Ads 468x60px

Rabu 20 Mrt 2013

Fides et fidelitas"

Prapaska V
Dan 3:14-20-25.28; Yoh 8:31-42

"Fides et fidelitas – Iman dan kesetiaan.” Inilah “via unitiva -jalan persatuan” tapi juga bisa menjadi “via dolorosa - jalan dukacita” karena bisa mendatangkan nestapa dan derita. Itulah yang dialami Sadrakh-Mesakh-Abednego (bac I) dan Yesus (bac Injil). Tapi, seperti yang saya tulis dalam buku “HERSTORY”, “Deus providebit, biarkan Tuhan yang menyelenggarakan karena Tuhan selalu setia menunjukan kasihNya kepada kita yang setia beriman padaNya. 

Adapun, kata ‘setia’ mempunyai 3 arti dasar, al: 

1.Dalam kamus umum: 
Setia = “taat, patuh; bagaimanapun berat dan susah - selalu melakukan tugas dan berpegang pada janji.” Dengan kata lain: Kita diajak punya “kasih - caritas” entah waktu "hujan/panas, suram-buram/temaram, juga ketika ada pelangi dan bersinar mentari", karena bukankah mendapatkan mawar berarti juga mau menerima durinya? 

2. Dalam kosakata Inggris: 
Setia = “faithful“, terbentuk dari kata dasar “faith/ iman”. Kesetiaan terkait-erat dengan iman. Dalam kacamata iman, kita=hamba. Martabat hamba diukur dari kesetiaannya: Jika setia, dia dpercaya, jika tidak setia, aakan dicampakkan oleh tuannya. Dengan kata lain: Kita diajak mempunyai “iman-fides”, karena Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang pengasih - yang sabar dan berlimpah kasih setia. 

3. Dalam kosakata “otak atik gathuk”: 
Setia = “SElalu Taat + Ingat Allah.” Kata “selalu” mengandaikan konsistensi: sama di setiap tempat dan saat: “kita tidak dipanggil untuk sukses, tapi untuk setia! Kata “taat” berarti ketika sukar, selalu patuh+mendekat pd Tuhan:"Bukan kehendakku tp kehendakMu yg terjadi”. Dan, kata “ingat Allah” adl keutamaan iman untuk selalu ingat pada janji Tuhan bahkan bila keadaan dan semuanya tidak menguntungkan. Dengan kata lain: Kita diajak mempunyai “harapan-spes”: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga-anggur tidak berbuah-hasil pohon zaitun mengecewakan-sekalipun ladang tidak menghasilkan bahan makanan-kambing domba terhalau dari kurungan dan tidak ada lembu sapi dalam kandang tapi aku akan bersorak-sorak dalam Tuhan.” 

Yang pasti, tujuan hidup adalah melakoni hidup dengan tujuan, dan bukankah itu semua bisa lebih mudah sekaligus lebih indah dengan selalu setia beriman kepadaNya? 

“Mas Hari pelihara burung - Mari kita buang hati yang murung.” 
Tuhan memberkati + Bunda merestui. 
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar