Ads 468x60px

Minggu Palma 24 Mrt 2013

“Hebdomada Sancta"
Yes 50:4-7; Maz 22:8-24, Fil 2:6-11; Luk 22:14 -23:56

“Hebdomada Sancta-Pekan Suci”. Inilah Minggu Palma, awal Pekan Suci, dimana k
ita mengiringi Yesus memasuki kota Yerusalem dengan seruan "Hosanna" (Ibr: "selamatkan kami"). 

Dalam peta, Yerusalem adalah kota yang paling terkenal. Karen Amstrong menyebutnya: “kota tiga agama satu Tuhan” karena disanalah berasal tiga agama besar monoteis: Islam dengan Masjid Al-Aqsa, Yahudi dengan Tembok Ratapan dan agama Kristiani dengan Gereja Makam Sucinya. Yerusalem (“Hierosolyma: Kota Damai: “Dengan Allah Maka Akan Indah”) juga disebut sebagai pintu gerbang surga (Maz 122) karena banyak historiografi agama monoteis sejak zaman Abraham dan menjadi ”oase” inspirasi bagi banyak nabi-seniman-penyair-ilmuwan. 

Yang pasti, Yesus
mengajak kita juga untuk naik keledai seperti Dia. Keledai (Equus asinus) adalah mamalia jinak seperti kuda kecil yang digunakan untuk alat transportasi dan kerja: menarik kereta kuda/bajak ladang dan membawa beban. Adapun 3 sikap dasar "keledai" seperti yang saya tulis dalam buku “FAMILY WAY” (Kanisius), al: 

1. KE-rendahan hati: 
Keledai kerap m
enjadi mitos kebodohan-diam dan menunduk. Bukankah keledai mengajak kita belajar “tunduk” seperti Yesus yang rendah hati menerima kehendak Bapa: “Ke dalam tanganMu, Kuserahkan nyawaKu” (Luk 23:46). Ia mencintai Bapa: “LOVE for GOD”. 


2. LE-mah lembut: “Lihat rajamu. Ia lemah lembut da  menaiki keledai” (Zak 9:9). Keledainya adalah muda dan belum pernah dinaiki orang (Yun: “polos”). Ia mengajak kitat “polos”: berhati tulus dan bukan penuh akal bulus, bersikap lemah lembut terlebih kepada orang kecil dan pendosa: Hari ini juga engkau akan ada bersamaKu di Firdaus” (Luk 23:43). Ia mencintai orang keci dan berdosa: "LOVE for the “poor”. 

3. DAI-a-tahan: 
Di kota kuno Petra, ada sebuah biara tua di puncak bukit
dan untuk mencapainya, kita harus melalui ribuan anak tangga sepanjang 3 kilometer yang membutuhkan waktu 120 menit, tapi jika naik “taxi alami” kita cuma butuh waktu 45 menit. Jelas, bahwa “taxi alami” alias keledai itu kuat dan tabah untuk menahan beban: Ia bagus untuk mendaki dan hidup kita tak selalu lurus dan mulus, kadang harus mendaki dan menjadi korban kelicikan dari orang lain yang membenci kita bukan? “Ya Bapa ampunilah mereka..” (Luk 23:34). Ia mencintai musuh: "LOVE for enemy”. 

“Makan kentang di asrama
- Selamat datang di Minggu Palma". 
Tuhan memberkati
+ Bunda merestui. 
Fiat Lux! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar