Ads 468x60px

Rabu, 23 Jan 2013


Ibr 7:1-3.15-17; Mzm 110:1.2.3.4; Mrk 3:1-6

"Salus animarum - keselamatan jiwa
-jiwa". Itulah hukum terutama yang ditekankan Yesus yang juga saya tulis dalam buku "HERSTORY" (Kanisius). Ia sebagai yang "benar-benar Tuhan dan humanis" mencela orang-orang Farisi yang "sok menjadi tuhan dan legalis", yang demi hukum Sabat tidak membolehkan kita berbuat baik. Tampak, ketika hukum dijadikan alat kekuasaan dan kepentingan gol. Maka manusia tidak lagi menjadi tuan atas kemanusiaanya, sehingga iman dan kehidupan yang seharusnya beradab menjadi biadab, apa yang seharusnya mendalam menjadi mendangkal/banal. Dkl: kita alami apa yang saya sebut: "dehumanisasi".


Adapun 3 macam dimensi yang saya angkat, al:

1.Pengetahuan iman: Or
ang Farisi yang dikenal ahli agama dan tahu banyak kitab suci ternyata munafik dan punya banyak intrik. Mereka suka "otak-atik", menggunakan hukum sebagai "mainan": kadang sebagai senjata menyerang "musuh" tapi juga kerap sebagai "alat" pembenaran diri. Istilah saya: "mentalitas blangkon: bisa kotbah, ngga bisa nglakoni".

2.Perayaan iman: Or
ang Farisi yang dikenal sebagai penjaga hukum Taurat dan selalu merayakan aneka ibadah suci ternyata suka berkonflik dan banyak taktik. Karena merasa "dikritisi" oleh Yesus, mereka malah berencana untuk membunuhNya. Inilah contoh iman yang terpisah dari kenyataan harian, ketika iman jauh dari kehidupan, hanya menjadi "sabda" di mulut tapi tidak menjadi "daging" di tingkah laku. Ketika iman cuma sibuk di "altar-mimbar perjamuan" tapi tidak mau terlibat di "pasar kehidupan". Istilah saya: "karakter abal-abal iman yang pura-pura, mulutnya mendekat ke Tuhan tapi hatinya penuh dengan iridengki dan nafsu kejahatan."

3.Perwujudan iman: Yesus 
mengajak kita beriman secara otentik: "3M-Mengetahui benar tentang imannya, merayakan bersama komunitasnya dan mewujudkan dalam kenyataan hidup". Ia tidak pernah memisahkan ibadah keagamaan dengan kaidah kehidupan. BagiNya, iman yang baik membuat hidup juga semakin baik, "root create the fruit".

Iman yg bukan basa-basi t
api yang ber-refleksi dan bertranformasi (Bdk: SC, KV II art. 10, Liturgi berdoa supaya merekamalkan dalam hidup sehari-hari apa yang mereka peroleh dalam iman).

"Ada minuman d
ari ketan - iman harus selalu diwujudnyatakan."

Tuhan memberkati + Bunda mrestui.
Fiat Lux (@RomoJostKokoh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar