Ads 468x60px

Senin, 17 Juni 2019

HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
Senin, 17 Juni 2019
Hari Biasa Pekan XI
2 Korintus (6:1-10)
(Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
Matius (5:38-42)
“Imago Dei – Citra Allah!”
Ada sebuah ajaran "lex talionis" (mata ganti mata, gigi ganti gigi) yang pada dasarnya mencegah pembalasan yang berlebihan dan tidak main hakim sendiri.
Di lain matra, Yesus tidak menentang pelaksanaan keadilan (Rom 13:1-4) tapi Ia menunjukkan “misericordiae vultus - wajah kerahiman” dengan mengasihi musuh (Mat 5:44; Luk 6:27). Bila diperlakukan tidak adil, kita jangan langsung membenci tapi harus menunjukkan reaksi yang memperlihatkan bahwa kita memiliki kasih yang berpusat padaNya sehingga akan menyebabkan banyak orang melihat wajahNya lewat kita (Kej 13:1-13, Kej 14:14 ; Kej 50:19-21, Kej 37:18-28; 1Sam 24:1-23; 26:1-25; Luk 23:34; Kis 7:60).
Ya, kita dituntutNya untuk bersemangat “magis”: melakukan lebih. Membalas orang yang menyakiti adalah hal yang biasa dilakukan tapi kita dituntut untuk menyatakan kebaikan Allah kepada setiap orang: “kado” – “kasihi dan doakan”.
Ada 3 dasar supaya kita bisa bersemangat “magis”, antara lain :
1.Mengimani:
Kita diajak untuk melihat pengalaman dan pergulatan dalam mata iman bahwa Tuhan telah lebih dulu mencintai kita dan pastinya akan selalu menyertai kita (Mat 28:20).
2.Mengampuni:
Kita sudah mendapatkan pengampunan, bahkan lebih daripada itu Ia memberkati kita dengan limpahnya. Kesalahan orang lain, betapapun besarnya tidak pernah dapat melampaui keberdosaan kita di hadapanNya.
3.Mengamini:
Tuntutan Yesus yang kita amini adalah kesempurnaan dalam kasih karena walau kita ada di tengah dunia tapi kita bukan milik dunia.
Nah, bila anak anak dunia hidup “hina” dengan prinsip berkompetisi dan saling mengalahkan, anak-anak Tuhan harus hidup “mulia” dengan prinsip bersaksi dan saling menguatkan: selalu memberkati walau disakiti, memahami walau dihakimi, mencintai walau dilukai, penuh amanah dan kebaikan walau malahan difitnah dan dikambinghitamkan.
“Ikan sepat ikan pari – Jadilah berkat setiap hari.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Libera nos a malo - Bebaskanlah kami dari yang jahat!"
Inilah salah satu harapan iman dalam doa Pater Noster (Bapa Kami) yang kita sering daraskan/nyanyikan dan saya kupas dalam buku “Bulan Bintang Matahari” (RJK, Kanisius).
Mengacu pada bacaan injil hari ini, Yesus juga berkata, “Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.” Dengan kata lain: Kita diajak menjadi pembawa damai bukan kebencian, pembawa kebaikan (bonum) bukan kejahatan (malum), pembawa ketulusan dan bukan kepalsuan kepada semua orang.
Di tengah dunia yang kerap penuh pelbagai aneka-ria kejahatan, entah kecil/besar, kita diajak untuk selalu memperjuangkan kebaikan dengan doa ucapan dan karya nyata setiap harinya kepada semua orang dengan penuh kasih tanpa pilih kasih.
Beberapa usaha nyata, "S3", untuk membebaskan kita dari pelbagai kejahatan, antara lain:
1.Sukacita:
Hidup yang disyukuri membuat kita menjadi orang yang selalu bersukacita entah kecewa/bahagia. Di tengah banyak orang yang kadang muram-murung dan kurang bersyukur, tepatlah bahwa rasa syukur itu menyembuhkan. Ia juga membuat kita hidup dalam kelimpahan rahmatNya setiap hari dan selalu mendekat pada Tuhan dan sesama karena yakin selalu dicintaiNya.
2.Sabar:
Di tengah budaya orang yang mudah marah dan kasar, kita diajak untuk terus menjadi sabar dalam pikiran dan terlebih dalam tindakan, tidak cepat-cepat mengambil keputusan dan gegabah mengambil kesimpulan terlebih terhadap orang yang "trouble maker". Bukankah juga sabar itu sebuah keutamaan yang patut diperjuangkan karena sabar terhadap diri berarti kita punya harapan-sabar terhadap sesama berarti kita punya kasih dan sabar terhadap Tuhan berarti kita punya iman?
3.Saling berbagi:
"Donato ergo sum - Aku berbagi maka aku ada." Kita bukanlah hidup untuk "menumpuk" tapi lebih untuk "menyalurkan", karena kita bukanlah "waduk" tapi "saluran" berkat untuk semua orang, selalu siap berbagi kasih lewat cara-cara insani dan sederhana setiap harinya sehingga kejahatan dan orang-orang jahat itu juga menjauh dari hidup harian kita.
"Tukang pahat di Jepara - Singkirkanlah yang jahat biar hati tidak sengsara."
B.
"Quod capita tot sensus - Sebanyak kepala itulah jumlah selera."
Setiap orang punya rasa – pandangan dan prinsip yang kadang berseberangan sehingga menimbulkan konflik – intrik dan hal-hal problematik karena menyebabkan aneka permusuhan dalam pelbagai skala: "nyawa ganti nyawa-mata ganti mata" (Ul 19:21).
Hari inilah, Yesus ajak kita menjadi pembawa damai, "a channel of His peace" dengan jalan pengampunan karena bukankah "no future without for"GIVE"ness - tidak ada masa depan tanpa pengampunan?"
Adapun 3 pesan injil tentang pengampunan, al:
1.Pengampunan=kemutlakan:
Ia diperlukan karena "jika kamu mengampuni orang, maka Bapamu di surga akan mengampuni kamu juga (Mat 6:14).
2.Pengampunan=tanpa batasan:
"Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni, 7x kah? Jawab Yesus: "Bukan 7x, tapi 70x7 kali" (Mat 18:21).
3.Pengampunan=kedewasaan:
Ia mengandaikan adanya hati yang damai dan dewasa untuk mendekat kepada Tuhan. Dalam bahasa Gandhi: "Pengampunan adalah kualitas dari jiwa yang perkasa: “….Tinggalkanlah persembahan dan pergilah berdamai lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu." (Mat 5:21).
Nah, berangkat dari 3 pesan pengampunan itu, walaupun dalam kacamata insani: sangat sulit untuk mengampuni orang yang menjelekkan/memfitnah/merugikan nama baik/hidup kita, adapun satu pola dasar yang bisa kita buat dengan mata iman kita adalah dengan menjadi "kado" (Mat 5:43-44):
1.KAsihi musuh:
Nobody's perfect - Tidak ada yang sempurna bukan? Yang pasti: bersalah itu manusiawi, mengampuni itu ilahi maka kita perlu belajar untuk selalu mempunyai kasih ilahi walau kadang sakit dan terluka: With love can make us CHANGE from bad to good, from zero to hero, from nothing to everything, impossible to possible.
2.DOakan orang yang membenci kita:
Rasa benci, marah dan kecewa bisa menimbulkan luka dan sakit yang harus diobati karena bisa membuat hati / syaraf tegang dan bukankah doa yang panjang adalah obat yang mujarab? Doa yang penuh pengampunan juga bisa membuat hati rileks, pandangan lembut dan hidup lebih damai. Cobalah!
"Ada tangan kiri ada tangan kanan - Mari kita wartakan pengampunan."
C.
Kutipan Teks Misa:
"Marilah kita mohon rasa tobat mendalam dan mohon lidah api menyala, untuk menyatakan iman yang benar." (St. Antonius dari Padua)
Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus
Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)
Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber sukacita kami, semoga kami selalu patuh setia pada kabar sukacita-Mu, dan ajarilah kami kiranya mengabadikan segala yang ada pada kami bagi kerajaan-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Atau Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:105)
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Di masa lalu dari sejarah kita mengetahui terjadi banyak peperangan antar-suku, antargolongan, dan antar-bangsa. Konflik misalnya tentang masalah batas kepemilikan tanah diselesaikan dengan peperangan, setelah kata mufakat tidak tercapai. Bahkan dalam konflik antar-pribadi pun pada akhirnya terjadi pembunuhan. Dendam kesumat berlangsung turun-temurun sampai ke anak cucu, karena setiap orang tidak mau mengalah, katanya demi harga diri dan nama baik suku. Maka, muncullah pepatah, “Si vis pacem, para bellum", jika engkau menghendaki perdamaian, maka siapkanlah perang (Livius 6,18,7).
Yesus menegaskan sikap kasih dan kerahiman. Yesus mengajar, “Janganlah kamu melawan orang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Mat. 5:39). Tidak gampang memang. Tentu saja manusia itu “animal rationale,’ binatang berakal budi, namun masih bengis juga seperti binatang buas. Damai “tidak melulu berarti tidak ada perang, tidak pula dapat diartikan sekadar menjaga keseimbangan saja antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Damai juga tidak terwujud akibat kekuasaan diktatorial. Melainkan dengan tepat dan cermat disebut hasil karya keadilan” (GS, 78).
Perdamaian justru dibina berdasarkan kasih dan kerahiman, bukan dengan bayonet atau dengan panser. Maka, muncul pepatah, “Si vis pacem para humaniorem solitudinem': jika menghendaki perdamaian lahir batin siapkanlah ketenteraman yang 13 lebih manusiawi. Ketenteraman dan kesejahteraan terwujud kalau tercipta keadilan sosial struktural. Namun itu saja belumlah cukup. Keadilan harus berlandaskan inspirasi dan motivasi kasih dan kerahiman. Sikap kasih harus dimulai dari diri sendiri. Yesus mengajarkan, “Kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu”. Nilai lebih yang luar biasa.
Orang kristiani harus memberikan konstribusi untuk perdamaian dunia, melalui dialog, karya perdamaian, pelayanan untuk perdamaian, dan pembangunan, bahkan tanpa pamrih politik. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9). Ketika masa Natal, kita mengungkapkan iman, “Gloria in excelsis Deo et in terra pax hominibus”, Kemuliaan bagi Allah di surga dan damai di bumi bagi umat manusia.
Antifon Komuni (Mat 5:39)
Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar