HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 28 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
2 Tesalonika (2:1-3a.13b-17)
(Mzm 96:10-13)
Matius (23:23-26)
"Ut Diligatis Invicem - Kasihilah seorang akan yang lain"
Inilah semangat iman yang kerap terkenang ketika saya merayakan misa dan "SKI" - "Sekolah Kerahiman Ilahi" di beberapa penjara di Jakarta dan Tangerang bersama beberapa sahabat dan puluhan atau kadang ratusan narapidana kristiani.
Ya, jelaslah bahwa kita diajak hidup dengan “nada dasar c”, yakni cinta yang penuh ketulusan dan dijauhkan dari sikap kepalsuan/kemunafikan seperti yang kerap dibuat oleh banyak orang Farisi dan ahli Taurat yang lebih mementingkan hukum dan mengabaikan "keadilan-kerahiman dan keadilan, yang sibuk pada "dekorasi" daripada "esensi"nya.
Pastinya, "manusia melihat apa yg di depan mata tapi Tuhan melihat hati, bukan? Dengan kata lain: Ketulusan adalah keutamaan hati yang patut untuk terus diperjuangkan supaya kita bisa hidup saling mengasihi dengan sepenuh hati.
Kata “tulus” sendiri sebenarnya diturunkan dari dua kata latin: “sine” dan “cere”, yang artinya “tanpa” dan “lilin”.
Konon, ketika membuat perabotan, maka lilin (dempul) digunakan untuk mengisi/menutupi cacat pada kayu atau cacat akibat kekeliruan tukang kayu. Dengan terampil , cacat pada lubang tersebut ditutupi menggunakan lillin (dempul) yang tersedia, sehingga tampak baik untuk dijual.
Padahal, lama-lama ketika terkena panas maka dempul tersebut akan terkelupas dan hilang sehingga seorang pedagang yang melayani dengan tulus dan tidak punya akal bulus akan memberi tanda pada produk-produknya dengan tulisan ” sine cere” (tanpa lilin), untuk menjamin keaslian produk yg dibuat tanpa cacat dan tanpa dempulan.
Jadi dalam bahasa praktis, ketulusan dapat diartikan sebagai “juni"-"jujur dan murni", yakni sikap hidup yang terbuka dan apa adanya, tidak ada budaya "slintat slintut" yang penuh kebohongan dan kepalsuan tapi selalu mau menjadi orang yang penuh kasih secara nyata.
Bagaimana dengan kita sendiri?
"Belajar kalkulus di Kramat Jati - Jadilah tulus sepenuh hati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
"O guru yang terbaik, cahaya Gereja Suci, yang terberkati; Santo Agustinus, pecinta hukum Tuhan, doakanlah kami kepada Putra Allah."
A.
DOA ST. AGUSTINUS.
Aku memohon kepada-Mu, Allahku,
Ijinkan aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku berbahagia di dalam Engkau.
Dan meskipun aku tidak bisa melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini,
ijinkan aku memperbaiki diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya.
Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga.
Ijinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih di sini, sehingga aku dapat mencintai-Mu dengan sempurna di sana,
sehingga kegembiraanku besar disana, dan lengkap di surga bersama-Mu.
O Allah yang benar,
ijinkan aku menerima kebahagiaan di surga yang Engkau janjikan, sehingga kebahagianku menjadi sempurna.
Sementara ini,
biarkan pikiranku memikirkannya,
biarkan lidahku membicarakannya,
biarkan hatiku merindukannya,
biarkan mulutku mengatakannya,
biarkan jiwaku merasa lapar akannya,
biarkan dagingku merasa haus atasnya,
biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya,
sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan Tuhan-ku,
yang berlanjut selamanya, dalam dunia tanpa akhir.
Amin.
B.
MADAH IBADAT HARIAN
Selasa, 28 Agustus 2018
Pw. ST. Augustinus, Uskup, Pujangga Gereja.
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN.
Allah cahaya abadi
Tritunggal yang mahasuci
Kami percaya padaMu
Kami mohon berkat restu
Engkaulah sumber dan asal
Engkaulah tujuan tunggal
PadaMulah penghiburan
Harapan umat beriman
Engkau pencipta dunia
Cahaya kami semua
Engkau pahala mulia
Bagi umat yang percaya
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Mulia kekal abadi. Amin.
MADAH IBADAT PAGI
Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah.
Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami
Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasihMu
Agar selamat selalu
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari. Amin.
MADAH IBADAT SIANG
Engkau Tuhan raja mulya
Yang mengatur segalanya
Fajar pagi Kauterbitkan
Panas siang Kaukobarkan.
Padamkan api sengketa
Yang memisahkan sesama
Teguhkan s’mangat berpadu
Yang menyatukan sekutu.
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu. Amin.
DOA:
Tuhan, cahaya kebenaran, baharuilah kiranya di dalam GerejaMu semangat yang Kaucurahkan dalam diri santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati, dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus,
sepanjang segala masa. Amin
Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup kekal.
Amin.
INSPIRASI:
Tuhan memang tinggi sekali, namun ia melihat ke bawah, ke tempat yang rendah.
Sebab itu janganlah mencari gunung yang tinggi untuk bertemu dengan Tuhan.
Bila engkau meninggikan dirimu setinggi-tingginya, Tuhan akan menarik Diri-Nya sejauh-jauhnya darimu.
Namun jika engkau merendahkan diri serendah-rendahnya, Ia akan tunduk mendekatimu sedekat-dekatnya.”
Kalau kita datang kepada Tuhan karena cinta,
kalau kita hidup saling mengasihi, maka Tuhan hadir bersama dengan kita, karena di mana orang saling mengasihi di sana Allah hadir.
Mari kita hadirkan Allah di tengah dunia ini
dengan mengasihi - mengasihi - dan mengasihi dengan lebih sungguh.”
C.
MEA CULPA.
“Mea culpa, mea culpa mea maxima culpa – Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa .”
Inilah ungkapan iman pertobatan yang kita ucapkan di awal misa karena hati kita kerap penuh dusta: "Celakalah kamu, sebab di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan."
Bersama dengan peringatan St Agustinus yang kita kenangkan hari ini, kita diajak untuk bertobat setiap harinya.
Agustinus ("Yang tahu banyak") sendiri adalah seorang kudus yang banyak menulis, bahkan tulisannya “Pengakuan Agustinus” kerap disebut sebagai otobiografi Barat yang pertama - masih dibaca luas oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia.
Agustinus merupakan anak tertua dari Santa Monika yang terlahir pada 354 di Tagaste, sebuah kota di Algeria Afrika Utara yang merupakan wilayah Romawi saat itu.
Pada masa mudanya, Agustinus hidup dengan gaya hedonis ala descartesian: aku nikmat maka aku ada: “muda foya foya, tua kaya raya, mati masuk surga.”
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk bertobat. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu. “Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!”
Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?”
Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14).
Ini dia! Sejak saat itu, Agustinus bertobat dan memulai hidup baru.
Adapun tiga orang yang berpengaruh dalam perubahan hidupnya secara utuh, al:
1. Monika, ibunya.
Ibunya ialah St. Monika, seorang Kristen yang saleh yang perlahan tapi pasti membentuk dan mencerahkan "akhlak" Agustinus untuk bertobat. St. Monika mendidik ketiga putera-puterinya dalam iman Kristen.
Namun demikian, menginjak dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar, tapi Monika setia untuk terus mendoakan anaknya: “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.”
2. Ambrosius, Uskup Milan.
Ambrosius adalah seorang ahli retorika seperti Agustinus sendiri, namun lebih tua dan lebih berpengalaman. Ia setia untuk menjadi teladan dan mencerahkan "otak" Agustinus.
Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi.
Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius.
Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agustinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.
3. Floria Amelia, kekasih hatinya.
Floria Amelia, kekasih hatinya adalah orang yang membuat Agustinus mempunyai "watak" yang dewasa untuk berani membuat pilihan.
Pada masa itulah, Agustinus juga mengucapkan doanya yang terkenal, "Berikanlah daku kemurnian dan penguasaan diri, tapi jangan dulu" [da mihi castitatem et continentiam, sed noli modo].
Di dinding kamarnya juga terdapat kalimat yang tertulis dengan huruf-huruf yang besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.”
“Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan suatu ketika juga. Agustinus akhirnya wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilika Santo Petrus.
Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”.
Santo Agustinus dikenang sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung para seminaris yang pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus.
“Pak Yunus pergi ke Sukabumi –St Agustinus doakanlah kami.”
D.
TOLLE ET LEGGE.
"Tolle et legge - Ambil dan bacalah!" Inilah seruan khas yang lekat dengan St Agustinus yang kita kenangkan hari ini. Agustinus Hippo ("Yang tahu banyak") yang terlahir 13 November 354 dan meninggal pada 28 Agustus 430 adalah seorang santo dan doktor Gereja serta diakui sebagai salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan Kekristenan Barat.
Adapun tiga sikapnya yang bisa kita teladani, antara lain:
1."Positif":
Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapapun.” Ia mengajak kita untuk tidak menjadi orang beriman yang asyik bergosip/bergunjing tapi selalu sibuk dan penuh dengan hal hal baik untuk memuliakan Tuhan lewat sesama dan bersama semesta.
2."Kontemplatif":
“Terlambat aku mencintaiMu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan. Agustinus beberapa kali mendapat "insight", pengalaman pribadi dengan yang ilahi. Itulah juga yang menguatkan imannya untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk juga mencintaiNya lewat doa dan relasi pribadinya dengan Tuhan.
3."Produktif":
Semasa hidupnya, Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Ia juga menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik para biarawan agar dapat mewartakan injil ke banyak tempat.
Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”. Ia dikenang sebagai uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan pelindung para seminaris: “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” (St. Agustinus "Pengakuan-Pengakuan").
"Pati Unus pahlawan kami - St Agustinus doakanlah kami."
E.
KUTIPAN TEKS MISA.
“… Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa telah melahirkan Putra, dan Putra lahir dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 15:5)
Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihias semarak kemuliaan.
In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.
Doa Pembuka
Allah Bapa, cahaya kebenaran, baruilah kiranya di dalam Gereja-Mu semangat yang Kaucurahkan dalam diri Santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (2:1-3a.13b-17)
"Berpeganglah pada ajaran-ajaran yang telah kalian terima dari kami."
Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimana pun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dalam kebenaran yang kalian percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami baik secara lisan, maupun secara tertulis. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan abadi dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 96:10-13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengutuk ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan kata: "Celakalah kamu!" Tidak hanya berkata demikian, Yesus marah kepada mereka dengan menyebut mereka: orang munafik, pemimpin buta, orang-orang bodoh dan orang-orang buta." Teguran Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat tidak didasari oleh kebencian. Sebaliknya Yesus menegur para ahli Taurat dan orang Farisi atas dasar kasih. Yesus ibarat orang tua yang marah melihat anaknya melakukan sesuatu yang salah. Semua itu, Yesus lakukan demi kebaikan dan keselamatan manusia. Hal ini menjadi sesuatu yang penting bagi kita. Sebab terkadang kita tidak mau dan tidak berani mengeritik orang lain yang melakukan suatu kesalahan dan dosa. Kita lupa bahwa kita mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat. Sebab keselamatan yang Yesus wartakan tidak hanya untuk diri kita, melainkan ditujukan kepada semua manusia termasuk orang yang berbuat dosa. Maka sesungguhnya kita umat Kristiani mempunyai kewajiban untuk mengingatkan serta menyadarkan sesama kita yang berbuat jahat. Jika orang yang kita tegur, mau mendengar dan menjadi baik, maka kita telah menyelamatkan jiwanya. Sebaliknya, jika orang mengabaikan teguran, kita terbebas dari dosa sosial.
Antifon Komuni (Mat 23:10.8)
Pemimpinmu hanya satu, yakni Kristus. Kalian ini saudara satu sama lain.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 28 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
2 Tesalonika (2:1-3a.13b-17)
(Mzm 96:10-13)
Matius (23:23-26)
"Ut Diligatis Invicem - Kasihilah seorang akan yang lain"
Inilah semangat iman yang kerap terkenang ketika saya merayakan misa dan "SKI" - "Sekolah Kerahiman Ilahi" di beberapa penjara di Jakarta dan Tangerang bersama beberapa sahabat dan puluhan atau kadang ratusan narapidana kristiani.
Ya, jelaslah bahwa kita diajak hidup dengan “nada dasar c”, yakni cinta yang penuh ketulusan dan dijauhkan dari sikap kepalsuan/kemunafikan seperti yang kerap dibuat oleh banyak orang Farisi dan ahli Taurat yang lebih mementingkan hukum dan mengabaikan "keadilan-kerahiman dan keadilan, yang sibuk pada "dekorasi" daripada "esensi"nya.
Pastinya, "manusia melihat apa yg di depan mata tapi Tuhan melihat hati, bukan? Dengan kata lain: Ketulusan adalah keutamaan hati yang patut untuk terus diperjuangkan supaya kita bisa hidup saling mengasihi dengan sepenuh hati.
Kata “tulus” sendiri sebenarnya diturunkan dari dua kata latin: “sine” dan “cere”, yang artinya “tanpa” dan “lilin”.
Konon, ketika membuat perabotan, maka lilin (dempul) digunakan untuk mengisi/menutupi cacat pada kayu atau cacat akibat kekeliruan tukang kayu. Dengan terampil , cacat pada lubang tersebut ditutupi menggunakan lillin (dempul) yang tersedia, sehingga tampak baik untuk dijual.
Padahal, lama-lama ketika terkena panas maka dempul tersebut akan terkelupas dan hilang sehingga seorang pedagang yang melayani dengan tulus dan tidak punya akal bulus akan memberi tanda pada produk-produknya dengan tulisan ” sine cere” (tanpa lilin), untuk menjamin keaslian produk yg dibuat tanpa cacat dan tanpa dempulan.
Jadi dalam bahasa praktis, ketulusan dapat diartikan sebagai “juni"-"jujur dan murni", yakni sikap hidup yang terbuka dan apa adanya, tidak ada budaya "slintat slintut" yang penuh kebohongan dan kepalsuan tapi selalu mau menjadi orang yang penuh kasih secara nyata.
Bagaimana dengan kita sendiri?
"Belajar kalkulus di Kramat Jati - Jadilah tulus sepenuh hati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
"O guru yang terbaik, cahaya Gereja Suci, yang terberkati; Santo Agustinus, pecinta hukum Tuhan, doakanlah kami kepada Putra Allah."
A.
DOA ST. AGUSTINUS.
Aku memohon kepada-Mu, Allahku,
Ijinkan aku mengenal dan mencintai-Mu sehingga aku berbahagia di dalam Engkau.
Dan meskipun aku tidak bisa melakukan ini secara lengkap dalam hidup ini,
ijinkan aku memperbaiki diri hari demi hari sampai aku dapat melakukannya dengan seutuhnya.
Izinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih dalam kehidupan ini, sehingga aku dapat mengenal-Mu secara sempurna di surga.
Ijinkan aku mengenal-Mu lebih dan lebih di sini, sehingga aku dapat mencintai-Mu dengan sempurna di sana,
sehingga kegembiraanku besar disana, dan lengkap di surga bersama-Mu.
O Allah yang benar,
ijinkan aku menerima kebahagiaan di surga yang Engkau janjikan, sehingga kebahagianku menjadi sempurna.
Sementara ini,
biarkan pikiranku memikirkannya,
biarkan lidahku membicarakannya,
biarkan hatiku merindukannya,
biarkan mulutku mengatakannya,
biarkan jiwaku merasa lapar akannya,
biarkan dagingku merasa haus atasnya,
biarkan keseluruhan keberadaanku merindukannya,
sampai waktunya tiba aku masuk melalui kematian ke dalam kegembiraan Tuhan-ku,
yang berlanjut selamanya, dalam dunia tanpa akhir.
Amin.
B.
MADAH IBADAT HARIAN
Selasa, 28 Agustus 2018
Pw. ST. Augustinus, Uskup, Pujangga Gereja.
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN.
Allah cahaya abadi
Tritunggal yang mahasuci
Kami percaya padaMu
Kami mohon berkat restu
Engkaulah sumber dan asal
Engkaulah tujuan tunggal
PadaMulah penghiburan
Harapan umat beriman
Engkau pencipta dunia
Cahaya kami semua
Engkau pahala mulia
Bagi umat yang percaya
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Mulia kekal abadi. Amin.
MADAH IBADAT PAGI
Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah.
Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami
Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasihMu
Agar selamat selalu
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari. Amin.
MADAH IBADAT SIANG
Engkau Tuhan raja mulya
Yang mengatur segalanya
Fajar pagi Kauterbitkan
Panas siang Kaukobarkan.
Padamkan api sengketa
Yang memisahkan sesama
Teguhkan s’mangat berpadu
Yang menyatukan sekutu.
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu. Amin.
DOA:
Tuhan, cahaya kebenaran, baharuilah kiranya di dalam GerejaMu semangat yang Kaucurahkan dalam diri santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati, dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus,
sepanjang segala masa. Amin
Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup kekal.
Amin.
INSPIRASI:
Tuhan memang tinggi sekali, namun ia melihat ke bawah, ke tempat yang rendah.
Sebab itu janganlah mencari gunung yang tinggi untuk bertemu dengan Tuhan.
Bila engkau meninggikan dirimu setinggi-tingginya, Tuhan akan menarik Diri-Nya sejauh-jauhnya darimu.
Namun jika engkau merendahkan diri serendah-rendahnya, Ia akan tunduk mendekatimu sedekat-dekatnya.”
Kalau kita datang kepada Tuhan karena cinta,
kalau kita hidup saling mengasihi, maka Tuhan hadir bersama dengan kita, karena di mana orang saling mengasihi di sana Allah hadir.
Mari kita hadirkan Allah di tengah dunia ini
dengan mengasihi - mengasihi - dan mengasihi dengan lebih sungguh.”
C.
MEA CULPA.
“Mea culpa, mea culpa mea maxima culpa – Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa .”
Inilah ungkapan iman pertobatan yang kita ucapkan di awal misa karena hati kita kerap penuh dusta: "Celakalah kamu, sebab di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan."
Bersama dengan peringatan St Agustinus yang kita kenangkan hari ini, kita diajak untuk bertobat setiap harinya.
Agustinus ("Yang tahu banyak") sendiri adalah seorang kudus yang banyak menulis, bahkan tulisannya “Pengakuan Agustinus” kerap disebut sebagai otobiografi Barat yang pertama - masih dibaca luas oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia.
Agustinus merupakan anak tertua dari Santa Monika yang terlahir pada 354 di Tagaste, sebuah kota di Algeria Afrika Utara yang merupakan wilayah Romawi saat itu.
Pada masa mudanya, Agustinus hidup dengan gaya hedonis ala descartesian: aku nikmat maka aku ada: “muda foya foya, tua kaya raya, mati masuk surga.”
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk bertobat. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu. “Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!”
Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?”
Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14).
Ini dia! Sejak saat itu, Agustinus bertobat dan memulai hidup baru.
Adapun tiga orang yang berpengaruh dalam perubahan hidupnya secara utuh, al:
1. Monika, ibunya.
Ibunya ialah St. Monika, seorang Kristen yang saleh yang perlahan tapi pasti membentuk dan mencerahkan "akhlak" Agustinus untuk bertobat. St. Monika mendidik ketiga putera-puterinya dalam iman Kristen.
Namun demikian, menginjak dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar, tapi Monika setia untuk terus mendoakan anaknya: “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.”
2. Ambrosius, Uskup Milan.
Ambrosius adalah seorang ahli retorika seperti Agustinus sendiri, namun lebih tua dan lebih berpengalaman. Ia setia untuk menjadi teladan dan mencerahkan "otak" Agustinus.
Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi.
Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius.
Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agustinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.
3. Floria Amelia, kekasih hatinya.
Floria Amelia, kekasih hatinya adalah orang yang membuat Agustinus mempunyai "watak" yang dewasa untuk berani membuat pilihan.
Pada masa itulah, Agustinus juga mengucapkan doanya yang terkenal, "Berikanlah daku kemurnian dan penguasaan diri, tapi jangan dulu" [da mihi castitatem et continentiam, sed noli modo].
Di dinding kamarnya juga terdapat kalimat yang tertulis dengan huruf-huruf yang besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.”
“Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan suatu ketika juga. Agustinus akhirnya wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilika Santo Petrus.
Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”.
Santo Agustinus dikenang sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung para seminaris yang pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus.
“Pak Yunus pergi ke Sukabumi –St Agustinus doakanlah kami.”
D.
TOLLE ET LEGGE.
"Tolle et legge - Ambil dan bacalah!" Inilah seruan khas yang lekat dengan St Agustinus yang kita kenangkan hari ini. Agustinus Hippo ("Yang tahu banyak") yang terlahir 13 November 354 dan meninggal pada 28 Agustus 430 adalah seorang santo dan doktor Gereja serta diakui sebagai salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan Kekristenan Barat.
Adapun tiga sikapnya yang bisa kita teladani, antara lain:
1."Positif":
Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapapun.” Ia mengajak kita untuk tidak menjadi orang beriman yang asyik bergosip/bergunjing tapi selalu sibuk dan penuh dengan hal hal baik untuk memuliakan Tuhan lewat sesama dan bersama semesta.
2."Kontemplatif":
“Terlambat aku mencintaiMu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan. Agustinus beberapa kali mendapat "insight", pengalaman pribadi dengan yang ilahi. Itulah juga yang menguatkan imannya untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk juga mencintaiNya lewat doa dan relasi pribadinya dengan Tuhan.
3."Produktif":
Semasa hidupnya, Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Ia juga menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik para biarawan agar dapat mewartakan injil ke banyak tempat.
Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan” dan “Kota Tuhan”. Ia dikenang sebagai uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan pelindung para seminaris: “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” (St. Agustinus "Pengakuan-Pengakuan").
"Pati Unus pahlawan kami - St Agustinus doakanlah kami."
E.
KUTIPAN TEKS MISA.
“… Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa telah melahirkan Putra, dan Putra lahir dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 15:5)
Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihias semarak kemuliaan.
In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.
Doa Pembuka
Allah Bapa, cahaya kebenaran, baruilah kiranya di dalam Gereja-Mu semangat yang Kaucurahkan dalam diri Santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (2:1-3a.13b-17)
"Berpeganglah pada ajaran-ajaran yang telah kalian terima dari kami."
Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimana pun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dalam kebenaran yang kalian percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami baik secara lisan, maupun secara tertulis. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan abadi dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.
Ayat. (Mzm 96:10-13)
1. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
2. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
3. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
"Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan."
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengutuk ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan kata: "Celakalah kamu!" Tidak hanya berkata demikian, Yesus marah kepada mereka dengan menyebut mereka: orang munafik, pemimpin buta, orang-orang bodoh dan orang-orang buta." Teguran Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat tidak didasari oleh kebencian. Sebaliknya Yesus menegur para ahli Taurat dan orang Farisi atas dasar kasih. Yesus ibarat orang tua yang marah melihat anaknya melakukan sesuatu yang salah. Semua itu, Yesus lakukan demi kebaikan dan keselamatan manusia. Hal ini menjadi sesuatu yang penting bagi kita. Sebab terkadang kita tidak mau dan tidak berani mengeritik orang lain yang melakukan suatu kesalahan dan dosa. Kita lupa bahwa kita mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat. Sebab keselamatan yang Yesus wartakan tidak hanya untuk diri kita, melainkan ditujukan kepada semua manusia termasuk orang yang berbuat dosa. Maka sesungguhnya kita umat Kristiani mempunyai kewajiban untuk mengingatkan serta menyadarkan sesama kita yang berbuat jahat. Jika orang yang kita tegur, mau mendengar dan menjadi baik, maka kita telah menyelamatkan jiwanya. Sebaliknya, jika orang mengabaikan teguran, kita terbebas dari dosa sosial.
Antifon Komuni (Mat 23:10.8)
Pemimpinmu hanya satu, yakni Kristus. Kalian ini saudara satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar