Fides et fidelitas"
Prapaska V
Dan 3:14-20-25.28; Yoh 8:31-42
"Fides
et fidelitas – Iman dan kesetiaan.” Inilah “via unitiva -jalan persatuan” tapi
juga bisa menjadi “via dolorosa - jalan dukacita” karena bisa mendatangkan
nestapa dan derita. Itulah yang dialami Sadrakh-Mesakh-Abednego (bac I) dan
Yesus (bac Injil). Tapi, seperti yang saya tulis dalam buku “HERSTORY”, “Deus
providebit, biarkan Tuhan yang menyelenggarakan karena Tuhan selalu setia
menunjukan kasihNya kepada kita yang setia beriman padaNya.
Adapun, kata ‘setia’ mempunyai 3 arti dasar, al:
1.Dalam kamus umum:
Setia = “taat, patuh; bagaimanapun berat dan susah
- selalu melakukan tugas dan berpegang pada janji.” Dengan kata lain: Kita
diajak punya “kasih - caritas” entah waktu "hujan/panas,
suram-buram/temaram, juga ketika ada pelangi dan bersinar mentari", karena
bukankah mendapatkan mawar berarti juga mau menerima durinya?
2. Dalam kosakata Inggris:
Setia = “faithful“, terbentuk dari kata dasar
“faith/ iman”. Kesetiaan terkait-erat dengan iman. Dalam kacamata iman,
kita=hamba. Martabat hamba diukur dari kesetiaannya: Jika setia, dia dpercaya,
jika tidak setia, aakan dicampakkan oleh tuannya. Dengan kata lain: Kita diajak
mempunyai “iman-fides”, karena Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang pengasih
- yang sabar dan berlimpah kasih setia.
3. Dalam kosakata “otak atik gathuk”:
Setia = “SElalu Taat + Ingat Allah.” Kata “selalu” mengandaikan
konsistensi: sama di setiap tempat dan saat: “kita tidak dipanggil untuk sukses,
tapi untuk setia! Kata “taat” berarti ketika sukar, selalu patuh+mendekat pd
Tuhan:"Bukan kehendakku tp kehendakMu yg terjadi”. Dan, kata “ingat Allah”
adl keutamaan iman untuk selalu ingat pada janji Tuhan bahkan bila keadaan dan semuanya
tidak menguntungkan. Dengan kata lain: Kita diajak mempunyai “harapan-spes”:
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga-anggur tidak berbuah-hasil pohon zaitun
mengecewakan-sekalipun ladang tidak menghasilkan bahan makanan-kambing domba terhalau
dari kurungan dan tidak ada lembu sapi dalam kandang tapi aku akan
bersorak-sorak dalam Tuhan.”
Yang pasti, tujuan hidup adalah melakoni hidup dengan
tujuan, dan bukankah itu semua bisa lebih mudah sekaligus lebih indah dengan selalu
setia beriman kepadaNya?
“Mas Hari pelihara burung - Mari kita buang hati yang
murung.”
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar