Ads 468x60px

Jumat 25 Januari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat 25 Januari 2019
Pesta Bertobatnya Santo Paulus
Kisah (22:3-16) / Kisah (9:1-22)
(Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
Markus (16:15-18)
"Oportet Illum Regnare - Dia Harus Meraja”.
Itulah salah satu semangat yang saya tulis dalam buku “HERSTORY" (RJK, Kanisius). Bersama dengan pesta hari ini, pertobatan St. Paulus, “Persatuan Antar Umat yang tuLUS", kita juga diajak untuk membuat nama Kristus selalu meraja di hati dan hidup kita. Bagaimanakah caranya?
Sebuah kisah dari Yogya:
Setelah berpastoral, kadang saya diajak beberapa romo dan para frater lain untuk berwisata kuliner, al: Gudeg Yu Djum di Wijilan, Bakso Bawor, Soto Kadipiro, Sate Klatak di Imogiri, Bakmi Mbah Mo Bantul, Lotek Bu Ning, Kopi Joss di angkringan Stasiun Tugu, Lotek di Moses Sadhar, “Sengsu” di Concat dan Lotis di Gejayan.
Bicara soal “lotis“, ia adalah aneka buah yang mungkin hampir sama dengan “rujak“. Sst..Paulus ternyata juga punya "spiritualitas lotis“, al:
1."LOving: Mencintai".
Berkat perjumpaan dengan Kristus secara pribadi, ia menjadi orang yang "lahir kembali". Ia penuh dengan vitamin “C” (cintakasih). Cintakasih Kristus membuat hidupnya juga menjadi penuh cinta. Kata Paulus: ada trilogi "iman, harapan, kasih" dan yang terbesar adalah kasih. Bukankah kita hidup karena ada kasih dan bukankah kasih juga selalu mengalirkan kebaikan? "Amor vincit omnia - cinta kalahkan segala"
2."Transforming: Perubahan dari dalam".
Saulus menjadi Paulus, taker menjadi giver, pengejar menjadi pengajar, pembelot menjadi pembela, pecundang menjadi pahlawan, fanatik menjadi simpatik. Ia berubah secara radikal karena bisa menjumpai Kristus yang menyapa dan menyentuh relung hati terdalam: "Scio cui credidi - Aku tahu kepada siapa aku percaya"
3."Serving: Melayani".
Paulus adalah Rasul Agung. Ia terus melayani Tuhan dari Roma-Korintus-Galatia-Filipi-Kolose-Tesalonika sampai Efesus. Kita juga diajak untuk menjadi rasul dan pelayanNya, karena Ia juga sudah memberi 5 daya, al:
a. Mengusir setan: Bertingkah laku kudus
b.Bicara dalam bahasa baru: Berkata-kata penuh kasih
c.Memegang ular: Berkarya penuh kuasa
d.Tidak mati meski minum "racun maut": Berdaya tahan meski disakiti/difitnah e.Meletakkan tangan dan menyembuhkan org sakit: Tangannya selalu terulur untuk memberkati dan mengampuni: "Servito ergo sum - Aku melayani maka aku ada."
"Tahu Petis di mobil Xenia - Selamat menjadi Lotisnya Dunia”.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Metanoia - Berbalik!"
Inilah arti dasar dari "pertobatan" St Paulus yang kita pestakan hari ini bahwa setiap orang yang bertobat/ber-"SITORUS-SIap berTObat tRUS" diajak untuk mau berbalik secara real dan aktual dari gelap menjadi terang, dari dusta ke cinta dari setan ke Tuhan.
Adapun tiga ajakan dasar Yesus yang bisa dibuat dengan belajar dari Paulus, yang "menyaPA Umat dg tuLUS", antara lain:
A.“Pergilah":
Dari Tarsus ("tak genTAR ikut YeSUS"), Paulus pergi ke Roma-Korintus-Galatia-Efesus dll. Ia mengajak kita untuk pergi ke seluruh dunia, meninggalkan pola lama menjadi manusia baru dengan lahir hidup baru, dari pengejar menjadi pengajar, dari pecundang menjadi pahlawan, dari "taker" mjd "giver", dari saulus menjadi paulus.
B."Beritakanlah injil":
Yesus mengutus Paulus untuk mewartakan Injil. Kata "Injil" (Yun: "ευαγγέλιον"/euangelion) berarti kabar baik/gembira. Dengan kata lain: Bersama Yesus dan Paulus, kita juga diajak u/mjd pewarta kabar baik-bukan kabar burung, menjadi kabar yang penuh ketulusan-bukan penuh pergunjingan dan kepalsuan. Kita diajak untuk terus menjadi "injil yang hidup" dengan doa-kata dan tindakan nyata kita yang membawa kebaikan dan kegembiraan (bonum et gaudium).
C."Baptislah setiap orang":
Kardinal pertama Indonesia , Rm Darmayuwana mengenalkan konsep "katolik anonim", orang yang tidak beragama katolik tapi hidup dan sikapnya benar-benar katolik, org yang juga mengenal dan menghargai iman katolik tanpa harus menjadi katolik. Hal ini bisa terjadi karena pewartaan Gereja yang berdaya jadi ikat dan tanpa sekat lewat pendidikan-kesehatan dan sosial ekonomi.
Dengan kata lain:
Kita juga diajak semakin menjadi gereja yang berdaya pikat, yang mendengarkan dan mewartakan, Gereja sebagai "peristiwa" yg selalu tanggap dan berdialog dengan dunia aktual sekitar, yang up to date dengan suka-duka dan tawa tangis dunia hariannya.
"Dari Lebak Bulus ke Sukabumi - St Paulus doakanlah kami."
2.
25 January
Feast of the Conversion of Saint Paul the Apostle: "Go into all the world and preach the Gospel"
Old Testament Reading: Acts 22:3-16
"I am a Jew, born at Tarsus in Cilicia, but brought up in this city at the feet of Gamaliel, educated according to the strict manner of the law of our fathers, being zealous for God as you all are this day.
I persecuted this Way to the death, binding and delivering to prison both men and women, as the high priest and the whole council of elders bear me witness.
From them I received letters to the brethren, and I journeyed to Damascus to take those also who were there and bring them in bonds to Jerusalem to be punished.
"As I made my journey and drew near to Damascus, about noon a great light from heaven suddenly shone about me. And I fell to the ground and heard a voice saying to me: `Saul, Saul, why do you persecute me?'
And I answered:
'Who are you, Lord?'
And he said to me:
`I am Jesus of Nazareth whom you are persecuting.'
Now those who were with me saw the light but did not hear the voice of the one who was speaking to me. And I said:
`What shall I do, Lord?'
And the Lord said to me:
'Rise, and go into Damascus, and there you will be told all that is appointed for you to do.'
And when I could not see because of the brightness of that light, I was led by the hand by those who were with me, and came into Damascus.
"And one Ananias, a devout man according to the law, well spoken of by all the Jews who lived there, came to me, and standing by me said to me:
`Brother Saul, receive your sight.'
And in that very hour I received my sight and saw him. And he said:
`The God of our fathers appointed you to know his will, to see the Just One and to hear a voice from his mouth; for you will be a witness for him to all men of what you have seen and heard. And now why do you wait? Rise and be baptized, and wash away your sins, calling on his name.'
Meditation:
Mark ends his Gospel account with Jesus' last appearance to the apostles before his ascension into heaven.
Jesus' departure and ascension was both an end and a beginning for his disciples. While it was the end of Jesus' physical presence with his beloved disciples, it marked the beginning of Jesus' presence with them in a new way.
Jesus promised that he would be with them always to the end of time.
Now as the glorified and risen Lord and Savior, ascended to the right hand of the Father in heaven, Jesus promised to send them the Holy Spirit who would anoint them with power on the Feast of Pentecost, just as Jesus was anointed for his ministry at the River Jordan.
When the Lord Jesus departed physically from the apostles, they were not left in sorrow or grief. Instead, they were filled with joy and with great anticipation for the coming of the Holy Spirit.
Jesus' last words to his apostles point to his saving mission and to their mission to be witnesses of his saving death and his glorious resurrection and to proclaim the good news of salvation to all the world.
Their task is to proclaim the good news of salvation, not only to the people of Israel, but to all the nations. God's love and gift of salvation is not just for a few, or for a nation, but it is for the whole world - for all who will accept it.
The gospel is the power of God, the power to forgive sins, to heal, to deliver from evil and oppression, and to restore life. Do you believe in the power of the gospel?
This is the great commission which the risen Christ gives to the whole church. All believers have been given a share in this task - to be heralds of the good news and ambassadors for Jesus Christ, the only savior of the world.
We have not been left alone in this task, for the risen Lord works in and through us by the power of his Holy Spirit.
Today we witness a new Pentecost as the Lord pours out his Holy Spirit upon his people to renew and strengthen the body of Christ and to equip it for effective ministry and mission to every land and peoples. Do you witness to others the joy of the gospel and the hope of the resurrection?
Conversion of Paul the Apostle:
Many Christians celebrate today the conversion of St. Paul who became an apostle to the Gentile nations.
Paul testified how he first opposed the gospel and persecuted Christians, but was converted when Christ appeared to him on the road to Damascus (Acts 22:3-16).
Paul's encounter with the person of Christ radically changed his life and opened his eyes to the truth of the gospel.
Benedict XVI reflects on the significance of Paul's conversion for the whole Christian people:
"Paul's conversion matured in his encounter with the Risen Christ; it was this encounter that radically changed his life.
What happened to him on the road to Damascus is what Jesus asks in today's Gospel: Saul is converted because, thanks to the divine light, "he has believed in the Gospel". In this consists his and our conversion: in believing in Jesus dead and risen and in opening to the illumination of his divine grace.
In that moment Saul understood that his salvation did not depend on good works fulfilled according to the law, but on the fact that Jesus died also for him the persecutor and has risen.
This truth by which every Christian life is enlightened thanks to Baptism completely overturns our way of life. To be converted means, also for each one of us, to believe that Jesus "has given himself for me", dying on the Cross (cf. Galatians 2:20) and, risen, lives with me and in me.
Entrusting myself to the power of his forgiveness, letting myself be taken by his hand, I can come out of the quicksands of pride and sin, of deceit and sadness, of selfishness and of every false security, to know and live the richness of his love." (From address given on January 25, 2009)
"Lord Jesus, through the gift of your Holy Spirit, you fill us with an indomitable spirit of praise and joy which no earthly trial can subdue. Fill me with your resurrection joy and help me to live a life of praise and thanksgiving for your glory. May I witness to those around me the joy of the gospel and the reality of your resurrection."
Psalm 117:1-2
Praise the LORD, all nations! Extol him, all peoples!
For great is his steadfast love toward us; and the
faithfulness of the LORD endures for ever. Praise
the LORD!
Daily Quote from the Early Church Fathers:
"For [Paul] truly became a witness to [Jesus], and a witness as one should be, both by what he did and by what he said.
We too must be such witnesses and not betray what we have been entrusted. I speak not only of doctrines, but also of our way of life.
Look, what he knew, what he heard, he bore witness to this before all, and nothing hindered him.
We too have heard that there is a resurrection and ten thousand good things; therefore, we ought to bear witness to this before all. 'We do in fact bear witness,' you say, 'and believe.' How, since we do the opposite?
Tell me, if someone should say he was a Christian but should then apostatize and act like a Jew, would his testimony be sufficient? No, not at all; for people would look for testimony through his actions.
Likewise, if we say that that there is a resurrection and ten thousand good things but then look down upon them and prefer the things here, who will believe us?
For all people pay attention not to what we say but to what we do. 'You will be a witness,' [Christ] says, 'to all.' That is, not only to the friends, but also to the unbelievers.
For this is what witnesses are for: they persuade not those who know but those who do not. Let us become trustworthy witnesses. How will we become trustworthy? By the life we lead."
(John Chrysostom, 347-407 A.D,
excerpt from Homilies on the Acts of the Apostles 47)
3.
Kutipan Teks Misa.
“Rasul Paulus kaya akan cinta Kristus. Selama ia memiliki itu, ia menganggap dirinya yang paling bahagia di antara raja, pemerintah dan penguasa” (St. Yohanes Krisostomus)
Antifon Pembuka (2Tim 11:12; 4:8)
Aku tahu kepada siapa kupercayakan diriku, dan aku yakin bahwa Ia sanggup memelihara semuanya sampai hari terakhir, sebab Ia hakim yang adil.
I know the one in whom I have believed and I am sure that he, the just judge, the mighty, will keep safe what is my due until that day.
Pada Misa ini ada Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa cahaya dunia, hari ini kami mengenangkan pertobatan Santo Paulus, dan mohon, agar kami pun Kaupertobatkan dan Kaupanggil menjadi pewarta sabda-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Paulus bersaksi bahwa sebetulnya dia membawa surat perintah untuk membinasakan para pengikut Yesus di Damsyik. Akan tetapi, di tengah jalan dia berjumpa dengan Yesus yang dia aniaya. Paulus bertobat, dibaptis dan mulai mewartakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (22:3-16)
"Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan."
Pada waktu itu Paulus membela diri di hadapan orang-orang Yahudi, “Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini. Aku dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Agung maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik, dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang ada di situ, dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah dari langit cahaya yang menyilaukan mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah, dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidaklah mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Sebab aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang hidup menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar, dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan kaudengar. Sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan berserulah kepada nama Tuhan, maka dosa-dosamu dihapuskan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Atau:
Saulus yang kejam dibutakan oleh Tuhan sebagai peringatan. Namun Tuhan membuatnya melihat lagi melalui tangan Ananias. Saulus dibaptis dan memberitakan nama Yesus.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (9:1-22)
Ketika pecah penganiayaan terhadap jemaat, dengan hati berkobar-kobar Saulus mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Agung, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya jika menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia dapat menangkap dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba memancarlah cahaya dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah, dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” Jawab Saulus, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jua pun. Saulus bangun dan berdiri lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; teman-temannya harus menuntun dia masuk ke Kota Damsyik. Tiga hari lamanya Saulus tidak dapat melihat, dan tiga hari lamanya ia tidak makan serta minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan, “Ananias”. Jawabnya, “Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan, “Pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang sedang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangan ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias, “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyak kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepada Ananias, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepda bangsa-bangsa lain, kepada raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah Yudas. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat kembali dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah ada selaput gugur dari mata Saulus, sehingga ia dapat melihat kembali. Saulus bangun, lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama dengan murid-murid Tuhan di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan siapa saja yang memanggil nama Yesus? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud menangkap dan membawa murid-murid Tuhan ke hadapan imam-imam kepala?” Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya, dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan (do-f, 4/4 PS 827)
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2; Ul: Mrk 16:15)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
Yesus yang bangkit, mengutus kesebelas murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Mereka dilengkapi dengan kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:15-18)
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil."
Sekali peristiwa Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Paulus berkisah mengenai masa lampaunya. Ia yang adalah seorang penganiaya murid-murid Tuhan, mengalami kasih Yesus yang luar biasa. Ia dipilih menjadi murid-Nya. Paulus kelak dengan penuh semangat mewartakan tentang Injil Yesus Kristus. Kita pun dipanggil untuk menjadi seorang pewarta Injil. Hal itu bisa kita lakukan dengan penuh semangat bila kita juga pernah merasakan kasih Tuhan dalam hidup ini. Yesus mengutus kita untuk pergi ke seluruh dunia dan mewartakan Injil kepada segala makhluk. Hal-hal luar biasa akan kita alami, bila kita hidup dari iman dan mengandalkan Tuhan.
Antifon Komuni (Gal 2:20)
Aku hidup dalam kepercayaan kepada Putra Allah yang mengasihi aku dan telah mengorbankan diri-Nya bagiku.
Doa Malam
Ya Tuhan, aku bersyukur atas penyertaan-Mu sampai pada malam ini. Berkatilah siapa saja yang telah membantu pekerjaanku hari ini. Berilah mereka rahmat yang dibutuhkan pada saat-saat ini dan semoga malam ini mereka juga dapat mempersembahkan semuanya
kepada-Mu dengan penuh rasa syukur. Amin.
===
25 Januari / PERTOBATAN ST. PAULUS.
Paulus adalah sebuah bejana rahmat yang besar dan merupakan salah satu orang kudus Gereja yang paling terkemuka.
Namun demikian, Paulus tidak pernah melupakan “siapa dirinya dulu”, dan bagaimana Allah telah menyelamatkannya.
Bertahun-tahun setelah peristiwa di jalan menuju Damsyik itu, di mana dia “berjumpa” dengan Tuhan Yesus dan mendengar sendiri
Dia berbicara kepadanya dan mengubah dia dari seorang pengejar dan penganiaya orang-orang Kristiani yang tak mengenal lelah, menjadi pewarta KABAR BAIK YESUS KRISTUS yang nyaris tak tertandingi. Seorang penginjil sejati!
Paulus menulis kepada salah seorang rekan kerjanya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa” (1Tim 1:15).
Paulus tidak pernah mengedepankan peranan dirinya sendiri dalam transformasi pribadinya. Paulus sangat mengetahui bahwa dia berhutang segalanya kepada belas kasihan dan pengampunan mutlak dari Allah: “… aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang yang ganas tetapi telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah anugerah Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus” (1 Tim 1:13-14).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar