“Deo Vindice"
Oktaf Paskah
Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15
“Deo Vindice - Tuhan adalah Pelindung (Kita).” Inilah motto Konfederasi Amerika yang saya tulis dlm buku “Carpe Diem” dan terkait-paut dg pesan hari ini bahwa Ia selalu melindungi kita. Adapun tiga seruan dasarNya hari ini, adalah:
1. Percayalah:
Bahasa lbraninya “PERCAYA” adalah tertelungkup tanpa daya dengan segenap hati/ketergantungan yang mutlak. Nah, sadar bahwa kecendrungan kita adalah lebih percaya pada diri sendiri maka Yesus berkali-kali menampakkan diri kepada para muridNya: dari Magdalena, dua murid Emaus sampai pada Thomas supaya para murid dikuatkan dan menjadi percaya pada Allah. Salah satu buah penampakanNya adalah adanya pengakuan iman para rasul, diwakili oleh Tomas yg berseru: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Karena itu dengan perantaraan Tomas, Yesus berbicara pada kita tentang pentingnya “percaya”: Berbahagialah mereka yang tidak melihat tapi percaya” (Yoh 20:28-29). Bukankah dulu mereka ragu-ragu supaya kini kita tidak ragu-ragu lagi? Bukankah teladan iman kita ditandai oleh kenyataan bahwa kita “hidup karena percaya bukan karena melihat?
Oktaf Paskah
Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15
“Deo Vindice - Tuhan adalah Pelindung (Kita).” Inilah motto Konfederasi Amerika yang saya tulis dlm buku “Carpe Diem” dan terkait-paut dg pesan hari ini bahwa Ia selalu melindungi kita. Adapun tiga seruan dasarNya hari ini, adalah:
1. Percayalah:
Bahasa lbraninya “PERCAYA” adalah tertelungkup tanpa daya dengan segenap hati/ketergantungan yang mutlak. Nah, sadar bahwa kecendrungan kita adalah lebih percaya pada diri sendiri maka Yesus berkali-kali menampakkan diri kepada para muridNya: dari Magdalena, dua murid Emaus sampai pada Thomas supaya para murid dikuatkan dan menjadi percaya pada Allah. Salah satu buah penampakanNya adalah adanya pengakuan iman para rasul, diwakili oleh Tomas yg berseru: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Karena itu dengan perantaraan Tomas, Yesus berbicara pada kita tentang pentingnya “percaya”: Berbahagialah mereka yang tidak melihat tapi percaya” (Yoh 20:28-29). Bukankah dulu mereka ragu-ragu supaya kini kita tidak ragu-ragu lagi? Bukankah teladan iman kita ditandai oleh kenyataan bahwa kita “hidup karena percaya bukan karena melihat?
2. Pergilah:
Meskipun Yesus mencela ketidakpercayaan para murid tapi Ia tetap percaya dan mengutus mereka untuk ”pergi”. Ya, kita bukan cuma dikuatkan, tapi kita dipercaya untuk ”action”, pergi membereskan diri dan keluar dari kemapanan pribadi: "Menjadi sibuk saja tidaklah cukup; semut-semut juga sibuk, persoalannya adalah apa yang menyibukkan kita, bukan? Yang pasti, jika kita selalu menyibukkan diri untuk pergi bersama Allah, kita boleh yakin bahwa Dia akan menyertai “kepergian” kita, asal smuanya demi kemuliaan Tuhan. Yah, seperti kata Paus Benediktus XVI pada salah satu Audiensi Umumnya, "semoga cinta akan kebenaran dan keinginan terus-menerus untuk mengenal Tuhan merupakan dorongan bagi setiap umat Kristiani untuk tanpa merasa
lelah mencari persatuan yang makin mendalam dengan Kristus: Jalan,
Kebenaran dan Kehidupan”.
3. Beritakanlah:
Ia mengajak kita untuk menjadi “juru kampanye ilahi”, dengan doa-kata dan terlebih tindak nyata. Dengan kata lain: Kita tidak hanya dikuatkan dan dipercaya tapi kita juga diutusNya untuk bersaksi dan menjadi “kabar baik” bagi orang lain. Seorang saksi dan utusan Tuhan harus menyuarakan hati
nurani kolektif, sabda, wahyu Ilahi sekaligus kemanusiaan yang hakiki, sehingga apa yang diharapkan sungguh menjadi kenyataan bagi dunia: “gaudere cum gaudentibus, et fiere cum fientibus” (Bersukacitalah dengan yang bersukacita dan menangislah dengan yang menangis). Adapun pasca Konsili Vatikan II, Tahta Suci memberikan ruang lebih luas kepada awam untuk berpartisipasi aktif membantu karya pastoral gereja di tengah dunia. Oleh karena itu, inilah tugas kita bersama untuk memberitakan karya Tuhan di tengah carut marut dunia global.
“Sambel terasi sambel bawang - Mari kita bersaksi bagi setiap orang”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar