengikut Yesus yang miskin dan rendah hati. Heraclius kemudian melepaskan jubah kekaisarannya dan sepatunya. Dalam jubah biasa dan bertelanjang kaki Heraclius dapat melanjutkan perjalannya membawa kayu Salib Kristus ke Kalvari, tanpa kesulitan.
Gereja Makam Suci yang berada di Golgota kemudian terbakar sebagian pada pintu dan atapnya di tahun 966. Pada 18 Oktober 1009 Gereja Makam Suci dihancurkan hingga ke fondasinya, sebuah peristiwa yang kemudian menjadi salah satu pemicu perang yang berlangsung hingga dua abad.
Kekaisaran Byzantin awalnya mengupayakan pembangunannya kembali lewat negosiasi. Restorasi Gereja Makam Suci sendiri selesai pada tahun 1048 walaupun tidak berhasil sepenuhnya tampil seperti semula.
Di tengah pertikaian antara kelompok-kelompok yang berusaha menduduki Yerusalem, Gereja Makam Suci terus diusahakan untuk diperbaiki walaupun karena perang, usaha restorasi seringkali kemudian rusak lagi.
Para Fransiskan melanjutkan usaha restorasi mulai pada tahun 1555 namun sebuah kebakaran di tahun 1808 mengakibatkan struktur rotunda Gereja runtuh.
Pembangunan atap dimulai setahun kemudian yaitu tahun 1809-1810. Untungnya kebakaran ini tidak mencapai bagian makam, sehingga bagian terlama yang dapat dilihat sekarang adalah bagian makam yang dilapisi marmer yang berasal dari perbaikan di tahun 1555. Struktur kubah baru dibangun kembali pada tahun 1870. Renovasi besar-besaran baru dimulai pada tahun 1959 dan renovasi kubah dilakukan pada 1994-1997.
Area di dalam Gereja Makam Suci ini dikapling-kapling berdasarkan keputusan di tahun 1767, awalnya dibagi untuk Gereja Katolik, Armenia, Ortodoks Timur dan Ortodoks Yunani sebagai pemegang kapling terbesar.
Di tahun 1852, dikeluarkan keputusan bahwa Gereja Ortodoks Koptik, Ortodoks Ethiopia dan Ortodoks Syria mendapatkan kapling yang lebih kecil.
Menariknya bahwa jalan masuk ke Gereja ini sejak tahun 637 dipegang kepada dua keluarga muslim hingga hari ini. Keluarga Joudeh memegang kuncinya dan keluarga Nusseibeh menjaga pintunya. Dua kali sehari, seorang anggota keluarga Joudeh membawa kunci yang kemudian akan digunakan untuk mengunci atau membuka pintu oleh seorang anggota keluarga Nusseibeh.
Karena sejarah Salib Suci Kristus ini adalah bagian dari sejarah Gereja Purba, tidak heran bahwa Pesta Salib Suci ini bukan saja dirayakan oleh Gereja Katolik Latin di Roma, tetapi juga bersama-sama dengan Gereja Ortodoks Timur, Katolik Timur, Armenia, Ethiopia, Syria-Malankara, hingga pada sebagian Anglikan dan Lutheran.
Bahkan di Gereja Ortodoks Timur, Pesta ini dirayakan hingga lebih dari seminggu, dengan tanggal 14 September sebagai hari puasa. Tanggal 13 September adalah permulaan dari pestanya di mana Salib ditahtakan di altar dan umat melakukan tuguran semalam suntuk hingga tanggal 14 September.
Puncak perayaannya adalah tanggal 14 September dimana uskup atau imam membawa salib ke tengah-tengah umat yang berkumpul dan umat bersujud bersyukur dan pada akhir perayaan menerima berkat dalam salib. Salib kemudian ditahtakan dalam gereja hingga 8 hari kemudian.
Di awal tadi kita mengetahui bahwa Pesta Salib Suci ini bermula di Yerusalem, kemudian menyebar dan dirayakan umat Kristiani, mula-mula di Timur, yakni di Byzantium/Konstantinopel baru kemudian semakin dirayakan oleh jemaat di Roma dan akhirnya seluruh dunia.
Awalnya juga hanya merayakan penemuan Salib Kristus oleh Santa Helena pada tahun 326, tetapi dewasa ini juga merayakan dua peristiwa yang berkaitan, yaitu pemberkatan Gereja Makam Kudus (Basilica of the Holy Sepulchre) tahun 335 dan peristiwa tahun 629 yaitu Kaisar Heraclius membawa kembali potongan Salib Kristus yang dibawa pergi dari Yerusalem oleh tentara Persia.
Pada peringatan Pesta Salib Suci 2008, Paus Benediktus XVI berada di Lourdes untuk merayakan 150 tahun penampakan Bunda Maria di Lourdes. Bapa Suci berada di Lourdes selama 4 hari dari tanggal 12 hingga 15 September.
Pada audiensi umumnya di Vatikan 17 September siang setelahnya, Bapa Suci mengungkapkan kesan-kesan perjalannya ke Paris dan Lourdes pada akhir pekan yang lalu, ia mengungkapkan kegembiraannya bahwa kunjungannya ke Lourdes bertepatan dengan perayaan Pesta Salib Suci.
Bapa Suci menjelaskan bahwa Bunda Maria membuat tanda salib saat tampil pertama kalinya di hadapan Bernadette Soubirous di Grotto Massabielle. Seluruh pesan Bunda Maria di Lourdes, kata Bapa Suci, ditemukan dalam tanda salib yang dibuat oleh Bunda Maria. ”Bunda Maria menyatakan pokok iman Kristen: Tanda Salib adalah dasar iman kita, dan melakukannya dengan segenap jiwa kita memasuki kepenuhan misteri penyelamatan kita.”
Bapa Suci meneruskan dengan:
”Di Lourdes, dalam contoh Bunda Maria, sang rasul Kristus yang pertama dan sempurna, para peziarah belajar untuk menghargai salib-salib hidup mereka sendiri dalam terang yang dipancarkan Salib Kristus.”
”Allah sedemikian mencintai kita hingga Ia memberikan diriNya sendiri bagi kita, dan itulah pesan dari salib, dalam salib ada misteri kematian dan kejayaan,” sambung Bapa Suci.
”Salib mengingatkan kita bahwa tidak ada cinta kasih tanpa penderitaan, tidak ada rahmat kehidupan tanpa kesakitan.”
Bapa Suci Benediktus XVI menutup renungannya saat audiensi ini dengan ”Banyak peziarah telah mengalami dan mempelajari kebenaran ini di Lourdes, yang adalah tempat menimba pengalaman iman dan harapan, karena Lourdes juga adalah tempat untuk belajar mencintai dan melayani sesama.”
3.
Kutipan Teks Misa.
“Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia (GS 22,2).
Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya” dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24)
Hal ini dicapai secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus manusia (Bdk. Luk 2:35)” (Sta. Rosa dari Lima).
Antifon Pembuka (Gal 6:14)
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our salvation, life and resurrection, through whom we are saved and delivered.
Ref. Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati sumus.
Ayat.
1. Deus misereatur nostri, et benedicat nobis: illuminet vultum suum super nos, et misereatur nostri.
2. Ut cognoscamus in terra viam tuam: in omnibus gentibus salutare tuum.
3. Confiteantur tibi populi, Deus: confiteantur tibi populi omnes.
Pada Misa ini Madah Kemuliaan dinyanyikan/didaraskan, Syahadat ditiadakan.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ular tembaga menjadi tanda dosa umat pilihan Allah yang tidak percaya. Selain itu, menjadi tanda kebaikan Allah yang mau menerima kembali orang berdosa.
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
Yesus mengorbankan segalanya untuk
keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Hendaknya kita tetap mengakui Dia yang adalah Tuhan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Begitu besar kasih Allah kepada kita. Putra-Nya telah dianugerahkan kepada kita. Maka, hendaknya kita menerima dan mengakui Yesus sepanjang hidup agar kita beroleh keselamatan dari pada-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
"Anak manusia harus ditinggikan."
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Antifon Komuni (Yoh 12:32)
Tuhan bersabda: Apabila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.
When I am lifted up from the earth,I will draw everyone to myself, says the Lord.
atau
Per signum Crucis de inimicis nostris libera nos, Deus noster
Doa Malam
Tuhan Yesus, bertahan dan menderita bersama salib sungguh menguatkanku hari ini meski terasa pedih dan perih. Dalam ingatan bahwa Engkau besertaku, maka aku menjadi kuat. Syukur dan terima kasih atas pengalaman hari ini, ya Tuhan Yesus. Amin.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 14 September 2018
Pesta Pemuliaan Salib Suci
Bilangan (21:4-9)
(Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
Filipi (2:6-11)
Yohanes (3:13-17)
"Ave crux spes unica - Salam ya salib harapan kami."
Inilah kalimat Edith Stein (St Theresia Benedicta dari Salib) yang kerap dikutip Paus Yohanes Paulus II.
Tapi, mengapa harus SALIB? Pertanyaan ini mungkin juga muncul dari orang-orang Israel dalam bacaan 1 ketika Allah meminta Musa membuat ULAR TEMBAGA untuk menyelamatkan umatNya.
Adapun, ular mempunyai makna yang buruk & hina sebagai salah satu simbol dosa, bahkan banyak orang yang merasa takut & jijik ketika melihat ular.
Nah, seperti ular yang hina, salib yang adalah juga hukuman hina, menakutkan & menjijikkan ternyata menjadi tanda keselamatan: "IHS" : "In Hoc Signum - Dalam Tanda Ini - Iesus Hominem Salvator - Yesus menyelamatkan manusia"
Disinilah menjadi nyata bahwa cintaNya tampak dalam deritaNya & sukacita tak bisa lepas dari dukacita karena Allah kita juga Allah yang rela hina menderita & berdukacita.
Itulah juga yang menguatkan Dom Helder Camara ketika mengalami aneka "penyaliban dunia", distigmatisasi/dicap jelek, dimarginalisasi/dipinggirkan dan divictimisasi/dikambinghitamkan : "Tuhan bila salib menimpa kami maka hancurlah hidup kami, tapi bila Engkau yang datang bersama salib -Engkaulah yang setia memeluk kami."
Akhirnya, bersama dengan pesta salib suci yang dikaitkan dengan kisah penemuan salib Yesus oleh St. Helena, kitapun diajak ingat bahwa iman kita identik dengan salib, di satu sisi-kita diselamatkan berkat salibNya tapi di sisi lain, kita juga dikuatkan untuk memikul salib kita karena "SALIB - Saat Aku Lemah Ingatlah Bapa"
Ya, kita diajak mengingat Bapa yang ajak kita untuk selalu membuat "tanda salib" di kening-dada dan bahu kita, dimana kita menyatukan "kognisi/budi (kening), afeksi/hati (dada) dan aksi/tindakan (dua bahu) kita kepada penyelenggaraan dan kasih Allah semata, "in cruce salus - dalam salib ada keselamatan".
"Bunga tulip di Sriwedari - Lihatlah indahnya salib setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Ecce lignum crucis,
in quo salus mundi pependit..
Venite adoremus...
Langkah pertama: Lihat salib Yesus...
Langkah kedua: Pegang salib Yesus..
Langkah ketiga: Pikul salib Yesus..
Langkah keempat: Bawa salib Yesus.....
1.
"TRIUMPH OF THE CROSS"
St. Fransiskus Asisi:
“Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan memuji-Mu, sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia…..”
Setiap tanggal 14 September, Gereja merayakan Pesta Salib Suci, disebut juga "Exaltation of the Holy Cross", atau "Triumph of the Cross", atau "Elevation of the Cross", yaitu memperingati peristiwa “penemuan” dan “pemulihan” Salib asli Yesus.
A.
PENEMUAN SALIB ASLI YESUS.
Adalah Santa Helena; ibu dari Kaisar Constantine, pada tahun 300-an, (saat itu ia berusia 80 tahun) yang mengadakan perjalanan ke Yerusalem untuk berziarah, yaitu untuk menelusuri jejak-jejak Yesus semasa hidupNya.
Santa Helena juga bertekad mencari relic-relic peninggalan Yesus, di antaranya adalah tempat Yesus disalibkan dan Salib asliNya.
Setelah menanyai banyak penduduk lokal dan dengan bantuan Uskup Yerusalem, St. Macarius; Santa Helena berhasil menemukan lokasi dimana Yesus disalibkan bersama kedua penjahat.
Dalam penggalian, mereka menemukan tiga buah salib, paku-paku dan sebagian besar plat kayu yang bertuliskan "INRI" (Iesus Nazaranus Rex Iudaeorum, Yesus dari Nazareth - Raja Orang Yahudi)
Sejarawan Rufinus menuliskan, dari ketiga salib yang ditemukan itu, identitas Salib yang asli milik Yesus dibuktikan ketika seorang wanita yang sakit parah dihadapkan untuk menyentuh salib tersebut satu persatu, sementara St. Makarius berdoa :
"Ya Tuhan, yang oleh Sengsara Putra Tunggal-Mu di kayu salib, telah berkenan untuk mengembalikan keselamatan bagi umat manusia, dan yang sekarang telah mengilhami Helena; putrimu, untuk mencari kayu yang terberkati yang padanya Sang Keselamatan kami telah dipakukan; tunjukkanlah pada kami dengan jelas, yang mana di antara ketiga salib ini, yang telah dinaikkan untuk kemuliaan-Mu.
Bedakan kayu itu dari yang lainnya, yang hanyalah kayu untuk eksekusi biasa.
Biarkan wanita ini, sekarang akan kembali dari pintu kematian begitu dia tersentuh oleh kayu penyelamatan."
Wanita yang sakit tersebut menyentuh kayu salib satu persatu, dan pada saat menyentuh kayu salib yang ketiga, ia sembuh secara ajaib, membuktikan itulah kayu Salib Yesus.
Peristiwa penemuan dan mukzijat ini, menurut tradisi dikatakan terjadi pada 3 Mei tahun 326.
Santa Helena kemudian mendirikan Gereja di tempat Yesus disalibkan, dimakamkan dan bangkit itu, yang sampai kini dikenal dengan "Gereja Makam Suci", "Church of the Holy Sepulchre, yang terletak di akhir Jalan Salib/Via Dolorosa", yaitu jalan yang ditempuh Yesus saat memanggul salibnya di Yerusalem.
Gereja ini dipersembahkan oleh anaknya, Kaisar Constantine pada 13 -14 September 335.
Santa Helena sendiri meninggal tidak lama setelahnya.
Kayu Salib Yesus ini adalah benda yang sangat berharga bagi Gereja dan menjadi obyek penghormatan, dan pestanya dirayakan pada 3 Mei menurut kalender Roma lama, (yaitu tanggal penemuan Salib) dan pada tanggal 14 September menurut kalender Roma yang baru (yaitu tanggal berdirinya Gereja Makam Suci).
B.
KAYU SALIB DICURI.
Pada tahun 614, bangsa Persia dibawah Raja Chosroas, menduduki Syria dan Palestina, dan menjarah banyak harta Yerusalem, termasuk Salib Suci Yesus.
Lalu pada tahun 629, Kaisar Heraclius, dengan pasukannya pergi ke Persia merebut kembali dan mengembalikan Salib ke Gereja Makam Suci Yerusalem, dan ia tiba di sana persis di tanggal 14 September juga, dan dirayakan Yerusalem sebagai "Triump of the Holy Cross / kemenangan Salib Suci."
Dikisahkan bahwa, Kaisar Heraclius memanggul Salib milik Yesus pada bahunya, sebagai tindak penghormatan, pada saat mengembalikan Salib ke tempatnya, namun ia tak dapat menggerakkannya.
Hanya setelah Kaisar menanggalkan pakaian kebesarannya dan mengenakan pakaian sederhana dan dengan kaki telanjang sebagai simbol pertobatan, ia baru dapat meletakkan Salib kepada tempatnya.
-------
3 Mei 326 : St. Helena menemukan Salib Asli Yesus di Yerusalem.
14 September 335 : Kaisar Constantine mempersembahkan Gereja Makam Suci
Tahun 614 : Yerusalem diduduki bangsa Persia yang juga mencuri Salib Yesus
14 September 629 : Salib Yesus ditemukan dan dikembalikan ke tempatnya di Yerusalem.
2.
PESTA SALIB SUCI.
A.
Hari ini kita merayakan pesta Salib Suci, untuk mengenang Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan untuk kita. Gereja merayakannya sambil juga mengenang St. Helena yang menurut tradisi Gereja, telah turut berjasa menemukan kembali salib suci Kristus di Yerusalem.
Sehubungan dengan ini, ada juga fakta sejarah yang perlu kita ketahui, agar semakin memantapkan iman kita.
Pemberontakan bangsa Yahudi di abad awal mendorong Hadrian, Kaisar Romawi yang berkuasa saat itu (117-138), untuk menghapus nama Yudea, dan menamakan daerah itu menjadi Syria Palestina.
Hadrian juga mengubah nama ibukota Yerusalem menjadi Aelia Capitolina dan melarang orang Yahudi untuk masuk ke sana. Saat itu Yerusalem, termasuk bait Allah, memang sudah menjadi reruntuhan akibat revolusi di tahun 70. Kaisar Hadrian meluluh-lantakkan apa yang masih tersisa di sana, dengan maksud menghabisi agama Yahudi.
Hal serupa dilakukannya untuk menumpas pengaruh agama Kristiani. Ia meratakan bukit Kalvari dan membangun sebuah kuil dewa Yupiter di atasnya. Ia juga meratakan bukit di mana kubur Yesus terletak, dan membangun kuil bagi dewi Venus di atasnya.
Ironisnya, bangunan- bangunan tersebut malah kemudian menjadi tanda dan bukti sejarah akan keberadaan tempat- tempat suci, di mana Tuhan Yesus sungguh telah disalibkan, dikuburkan dan bangkit dari mati.
Setahun setelah Kaisar Konstantin naik tahta di tahun 312, ia me-legalkan agama Kristiani di wilayah kekuasaan Romawi dengan "Edict Milano" - nya. Pada waktu itu, ibunya, St. Helena, juga menjadi Kristen.
Dengan kuasa dari puteranya, di tahun 324 St. Helena pergi ke "Holy Land" untuk berziarah sekaligus napak tilas dan menemukan tempat-tempat kudus sehubungan dengan Kristus dan mengabadikannya dengan membangun gereja di tempat- tempat itu.
Demikianlah, ia membangun gereja Nativity di Betlehem, dan gereja Ascencion di bukit tempat Yesus naik ke Surga.
Dua tahun berikutnya, kuil Yupiter dan kuil Venus dirobohkan. Para pekerja menggali lokasi tersebut dan menemukan kubur Yesus. Mereka lalu membangun gereja atasnya yang terus dilestarikan di sepanjang sejarah, dan yang sekarang kita kenal dengan nama the Church of the Holy Sepulchre di Yerusalem.
Demikian pula, dengan dibongkarnya kuil tersebut, tersingkaplah lokasi penyaliban Tuhan Yesus di Kalvari/ Golgota.
Seperti yang telah dijabarkan di atas di sebelah timur lokasi itu, di dalam sebuah sumur batu, ditemukan tiga buah salib dan plakat kayu yang bertuliskan INRI (Iesus Nazaranus Rex Iudaeorum).
Menurut tulisan para Bapa Gereja, ketiga salib dan plakat itu kemudian dikeluarkan dari sumur. Seorang wanita yang sakit parah dan dalam sakrat maut dibawa ke sana. Wanita itu menyentuh ketiga salib itu satu persatu. Setelah menyentuh salib yang ketiga, ia sembuh seketika, dan dengan demikian orang-orang mengetahui salib yang mana di antara ketiga salib itu, yang adalah salib Kristus. IHS - In Hoc Signum.
B.
Pesta Salib Suci yang dalam kalender liturgi Gereja Katolik Ritus Latin disebut “Exaltatione Sanctae Crucis” hadir untuk mengenangkan Salib Kristus yang diketemukan oleh Santa Helena pada tahun 326 pada saat ia berziarah ke Yerusalem.
Di lokasi penemuan ini didirikan Gereja Makam Suci (Church of the Holy Sepulchre) yang hingga kini masih berdiri di Yerusalem. Pemberkatan Gereja Makam Suci ini dirayakan secara meriah pada tanggal 13 dan 14 September 335. Salib Suci sendiri diperlihatkan kepada umat pada tanggal 14 September 335 sehingga tanggal inilah yang digunakan hingga hari ini.
Nah siapakah Santa Helena?
Ia adalah ibu dari kaisar Konstantinus, dilahirkan di Drepanum, dekat Izmit, Turki walaupun ada sumber lain yang menyatakan ia lahir di Bitynia, Asia Kecil sekitar tahun 250.
Pada tahun 270, puteri pengusaha rumah penginapan ini, menikah dengan seorang jenderal Romawi yang kemudian berhasil menduduki takhta kekaisaran Romawi bagian Barat menggantikan Deokletianus: Flavius Valerius Konstantius, yang disebut juga Konstantius Klorus. Mereka tinggal di Naissus (sekarang: Nis, Serbia). Di sanalah pada tahun 274 Helena melahirkan Flavius Valerius Aurelius Constantinus atau Konstantinus I.
Suami Helena, Kaisar Konstantius Klorus meninggal dunia pada tahun 308 dalam suatu ekspedisi ke Britania.
Setelah terlibat dalam beberapa peperangan, Konstantinus I kemudian menjadi Kaisar Romawi Barat.
Empat tahun kemudian, terdapat lima kaisar di Kekaisaran Romawi yang saling bersaing: Konstantinus, Maxentius, Licinius, Galerius dan Maximinus.
Tatkala Galerius meninggal dunia, kekaisaran dibagi dalam empat bagian: Konstantinus memerintah di Gaul (Prancis), Britania (Inggris) dan Raetia (Swiss); Maxentius di Spanyol, Italia dan Afrika Utara; dan bagian Timur kekaisaran diperintah oleh Licinius dan Maximinus.
Pada tahun 312, Maxentius menyerang Konstantinus. Indahnya, dalam kegentingan di Jembatan Milvian yang melintasi sungai Tiber di sebelah utara Roma, Konstantinus mengalami suatu penglihatan ajaib: sebuah salib tampak di langit dengan pancaran cahaya yang kilau-kemilau dan kalimat dalam bahasa Yunani “En Toutoi Nika” yang artinya, “dalam tanda ini engkau akan menang” atau dalam bahasa Latin ”In Hoc Signo vinces” (IHS).
Konstantinus kemudian menuliskan huruf Chi-Ro dalam abjad Yunani yang merupakan inisial kata ’Kristus’ pada perisai-perisai pasukannya dan kemudian menang dengan mudah atas Maxentius dan ia memasuki Roma dengan jaya.
Karena kemenangannya di bawah panji salib, Konstantinus I seketika itu mengabaikan seremoni pemujaan terhadap dewa-dewi Romawi. Kaisar Konstantinus dan Helena, ibunya, mulai menjadi pengikut Kristus.
Pada tahun 313 Konstantinus mengumumkan "Edict Milano", "Maklumat Milan" yang mengakhiri pelarangan terhadap Kristen dan memberikan kebebasan beragama bagi penduduk di wilayah Kekaisaran Romawi Barat. Semua orang Kristen yang masih dalam penjara dibebaskan, dan semua kekayaan Gereja yang dijarah dikembalikan, pula ia menghadiahkan banyak tanah kepada Gereja.
Walaupun memang Maklumat Milan itu tidak menyatakan Kristen sebagai agama negara ataupun melarang sama sekali agama pagan Romawi yang memuja dewa-dewi, Maklumat Milan melepas penderitaan para pengikut Kristus yang selama bertahun-tahun dikejar dan dianiaya oleh Kaisar Romawi. Adapun, Konstantinus walaupun di Gereja Ortodoks dan Katolik Timur, digelari sebagai Santo tetapi Gereja Katolik Latin sendiri tidak memberinya gelar Santo.
Kembali kepada Helena, di usia sekitar 63 tahun, berziarah ke Tanah Suci Yerusalem pada tahun 324 untuk mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memberi banyak rahmat berkat kepada keluarganya. Dalam ziarah suci itu Helena berusaha mencari, dan akhirnya menemukan, salib Yesus. Pada tahun 326 Helena menemukan tiga salib dalam sebuah waduk batu, berikut titulus yaitu prasasti kayu di mana tertulis Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum (INRI) yang berarti Yesus dari Nazareth Raja Orang Yahudi.
Sumber-sumber lain juga menyebutkan mengenai penemuan alat-alat siksa Sengsara Yesus sesudahnya. Dan yang paling penting, adalah catatan Santo Ambrosius bahwa ketika Helena menemukan salib yang asli, “Helena tidak menyembah kayu, melainkan Raja, yaitu Dia yang tergantung pada kayu salib. Ia berkobar-kobar dalam kerinduan sejati untuk menyentuh jaminan hidup abadi.”
Santo Sirilus dari Yerusalem mengajukan beberapa bukti pendukung. Dalam suratnya kepada Kaisar Konstantius (putera dan penerus Konstantinus), Santo Sirilus memaklumkan, “Kayu salib yang menyelamatkan ditemukan di Yerusalem pada masa Konstantinus.” Dalam Pengajaran Katekese yang keempat, ia menulis, “Ia sungguh disalibkan demi dosa-dosa kita. Sebab, jika engkau menyangkalnya, tempat ini secara tak terelakkan membuktikan kesalahanmu; Golgota yang terberkati ini, di mana kita sekarang berkumpul demi Dia yang disalibkan di sini; dan sejak itu seluruh dunia telah dipenuhi dengan potongan-potongan kayu Salib.”
Karena kegembiraannya menemukan Salib Kristus, Helena meminta puteranya mendirikan sebuah gereja di atas bukit Golgota untuk menyimpan Salib Suci yaitu Gereja Makam Suci. Ia memotong sebagian salib untuk dikirim ke Roma dan Konstantinopel. Bersama Gereja Makam Suci adalah Kapel Penemuan Salib Suci, yang menandai lokasi waduk batu.
Ia membangun pula dua buah gereja lain, yaitu Gereja Kelahiran Kristus (Church of The Nativity) di Betlehem untuk menandai Kelahiran Kristus dan Gereja Bukit Zaitun (Eleona Church on the Mount of Olives) untuk menandai tempat Kenaikan Kristus ke Surga.
Di Konstantinopel, ia mendirikan Gereja Para Rasul Suci (Church of the Holy Apostles). Di Roma sendiri terdapat Basilika Santa Croce in Gerusalemme yang berasal dari kapel dalam istana tempat tinggal Helena. Basilika ini menyimpan relik-relik yang dibawa dari Yerusalem, yaitu potongan Salib Suci, paku untuk menyalibkan tubuh Yesus, duri dari mahkota duri Yesus, dan sepertiga bagian dari titulus yang bertuliskan kata ’Nazarene’. Pada awalnya, Gereja ini berlantaikan tanah yang dibawa dari Yerusalem, sehingga menggunakan kata ’di Yerusalem’ pada namanya.
Santa Helena wafat pada tahun 330 dalam usia sekitar 80 tahun; jenazahnya dimakamkan dalam makam keluarga kaisar tetapi kemudian disemayamkan di Museum Pio-Clementino di Vatikan.
Pesta Santa Helena sendiri dirayakan oleh Gereja Katolik pada tanggal 18 Agustus, sementara Gereja Ortodoks merayakan pestanya pada tanggal 21 Mei, sebagai satu kesatuan dengan pesta Konstantinus, putranya.
Tradisi merayakan penemuan Salib Suci berlanjut dan setiap tahun dirayakanlah Pesta Salib Suci di Yerusalem. Kekhidmatan perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Syria, Mesir dan dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem.
Setiap tahunnya, tidak kurang dari 40 uskup menempuh perjalanan jauh dari dioses mereka untuk menghadiri perayaan ini.
Di Yerusalem, pesta ini berlangsung selama 8 hari berturut-turut dan, pada masa itu, pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani. Pesta ini kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang Istanbul) sampai ke Roma pada akhir abad ketujuh, dan akhirnya masuk ke dalam kalender liturgi Gereja Katolik sebagai suatu pesta wajib.
Tetapi perayaan di Yerusalem sendiri tidak berjalan baik. Sebagai tempat yang disucikan bagi tiga agama samawi, Yerusalem selalu menjadi tempat perebutan kekuasaan dan peperangan sejak dulu, bahkan hingga kini.
Tentara Persia merebut Damaskus pada tahun 613 dan kemudian menguasai Yerusalem pada tahun 614. Gereja Makam Suci dirusak, dan potongan Salib Suci yang berada dalam Gereja dibawa pergi oleh pasukan Persia dibawah Raja Khusrau II. Kaisar Byzantine yaitu Heraclius mendapatkannya kembali setelah mengalahkan Khusrau pada tahun 628. Salib Suci dikembalikan ke Gereja Makam Suci setahun kemudian setelah Heraclius sempat membawanya ke Konstantinopel.
Sebuah kisah yang juga sudah dipaparkan di atas menceritakan bahwa Heraclius ingin mengembalikannya sendiri ke Yerusalem dalam perayaan meriah dan dengan membawa sendiri potongan salib itu ke Gereja Makam Suci yang berada di Kalvari. Ia mengenakan pakaian kebesarannya sebagai kaisar berhiaskan emas dan bertatahkan batu mulia menggendong Salib di pundaknya.
Ketika Kaisar tiba di gerbang Yerusalem, tiba-tiba ia tak sanggup bergerak maju. Uskup Yerusalem, Zachary, yang menyambut kedatangan rombongan Kaisar mengatakan kepadanya bahwa dengan busana kebesarannya, Kaisar tidak menampakkan diri sebagai pengikut Yesus yang miskin dan rendah hati. Heraclius kemudian melepaskan jubah kekaisarannya dan sepatunya. Dalam jubah biasa dan bertelanjang kaki Heraclius dapat melanjutkan perjalannya membawa kayu Salib Kristus ke Kalvari, tanpa kesulitan.
Gereja Makam Suci yang berada di Golgota kemudian terbakar sebagian pada pintu dan atapnya di tahun 966. Pada 18 Oktober 1009 Gereja Makam Suci dihancurkan hingga ke fondasinya, sebuah peristiwa yang kemudian menjadi salah satu pemicu perang yang berlangsung hingga dua abad.
Kekaisaran Byzantin awalnya mengupayakan pembangunannya kembali lewat negosiasi. Restorasi Gereja Makam Suci sendiri selesai pada tahun 1048 walaupun tidak berhasil sepenuhnya tampil seperti semula.
Di tengah pertikaian antara kelompok-kelompok yang berusaha menduduki Yerusalem, Gereja Makam Suci terus diusahakan untuk diperbaiki walaupun karena perang, usaha restorasi seringkali kemudian rusak lagi.
Para Fransiskan melanjutkan usaha restorasi mulai pada tahun 1555 namun sebuah kebakaran di tahun 1808 mengakibatkan struktur rotunda Gereja runtuh.
Pembangunan atap dimulai setahun kemudian yaitu tahun 1809-1810. Untungnya kebakaran ini tidak mencapai bagian makam, sehingga bagian terlama yang dapat dilihat sekarang adalah bagian makam yang dilapisi marmer yang berasal dari perbaikan di tahun 1555. Struktur kubah baru dibangun kembali pada tahun 1870. Renovasi besar-besaran baru dimulai pada tahun 1959 dan renovasi kubah dilakukan pada 1994-1997.
Area di dalam Gereja Makam Suci ini dikapling-kapling berdasarkan keputusan di tahun 1767, awalnya dibagi untuk Gereja Katolik, Armenia, Ortodoks Timur dan Ortodoks Yunani sebagai pemegang kapling terbesar.
Di tahun 1852, dikeluarkan keputusan bahwa Gereja Ortodoks Koptik, Ortodoks Ethiopia dan Ortodoks Syria mendapatkan kapling yang lebih kecil.
Menariknya bahwa jalan masuk ke Gereja ini sejak tahun 637 dipegang kepada dua keluarga muslim hingga hari ini. Keluarga Joudeh memegang kuncinya dan keluarga Nusseibeh menjaga pintunya. Dua kali sehari, seorang anggota keluarga Joudeh membawa kunci yang kemudian akan digunakan untuk mengunci atau membuka pintu oleh seorang anggota keluarga Nusseibeh.
Karena sejarah Salib Suci Kristus ini adalah bagian dari sejarah Gereja Purba, tidak heran bahwa Pesta Salib Suci ini bukan saja dirayakan oleh Gereja Katolik Latin di Roma, tetapi juga bersama-sama dengan Gereja Ortodoks Timur, Katolik Timur, Armenia, Ethiopia, Syria-Malankara, hingga pada sebagian Anglikan dan Lutheran.
Bahkan di Gereja Ortodoks Timur, Pesta ini dirayakan hingga lebih dari seminggu, dengan tanggal 14 September sebagai hari puasa. Tanggal 13 September adalah permulaan dari pestanya di mana Salib ditahtakan di altar dan umat melakukan tuguran semalam suntuk hingga tanggal 14 September.
Puncak perayaannya adalah tanggal 14 September dimana uskup atau imam membawa salib ke tengah-tengah umat yang berkumpul dan umat bersujud bersyukur dan pada akhir perayaan menerima berkat dalam salib. Salib kemudian ditahtakan dalam gereja hingga 8 hari kemudian.
Di awal tadi kita mengetahui bahwa Pesta Salib Suci ini bermula di Yerusalem, kemudian menyebar dan dirayakan umat Kristiani, mula-mula di Timur, yakni di Byzantium/Konstantinopel baru kemudian semakin dirayakan oleh jemaat di Roma dan akhirnya seluruh dunia.
Awalnya juga hanya merayakan penemuan Salib Kristus oleh Santa Helena pada tahun 326, tetapi dewasa ini juga merayakan dua peristiwa yang berkaitan, yaitu pemberkatan Gereja Makam Kudus (Basilica of the Holy Sepulchre) tahun 335 dan peristiwa tahun 629 yaitu Kaisar Heraclius membawa kembali potongan Salib Kristus yang dibawa pergi dari Yerusalem oleh tentara Persia.
Pada peringatan Pesta Salib Suci 2008, Paus Benediktus XVI berada di Lourdes untuk merayakan 150 tahun penampakan Bunda Maria di Lourdes. Bapa Suci berada di Lourdes selama 4 hari dari tanggal 12 hingga 15 September.
Pada audiensi umumnya di Vatikan 17 September siang setelahnya, Bapa Suci mengungkapkan kesan-kesan perjalannya ke Paris dan Lourdes pada akhir pekan yang lalu, ia mengungkapkan kegembiraannya bahwa kunjungannya ke Lourdes bertepatan dengan perayaan Pesta Salib Suci.
Bapa Suci menjelaskan bahwa Bunda Maria membuat tanda salib saat tampil pertama kalinya di hadapan Bernadette Soubirous di Grotto Massabielle. Seluruh pesan Bunda Maria di Lourdes, kata Bapa Suci, ditemukan dalam tanda salib yang dibuat oleh Bunda Maria. ”Bunda Maria menyatakan pokok iman Kristen: Tanda Salib adalah dasar iman kita, dan melakukannya dengan segenap jiwa kita memasuki kepenuhan misteri penyelamatan kita.”
Bapa Suci meneruskan dengan:
”Di Lourdes, dalam contoh Bunda Maria, sang rasul Kristus yang pertama dan sempurna, para peziarah belajar untuk menghargai salib-salib hidup mereka sendiri dalam terang yang dipancarkan Salib Kristus.”
”Allah sedemikian mencintai kita hingga Ia memberikan diriNya sendiri bagi kita, dan itulah pesan dari salib, dalam salib ada misteri kematian dan kejayaan,” sambung Bapa Suci.
”Salib mengingatkan kita bahwa tidak ada cinta kasih tanpa penderitaan, tidak ada rahmat kehidupan tanpa kesakitan.”
Bapa Suci Benediktus XVI menutup renungannya saat audiensi ini dengan ”Banyak peziarah telah mengalami dan mempelajari kebenaran ini di Lourdes, yang adalah tempat menimba pengalaman iman dan harapan, karena Lourdes juga adalah tempat untuk belajar mencintai dan melayani sesama.”
3.
Kutipan Teks Misa.
“Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia” (1 Tim 2:5). Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia (GS 22,2).
Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya” dan mengikuti Dia (Mat 16:24), karena “Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:21). Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya (Bdk. Mrk 10:39; Yoh 21:18-19; Kol 1:24)
Hal ini dicapai secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus manusia (Bdk. Luk 2:35)” (Sta. Rosa dari Lima).
Antifon Pembuka (Gal 6:14)
Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.
We should glory in the Cross of our Lord Jesus Christ, in whom is our salvation, life and resurrection, through whom we are saved and delivered.
Ref. Nos autem gloriari oportet, in cruce Domini nostri Iesu Christi: in quo est salus, vita, et resurrectio nostra: per quem salvati, et liberati sumus.
Ayat.
1. Deus misereatur nostri, et benedicat nobis: illuminet vultum suum super nos, et misereatur nostri.
2. Ut cognoscamus in terra viam tuam: in omnibus gentibus salutare tuum.
3. Confiteantur tibi populi, Deus: confiteantur tibi populi omnes.
Pada Misa ini Madah Kemuliaan dinyanyikan/didaraskan, Syahadat ditiadakan.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ular tembaga menjadi tanda dosa umat pilihan Allah yang tidak percaya. Selain itu, menjadi tanda kebaikan Allah yang mau menerima kembali orang berdosa.
Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."
Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)
1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya.
Yesus mengorbankan segalanya untuk
keselamatan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Hendaknya kita tetap mengakui Dia yang adalah Tuhan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)
"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."
Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Begitu besar kasih Allah kepada kita. Putra-Nya telah dianugerahkan kepada kita. Maka, hendaknya kita menerima dan mengakui Yesus sepanjang hidup agar kita beroleh keselamatan dari pada-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)
"Anak manusia harus ditinggikan."
Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Antifon Komuni (Yoh 12:32)
Tuhan bersabda: Apabila Aku telah ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.
When I am lifted up from the earth,I will draw everyone to myself, says the Lord.
atau
Per signum Crucis de inimicis nostris libera nos, Deus noster
Doa Malam
Tuhan Yesus, bertahan dan menderita bersama salib sungguh menguatkanku hari ini meski terasa pedih dan perih. Dalam ingatan bahwa Engkau besertaku, maka aku menjadi kuat. Syukur dan terima kasih atas pengalaman hari ini, ya Tuhan Yesus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar