Ads 468x60px

Senin, 27 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 27 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Monika
2 Tesalonika (1:1-5.11b-12)
(96:1-2a.2b-3.4-5; R: 3)
Lukas (7:11-17)
"Optio fundamentalis - Pilihan dasar"
Inilah salah satu kekhasan lawatan ilahi yang selalu memiliki keberpihakan pada orang kecil yang diwakili oleh figur janda di Nain pada bacaan hari ini.
Kerap, kaum janda sering ternafikan dalam kehidupan bermasyarakat dan inilah yang mengakibatkan mengapa seorang janda dianggap "jablai": lemah sapa, lemah cinta, termasuk lemah secara ekonomi karena harus mencari nafkah sendiri, meski ini terbilang sangat relatif, karena banyak juga janda kaya.
Selain itu, dalam sejarah peradaban bangsa Arab, kaum janda pernah menempati kedudukan strata sosial terbawah karena tidak mempunyai sosok pelindung.
Indahnya, ternyata Allah memiliki "optio fundamentalis", pilihan dasar untuk berpihak pada orang kecil ketika mengatakan dengan penuh kerahiman pada janda itu: "Ibu jangan menangis" dan kepada anak muda yang meninggal itu, "bangkitlah!"
Adapun beberapa dasar biblisnya, antara lain:
1. Allah adalah Bapa bagi anak yatim & pelindung bagi para janda. (Maz 68:6). Mereka berada dalam pemeliharaan dan perlindunganNya. (Kel 22:22-23; Ul 10:18; Maz 146:9; Ams 15:25)
2. Allah memelihara anak yatim dan para janda lewat kelimpahan umatNya. (Ul 14:28-29; 24:19-21; Ul 26:12-13)
3. Allah memberkati orang yang menolong dan menghormati janda dan anak yatim.
(Yes 1:17,19; Yer 7:6-7; 22:3-4)
4. Allah melawan mereka yang mengambil keuntungan dari atau merugikan para janda dan anak yatim.
(Kel 22:22-24; Ul 24:17; 27:19; Ayub 24:3; Maz 94:6,16; Za 7:10)
5. Para janda adalah penerima belas kasihan Allah yang rahim dan lemah lembut.
(Luk 7:11-17; 18:2-8; 21:2-4; Mr 12:42-43)
6. Gereja perdana juga mengutamakan pemeliharaan kepada kaum tersisih, termasuk para janda. (Kis 6:1-6)
7. Salah satu segi dari ibadah yang murni adalah mengurus para yatim dan janda secara tulus & kudus, utuh & menyeluruh. (Yak 1:27; 1Tim 5:3-8)
"Banyak kancil di kantor Perbakin - Cintailah orang kecil dan miskin"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
THE WAY OF "MONIKA"
“Verba movent, exempla trahunt – Kata kata itu menguap tapi teladan itu menyentuh hati.”
Inilah keutamaan yang bisa kita ingat bersama dengan teladan St. Monika yang kita kenangkan hari ini. Monika juga merupakan pelindung dan teladan para ibu. Sebagai orang yang sangat beriman, ia prihatin sekali terhadap hidup suami dan putranya yang tidak karuan, yang kendati pandai tetapi tidak beriman.
Adapun tiga keutamaan iman yang terkandung pada nama Monika, al:
1. MO - dalnya iman:
Dengan kekuatan iman, dia selalu mendoakan suami dan terlebih Agustinus anaknya. Usahanya tidak sia-sia karena akhirnya Agustinus bertobat setelah lebih dari 20 tahun, Monika berjuang. Tidak lama setelah putranya bertobat, Monika pun meninggal dunia, sesuai dengan harapannya yang disampaikan kepada putranya itu: “Anakku, hanya ada satu hal saja yang tadinya masih membuat aku ingin tinggal cukup lama dalam kehidupan ini, yaitu melihat engkau menjadi Kristiani sebelum aku mati.” Setelah wafat, dari surga, St. Monika tentu tetap mendampingi Agustinus sehingga ia semakin subur dalam iman, bahkan menjadi tokoh besar dalam Gereja.
2. NI - at:
Pada usia yang masih tergolong muda, Monika menikah dengan seorang bernama Patrisius. Patrisius adalah seorang yang kasar, mudah marah, tidak setia, peminum, dan mempunyai ekonomi yang tidak memadai. Ia juga seorang kafir yang tidak percaya kepada Tuhan. Menghadapi sifat suaminya yang jauh dari sempurna itu, Monika yang saleh terus berdoa dan memohon Tuhan memberikan rahmat pertobatan kepada Patrisius. Berkat doa Monika yang tak kunjung putus itu, akhirnya Patrisius dibaptis sesaat sebelum ia meninggal pada tahun 370. Selain Patrisius, hidup Monika juga tertekan ketika Agustinus menjauhi Tuhan bahkan mempunyai anak tanpa menjalani perkawinan sah. Meski demikian, ia tidak putus asa. Ia tetap memiliki niat baja untuk setia mendampingi mereka dengan doa setiap hari.
3. KA - sih:
Suami Monika adalah Patrisius, seorang pemuda yang dikenal kafir dan cepat ‘panas hatinya’. Salah satu anak Monika adalah Agustinus yang terkenal “nakal”. Monika banyak mengalami tekanan batin karena ulah suami dan anaknya, tapi ia tetap hidup dengan nada dasar kasih bagi Patrisius dan Agustinus. Ia kasih kesabaran dan ketabahan sehingga Tuhan berkenan membuat semuanya indah pada waktuNya.
“Ada cuka ada indomie – St Monika doakanlah kami.”
B.
Sketsa Historis:
Monika, Ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika sendiri terpaut erat dengan hidup anaknya Santo Agustinus yang terkenal bandel sejak masa mudanya.
Monika dilahirkan pada tahun 331 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara dari keluarga Kristen yang taat. Leluhurnya bukan penduduk asli Afrika, melainkan perantauan dari Fenisia.
Monika dinikahkan dengan Patrisius, seorang pegawai tinggi pemerintahan kota. Mereka dikaruniai tiga orang anak: Agustinus, Navigius dan Perpetua (yang kelak memimpin biara).
Patrisius seorang kafir yang berperangai buruk. Dia biasa pulang dalam keadaan mabuk setiap malam, suka naik pitam dan sering mentertawakan usaha keras Monika untuk mendidik Agustinus menjadi pemuda Kristiani. Meskipun demikian, Monika tidak pernah membantah ataupun bertengkar dengan suaminya.Tak henti-hentinya ia berdoa agar suami dan puteranya segera bertobat dan menerima Kristus.
Monika menanggung segala pencobaan hidupnya dengan sabar, lemah lembut dan berbelas-kasih. Imannya yang kuat beroleh ganjaran tatkala Patrisius pada akhirnya menerima iman Kristiani dan dibaptis setahun sebelum meninggal dunia pada tahun 371. Bahkan ibu Patrisius pun juga dibaptis.
Agustinus, yang kala ayahnya meninggal dunia adalah seorang pemuda berumur tujuhbelas tahun, tidak mau ikut dibaptis. Meski cemerlang dalam studi, perilaku Agustinus yang hidup bersama perempuan, alkohol dan berbagai macam kecanduan, pula terjerumus ke dalam aliran bidaah Manikisme yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme, sungguh tak dapat diterima oleh Monika.
Meski tak ada tanda-tanda bahwa doanya dikabulkan Tuhan, Monika dengan setia tetap berdoa untuk Agustinus dengan setiapkali airmata bercucuran dari matanya. Tuhan mendengarkan keluh kesah Monika dan menguatkannya dengan suatu mimpi.
Dalam mimpi itu, Monika melihat dirinya sendiri berada di atas sebuah mistar dari kayu, kemudian datanglah seorang pemuda yang berseri-seri dan bercahaya wajahnya. Pemuda itu bertanya, “Mengapakah ibu bersedih? Apakah yang menyebabkan ibu menangis setiap hari?” Monika menjawab bahwa ia sedih karena tidak tahan melihat kebinasaan Agustinus, puteranya.
Maka pemuda itu mengajak Monika untuk melihat dengan seksama. Segeralah terlihat oleh Monika bahwa Agustinus ada bersamanya di atas mistar. Kata pemuda itu, “Di mana engkau berada, ia pun berada.”
Telah lama waktu berlalu sejak mimpinya itu, namun Agustinus masih juga hidup dalam dosa. Oleh karenanya, Monika terus-menerus datang kepada Bapa Uskup memohon-mohon dan mendesak-desak dengan air mata berlinang agar Uskup mau menengok dan menasehati Agustinus.
Lama-kelamaan Uskup menjadi jengkel dan kehilangan kesabarannya, sehingga ia berkata, “Pergilah, jangan menggangguku lagi; demi hidupmu tak mungkinlah binasa anak sekian banyak airmata itu!” Monika amat gembira sebab ia percaya pada apa yang dikatakan Bapa Uskup bahwa Agustinus tidak mungkin binasa.
Pada tahun 383 Agustinus bersama Alypius, sahabatnya, hendak berangkat ke Roma dan Milan untuk mengajar. Monika tidak setuju karena waktu itu Roma buruk peradabannya.
Di pantai menjelang keberangkatan, Monika menawarkan hanya dua pilihan kepada Agustinus: pulang bersamanya atau Monika ikut dengan Agustinus ke Italia. Dengan tipu daya, Agustinus meninggalkan ibunya seorang diri di kapel Beato Cyprianus yang terletak di tepi pantai, sementara ia dan Alypius berlayar ke Italia.
Monika amat sedih; seorang diri ia menyusul Agustinus ke Italia. Penderitaan berat ditanggungnya terutama karena kapal yang ditumpanginya hampir karam akibat badai. Tuhan menguatkan Monika dengan janji-Nya bahwa ia akan bertemu dengan puteranya sesampainya di Italia.
Monika bersahabat baik dengan St. Ambrosius, Uskup kota Milan. Ia memohon bimbingan dan bantuan Uskup Ambrosius agar putranya, yang pada waktu itu telah meninggalkan aliran Manikisme, mau meninggalkan juga jalan hidupnya yang sesat.
Agustinus mulai tertarik dengan khotbah dan ajaran-ajaran Uskup Ambrosius dan akhirnya dibaptis pada Hari Raya Paskah pada tahun 387. Dan bukan itu saja, Agustinus juga memutuskan untuk hidup selibat dan membaktikan diri pada pelayanan kepada Allah.
Kelak di kemudian hari, St Agustinus dikenal tidak hanya sebagai seorang uskup yang mengagumkan, melainkan juga sebagai salah seorang dari para kudus dan para pujangga Gereja Katolik. Inilah puncak jawaban doa Monika.
Dua bulan setelah Agustinus dibaptis, yakni pada bulan Juni tahun 387, Agustinus, Alypius & Monika berencana pulang kembali ke Tagaste, Afrika.
Dalam perjalanan pulang mereka singgah di Ostia, dekat muara sungai Tiber. Monika dan Agustinus berdua saja berdiri bersandar pada jendela rumah persinggahan mereka. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik mengenai seperti apa kiranya kehidupan para kudus di surga. Diliputi rasa bahagia yang amat sangat Monika berkata kepada Agustinus,
“Anakku, bagiku tidak ada lagi yang dapat memukauku dalam kehidupan ini. Apa lagi yang dapat kuperbuat di dunia ini? Untuk apa aku di sini? Entahlah, tak ada lagi yang kuharapkan dari dunia ini. Ada satu hal saja yang tadinya masih membuat aku ingin tinggal cukup lama dalam kehidupan ini, yaitu melihat engkau menjadi seorang Katolik sebelum aku mati. Keinginanku sudah dikabulkan secara berlimpah dalam apa yang telah diberikan Allah kepadaku: kulihat kau sudah sampai meremehkan kebahagiaan dunia ini dan menjadi hamba-Nya. Apa yang kuperbuat lagi di sini?”
Lima hari kemudian Monika jatuh sakit. Kepada kedua puteranya, Agustinus dan Navigius, Monika berpesan, “Yang kuminta kepada kalian hanyalah supaya kalian memperingati aku di altar Tuhan di mana saja kalian berada.”
Hanya supaya ia diingat di altar-Mu, itulah keinginannya. Sebab ia telah melayani altar itu tanpa melewatkan satu hari pun. Pada hari yang kesembilan Monika wafat dalam usia 56 tahun. Santa Monika dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga. Pestanya dirayakan setiap tanggal 27 Agustus.
"Allah Yang Maharahim, hiburlah mereka yang menderita. Airmata Santa Monika menggerakkan belas kasih-Mu untuk mempertobatkan puteranya, Santo Agustinus, kepada iman akan Kristus. Dengan perantaraan doa mereka, tolonglah kami berbalik dari dosa-dosa kami dan memperoleh pengampunan-Mu yang penuh belas-kasihan. Amin."
C.
Madah Ibadat Bacaan, Pagi, Siang
(27 Agt, St. Monika)
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan
Alleluya
MADAH IBADAT BACAAN
Marilah kita memuji
Wanita yang tabah hati
Terkenal di mana-mana
Karena kesuciannya
Penuh cinta pada Tuhan
Teguh kuat dalam iman
Gagah ditempuhnya jalan
Berpedoman pengabdian
Badan diatur puasa
Hati dikuatkan doa
Maka kini menikmati
Kegembiraan surgawi
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada hamba yang setya
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Mari bernyanyi untuk menghormati
Wanita suci yang pantas dipuji
Hati berbakti sungguh tahan uji
Slalu mengabdi
Tak terkalahkan oleh jerat lawan
Namun bertahan di tengah godaan
Memperjuangkan kerajaan Tuhan
Dan persatuan
Berat tapanya tekun dalam doa
Siap sedia mengabdi sesama
Di mana-mana menyumbangkan jasa
Dengan gembira
Dimulyakanlah Bapa mahamurah
Bersama Putra penebus dunia
Roh kudus pula penghibur Gereja
Slama-lamanya
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Kita bersama memuji
Tuhan Allah maha suci
Yang mengurniakan rahmat
Kepada seluruh umat
Kita menyatakan hormat
Pada Tuhan penyelamat
Sambil sujud mohon berkat
Agar tabah lagi kuat
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BACAAN SINGKAT
(Rom 12,1-2)
Saudara-saudara, demi kerahiman Allah aku memperingatkan kamu!
Persembahkanlah tubuhmu sebagai kurban yang hidup, yang suci dan berkenan pada Allah.
Itulah ibadatmu yang sejati.
Janganlah kamu menyesuaikan diri dengan dunia ini, melainkan berubahlah menjadi manusia berbudi baru, sehingga kamu sanggup membedakan apa yang dikehendaki Allah, apa yang baik, apa yang berkenan padaNya dan apa yang sempurna.
D.
“Servite in humilitate – Layanilah dengan penuh kerendahan hati”.
Inilah semangat dasar sebagai obat untuk melawan “kesombongan rohani” yang dikecam Yesus: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik.” (“Munafik”: MU- lutnya pedas, NA- lurinya iri, FIK- irannya negatif).
Mengacu pada nasehat Paulus terhadap jemaat di Tesalonika:
"Saudara-saudara, kami selalu mengenangkan kalian dalam doa-doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita.....," selain saling mendoakan, terdapatlah tiga sikap dasar yang bisa kita lakukan untuk menghindari “kesombongan rohani” dan mencapai pelayanan yang penuh kerendahan hati, al:
1. Iman yang diamalkan:
Inilah sebuah upaya “meng-horisontal-kan” Kerajaan Allah karena iman mesti diamalkan dengan pewartaan nyata lewat tingkah laku kita setiap harinya, sehingga hidup kita sungguh menjadi seperti apa yang disebut dalam ensiklik pertama Paus Fransiskus, yakni “Lumen Fidei” (Cahaya IMAN).
2. Kasih yang diusahakan:
Kita diajak untuk selalu berusaha memiliki nada dasar c, yakni cinta kasih. Walau kita kadang disakiti, terluka atau dikecewakan oleh sesama, kita tetap diajak untuk selalu mengusahakan kasih (“Karena Allah Slalu Ingin Hadir”).
Tentunya, semua hal ini didasari oleh keyakinan pokok seperti judul ensiklik pertama Paus Emeritus Benediktus XVI, “Deus Caritas Est” bahwa Allah adalah KASIH, sehingga hidup kita tidak menjadi batu sandungan tapi malahan bisa menjadi berkat bagi semuanya.
3. Pengharapan yang ditekuni:
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan di waktu yang akan datang, seperti tampak dalam ensiklis Paus Fransiskus juga, yakni "Spes Salvi", HARAPAN Keselamatan. Dkl: Kita diajak untuk terus menekuni harapan, karena harapan berarti impian dan itu berarti pekerjaan.
Tentunya, bukan "harapan palsu", karena kita bertekun dalam pengharapan akan Tuhan yang setia menepati janjiNya: "Spes salvi facti sumus"—kita diselamatkan dalam pengharapan, bukan?
Jelasnya, seseorang yang memiliki harapan akan hidup dengan cara yang berbeda. Seseorang yang memiliki harapan sekaligus dianugerahi hadiah hidup baru.”
“Cari sepatu di kompleks Kopassus - Mari bersatu dalam nama Yesus.”
=====
"Sincerus - genuine/asli."
Inilah sebuah kata latin yang berarti "tulus, kudus-murni-asli". Inilah juga harapan Yesus kepada kita dan itulah juga sebabnya Ia mengecam "tomat-tokoh umat"dan "tomas-tokoh masyarakat", yakni orang Farisi dan ahli Taurat yang menyimpan banyak kepalsuan.
Yesus menyebut mereka sebagai “orang munafik” yang akan mendapat "celaka". Dalam bahasa Yunani, kata “munafik” disebut "hypokritos", yang juga banyak dipakai untuk menyebut para pemain drama/sandiwara.
Dengan kata lain:
Inilah sebuah sikap penuh dengan kepura-puraan/tidak otentik, tidak tulus tapi penuh akal bulus.
Lebih jauh lagi, kata ini ada dalam Bahasa Yunani Klasik dan Perjanjian Baru, dan mengandung makna yang sama, yakni berpura-pura. Secara sederhana, tampaklah tiga tanda orang munafik yang palsu dan suka berpura pura itu, antara lain:
1.Apabila berkata-kata, ia berdusta.
2.Apabila berjanji, ia mengingkari.
3.Apabila diberikan kepercayaan, ia mengkhianati.
Yesus sendiri kerap mencela orang yang munafik, yang seperti kuburan: luarnya putih tapi dalamnya busuk dan penuh tulang belulang.
Jelasnya, munāfiq (Arab: منافق, munāfiqūn) sendiri adalah terminologi khas untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya.
Bagi saya sendiri, seseorang lebih mudah dan lebih bisa jatuh pada kemunafikan jika “MUlutnya pedas, NAlurinya iri hati, FIKirannya negatif”. Bukankah itu juga yang dibuat oleh banyak orang farisi dan ahli taurat yang seharusnya menjadi tokoh umat dan tokoh masyarakat. Bagaimana dengan kita?
"Dari Lebak Bulus ke Museum Bahari - Jadilah tulus setiap hari."
E.
Kutipan Teks Misa:
Senin, 27 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Monika
Hanya satu ini yang kuminta kepadamu, Agustinus, agar kamu mengenangkan aku di hadapan altar Tuhan, di mana saja kamu berada. (St. Monika)
Antifon Pembuka (Ams 31:30.28)
Wanita yang takwa kepada Tuhan sungguh pantas mendapat pujian. Ia disebut bahagia oleh anak-anaknya, dan suaminya pun memuji dia.
Doa Pembuka
Allah Bapa, penghibur orang berdukacita, dengan belas kasih Engkau sudah menerima cinta kasih dan air mata Santa Monika demi bertobatnya Santo Agustinus, putranya. Semoga berkat pertolongan mereka berdua kami menangisi segala dosa dan memperoleh kasih sayang rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Menjadi murid Kristus dan warga Kerajaan Allah bukan berarti bebas dari masalah dan penderitaan di dunia. Menjadi warga Kerajaan Allah juga harus melalui proses pemurnian yang sering kali diartikan oleh dunia sebagai penderitaan dan kebodohan.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:1-5.11b-12)
"Nama Tuhan kita dimuliakan dalam kamu dan kamu dalam Dia."
Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Semoga Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Wartakanlah karya Tuhan yang ajaib di antara segala bangsa.
Ayat. (96:1-2a.2b-3.4-5; R: 3)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Sebab Mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.
Yesus selalu berpihak kepada orang kecil dan menderita serta memberi pengharapan kepada orang-orang yang berputus asa. Dalam Yesus, selalu terbuka peluang untuk diselamatkan, bahkan kematian pun tidak akan membendung kasih-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
"Hai pemuda, bangkitlah!"
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang menderita. Tuhan senantiasa peduli terhadap umat-Nya. Mukjizat kebangkitan yang dialami oleh anak laki-laki seorang janda menjadi bukti bahwa Tuhan tidak membiarkan umat-Nya menangis dan sendirian. St. Monika telah mengalami belas kasih Tuhan yang luar biasa. Doanya yang tak kunjung padam disertai tetesan air mata telah mendatangkan pertobatan bagi suaminya dan anaknya. Kalau Tuhan juga peduli dengan air mata dan jeritan kita, mengapa terkadang kita justru yang membuat Tuhan "menangis" atau bersedih karena tingkah laku kita? Mari kita senantiasa memuliakan Tuhan dalam hidup ini.
Antifon Komuni (Mat 13:45-46)
Kerajaan surga seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara indah. Sesudah menemukan sebiji yang mahal, ia menjual seluruh miliknya, lalu dibelinya mutiara itu.
Doa Malam
Yesus yang berbelas kasih, syukur atas kasih dan penyertaan-Mu sepanjang hari ini. Semoga kami pun mampu meneladani Engkau; melakukan karya-karya belas kasih kepada sesama, khususnya mereka yang menderita dan tersingkirkan. Berkatilah juga istirahat kami di akhir pekan ini, ya Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar