Ads 468x60px

Jumat 15 Mrt 2013


Prapaska IV
Keb 2:1a.12-22; Yoh 7:1-2.10.25-30

"Veritas - Kebenaran." Inilah motto Universitas Harvard di Amerika Serikat yang ternyata diambil dari Injil Yohanes 14:6: "Jalan Kebenaran dan Hidup" (Bdk. RJK, Buku "Via Veritas Vita"). Yesus jelas datang sebagai "Veritas - Sang Kebenaran", di tengah carut marut dunia. Kita juga diajak untuk menjadi orang benar dalam segala pikiran-perkataan dan tindakan nyata di tengah dunia. Inilah "a troubled comitment, komitmen yang menggelisahkan", karena perjuangan menjadi orang benar mengandung banyak resiko. 

Bacaan hari ini mengisahkan tentang orang-orang fasik yang merancang aniaya dan siksa bagi orang benar. Hal yang sama juga dirancang oleh orang Farisi: Mereka yang notabene tokoh/pembesar agama dan ahli agama malahan membuat banyak intrik taktik konflik dan hal-hal problematik yang penuh akal bulus untuk "menganiaya" Yesus. Adapun 3 resiko dasar menjadi orang benar, antara lain: 

1."Stigmatisasi - dicap buruk": 
Yesus dianggap buruk/jelek. Ia disebut pemberontak yang anarkis-penghojat Allah-pembuat onar-provokator dan penghulu setan yang kotor. 

2. Marginalisasi - disingkirkan: 
Yesus dibatasi ruang gerak dan karyanya. Karena rasa iri dan dengki, Ia di "intimidasi bahkan di "mutasi" dari tengah kota ke pinggiran, dari Galilea dan Yerusalem ke bukit Golgota. 

3. Stigmatisasi - dikorbankan: 
Yesus yang punya "intentio pura" (maksud murni dan tulus) malahan menjadi korban "kambing hitam dari para ahli agama yang punya "intentio pura-pura" (maksud palsu dan penuh akal bulus). Ia disalibkan dan ditinggalkan banyak orang karena rasa iri dan dengki pembesar/ahli agama kepadaNya. 

Yang pasti, Yesus menampilkan diriNya sebagai sang “Jalan (Via), Kebenaran (Veritas) dan Hidup (Vita)”: Ketika tak jelas jalan mana yang harus ditempuh. Ketika tak cerdas kebenaran mana yang harus dipilih dan ketika tak lugas hidup seperti apa yang harus dimaknai, kita diajak kembali ke dasar iman yang bernas, ke pokok anggur yang jelas dan benar, “back to basic”. Kita sebagai “yesus kecil” diajak kembali kepada “YESUS” dengan huruf besar. Dalam carut-marut perjuangan sebagai yesus-yesus kecil, apapun resikonya, semoga kita selalu siap menjadi "sang veritas-veritas kecil" dalam hidup harian dan iman kita. 

"Misa Paskah di Kapel Jenar - Sudahkah kita menjadi orang yang benar-benar BENAR?" 
Tuhan memberkati+Bunda merestui. 
Fiat Lux! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar