"Miserere nobis".
Prapaska V
Yer 20:10-13; Yoh 10:31-42
"Miserere
nobis - Kasihanilah kami," karena Yeremia (bac I) dan Yesus (Injil) mendapat
"penolakan": Musuh-musuh bahkan "sobat" Yeremia merancang
intrik dan taktik licik supaya ia tersingkir. Yesus juga dilempari batu oleh
"sobat", yakni orang-orang sebangsanya sendiri. Jelasnya, kita perlu
meminta pengasihan Tuhan karena jangan-jangan kita yang malahan membuat
"penolakan dengan "melempari batu" "yeremia/yesus"
jaman sekarang dengan kata/warta dan sikap hidup kita yang penuh intrik taktik
konflik akal bulus yang problematik yang banyak mengorbankan/nmenjatuhkan orang
lain.
Adapun 3 semangat dasar untuk meminta pengasihan
Tuhan, antara lain:
1. "Passio-penderitaan":
Sebagai muridNya, bukankah wajar kalau kita juga
mengalami hal yang sama dengan guru kita: "dilempari batu"? Kita sudah
banyak berbuat baik tapi masih saja kadang mengalami trilogi penyaliban seperti
yang saya tulis dalam buku "357" (Kanisius), yakni "dicap
jelek-disingkirkan-dikorbankan" bahkan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi
"teladan/panutan". Ya, pastinya iman tidak melenyapkan
"passio/derita", tapi sekaligus selalu memberi
"consolatio/penghiburan" karena Tuhan selalu ada dalam derita hidup
dan iman kita.
2. "Oratio-pengendapan":
Ia mengajak kita untuk selalu mencecap-recap dan mengunyah-kunyah
semua "penyaliban dan pergulatan" dengan selalu bertekun dalam doa,
bukankah dengan doa, tepatlah kataNya hari ini: "Bapa di dalam Aku dan Aku
di dalam Bapa"?
3. "Actio-Tindakan":
Ia tidak ngambek/"muntaber-mundur tanpa
berita" (Jawa: "mutung"), atau memaksakan kehendakNya bagi orang
yang masih "tertutup" hatinya. Ia "just do it": Ia
"pergi" dan terus bersaksi dengan "aneka perbuatan baik" kepada
semua orang. Bagaimana dengan hidup kita sendiri?
Tuhan memberkati + Bunda merestui. Fiat Lux!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar