HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 18 September 2018
Hari Biasa Pekan XXIV
(1 Kor 12:12-14, 27-31a)
(Mzm 100:2.3.4.5)
Lukas (7:11-17)
"Optio fundamentalis - Pilihan dasar"
Inilah salah satu kekhasan lawatan ilahi yang selalu memiliki keberpihakan pada org kecil yang diwakili oleh figur janda di Nain pada bacaan hari ini.
Kerap, kaum janda sering ternafikan dalam kehidupan bermasyarakat dan inilah yang mengakibatkan mengapa seorang janda dianggap "jablai": lemah sapa, lemah cinta, termasuk lemah secara ekonomi karena harus mencari nafkah sendiri, meski ini terbilang sangat relatif, karena banyak juga janda kaya.
Selain itu, dalam sejarah peradaban bangsa Arab, kaum janda pernah menempati kedudukan strata sosial terbawah karena tidak mempunyai sosok pelindung.
Indahnya, ternyata Allah memiliki "optio fundamentalis", pilihan dasar untuk berpihak pada orang kecil ketika mengatakan dengan penuh kerahiman pada janda itu: "Ibu jangan menangis" dan kepada anak muda yang meninggal itu, "bangkitlah!"
Adapun beberapa dasar biblisnya, antara lain:
1. Allah adalah Bapa bagi anak yatim & pelindung bagi para janda. (Maz 68:6). Mereka berada dalam pemeliharaan dan perlindunganNya. (Kel 22:22-23; Ul 10:18; Maz 146:9; Ams 15:25)
2. Allah memelihara anak yatim dan para janda lewat kelimpahan umatNya. (Ul 14:28-29; 24:19-21; Ul 26:12-13)
3. Allah memberkati orang yang menolong dan menghormati janda dan anak yatim.
(Yes 1:17,19; Yer 7:6-7; 22:3-4)
4. Allah melawan mereka yang mengambil keuntungan dari atau merugikan para janda dan anak yatim.
(Kel 22:22-24; Ul 24:17; 27:19; Ayub 24:3; Maz 94:6,16; Za 7:10)
5. Para janda adalah penerima belas kasihan Allah yang rahim dan lemah lembut.
(Luk 7:11-17; 18:2-8; 21:2-4; Mr 12:42-43)
6. Gereja perdana juga mengutamakan pemeliharaan kepada kaum tersisih, termasuk para janda. (Kis 6:1-6)
7. Salah satu segi dari ibadah yang murni adalah mengurus para yatim dan janda scr tulus & kudus, utuh & menyeluruh. (Yak 1:27; 1Tim 5:3-8)
"Banyak kancil di kantor Perbakin - Cintailah orang kecil dan miskin"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
MADAH IBADAT HARIAN
Selasa, 18 Sept 2018
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Ya Tritunggal mahamulya
Yang mengatur segalanya
Siang untuk kerja giat
Malam untuk istirahat
Waktu pagi waktu senja
Siang malam selamanya
Kami mohon perlindungan
Dari kemurahan Tuhan
Kami umatMu bersatu
Sujud menghadap padaMu
Memanjatkan permohonan
Teriring madah pujian
Ya Bapa yang baik hati
Luluskanlah doa kami
Berkat jasa Yesus Kristus
Yang mencurahkan Roh kudus Amin
MADAH IBADAT PAGI
Gelap berkurang, malam hampir hilang
Fajar gemilang menyebarkan terang.
Marilah kita memanjatkan doa
Kepada Bapa
Semoga Bapa berbelaskasihan
Membimbing kita dalam pengabdian
Dan merestui karya darma bakti
Sepanjang hari
Ya Bapa kami, sudilah kabulkan
Harapan hati yang kami ungkapkan
Secara tulus demi Yesus Kristus
Dalam Roh Kudus
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Tuhan Allah mahaluhur
Hari dan malam Kauatur
Terang gelap bergiliran
Silih ganti berurutan
Senja hari yang mendekat
Melambangkan akhir hayat
Yang bagi umat beriman
Membuka keabadian
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
DOA
Ya Tuhan, kuatkanlah kiranya iman kami kepadaMu dan sempurnakanlah madah pujian kami, supaya kami dapat menghasilkan buah surgawi.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
Kutipan Teks Misa:
“Semua kerugian yang masuk ke dunia berasal dari ketidaktahuannya akan kebenaran-kebenaran Kitab Suci secara jelas dan benar.” (St. Teresa dari Yesus)
“Suami hendaknya mengakui bahwa keibuan dari istrinya adalah suatu anugerah” – St. Yohanes Paulus II
Antifon Pembuka (Mzm 100:3)
Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah. Dialah Pencipta dan kita milik-Nya. Kita ini umat-Nya, domba gembalaan-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami sumber kerukunan, perkenankanlah kami bangkit dari perselisihan yang merusak, dan jadikanlah kiranya kami orang yang rukun bersatu padu berkat daya semangat Putra-Mu, yang telah membangkitkan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Semua yang percaya kepada Kristus dan dibaptis adalah anggota tubuh Kristus. Setiap anggota memiliki peran yang khas. Oleh sebab itu, setiap anggota hendaknya berusaha mendapatkan karunia-karunia yang utama.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1 Kor 12:12-14, 27-31a)
"Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing anggotanya."
Saudara-saudara, sebagaimana tubuh itu satu, meskipun anggotanya banyak, dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja, demikian pula Kristus. Sebab kita semua telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu Roh, entah kita orang Yahudi, entah bukan Yahudi, entah budak, entah orang merdeka. Sebab tubuh tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menentukan beberapa orang di dalam jemaat; pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menentukan mereka yang mendapat kurnia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berbicara dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berbicara dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Maka berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang utama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5)
1. Beribadahlah kepada Tuhan dalam sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, daan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.
Belas kasih menggerakkan hati untuk berbuat baik. Terdorong oleh belas kasih, Yesus membangkitkan anak tunggal yang telah mati. Tindakan-Nya akhirnya membawa pengharapan dan sukacita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
"Hai pemuda, bangkitlah!"
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Rasul Paulus mengingatkan kita semua bahwa kita adalah satu tubuh. Meski memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun apa yang dialami oleh salah satu anggota tubuh, dirasakan juga oleh anggota tubuh yang lain. Demikian pula, kesedihan mendalam yang dirasakan oleh si janda, dirasakan pula oleh banyak orang yang mengiringinya dan Yesus sendiri. Yesus yang adalah Allah tentu tidak akan membiarkan anak-anak-Nya menderita sendirian. Allah selalu menyertai kita.
Antifon Komuni (1Kor 12:27)
Kalian semua adalah tubuh Kristus dan masing-masing adalah anggota tubuh-Nya.
Doa Malam
Tuhan Yesus, hati-Mu tergerak oleh belas kasihan pada seorang janda dan mau membangkitkan anaknya yang menjadi tumpuan hidupnya. Semoga aku pun mau memberi perhatian kepada sesama yang ada di sekitarku dengan hati penuh belas dan kasih. Amin.
C.
Para saudara memuji seorang rahib di hadapan Abas Antonius. Ketika rahib itu datang menemuinya, Antonius ingin mengetahui seberapa jauh ia dapat menanggung penghinaan-penghinaan.
Ketika ia melihat bahwa si rahib ternyata tidak dapat menanggungnya sama sekali, Antonius berkata kepadanya:
“Engkau seperti sebuah desa yang bagian luarnya dihiasi sangat indah, tetapi bagian dalamnya bobrok oleh perampok-perampok.”
Kemudian, seorang saudara berkata kepada Abas Antonius:
“Doakanlah aku.”
Sang penatua menjawab:
“Aku tidak akan berbelaskasihan kepadamu, juga Allah tidak, jikalau engkau sendiri tidak berusaha dan tidak berdoa kepada Allah.”
I.
THE ANGRY MONK.
KISAH SEORANG RAHIB PEMARAH.
Seorang rahib, sering merasakan kemarahan, entah kepada temen-teman rahib yang tinggal bersamanya, atau kepada hal kecil sehari-hari yang tidak beres.
Untuk menenangkan diri dan menjauhkan diri dari hal-hal yang sering membuatnya merasa marah itu, ia memutuskan pergi bermeditasi sendirian, jauh dari biaranya.
Dengan perahu kecilnya, dia pergi ke tengah danau, menambatkan perahu, memejamkan mata dan memulai bermeditasi.
Setelah beberapa jam lewat tanpa gangguan, tiba-tiba dia merasa perahunya terbentur perahu lain.
Dengan mata tetap terpejam, ia merasakan kemarahannya mulai naik, dan ketika benturan itu masih terjadi lagi beberapa kali, dia membuka mata, siap untuk berteriak kepada siapapun itu yang telah mengganggu meditasinya.
Namun ia lalu melihat, perahu yang menabraknya itu adalah sebuah perahu kosong, yang mungkin hanyut dan terkatung-katung di danau.
Kemarahannya pun langsung reda.
Pada saat itulah, ia mencapai suatu kesadaran diri, bahwa :
“kemarahan itu ada di dalam dirinya sendiri; dan hanya perlu sedikit benturan dari obyek dari luar dirinya untuk memancing kemarahan itu keluar.”
Sejak saat itu, setiap kali ia berhadapan dengan seseorang yang menyebalkan atau hal-hal yang bisa memancing kemarahannya, ia mengingatkan diri sendiri:
“Orang lain itu adalah “perahu kosong”. Kemarahan itu ada di dalam diriku.”
===============
THE EMPTY BOAT
(Thomas Merton – The Way Of Chuang Tzu)
PERAHU KOSONG
Dia yang memerintah manusia; hidup dalam kebingungan.
Dia yang diperintah oleh manusia; hidup dalam kesedihan.
Karena itu Tao menghendaki :
Tidak mempengaruhi orang lain
Juga tidak terpengaruh olehnya.
Cara untuk menghilangkan kebingungan
Dan bebas dari kesedihan
Adalah hidup dengan Tao.
Di tanah kekosongan besar.
Jika seseorang sedang menyeberangi sungai
Dan sebuah kapal kosong bertabrakan dengan kapalnya sendiri,
Meski dia seorang yang pemarah
Dia tidak akan menjadi marah.
Tapi jika dia melihat ada orang di kapal,
Dia akan berteriak padanya untuk berlayar dengan lurus.
Jika teriakan dia tidak didengar, dia akan berteriak lagi,
Dan lagi, dan mulai mengutuk.
Dan semua itu karena ada seseorang di dalam kapal.
Namun jika kapal itu kosong.
Dia tidak akan berteriak, dan tidak marah.
Jika Anda bisa mengosongkan perahu Anda sendiri
Menyeberangi sungai dunia,
Tidak ada yang akan menentangmu,
Tidak ada yang akan mencelakakanmu.
Pohon lurus adalah yang akan pertama ditebang,
Mata air jernih adalah yang pertama akan dipakai sampai kering.
Jika Anda ingin meningkatkan kebijaksanaan Anda
Dan membuat malu orang yang sombong,
Untuk menumbuhkan karakter Anda
Dan lebih cemerlang daripada orang lain,
Cahaya akan bersinar di sekitar Anda
Seolah-olah Anda telah menelan matahari dan bulan.
Anda tidak akan menghindari celaka.
Orang bijak berkata:
"Dia yang puas dengan dirinya sendiri
Telah melakukan pekerjaan tak berharga.
Prestasi adalah awal dari kegagalan.
Ketenaran adalah awal dari aib."
Siapa yang bisa membebaskan dirinya dari pencapaian prestasi,
dan dari ketenaran, dari berada dan tersesat di tengah banyak orang..
Dia akan mengalir seperti Tao, tak terlihat.
Dia akan seperti sang kehidupan itu sendiri.
Tanpa nama dan tanpa tempat tinggal.
Dia sederhana, tanpa kehormatan.
Dia bodoh dalam semua penampilannya.
Langkahnya tidak meninggalkan jejak.
Dia tidak memiliki kekuatan.
Dia tidak mencapai apapun, tidak memiliki reputasi.
Dan karena dia tidak menilai siapapun, tidak ada juga yang menilainya.
Begitulah manusia yang sempurna:
Perahunya kosong.
============
Tips untuk membuang kemarahan dan menjalani hidup lebih ringan:
1.Jangan terlalu memikirkan angka. Apakah angka umur, angka berat, atau angka dalam buku tabungan.
2. Peliharalah teman-teman yang ceria. Para pesungut-sungut akan mempengaruhi anda menjadi yang sama.
3. Selalu belajar sesuatu yang baru. Kerajinan tangan, berkebun, mempelajari lirik lagu baru, hal-hal yang menyibukkan pikiran sehingga pikiran tidak kosong, terutama di waktu senggang.
4. Menikmati hal-hal kecil yang sederhana.
5. Banyak bergembira dan tertawa.
6. Hal-hal duka akan terjadi, berdukalah, lalu move on. Nikmati hidup selagi anda masih hidup.
7. Buatlah sekeliling anda penuh dengan hal-hal yang anda sukai; orang-orang, binatang kesayangan, tanaman, lukisan, apapun.
8. Syukuri kesehatan anda. Jika anda sehat; nikmatilah, jika tidak; lakukan hal untuk memperbaikinya. Jika anda sendiri tak mampu, mintalah pertolongan orang lain.
9. Pergi berjalan-jalan ke tempat yang belum pernah anda kunjungi.
10. Ungkapkanlah cinta kepada orang yang anda kasihi, sesering mungkin, selagi ada kesempatan.
II.
Dengan tetap menghormati pendekatan-pendekatan lain yang berbeda,
Kemarahan terjadi karena energi kemarahan jauh lebih besar dari energi kesadaran.
Dalam kehidupan banyak orang, begitu seseorang terlukai, dengan sangat cepatnya energi kemarahan mengambil alih keadaan, lengkap dengan tindakan dan kata-kata yang berbahaya.
Mengatasi kemarahan kerap lebih baik dengan memperkuat aliran kesadaran penuh (mindfulness ) : where we can manage anger flow which more likely big river stream to a small gentle flow river drifting to the edge of the river ...
Praktek kesadaran disebut penuh dan utuh saat seseorang bisa menerima baik kesenangan dan kesedihan dengan dekapan yang sama. Menerima dukacita dan sukacita sebagai bagian kehidupan yang sama. Dengan cara ini, pelan perlahan seseorang berenang ke pinggir sungai.
Tanda seseorang mulai berenang ke pinggir, yaitu ketika mulai bisa berjarak dengan setiap gerakan energi di dalam. Ia mulai tidak mengidentikkan diri dengan sedih-senang, duka-suka, turun-naik. Semuanya hanya aliran-aliran energi yang mengalir sesuai dengan hukumnya....
Knowing one thing liberating everything”.
Mengetahui yang satu namun bisa membebaskan seseorang dari segala sesuatu. Lebih jelasnya, siapa saja yang mengerti sifat alami pikiran sesungguhnya sudah membebaskan dirinya dari segala sesuatu....
Satu hal lagi, kemarahan itu seperti "a guardian angel"...
Kemarahan hanya tanda-tanda kecil di dalam diri yang memberi tahu tentang arah yang tidak boleh dilalui. Kalau sudah sampai di sini, seseorang biasanya bisa istirahat sepenuhnya dan seutuhnya....
They have reached a peaceful mind ...
III.
"Monk's Patience.
Kesabaran."
Di sebuah pertapaan, para rahib diharuskan berdiam diri total, "silentium magnum", dan hanya diperbolehkan memecahkan kesunyiannya setiap 10 tahun sekali dengan mengucap hanya 2 suku kata.
Seorang rahib, pada kesempatan pertamanya berbicara setelah berdiam diri 10 tahun, mengatakan : "makanan buruk".
Pada kesempatan berikutnya, 10 tahun kemudian, ia berucap : "ranjang keras".
10 tahun berikutnya, pada saat ia boleh berbicara lagi, ia berujar :
"Aku berhenti".
Kepala biara, menatapnya, dan menanggapinya dengan berkata :
"sejak kau tiba di sini, kau mengeluh terus."
IV.
The Wisdom Dessert.
Seorang yang saleh mencoba untuk menjalankan perintah Tuhan untuk bermurah hati dan dia selalu menyambut pelancong yang singgah ke rumahnya.
Suatu ketika, seorang pengembara yang sudah tua melewati tempatnya. Ia menunjukkan kemurahan hati, menyajikan makanan dan tempat istirahat.
Setelah membersihkan diri, tamu itu duduk dengan gembira dan menyantap makanan yang disajikan.
Tuan rumah yang saleh bertanya, mengapakah ia tidak berterima kasih kepada Tuhan sebelum makan.
Sang tamu menjawab bahwa ia tidak pernah melakukannya dan sudah pasti juga tak berniat melakukannya sekarang.
Tuan rumah menjadi marah mendengar jawabannya dan mengusirnya.
Malam itu, ketika ia berdoa malam, Tuhan bertanya kepadanya, mengapakah ia marah dan mengusir pergi tamunya.
“Oh Tuhan, aku tak tahan dengan perilakunya yang tidak menghargai Engkau!”.
Kata Tuhan kepadanya, “Aku telah bersabar terhadapnya selama 60 tahun, dan kau tak dapat mentolerirnya satu malam saja!”
=====
Alkisah:
Di suatu negeri lewatlah seorang pertapa. Ia mengumumkan pada orang-orang di negeri itu bahwa dalam tempo sebulan negeri ini akan dilanda gempa, dan bahwa sehabis gempa semua air minum akan membuat orang menjadi gila.
Tentu saja orang-orang menertawakan si pertapa gila itu, kecuali seseorang tua yang bijak. Ia mulai mengumpulkan air dan membawanya ke suatu tempat sampai penuh cukup untuk seumur hidupnya.
Betul, selang sebulan negeri itu ditimpa gempa. Semua air minum menyebabkan orang yang meminumnya menjadi gila. Lalu semua penduduk negeri itu menjadi gila, kecuali si orang tua tadi yang bersembunyi jauh dengan air yang telah dikumpulkannya.
Setelah lama sekali, orangtua itu pun merasa kesepian, lalu turun ke desa menemui kawan-kawannya.
Tetapi apa yang terjadi? Semua orang menertawakannya. Ia pulang dengan kecewa dan karena tidak kuat kesepian ia kembali lagi ke desa dan memilih meminum air yang membuat orang menjadi gila, sehingga ia pun ikut menjadi gila, hingga ia bisa berteman lagi.
V.
Tingkatan Kerendahan Hati.
1. Menurut St. Benediktus (480-547)
Nilai-nilai yang termasuk kerendahan hati adalah ketaatan, kesabaran dan kesederhanaan. Ketaatan dan kesabaran berkaitan dengan kerendahan hati yang berhubungan dengan sikap hati, sedangkan kesederhanaan berhubungan dengan sikap yang dapat terlihat dari luar. St. Benediktus membagi kerendahan hati menjadi 12 hal: tujuh di antaranya berhubungan dengan sikap hati, dan lima di antaranya berhubungan dengan sikap yang terlihat dari luar.
Ketujuh sikap hati yang berdasarkan atas ketaatan dan kesabaran tersebut adalah: takut akan Tuhan, ketaatan kepada Tuhan, ketaatan kepada pembimbing spiritual, sabar dalam menanggung keadaan yang sukar, mau mengakui kesalahan kita (terutama kepada pembimbing spiritual), bersedia untuk menerima hal-hal yang tidak nyaman, dan melihat diri sendiri sebagai yang tidak utama. Sedangkan kelima sikap tubuh yang berhubungan dengan kesederhanaan adalah: menghindari pemegahan diri sendiri, hening, tertawa tidak berlebihan, tidak banyak bicara, dan kesederhanaan dalam bersikap. Meskipun pengajaran ini pertama-tama ditujukan untuk para religius, namun toh dengan tingkatan yang wajar dapat diterapkan kepada kita kaum awam. Apalagi jika kita mau bertumbuh dalam hal rohani, kita-pun perlu mempunyai pembimbing rohani, yaitu umumnya bapa Pengakuan (pastor pembimbing).
2. Menurut St. Ignatius (1491-1556).
Terdapat tiga tingkatan kerendahan hati, (1) ‘necessary humility‘: penyerahan diri kepada hukum Tuhan untuk menghindari dosa berat, (2) ‘perfect humility’: ketidak-terikatan pada kekayaan ataupun kemiskinan, kesehatan ataupun sakit… yang terpenting adalah menghindari dosa dan kecenderungan berbuat dosa (3)‘most perfect humility’‘: sikap meniru Kristus, termasuk menerima dengan rela penderitaan (salib) dan penghinaan, dalam persatuan dengan Kristus, demi kasih kita kepada-Nya.
Kerendahan hati berlawanan dengan kesombongan yang berhubungan dengan kelimpahan materi, dan anggapan bahwa diri sendiri adalah yang paling berkehendak baik, paling pandai, dan paling maju dalam hal spiritual (‘spiritual pride’).[12] Kesombongan dalam hal materi berhubungan dengan hal yang kelihatan seperti kecantikan, kekayaan, nama baik, pangkat dan kehormatan. Kesombongan materi adalah jenis kesombongan yang paling rendah, dan paling mudah diatasi untuk mencapai kerendahan hati.
Kesombongan dalam hal berkehendak baik adalah yang menyusul setelah ini, yaitu seperti keinginan untuk tidak tunduk di bawah siapapun, memiliki kuasa untuk memerintah, yang menghasilkan ambisi untuk menguasai, menolak untuk melayani atau tunduk pada otoritas, bahkan menolak untuk tunduk kepada Tuhan. Bersamaan dengan ini adalah kesombongan akan kepandaian, yang berhubungan dengan kebiasaan untuk menghakimi segala sesuatu berdasarkan pendapat sendiri, dan enggan untuk menerima pernyataan sederhana dari pihak yang punya otoritas. Sedangkan orang yang rendah hati adalah dia yang sadar akan dosa dan kelemahannya, yang tahu bahwa ia-pun dapat menjadi ‘terhukum’, jika hanya keadilan Tuhan yang berlaku di dunia ini. Belas kasihan yang ia terima dari Tuhan harus menjadikannya berbelas kasih pada orang lain.
Tingkatan kesombongan yang paling akhir adalah ‘spiritual pride’. Karena spiritualitas adalah karunia, maka kesombongan akan hal ini menjadi sangat ‘berbahaya’. Karunia-karunia spiritual dapat menjadi ladang bagi kesombongan, sebab jiwa yang sombong dapat menggunakan karunia-karunia tersebut untuk meninggikan diri, menarik perhatian, mencari dominasi/ kekuasaan, atau untuk memenangkan ide sendiri. Injil menampilkan jenis kesombongan ini dalam perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai (Luk 18:9-14). Yesus menolak kesombongan ini, sebab hal itu membuat orang hidup dalam ‘kebohongan’: dari luar terlihat suci, tetapi sebenarnya jahat. Hal ini bertentangan dengan kerendahan hati yang berlandaskan kebenaran.
Menurut St. Ignatius, mengikuti teladan Yesus dan cara hidupNya adalah bentuk kerendahan hati yang paling sempurna; yaitu jika seseorang dengan kehendak bebasnya memilih untuk hidup miskin seperti Kristus, menderita bersama-Nya daripada menjadi kaya dan dihormati dan dianggap bijak oleh dunia.[13] Sikap ini didasari oleh kesadaran bahwa Allah mengasihi kita lebih daripada kita mengasihi diri sendiri, sehingga Ia telah menyerahkan DiriNya untuk membawa kita kepada kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati ini tidak dapat dibandingkan dengan segala pemahaman kita akan kebahagiaan menurut ukuran dunia. Ketetapan hati meninggalkan kebahagiaan duniawi untuk mendapatkan kebahagiaan surgawi adalah sikap kerendahan hati yang paling sempurna.
======
Benediktus lahri di Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 dan meninggal dunia di Monte Casino pada tahun 547.
Saudarinya, Skolastika, yang kemudian menjadi seorang Santa, adalah seorang religius sejati yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan sesama.
Dibantu oleh sebuah keluarga bangsawan yang mengikuti kebiasaan mendidik anak-anaknya bagi karier politik, Benediktus dikirim ke Roma untuk melanjutkan pendidikannya.
Di Roma ia menderita sekali karena tingginya biaya hidup. Alau ditemani oleh seorang pelayan keluarga yang terpercaya, ia meninggalkan kota Roma. Ketika itu ia berusia 20 tahun.
Untuk sementara waktu, ia tinggal di Enfide sekitar 40 mil barat daya kota Roma bersama sekelompok orang Kristen saleh sambil terus melanjutkan studi dan praktek askesenya.
Ia kemudian meninggalkan Enfide untuk hidup menyendiri jauh dari kehidupan ramai di kota. Rekan-rekannya sangat mencintai dia dan percaya akan kemampuannya membuat mukzijat.
Ia menemukan suatu tempat pengungsian yang sepi di dalam sebuah gua di atas gunung Subiako, 50 mil sebelah timur kota Roma. Di dalam gua itu, ia bertapa selama tiga tahun. Ia dibantu oleh Romanus, seorang pertapa lain dalam bimbingan rohani maupun makan-minum setiap hari.
Reputasi Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa terus disembunyikan. Namanya segera terkenal di antara penduduk desa di sekitarnya.
Tatkala superior dari sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia, biarawan-biarawan itu meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka.
Dengan senang hati Benediktus menerima permohonan itu dan segera meninggalkan gua pertapaannya. Ia disambut dengan gembira. Tetapi segera ia menyadari, bahwa kehidupan di biara itu tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya, seorang bangsawan Roma memberinya sebidang tanah di dekat kota Kasino, kira-kira 30 mil jauhnya dari Subiako. Kasino terletak di kaki gunung dan sangat subur.
Di sini Benediktus mendirikan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Pembaptis. Demikianlah awal dari biara Monte Kasino yang terkenal itu.
Enam hari sebelum wafatnya, Benediktus menyuruh rekan-rekannya menyiapkan kuburnya di samping saudarinya Skolastika yang meninggal enam minggu sebelumnya.
Relikiu Benediktus dan Skolastika ditemukan kembali pada tahun 1950 di bawah reruntuhan altar gereja Monte Kasino yang hancur pada masa Perang Dunia II.
Semua berita tentang kehidupan Benediktus diketahui dari buku "Dialog" karangan Paus Gregorius Agung yang ditulis 50 tahun setelah kematian Benediktus.
Sumber informasi lain ialah aturan-aturan hidup yang disusunnya bagi pengikut-pengikut di Monte Kasino. Dari aturan hidup itu terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain-lainnya.
Aturan hidup membiara Santo Benediktus merupakan aturan hidup membiara pertama di Eropa Barat. Santo Benediktus biasanya digambarkan sebagai seorang Abbas yang sedang memegang satu salinan aturan hidup membiara.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 18 September 2018
Hari Biasa Pekan XXIV
(1 Kor 12:12-14, 27-31a)
(Mzm 100:2.3.4.5)
Lukas (7:11-17)
"Optio fundamentalis - Pilihan dasar"
Inilah salah satu kekhasan lawatan ilahi yang selalu memiliki keberpihakan pada org kecil yang diwakili oleh figur janda di Nain pada bacaan hari ini.
Kerap, kaum janda sering ternafikan dalam kehidupan bermasyarakat dan inilah yang mengakibatkan mengapa seorang janda dianggap "jablai": lemah sapa, lemah cinta, termasuk lemah secara ekonomi karena harus mencari nafkah sendiri, meski ini terbilang sangat relatif, karena banyak juga janda kaya.
Selain itu, dalam sejarah peradaban bangsa Arab, kaum janda pernah menempati kedudukan strata sosial terbawah karena tidak mempunyai sosok pelindung.
Indahnya, ternyata Allah memiliki "optio fundamentalis", pilihan dasar untuk berpihak pada orang kecil ketika mengatakan dengan penuh kerahiman pada janda itu: "Ibu jangan menangis" dan kepada anak muda yang meninggal itu, "bangkitlah!"
Adapun beberapa dasar biblisnya, antara lain:
1. Allah adalah Bapa bagi anak yatim & pelindung bagi para janda. (Maz 68:6). Mereka berada dalam pemeliharaan dan perlindunganNya. (Kel 22:22-23; Ul 10:18; Maz 146:9; Ams 15:25)
2. Allah memelihara anak yatim dan para janda lewat kelimpahan umatNya. (Ul 14:28-29; 24:19-21; Ul 26:12-13)
3. Allah memberkati orang yang menolong dan menghormati janda dan anak yatim.
(Yes 1:17,19; Yer 7:6-7; 22:3-4)
4. Allah melawan mereka yang mengambil keuntungan dari atau merugikan para janda dan anak yatim.
(Kel 22:22-24; Ul 24:17; 27:19; Ayub 24:3; Maz 94:6,16; Za 7:10)
5. Para janda adalah penerima belas kasihan Allah yang rahim dan lemah lembut.
(Luk 7:11-17; 18:2-8; 21:2-4; Mr 12:42-43)
6. Gereja perdana juga mengutamakan pemeliharaan kepada kaum tersisih, termasuk para janda. (Kis 6:1-6)
7. Salah satu segi dari ibadah yang murni adalah mengurus para yatim dan janda scr tulus & kudus, utuh & menyeluruh. (Yak 1:27; 1Tim 5:3-8)
"Banyak kancil di kantor Perbakin - Cintailah orang kecil dan miskin"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
MADAH IBADAT HARIAN
Selasa, 18 Sept 2018
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Ya Tritunggal mahamulya
Yang mengatur segalanya
Siang untuk kerja giat
Malam untuk istirahat
Waktu pagi waktu senja
Siang malam selamanya
Kami mohon perlindungan
Dari kemurahan Tuhan
Kami umatMu bersatu
Sujud menghadap padaMu
Memanjatkan permohonan
Teriring madah pujian
Ya Bapa yang baik hati
Luluskanlah doa kami
Berkat jasa Yesus Kristus
Yang mencurahkan Roh kudus Amin
MADAH IBADAT PAGI
Gelap berkurang, malam hampir hilang
Fajar gemilang menyebarkan terang.
Marilah kita memanjatkan doa
Kepada Bapa
Semoga Bapa berbelaskasihan
Membimbing kita dalam pengabdian
Dan merestui karya darma bakti
Sepanjang hari
Ya Bapa kami, sudilah kabulkan
Harapan hati yang kami ungkapkan
Secara tulus demi Yesus Kristus
Dalam Roh Kudus
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Tuhan Allah mahaluhur
Hari dan malam Kauatur
Terang gelap bergiliran
Silih ganti berurutan
Senja hari yang mendekat
Melambangkan akhir hayat
Yang bagi umat beriman
Membuka keabadian
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
DOA
Ya Tuhan, kuatkanlah kiranya iman kami kepadaMu dan sempurnakanlah madah pujian kami, supaya kami dapat menghasilkan buah surgawi.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
Kutipan Teks Misa:
“Semua kerugian yang masuk ke dunia berasal dari ketidaktahuannya akan kebenaran-kebenaran Kitab Suci secara jelas dan benar.” (St. Teresa dari Yesus)
“Suami hendaknya mengakui bahwa keibuan dari istrinya adalah suatu anugerah” – St. Yohanes Paulus II
Antifon Pembuka (Mzm 100:3)
Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah. Dialah Pencipta dan kita milik-Nya. Kita ini umat-Nya, domba gembalaan-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami sumber kerukunan, perkenankanlah kami bangkit dari perselisihan yang merusak, dan jadikanlah kiranya kami orang yang rukun bersatu padu berkat daya semangat Putra-Mu, yang telah membangkitkan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Semua yang percaya kepada Kristus dan dibaptis adalah anggota tubuh Kristus. Setiap anggota memiliki peran yang khas. Oleh sebab itu, setiap anggota hendaknya berusaha mendapatkan karunia-karunia yang utama.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1 Kor 12:12-14, 27-31a)
"Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing anggotanya."
Saudara-saudara, sebagaimana tubuh itu satu, meskipun anggotanya banyak, dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja, demikian pula Kristus. Sebab kita semua telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu Roh, entah kita orang Yahudi, entah bukan Yahudi, entah budak, entah orang merdeka. Sebab tubuh tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menentukan beberapa orang di dalam jemaat; pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menentukan mereka yang mendapat kurnia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berbicara dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berbicara dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Maka berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang utama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5)
1. Beribadahlah kepada Tuhan dalam sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, daan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.
Belas kasih menggerakkan hati untuk berbuat baik. Terdorong oleh belas kasih, Yesus membangkitkan anak tunggal yang telah mati. Tindakan-Nya akhirnya membawa pengharapan dan sukacita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
"Hai pemuda, bangkitlah!"
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Rasul Paulus mengingatkan kita semua bahwa kita adalah satu tubuh. Meski memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun apa yang dialami oleh salah satu anggota tubuh, dirasakan juga oleh anggota tubuh yang lain. Demikian pula, kesedihan mendalam yang dirasakan oleh si janda, dirasakan pula oleh banyak orang yang mengiringinya dan Yesus sendiri. Yesus yang adalah Allah tentu tidak akan membiarkan anak-anak-Nya menderita sendirian. Allah selalu menyertai kita.
Antifon Komuni (1Kor 12:27)
Kalian semua adalah tubuh Kristus dan masing-masing adalah anggota tubuh-Nya.
Doa Malam
Tuhan Yesus, hati-Mu tergerak oleh belas kasihan pada seorang janda dan mau membangkitkan anaknya yang menjadi tumpuan hidupnya. Semoga aku pun mau memberi perhatian kepada sesama yang ada di sekitarku dengan hati penuh belas dan kasih. Amin.
C.
Para saudara memuji seorang rahib di hadapan Abas Antonius. Ketika rahib itu datang menemuinya, Antonius ingin mengetahui seberapa jauh ia dapat menanggung penghinaan-penghinaan.
Ketika ia melihat bahwa si rahib ternyata tidak dapat menanggungnya sama sekali, Antonius berkata kepadanya:
“Engkau seperti sebuah desa yang bagian luarnya dihiasi sangat indah, tetapi bagian dalamnya bobrok oleh perampok-perampok.”
Kemudian, seorang saudara berkata kepada Abas Antonius:
“Doakanlah aku.”
Sang penatua menjawab:
“Aku tidak akan berbelaskasihan kepadamu, juga Allah tidak, jikalau engkau sendiri tidak berusaha dan tidak berdoa kepada Allah.”
I.
THE ANGRY MONK.
KISAH SEORANG RAHIB PEMARAH.
Seorang rahib, sering merasakan kemarahan, entah kepada temen-teman rahib yang tinggal bersamanya, atau kepada hal kecil sehari-hari yang tidak beres.
Untuk menenangkan diri dan menjauhkan diri dari hal-hal yang sering membuatnya merasa marah itu, ia memutuskan pergi bermeditasi sendirian, jauh dari biaranya.
Dengan perahu kecilnya, dia pergi ke tengah danau, menambatkan perahu, memejamkan mata dan memulai bermeditasi.
Setelah beberapa jam lewat tanpa gangguan, tiba-tiba dia merasa perahunya terbentur perahu lain.
Dengan mata tetap terpejam, ia merasakan kemarahannya mulai naik, dan ketika benturan itu masih terjadi lagi beberapa kali, dia membuka mata, siap untuk berteriak kepada siapapun itu yang telah mengganggu meditasinya.
Namun ia lalu melihat, perahu yang menabraknya itu adalah sebuah perahu kosong, yang mungkin hanyut dan terkatung-katung di danau.
Kemarahannya pun langsung reda.
Pada saat itulah, ia mencapai suatu kesadaran diri, bahwa :
“kemarahan itu ada di dalam dirinya sendiri; dan hanya perlu sedikit benturan dari obyek dari luar dirinya untuk memancing kemarahan itu keluar.”
Sejak saat itu, setiap kali ia berhadapan dengan seseorang yang menyebalkan atau hal-hal yang bisa memancing kemarahannya, ia mengingatkan diri sendiri:
“Orang lain itu adalah “perahu kosong”. Kemarahan itu ada di dalam diriku.”
===============
THE EMPTY BOAT
(Thomas Merton – The Way Of Chuang Tzu)
PERAHU KOSONG
Dia yang memerintah manusia; hidup dalam kebingungan.
Dia yang diperintah oleh manusia; hidup dalam kesedihan.
Karena itu Tao menghendaki :
Tidak mempengaruhi orang lain
Juga tidak terpengaruh olehnya.
Cara untuk menghilangkan kebingungan
Dan bebas dari kesedihan
Adalah hidup dengan Tao.
Di tanah kekosongan besar.
Jika seseorang sedang menyeberangi sungai
Dan sebuah kapal kosong bertabrakan dengan kapalnya sendiri,
Meski dia seorang yang pemarah
Dia tidak akan menjadi marah.
Tapi jika dia melihat ada orang di kapal,
Dia akan berteriak padanya untuk berlayar dengan lurus.
Jika teriakan dia tidak didengar, dia akan berteriak lagi,
Dan lagi, dan mulai mengutuk.
Dan semua itu karena ada seseorang di dalam kapal.
Namun jika kapal itu kosong.
Dia tidak akan berteriak, dan tidak marah.
Jika Anda bisa mengosongkan perahu Anda sendiri
Menyeberangi sungai dunia,
Tidak ada yang akan menentangmu,
Tidak ada yang akan mencelakakanmu.
Pohon lurus adalah yang akan pertama ditebang,
Mata air jernih adalah yang pertama akan dipakai sampai kering.
Jika Anda ingin meningkatkan kebijaksanaan Anda
Dan membuat malu orang yang sombong,
Untuk menumbuhkan karakter Anda
Dan lebih cemerlang daripada orang lain,
Cahaya akan bersinar di sekitar Anda
Seolah-olah Anda telah menelan matahari dan bulan.
Anda tidak akan menghindari celaka.
Orang bijak berkata:
"Dia yang puas dengan dirinya sendiri
Telah melakukan pekerjaan tak berharga.
Prestasi adalah awal dari kegagalan.
Ketenaran adalah awal dari aib."
Siapa yang bisa membebaskan dirinya dari pencapaian prestasi,
dan dari ketenaran, dari berada dan tersesat di tengah banyak orang..
Dia akan mengalir seperti Tao, tak terlihat.
Dia akan seperti sang kehidupan itu sendiri.
Tanpa nama dan tanpa tempat tinggal.
Dia sederhana, tanpa kehormatan.
Dia bodoh dalam semua penampilannya.
Langkahnya tidak meninggalkan jejak.
Dia tidak memiliki kekuatan.
Dia tidak mencapai apapun, tidak memiliki reputasi.
Dan karena dia tidak menilai siapapun, tidak ada juga yang menilainya.
Begitulah manusia yang sempurna:
Perahunya kosong.
============
Tips untuk membuang kemarahan dan menjalani hidup lebih ringan:
1.Jangan terlalu memikirkan angka. Apakah angka umur, angka berat, atau angka dalam buku tabungan.
2. Peliharalah teman-teman yang ceria. Para pesungut-sungut akan mempengaruhi anda menjadi yang sama.
3. Selalu belajar sesuatu yang baru. Kerajinan tangan, berkebun, mempelajari lirik lagu baru, hal-hal yang menyibukkan pikiran sehingga pikiran tidak kosong, terutama di waktu senggang.
4. Menikmati hal-hal kecil yang sederhana.
5. Banyak bergembira dan tertawa.
6. Hal-hal duka akan terjadi, berdukalah, lalu move on. Nikmati hidup selagi anda masih hidup.
7. Buatlah sekeliling anda penuh dengan hal-hal yang anda sukai; orang-orang, binatang kesayangan, tanaman, lukisan, apapun.
8. Syukuri kesehatan anda. Jika anda sehat; nikmatilah, jika tidak; lakukan hal untuk memperbaikinya. Jika anda sendiri tak mampu, mintalah pertolongan orang lain.
9. Pergi berjalan-jalan ke tempat yang belum pernah anda kunjungi.
10. Ungkapkanlah cinta kepada orang yang anda kasihi, sesering mungkin, selagi ada kesempatan.
II.
Dengan tetap menghormati pendekatan-pendekatan lain yang berbeda,
Kemarahan terjadi karena energi kemarahan jauh lebih besar dari energi kesadaran.
Dalam kehidupan banyak orang, begitu seseorang terlukai, dengan sangat cepatnya energi kemarahan mengambil alih keadaan, lengkap dengan tindakan dan kata-kata yang berbahaya.
Mengatasi kemarahan kerap lebih baik dengan memperkuat aliran kesadaran penuh (mindfulness ) : where we can manage anger flow which more likely big river stream to a small gentle flow river drifting to the edge of the river ...
Praktek kesadaran disebut penuh dan utuh saat seseorang bisa menerima baik kesenangan dan kesedihan dengan dekapan yang sama. Menerima dukacita dan sukacita sebagai bagian kehidupan yang sama. Dengan cara ini, pelan perlahan seseorang berenang ke pinggir sungai.
Tanda seseorang mulai berenang ke pinggir, yaitu ketika mulai bisa berjarak dengan setiap gerakan energi di dalam. Ia mulai tidak mengidentikkan diri dengan sedih-senang, duka-suka, turun-naik. Semuanya hanya aliran-aliran energi yang mengalir sesuai dengan hukumnya....
Knowing one thing liberating everything”.
Mengetahui yang satu namun bisa membebaskan seseorang dari segala sesuatu. Lebih jelasnya, siapa saja yang mengerti sifat alami pikiran sesungguhnya sudah membebaskan dirinya dari segala sesuatu....
Satu hal lagi, kemarahan itu seperti "a guardian angel"...
Kemarahan hanya tanda-tanda kecil di dalam diri yang memberi tahu tentang arah yang tidak boleh dilalui. Kalau sudah sampai di sini, seseorang biasanya bisa istirahat sepenuhnya dan seutuhnya....
They have reached a peaceful mind ...
III.
"Monk's Patience.
Kesabaran."
Di sebuah pertapaan, para rahib diharuskan berdiam diri total, "silentium magnum", dan hanya diperbolehkan memecahkan kesunyiannya setiap 10 tahun sekali dengan mengucap hanya 2 suku kata.
Seorang rahib, pada kesempatan pertamanya berbicara setelah berdiam diri 10 tahun, mengatakan : "makanan buruk".
Pada kesempatan berikutnya, 10 tahun kemudian, ia berucap : "ranjang keras".
10 tahun berikutnya, pada saat ia boleh berbicara lagi, ia berujar :
"Aku berhenti".
Kepala biara, menatapnya, dan menanggapinya dengan berkata :
"sejak kau tiba di sini, kau mengeluh terus."
IV.
The Wisdom Dessert.
Seorang yang saleh mencoba untuk menjalankan perintah Tuhan untuk bermurah hati dan dia selalu menyambut pelancong yang singgah ke rumahnya.
Suatu ketika, seorang pengembara yang sudah tua melewati tempatnya. Ia menunjukkan kemurahan hati, menyajikan makanan dan tempat istirahat.
Setelah membersihkan diri, tamu itu duduk dengan gembira dan menyantap makanan yang disajikan.
Tuan rumah yang saleh bertanya, mengapakah ia tidak berterima kasih kepada Tuhan sebelum makan.
Sang tamu menjawab bahwa ia tidak pernah melakukannya dan sudah pasti juga tak berniat melakukannya sekarang.
Tuan rumah menjadi marah mendengar jawabannya dan mengusirnya.
Malam itu, ketika ia berdoa malam, Tuhan bertanya kepadanya, mengapakah ia marah dan mengusir pergi tamunya.
“Oh Tuhan, aku tak tahan dengan perilakunya yang tidak menghargai Engkau!”.
Kata Tuhan kepadanya, “Aku telah bersabar terhadapnya selama 60 tahun, dan kau tak dapat mentolerirnya satu malam saja!”
=====
Alkisah:
Di suatu negeri lewatlah seorang pertapa. Ia mengumumkan pada orang-orang di negeri itu bahwa dalam tempo sebulan negeri ini akan dilanda gempa, dan bahwa sehabis gempa semua air minum akan membuat orang menjadi gila.
Tentu saja orang-orang menertawakan si pertapa gila itu, kecuali seseorang tua yang bijak. Ia mulai mengumpulkan air dan membawanya ke suatu tempat sampai penuh cukup untuk seumur hidupnya.
Betul, selang sebulan negeri itu ditimpa gempa. Semua air minum menyebabkan orang yang meminumnya menjadi gila. Lalu semua penduduk negeri itu menjadi gila, kecuali si orang tua tadi yang bersembunyi jauh dengan air yang telah dikumpulkannya.
Setelah lama sekali, orangtua itu pun merasa kesepian, lalu turun ke desa menemui kawan-kawannya.
Tetapi apa yang terjadi? Semua orang menertawakannya. Ia pulang dengan kecewa dan karena tidak kuat kesepian ia kembali lagi ke desa dan memilih meminum air yang membuat orang menjadi gila, sehingga ia pun ikut menjadi gila, hingga ia bisa berteman lagi.
V.
Tingkatan Kerendahan Hati.
1. Menurut St. Benediktus (480-547)
Nilai-nilai yang termasuk kerendahan hati adalah ketaatan, kesabaran dan kesederhanaan. Ketaatan dan kesabaran berkaitan dengan kerendahan hati yang berhubungan dengan sikap hati, sedangkan kesederhanaan berhubungan dengan sikap yang dapat terlihat dari luar. St. Benediktus membagi kerendahan hati menjadi 12 hal: tujuh di antaranya berhubungan dengan sikap hati, dan lima di antaranya berhubungan dengan sikap yang terlihat dari luar.
Ketujuh sikap hati yang berdasarkan atas ketaatan dan kesabaran tersebut adalah: takut akan Tuhan, ketaatan kepada Tuhan, ketaatan kepada pembimbing spiritual, sabar dalam menanggung keadaan yang sukar, mau mengakui kesalahan kita (terutama kepada pembimbing spiritual), bersedia untuk menerima hal-hal yang tidak nyaman, dan melihat diri sendiri sebagai yang tidak utama. Sedangkan kelima sikap tubuh yang berhubungan dengan kesederhanaan adalah: menghindari pemegahan diri sendiri, hening, tertawa tidak berlebihan, tidak banyak bicara, dan kesederhanaan dalam bersikap. Meskipun pengajaran ini pertama-tama ditujukan untuk para religius, namun toh dengan tingkatan yang wajar dapat diterapkan kepada kita kaum awam. Apalagi jika kita mau bertumbuh dalam hal rohani, kita-pun perlu mempunyai pembimbing rohani, yaitu umumnya bapa Pengakuan (pastor pembimbing).
2. Menurut St. Ignatius (1491-1556).
Terdapat tiga tingkatan kerendahan hati, (1) ‘necessary humility‘: penyerahan diri kepada hukum Tuhan untuk menghindari dosa berat, (2) ‘perfect humility’: ketidak-terikatan pada kekayaan ataupun kemiskinan, kesehatan ataupun sakit… yang terpenting adalah menghindari dosa dan kecenderungan berbuat dosa (3)‘most perfect humility’‘: sikap meniru Kristus, termasuk menerima dengan rela penderitaan (salib) dan penghinaan, dalam persatuan dengan Kristus, demi kasih kita kepada-Nya.
Kerendahan hati berlawanan dengan kesombongan yang berhubungan dengan kelimpahan materi, dan anggapan bahwa diri sendiri adalah yang paling berkehendak baik, paling pandai, dan paling maju dalam hal spiritual (‘spiritual pride’).[12] Kesombongan dalam hal materi berhubungan dengan hal yang kelihatan seperti kecantikan, kekayaan, nama baik, pangkat dan kehormatan. Kesombongan materi adalah jenis kesombongan yang paling rendah, dan paling mudah diatasi untuk mencapai kerendahan hati.
Kesombongan dalam hal berkehendak baik adalah yang menyusul setelah ini, yaitu seperti keinginan untuk tidak tunduk di bawah siapapun, memiliki kuasa untuk memerintah, yang menghasilkan ambisi untuk menguasai, menolak untuk melayani atau tunduk pada otoritas, bahkan menolak untuk tunduk kepada Tuhan. Bersamaan dengan ini adalah kesombongan akan kepandaian, yang berhubungan dengan kebiasaan untuk menghakimi segala sesuatu berdasarkan pendapat sendiri, dan enggan untuk menerima pernyataan sederhana dari pihak yang punya otoritas. Sedangkan orang yang rendah hati adalah dia yang sadar akan dosa dan kelemahannya, yang tahu bahwa ia-pun dapat menjadi ‘terhukum’, jika hanya keadilan Tuhan yang berlaku di dunia ini. Belas kasihan yang ia terima dari Tuhan harus menjadikannya berbelas kasih pada orang lain.
Tingkatan kesombongan yang paling akhir adalah ‘spiritual pride’. Karena spiritualitas adalah karunia, maka kesombongan akan hal ini menjadi sangat ‘berbahaya’. Karunia-karunia spiritual dapat menjadi ladang bagi kesombongan, sebab jiwa yang sombong dapat menggunakan karunia-karunia tersebut untuk meninggikan diri, menarik perhatian, mencari dominasi/ kekuasaan, atau untuk memenangkan ide sendiri. Injil menampilkan jenis kesombongan ini dalam perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai (Luk 18:9-14). Yesus menolak kesombongan ini, sebab hal itu membuat orang hidup dalam ‘kebohongan’: dari luar terlihat suci, tetapi sebenarnya jahat. Hal ini bertentangan dengan kerendahan hati yang berlandaskan kebenaran.
Menurut St. Ignatius, mengikuti teladan Yesus dan cara hidupNya adalah bentuk kerendahan hati yang paling sempurna; yaitu jika seseorang dengan kehendak bebasnya memilih untuk hidup miskin seperti Kristus, menderita bersama-Nya daripada menjadi kaya dan dihormati dan dianggap bijak oleh dunia.[13] Sikap ini didasari oleh kesadaran bahwa Allah mengasihi kita lebih daripada kita mengasihi diri sendiri, sehingga Ia telah menyerahkan DiriNya untuk membawa kita kepada kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati ini tidak dapat dibandingkan dengan segala pemahaman kita akan kebahagiaan menurut ukuran dunia. Ketetapan hati meninggalkan kebahagiaan duniawi untuk mendapatkan kebahagiaan surgawi adalah sikap kerendahan hati yang paling sempurna.
======
Benediktus lahri di Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 dan meninggal dunia di Monte Casino pada tahun 547.
Saudarinya, Skolastika, yang kemudian menjadi seorang Santa, adalah seorang religius sejati yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan sesama.
Dibantu oleh sebuah keluarga bangsawan yang mengikuti kebiasaan mendidik anak-anaknya bagi karier politik, Benediktus dikirim ke Roma untuk melanjutkan pendidikannya.
Di Roma ia menderita sekali karena tingginya biaya hidup. Alau ditemani oleh seorang pelayan keluarga yang terpercaya, ia meninggalkan kota Roma. Ketika itu ia berusia 20 tahun.
Untuk sementara waktu, ia tinggal di Enfide sekitar 40 mil barat daya kota Roma bersama sekelompok orang Kristen saleh sambil terus melanjutkan studi dan praktek askesenya.
Ia kemudian meninggalkan Enfide untuk hidup menyendiri jauh dari kehidupan ramai di kota. Rekan-rekannya sangat mencintai dia dan percaya akan kemampuannya membuat mukzijat.
Ia menemukan suatu tempat pengungsian yang sepi di dalam sebuah gua di atas gunung Subiako, 50 mil sebelah timur kota Roma. Di dalam gua itu, ia bertapa selama tiga tahun. Ia dibantu oleh Romanus, seorang pertapa lain dalam bimbingan rohani maupun makan-minum setiap hari.
Reputasi Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa terus disembunyikan. Namanya segera terkenal di antara penduduk desa di sekitarnya.
Tatkala superior dari sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia, biarawan-biarawan itu meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka.
Dengan senang hati Benediktus menerima permohonan itu dan segera meninggalkan gua pertapaannya. Ia disambut dengan gembira. Tetapi segera ia menyadari, bahwa kehidupan di biara itu tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Selanjutnya, seorang bangsawan Roma memberinya sebidang tanah di dekat kota Kasino, kira-kira 30 mil jauhnya dari Subiako. Kasino terletak di kaki gunung dan sangat subur.
Di sini Benediktus mendirikan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Pembaptis. Demikianlah awal dari biara Monte Kasino yang terkenal itu.
Enam hari sebelum wafatnya, Benediktus menyuruh rekan-rekannya menyiapkan kuburnya di samping saudarinya Skolastika yang meninggal enam minggu sebelumnya.
Relikiu Benediktus dan Skolastika ditemukan kembali pada tahun 1950 di bawah reruntuhan altar gereja Monte Kasino yang hancur pada masa Perang Dunia II.
Semua berita tentang kehidupan Benediktus diketahui dari buku "Dialog" karangan Paus Gregorius Agung yang ditulis 50 tahun setelah kematian Benediktus.
Sumber informasi lain ialah aturan-aturan hidup yang disusunnya bagi pengikut-pengikut di Monte Kasino. Dari aturan hidup itu terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain-lainnya.
Aturan hidup membiara Santo Benediktus merupakan aturan hidup membiara pertama di Eropa Barat. Santo Benediktus biasanya digambarkan sebagai seorang Abbas yang sedang memegang satu salinan aturan hidup membiara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar