"Fides
est discipulus"
Yes 49:1-6; Yo 13:21-33.36-38
"Fides est discipulus - Iman adalah pemuridan". Hari ini, Yesus "menegur" 2 muridnya: Yudas Iskariot (Iskariot adalah nama Yunani dari bahasa Ibrani "isy kariot"= orang dari Kariot, yang dalam bahasa Ibrani="palsu", dalam bahasa Yun= "pembunuh bayaran") dan Simon Petrus (Simon adalah nama Yunani, Petrus adalah nama Latin yang dalam bahasa Yun: Petros, Ibr: Kefas= "batukarang").
Adapun dalam teks bahasa Inggris, para murid Yesus tidak dsebut sebagai "student" tapi sbg "disciple" (murid yang selalu belajar, learner), yang erat terkait-paut dengan sikap "disiplin". Dengan kata lain: Bukankah pemuridan lekat dengan kedisiplinan? Bukankah Tuhan juga banyak "mendidik dan mendisiplinkan" hidup kita (Ibr 12:5-6)?
Adapun dua hal dasar yang membuat kita tidak bisa menjadi "disciple" seperti yang saya tulis dalam buku "357" (Kanisius), antara lain:
1. "KUTU - Kurang bersatu":
Yudas ("Yang Ucapannya peDAS") adalah rasul yang selalu diletakkan paling belakang dengan predikat "yang mengkhianatiNya" (Mat 10:4, Mrk 3:19, Luk 6:16). Karena "kutu", ia terpengaruh iblis (Yo 13:2,27, Luk 22:3-4) dan tega "menjual" Yesus untuk mencari laba pribadi. Bukankah hidup kita juga pernah penuh "kutu", ketika kita mudah mengadu domba, bergosip-ber"issue" ria dan mempergunjingkan orang lain, menjadi "LIPI-Lembaga Intrik Penyebar Isu", bahkan terhadap rekan yang seiman?
2. "KUMAN-KUrang beriMAN":
Simon Petrus yang seakan selalu menjadi "batukarang", rasul paling tegar dan "paus pertama" (Mat 10:1-4, Mrk 3:13-19, Luk 6:12-16), ternyata karena kesombongan dirinya malahan "jatuh". Imannya yang tampaknya "tegar" ternyata "keropos": Ia menyangkal Yesus berkali-kali (Yo 13:38, 18:17-18, 25-27, Bdk: Mat 26, Mark 14, Luk 22). Bukankah kita punya "kuman", ketika kita juga merasa sok kuat dan "takabur", congkak hati dalam hidup beriman padahal di dalamnya hidup beriman kita malahan keropos: menyangkal Tuhan dan membohongi hati nurani? Hari inilah, kita diajak meninggalkan "petrus dan yudas" tapi mengenakan "kristus" yang ber-"enkrateia" (bertanggungjawab). Ia "disiplin" pada jalan imannya yang mesti dilewati karena Ia percaya bahwa tidak ada kebangkitan tanpa salib, tidak ada kemuliaan tanpa kematian? Maukah kita mati dari "kutu" dan "kuman" kita?
"Cari sepatu pakai delman - Mari bersatu dan makin beriman."
Tuhan memberkati dan Bunda merestui. Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar