Ads 468x60px

Kamis, 06 Juni 2019



HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI 
HARAPAN IMAN KASIH 
Kamis, 06 Juni 2019
Hari Biasa Pekan VII Paskah 
Kisah Para Rasul (22:30.23:6-11) 
(Mzm 16:1-2.5.7-8.9-10.11; R: 5a)
Yohanes (17:20-26)
"Ut omnes unum sint – Become ONE - Supaya semua menjadi satu."
Inilah salah satu bagian inti doa Yesus: "Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku."
Ya, beberapa kali dalam doa-Nya, Yesus mendoakan 'supaya kita menjadi satu'. Kesatuan yang dimaksud bukanlah keseragaman karena sebenarnya kesatuan justru terlihat dengan baik di dalam keragaman ("unitas in diversitas").
Betapa indahnya kesaksian gereja yang satu kudus katolik dan apostolik karena memiliki anggota dari berbagai suku, budaya dan strata sosial (multikultur).
Lebih lanjut, kesatuan seperti yang Yesus bicarakan dalam doa adalah kesatuan global, mencakup luasnya dunia.
Jadi, bila kita mendengar adanya orang yang terkena bencana, janganlah tinggal diam. Sebagai anggota tubuh Kristus, kita adalah satu dengan orang yang terkena bencana itu.
Maka seharusnyalah kita ikut bermurah hati memberikan bantuan entah berupa Karya yang murah hati, Ucapan yang memberkati atau Doa yang sepenuh hati (Luk 6:36). Dalam bahasa Konsili Vatikan II: "Kita harus bersukacita dengan mereka yang bersukacita, menangis dg mereka yg menangis".
Disinilah, kesatuan yang diharapkanNya bukan sekadar kesatuan lahiriah tapi kesatuan mesra seperti yang terdapat di dalam hubungan Yesus dan Bapa karena berdasar kasih dan efeknya ialah mendatangkan iman pada orang-orang yang ada di dunia (13:35).
Jelasnya, perekat persatuan ialah keyakinan bahwa Allah telah banyak mengasihi kita. Kesadaran akan kasih Allah ini membawa kita kepada persekutuan kasih yang terbuka dan diungkapkan di tengah-tengah keseharian hidup dengan sikap positif yang saling memberkati dan mengasihi, melayani dan menghargai.
"Dari Selat Sunda ke Uluwatu - Walau berbeda kita tetap bersatu."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Unitas in diversitas – Bersatu dalam keanekaragaman!"
Inilah harapan Yesus yang tercermin dalam doanya: "Bapa yg kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tapi juga untuk orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu."
Dengan kata lain: 
Yesus menghendaki dan mendoakan agar kita selalu hidup "bersatu padu": harmonisasi - adem ayem tentrem loh jinawi dengan "yang lain": agama-budaya, sesama dan semesta tanpa banyak friksi-emosi dan sensasi.
Adapun persatuan dalam keberagaman ini juga tersirat dalam semboyan bangsa kita, Bhineka Tunggal Ika dan sarat dengan pesan bestari Bung Karno, "bersatu karena kuat dan kuat karena bersatu."
Tercandra, 3 prasyarat supaya kita selalu bisa mengalami persatuan, antara lain:
1."Komunitas": 
Kita mesti punya kelompok yang baik, semacam "CG", "connect group/care group", yang terbuka dan terkembangkan dalam semangat kebersamaan/kolegialitas yang dewasa dan komunikatif, entah karena seminat/sekarakter, seiman/sepekerjaan.
2."Kapasitas": 
Kita mesti mempunyai kecakapan sikap dalam hidup harian, tahu mana yang benar/salah, tahu prioritas dan kualitas. Hal ini tentunya memerlukan latihan kepekaan hati yang terus menerus diperjuangkan.
3."Katolisitas": 
Inilah semangat keterbukaan yang bertanggung jawab, kebebasan yang tidak kebablasan. Ini adalah semangat persatuan yang tetap menekankan dimensi iman yang integral, yang tidak terpisah dari tantangan hidup harian tapi tetap membawa "yang insani" dalam dimensi dengan "Yang Ilahi".
"Dari kota Batu ke Jepara - Mari kita bersatu dan saling bersaudara."
B.
"Tremendum et fascinosum - Menggentarkan sekaligus membahagiakan.”
Inilah sebuah konsep pemikir Jerman, Rudolf Otto dalam bukunya Das Heilege (The Idea of the Holy).
Dalam buku itu, Rudolf Otto berpendapat bahwa Tuhan tidak dapat didekati dengan pemikiran rasional, sebab Tuhan bukan untuk dipikirkan tetapi untuk dihayati.
Pemahaman Otto dimulai dengan suatu perasaan gentar (tremendum) ketika berhadapan dengan "yang kudus" (numinous) yang nampaknya misterius (misterium), tetapi untuk langkah selanjutnya ternyata yang misterius dan menggentarkan (tremendum) itu sekaligus "menyenangkan" (fascinosum).
Hari ini, Yesus juga benar-benar menjadi pribadi yang "tremens et fascinans.” Ia benar-benar ilahi sekaligus benar-benar insani.
Secara imani, Dia yang ilahi berkenan turun mendoakan kita semua yang insani ini. Kebaikan hatiNya ini benar-benar menggentarkan sekaligus membahagiakan kita, bukan? Kebaikan dan ketulusan cinta dan perHATIanNya membuat diriNya benar-benar hadir dan mengalir dalam keseharian dan pergulatan kita.
Adapun tiga buah inti doa yang dikatakan Yesus kepada Bapa, yakni:`
1. Kemuliaan: 
"Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku". Ia bermurah hati memberikan kemuliaan kepada kita.
Sejak dibaptis, kita mendapat karunia dan diangkat menjadi anak-anak Allah yang mulia, maka sudah sewajarnya juga, cara hidup yakni pikiran perkataan dan terlebih perbuatan kita mencerminkan kemuliaan sebagai anak-anak Allah yang sudah diselamatkan.
Disinilah orang di daratan Eropa pernah berkata, “noblisse oblisse” , yang bisa diartikan bahwa “nama/status” yang mulia sekaligus mengandung kewajiban untuk juga “bersikap dan bertingkah laku” dengan mulia: dewasa dan tidak lagi kekanak-kanakan, Kristussentris dan tidak lagi egosentris, menjadi berkat dan tidak lagi menjadi “batu sandungan” buat yang lain
2.Kebersamaan: 
”Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku". Ia menghendaki agar kita senantiasa mengupayakan kebersamaan denganNya, yakni menjadi “satu communio” denganNya.
Hal ini bisa jadi diupayakan dengan pelbagai reksa rohani (entah pribadi/bersama), maupun tindakan sosial dan karya karya jasmani kita yang jelas menghadirkan Kristus dalam setiap gerak polah keseharian hidup kita: “Qualis rex, talis grex-Seperti hal rajanya, demikian pula rakyatnya”.
3. Kesatuan: 
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.” Ia menghendaki adanya persatuan yang sungguh sejati, bukan sekedar basa-basi. Harapan adanya kesatuan hati yang sepenuh hati inilah yang membuatNya berkenan mendoakan kita.
De facto, bukankah dunia kita penuh dengan ruang dan potensi perpecahan dan praktek adu domba? Marilah kita senantiasa belajar memaknai secara integral tentang arti iman menjadi anggota Gereja yang bukan hanya “Kudus”, “Katolik” dan “Apostolik” tapi juga Gereja yang “Satu”, yang tentunya kesatuan ini bisa dimulai dari perjumpaan dengan keluarga dan tetangga kita bukan?
Disinilah menjadi benar kata Hamzah Kamturi, “saya sudah keliling kemana-mana mencari Tuhan, dan Tuhan ternyata cukup ditemui di dalam rumah, yah sebuah rumah bersama ketika kita bisa merasa bersatu dengan Tuhan dan semua sesama yang tinggal dalam rumah itu.
“Ikan louhan ikan pari - Berkat Tuhan melimpah setiap hari.”
C.
“Homo est animal loquens – Manusia adalah makhluk yang berkomunikasi.”
Inilah sebuah kesadaran bersama dengan komunikasi Yesus dalam doa kepada Bapa-Nya pada bacaan hari ini. Komunikasi sendiri adalah sebuah tindakan nyata khas manusia yang berasal dari bahasa latin, “communicare’ yang berarti “berbagi.”
Adapun Gereja memiliki empat pilar pokok tindakan komunikasinya yang saya sebut ‘LKMD’, yakni: ibadat (Liturgia), persekutuan (Koinonia) serta pengajaran iman (Kerygma), kesaksian (Martyria) serta pelayanan (Diakonia).
Hasil sebuah komunikasi sendiri adalah terciptanya gereja atau masyarakat yang komunikatif.
Adapun perangkat nilai supaya kita bisa menjadi komunitas yang komunikatif adalah “LOTIS.” Lotis itu sendiri adalah aneka buah, semacam rujak. Yah, sebuah keragaman yang menyegarkan. Unitas in Diversitas!
Disinilah, setiap pribadi menyumbang rasanya. Seperti panggilan Samuel, Yeremia, Yesaya, mereka dipanggil secara pribadi tapi mereka sekaligus dipanggil juga dalam kesatuan dalam sebuah komunitas, seperti jemaat perdana, kelompok dua belas atau gereja awal.
Sekarang apa nilai yang terkandung dalam filosofi “Lotis” tersebut?
1. Loving: Mencintai
Kata Rasul Paulus, ada trilogi penting bagi orang Kristiani yakni ”HIK-Harapan Iman dan Kasih”. Yang terbesar adalah Kasih, karena Kasih mengalirkan kebaikan dan itulah loving!
2. Transforming: Mengubah
Suatu perubahan dari dalam. Itulah transformasi! Ketika Stefanus dihukum rajam, terdapatlah seorang pemuda bernama Saulus menjadi saksi dari kekejaman itu dan menyetujuinya. Tak ada yang mengira bahwa nantinya Saulus yang berubah menjadi Paulus karena mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus itu mengalami sendiri sakitnya dihukum rajam ketika mewartakan Injil di Listra, meskipun dia tidak sampai mati
Yah, Gereja menjadi hadir dan mengalir ketika semuanya mau berubah menjadi lebih baik, ber-‘aggiornarmento”. Dalam bahasa Latin tepatlah apa kata pepatah “ecclesia semper reformanda-gereja selalu diperbarui, atau dalam bahasa Karl Rahner: “church in permanent genesis”
3.Serving: Melayani
Salah satu tujuan Yesus hadir adalah menciptakan persatuan. Dan, secara sederhana, mengacu pada aneka surat Rasul Paulus, ada tujuh alasan teologis mengapa kita mesti menjaga persekutuan kita dengan Tuhan dan segenap umat beriman, al:
- Kita disalibkan bersama dengan Dia (Rom 6: 6) 
- Kita hidup bersama dengan Dia (Rom 6: 8) 
- Kita dibangkitkan bersama dengan Dia (Kol 2:12) 
- Kita dihidupkan bersama dengan Dia (Kol 2:13) 
- Kita dimuliakan bersama dengan Dia (Rom 8: 17) 
- Kita menjadi ahli waris bersama dengan Dia (Rom 6:17) 
- Kita memerintah bersama dengan Dia (II Tim 2:12)
Soal persekutuan/persatuan ini bukan hanya menjadi perhatian Paulus, Yesus sendiri dalam kesatuannya dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus, mendambakan Gereja dan para muridNya untuk senantiasa bersatu.
Lihatlah sebuah doa Yesus untuk para muridnya yang menjadi bacaan injil hari ini, terdapat sebuah kalimat yang dikatakan oleh Yesus, “ut omnes unum sint – semoga mereka semua menjadi satu.” Doa Yesus ini jelas diperuntukkan bagi para murid di masa datang, termasuk kita sekalian.
Tema-tema kunci dari doa adalah: kesatuan, kemuliaan, kasih, yang masing-masing ditempatkan pada dua level. Level pertama adalah antara Yesus dan Bapa (ilahi), level kedua adalah dikomunikasikannya hubungan Yesus-Bapa itu kepada manusia. Kesatuan-kemuliaan- dan kasih ilahi tersebut diberikan kepada manusia sebagai sebuah karunia, yang bukan hanya memberi efek keselamatan tetapi juga berfungsi sebagai teladan.
Jelasnya setiap orang juga mendambakan persatuan dan kesatuan. Lihatlah semboyan bangsa kita yakni Bhineka Tunggal Ika, dasar Negara yakni Pancasila, motto perjuangan kita yakni Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, atau lagu ketika kita merayakan Sumpah Pemuda yakni “Satu nusa satu bangsa satu bahasa kita…..”
Seperti Tuhan yang menginginkan persatuan, kitapun juga diajak untuk menciptakan persatuan, dan Tuhan telah memberikan jalan mudahnya yakni dengan saling melayani, bukan melulu harus dalam kata dan tindakan, tapi terlebih juga dalam doa yang benar benar tulus.
“Beli sepatu di Pasaraya – Mari kita selalu bersatu dan bersaudara.”
D.
Doa untuk Kesatuan Umat Kristen (Puji Syukur 177)
Bapa yang maha pengasih dan penyayang, menjelang akhir hidup-Nya, Yesus berdoa bagi para murid-Nya, “Semoga mereka semua bersatu, seperti Engkau, ya Bapa, ada dalam Aku dan Aku dalam Dikau; supaya mereka juga bersatu dalam Kita, agar dunia ini percaya bahwa Engkau mengutus Aku.”
Maka kami mohon ya Bapa: semoga semua orang Kristen bersatu padu dan giat mengusahakan kesatuan. Semoga seluruh pemimpin umat-Mu semakin menyadari perlunya kesatuan. Musnahkanlah sandungan akibat perpecahan umat Kristen. Semoga persatuan umat Kristen merupakan sumber perdamaian, dan tanda kasih Kristus bagi seluruh umat manusia.
Bapa, Tuhan Yesus Kristus telah bersabda kepada para rasul, “Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu”: Janganlah Kaupandang dosa-dosa kami, melainkan kepercayaan umat-Mu, dan berikanlah damai serta persatuan kepada kami sesuai dengan kehendak-Mu.
Pandanglah kawanan domba Yesus. Semoga semua, yang telah dikuduskan oleh satu pembaptisan, dipererat pula oleh persatuan iman dan ikatan kasih. Buatlah kami semua menjadi satu kawanan dengan Yesus sendiri sebagai satu-satunya Gembala, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala abad. Amin
E.
Kutipan Teks Misa 
"Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang ataupun disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami." --- St Yustinus
“Roh Kudus mengubah watak orang, di mana Ia datang bersemayam dan membentuk hidupnya secara baru” (St. Sirilus dari Aleksandria)
DOA NOVENA ROH KUDUS LIHAT DI PUJI SYUKUR MULAI NOMOR. 90
Antifon Pembuka (lih. Ibr 4:16)
Marilah kita menghadap takhta kasih karunia dengan penuh harapan untuk memperoleh rahmat dan mendapat pertolongan pada waktunya. Alleluya.
With boldness let us approach the throne of grace, that we may receive mercy and find grace as a timely help, alleluia.
Doa Pagi
Allah Bapa Mahabaik, Putra-Mu telah Kauutus mendatangi kami, mencari yang tersesat jalannya. Semoga mata kami terbuka terhadap yang baik. Ajarilah kami mendengarkan sabda pengampunan-Mu. Tabahkanlah hati kami bila semangat kami mengendor dan ingatkanlah kami akan keagungan karya-Mu dengan penuh rasa syukur. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Paulus menghadapi tantangan besar ketika dia ditangkap di Kota Yerusalem. Dia mampu memberikan kesaksian dengan sangat berani di tengah-tengah Mahkamah Agama. Rupanya Roh Allah sendiri menyertai Paulus dan menyatakan kepadanya bahwa kesaksian semacam itu juga harus dikerjakan Paulus sampai di Kota Roma.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (22:30.23:6-11) 
"Hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."
Setelah Paulus ditangkap di Kota Yerusalem, kepala pasukan ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka. Paulus tahu bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi. Oleh karena itu ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya, “Hai Saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharapkan kebangkitan orang mati.” Ketika Paulus berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki, dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan, dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya, “Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya.” Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan supaya turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka lalu membawanya ke markas. Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisi Paulus dan berkata kepadanya, “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Jagalah aku, ya Tuhan, sebab pada-Mu aku berlindung.
atau Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2.5.7-8.9-10.11; R: 5a)
1. Jagalah aku ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, Engkau bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku."
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Allah, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 17:23)
Semoga mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Yesus berdoaa bagi semua orang yang percaya kepada-Nya oleh pemberitaan para murid. Yesus memberikan kepada mereka kemuliaan supaya mereka sempurna menjadi satu agar dunia tahu bahwa Bapalah yang mengutus Yesus dan mengasihi mereka.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:20-26) 
"Supaya mereka sempurna menjadi satu."
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya, “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku, dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, yakni mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan 
Doa Yesus mencakup semua orang percaya, termasuk orang yang percaya karena pemberitaan kita. Semua yang percaya harus bersatu tapa memandang suku, bangsa, bahasa, warna kulit. Pengikut Yesus hendaknya bersatu seperti persatuan Yesus dengan Bapa-Nya. Ini syarat utama untuk membuat dunia bertobat dan percaya akan perutusan Yesus. Ini juga syarat agar orang yang percaya ada dalam cakupan cinta Bapa. Sadarkah aku akan cinta Bapa tanpa syarat ini?
Doa Malam
Allah, Bapa umat manusia, Engkau selalu memihak kaum papa miskin dan menyanggupi pertolongan kepada kaum tertindas. Perkenankanlah kami selalu berada di tengah-tengah kaum penderita dan tertindas agar dapat menemukan Dikau di situ dan terhitung sebagai kaum papa penderita. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar