Ads 468x60px

Selasa, 29 Januari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.               
                 
Selasa, 29 Januari 2019
Hari Biasa Pekan III
Ibrani (10:1-10) 
(Mzm 40:2.4ab.7-8a.10.11)
Markus (3:31-35) 

"Caritas et fraternitas - Kasih dan persaudaraan."

Inilah tema yang diangkat ketika saya mempersembahkan misa "Angela's Day" di aula besar sekolah St Maria Juanda Jkt beberapa tahun lalu.

Yesuspun memberikan dua hal itu pada bacaan hari ini:
"Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu."

Secara sederhana, ada 3 langkah untuk menciptakan "kasih dan persaudaraan", al:

1.Keterbukaaan:
Yesus tidak menolak ikatan persaudaraan berdasarkan hubungan darah.
Terhadap Maria, Ia juga tetap menghormatinya sebagai ibu yang telah mengandung, melahirkan dan mengasuhNya.
Ketika Ia bergantung di salib dan Maria ada di dekatNya, Ia pun menyebut Maria, ibuNya.

Namun, tampak di sini, Yesus  membuka diri terhadap semua orang.
Ia memperluas ikatan persaudaraan, yang tidak hanya dibatasi pada hubungan darah semata tetapi berdasarkan iman/kepercayaan.

2.Kebersamaan:
Yesus tidak "sembunyi" tapi selalu hadir dan mengalir di antara banyak orang: di Bait Allah, di pinggir pantai, di atas bukit, dll.
Hidup-ucapan dan karyaNya ada nyata bersama dengan orang lain sehingga benar2 bisa mrasakan pergulatan hati sesamaNya secara lebih mendalam.

3.Kesatuan:
Dengan air pembaptisan, kita semua bersatu dengan Yesus dan diangkat menjadi anak-anak Allah.
Dan kita akan sungguh-sungguh bersatu dan menghayati persaudaraan tersebut, kalau kita benar-benar "satu" antara teori dan praktek, antara ucapan dan tindakan.

Dkl: di tengah budaya "NATO-No Action Talk Only", kita diajak menjadi orang yang "satu", yang mendengarkan dan juga melakukan kehendak Tuhan setiap harinya.

"Cari batu di Taman Kota -
Yesus itu saudara kita."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)                 
                                 
NB:
Kutipan Teks Misa:

“Masuklah ke dalam luka-luka Kristus yang tersalib. Di situ engkau akan belajar menjaga indramu, engkau akan memiliki kehidupan batin dan dengan tak henti-hentinya engkau mempersembahkan kepada Bapa penderitaan Allah kita Yesus Kristus dan penderitaan Bunda Maria, untuk menebus dosamu dan dosa semua manusia.” ― St. Josemaría Escrivá

“Cinta menutupi dosa yang tak terbilang banyaknya; tak ada akhir bagi kesabarannya.” (Paus Klemens I)
 
Antifon Pembuka (Mzm 40:10)
Aku menggambarkan keadilan di tengah jemaat besar, bibirku tidak kutahan terkatup. Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, kehendak-Mu telah terlaksana sepenuhnya pada diri Yesus Mesias, Tuhan kami, yang taat setia melakukan kehendak-Mu. Kami mohon, semoga kami dapat menemukan dan memahami kehendak-Mu dan mewujudkan kedamaian dalam tingkah laku kami sehari-hari. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Hakikat keselamatan itu bukan isi Taurat tetapi Tubuh Yesus sendiri yang dipersembahkan sesuai dengan kehendak Allah untuk menebus dosa manusia. Dengan pengorbanan Kristus, manusia menjadi kudus sekali untuk selamanya.
 
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:1-10) 
"Aku datang untuk melaksanakan kehendak-Mu, ya Allah."
   
Saudara-saudara, di dalam Taurat hanya terdapat bayangan dari keselamatan yang akan datang, bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu, dengan kurban yang sama, yang setiap tahun diulangi, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang ambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak lagi mempersembahkan kurban itu; mereka yang melakukan ibadah itu tidak lagi merasa berdosa, sebab telah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh kurban-kurban itu setiap tahun orang diperingatkan akan dosa-dosa mereka. Sebab tidak mungkin darah lembu atau domba jantan menghapus dosa! Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, “Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki! Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku, sebagaimana tertulis dalam gulungan Kitab tentang Aku. Jadi mula-mula Ia berkata, “Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa” – meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat -. Dan kemudian Ia berkata, “Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.” Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak Allah inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan Tubuh Yesus Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:2.4ab.7-8a.10.11)
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah, Tuhan, aku datang!”
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana. Alleluya.
 
Yesus menegaskan bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya adalah setiap orang yang melakukan kehendak Allah. Kehendak Allah menjadi ukuran dan kriteria dasar. .
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:31-35) 
"Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku."
   
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?” Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu, lalu berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!”

Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan 
Ucapan Yesus dalam Injil hari ini bukanlah bentuk kedurhakaan seorang anak kepada ibu dan saudara-saudara-Nya. Yesus justru ingin menyadarkan setiap orang bahwa perihal dekat dan akrab dengan-Nya adalah hak setiap orang. Syaratnya yaitu melakukan kehendak Allah. Oleh karena itu, menjadi dekat dan akrab dengan Yesus berarti membiarkan kehendak Allah yang terjadi dan bukan kehendak kita. Sudahkah kita melakukan kehendak-Nya?

Doa Malam
Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah membangun umat baru, yang tidak berdasarkan warna kulit atau darah ataupun adat-istiadat kuno. Berkenanlah mengumpulkan umat lebih banyak lagi dari semua golongan dan negeri, mengitari altar-Mu, agar jadilah kehendak-Mu di mana pun di dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

=====
HIDUP ITU SINGKAT

Pernah suatu kali, saya menunggu sahabat saya di sebuah perusahaan. Saya menunggu karena direktur sedang memberikan briefing kepada para karyawan.

Saya sengaja menunggu, karena briefing tentu waktunya tidak lama. Dan benar, dalam beberapa menit, teman saya ini sudah keluar dari kantornya.

“Viva est brevis” – hidup itu singkat. Orang Jawa memunyai ungkapan, “urip iku mung mampir ngembe” dan Kitab Amsal menulis, “Hidup kita seperti bayang-bayang berlalu!” Itulah sebabnya, Horance (....) menulis, “Vita est brevis spem nos vetat in cohare longam” – hidup yang singkat mengubur khayalan kosong. Intinya, hidup yang singkat itu, jangan disia-siakan hanya dengan melamun.

Yang dibutuhkan dalam “hidup yang pendek” itu “take action” dan kurangi menyalahkan lingkungan sekitar. Ini sudah dikatakan oleh Pepatah India, “Orang yang tidak becus menari akan menyalahkan lantai.”  Kita ini seolah-olah berpacu dengan waktu, seperti yang dikatakan Kahlil Gibran (1883 – 1931), “Yesterday is but today’s memory and tomorrow is today’s dream” – Kemarin hanya menjadi ingatan hari ini dan besok adalah mimpi dari hari ini.

Socrates (469 – 399 seb. M) berkenaan dengan “Vita est brevis” ini menulis, “Terminat hora diem; terminat auctor opus” – Jam diselesaikan oleh hari, penulis menyelesaikan pekerjaannya. Ia hendak mengatakan bahwa hidup manusia ada rentang masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Tak mungkin kita akan kembali ke masa lalu. Yang bisa kita buat hanyalah belajar, menyesali, meratapi dan memaknai masa lalu yang telah berlalu. (MM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar