Ads 468x60px

Dasar Teologis – Liturgis – Pastoral Upacara Pertunangan

I. PENGANTAR
Pertunangan adalah bagian yang penting sebagai langkah awal menuju perkawinan, di mana calon suami istri bisa saling lebih mengenal dan menyesuaikan diri serta bisa lebih baik dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan. Maka sangat berarti sekali bila pertunangan ini dirayakan dalam suatu perayaan ekaristi secara khusus. Namun, susunan perayaan berkat pertunangan ini secara liturgis belum ada kesepakatan yang baku, bahkan buku-buku yang menyusun berkat pertunangan ini sangat sedikit sekali. Inilah yang menjadi alasan praktis saya mengapa saya memilih menyusun tata perayaan ekaristi untuk berkat pertunangan ini. Selain itu, dengan penyusunan ini saya mau memberikan suatu katekese dalam hidup berkeluarga, yaitu mengajak para pasangan yang mau melangsungkan hidup perkawinan untuk menyadari nilai luhur perkawinan sehingga perlu ada persiapan dan tahapan yang panjang. Masa pertunangan adalah masa yang baik untuk persiapan menuju hidup berkeluarga yang harmonis.


II. DASAR TEOLOGIS – LITURGIS – PASTORAL

1. Dasar Teologis

Masa pertunangan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perkawinan. Masa pertunangan diadakan dalam kerangka mempersiapkan pasangan dalam penerimaan sakramen perkawinan. Karena itu dasar teologis dari pertunangan adalah mengacu pada dasar teologis sakramen perkawinan. Ada bebrapa dasar teologis dari sakramen perkawinan, yaitu:

1.1. Perkawinan sebagai panggilan Allah

Perkawinan merupakan salah satu bentuk panggilan kehidupan untuk menanggapi kesucian dan kekudusan yang menjadi panggilan semua orang beriman. “Para suami-istri dan orang tua kristiani wajib, menurut cara hidup mereka, dengan cinta yang setia seumur hidup saling mendukung dalam rahmat, dan meresapkan ajaran kristiani maupun keutamaan-keutamaan Injil di hati keturunan, yang penuh kasih mereka terima dari Allah” (LG 41). Bila perkawinan dilihat sebagai suatu panggilan dari Allah, maka kehidupan bersama dalam perkawinan merupakan suatu karunia yang besar. Melalui sakramen perkawinan, Allah menganugerahkan keluarga baru kepda Gereja, di mana iman kristiani dihayati dan diteruskan.

1.2. Perkawinan sebagai ikatan sakramental

Sebagai ikatan sakramental, perkawinan suami-istri kristiani menjadi simbol yang menghadirkan kasih dan kesetiaan Allah sendiri kepada umatNya. Persekutuan yang dibentuk oleh perkawinan menandakan hubungan yang tak terpisahkan antara Allah dan umat-Nya. Perkawinan sakramental yang dihayati oleh suami-istri kristiani secara khusus melambangkan dan menghadirkan hubungan yang mesra dan mendalam antara Kristus dan Gereja-Nya. Surat Efesus secara khusus mengaitkan misteri agung kasih Kristus dan Gereja-Nya dengan perkawinan suci orang kristiani (Ef 5:31-32). Itu berarti, dalam ikatan yang sungguh manusiwi yang mereka jalin dan bina dalam hidup perkawinan, hadirlah misteri agung yang luar biasa, yakni relasi tak terpisahkan antara Kristus dan Gereja-Nya.

1.3. Perkawinan sebagai sel Gereja 

LG 11 menyebut keluarga sebagai Gereja-keluarga. Dengan sebutan ini maka keluarga yang dibangun dari suatu perkawinan sakramental itu melambangkan dan menghadirkan Gereja Yesus Kristus sendiri dalam konteks hidup sehari-hari di masyarakatnya. Gereja Kristus justru dihadirkan secara konkrit di tengah masyarakat melalui keluarga-keluarga kristiani itu. Maka, keluarga-keluarga ditantang untuk terus menerus memberikan kesaksian hidup sebagai murid-murid Kristus agar terang Kristus semakin bercahaya di dunia ini melalui mereka.

1.4. Perkawinan sebagai tanda eskatologis kasih Allah

Dalam perkawinan Yesus Kristus hadir dan menyelamatkan. Kehadiran Yesus Kristus dalam keluarga itu adalah kehadiran pribadi dan seluruh karya penebusan-Nya. Keluarga kristiani menjadi komunitas umat beriman terkecil yang menghadirkan misteri Yesus Kristus yang ditampakkan dalam Gereja kepada dunia. Karena keluarga kristiani menghadirkan Krstus sendiri, maka dalam keluarga kristiani terlaksanalah pula misteri Kerajaan Allah di bumi ini, tentu saja dalam kaitannya dengan seluruh Gereja yang kudus. Misteri Kerajaan Allah itu terus bekerja di dunia ini hingga pemenuhannya pada akhir zaman. Misteri Kerajaan Allah itu adalah misteri kasih Allah sendiri, maka keluarga kristiani diutus untuk menghadirkan tanda kasih Allah yang menyelamatkan dan mengumpulkan seluruh umat manusia dalam keluarga Allah yang kudus. 

2. Dasar Liturgis

Dalam liturgi Gereja, berkat pertunangan tidak termasuk dalam salah satu sakramen-sakramen Gereja. Maka berkat pertunangan termasuk dalam susunan liturgi berkat sakramentali. Sakramentali oleh Vatikan II dirumuskan sebagai “tanda-tanda suci, yang memiliki kemiripan dengan Sakramen-Sakramen. Sakramentali itu menandakan kurnia-kurnia, terutama yang bersifat rohani, dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja” (SC 60). Sakramentali sebagai tanda suci selalu berhubungan erat dengan sakramen, yang menghadirkan perayaan sakramen Gereja. Dengan demikian berkat pertunangan berhubungan erat dengan sakramen perkawinan. Perayaan pertunangan mengantar dan mempersiapkan pasangan kepada sakramen perkawinan. Perayaan pertunangan menghadirkan perayaan sakramen perkawinan. Perbedaan dasar sakramentali pertunangan dengan sakramen perkawinan adalah bahwa sakramentali pertunangan pertama-tama adalah doa permohonan Gereja, agar Allah memberkati dan menguduskan pasangan itu, maka daya gunanya terjadi menurut ex opere operantis (berkat tindakan Gereja) dan bukan ex opere operato (berkat tindakan Kristus). Karena pertunangan hanyalah sakramentali maka pelayan upacara berkat pertunangan tidak harus seorang klerus atau orang yang telah menerima tahbisan, tetapi dapat juga kaum awam. Seoarang awam boleh melayani dan memimpin upacaanya. 

3. Dasar Pastoral

Pertunangan pada dasarnya tidak dituntut demi sahnya perkawinan, namun bisa sangat berguna sebagai langkah awal menuju perkawinan. Tujuan dari pertunangan secara pastoral adalah supaya calon pasangan suami-istri ini bisa lebih saling mengenal dan menyesuaikan diri serta bisa lebih baik mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan. Pada masa lampau, pertunangan ini mempunyai arti sangat penting dengan efek-efek yuridis tertentu. Namun sekarang ini lebih merupakan suatu peristiwa sosial untuk menyatakan kepada umum bahwa pasangan secara serius mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. Karena itu, dari pertunangan ini tidak ada hak untuk menuntut dilaksanakannya perkawinan. Hal ini justru untuk melindungi hak masing-masing untuk menikah secara bebas. Namun kalau pertunangan ini diputuskan, pihak yang merasa dirugikan bisa menuntut ganti rugi, sejauh itu mungkin dilaksanakan. Dari pasangan sendiri, pertunangan mempunyai makna untuk mengingatkan akan pentingnya persiapan yang baik menjelang masa pernikahan, juga mengajak mereka untuk menyadari nilai luhur dalam perkawinan sehingga perlu adanya persiapan yang panjang. Kepada umat secara keseluruhan, upacara pertunangan mau mengajak umat untuk sadar akan tanggung jawabnya dalam menjaga nilai luhur perkawinan tersebut, dengan memberikan dukungan baik berupa nasehat, kontrol-kontrol sosial maupun doa.


III. STRUKTUR LITURGIS BERKAT PERTUNANGAN

1. Ritus Pembuka
Ritus pembuka berisi lagu pembuka, tanda salib dan salam, kata pengantar, ungkapan tobat dan doa pembuka. Lagu pembuka bertujuan untuk membuka perayaan ekaristi, membina kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri dari liturgi yang mau dirayakan, dan mengiringi berjalannya imam beserta pembantu-pembantunya. Tanda salib dibuat untuk menyatakan inti iman kristiani dan salam yang disampaikan imam menunjukkan kehadiran Tuhan di tengah umatNya. Doa pembukaan mengungkapkan isi perayaannya. Doa ini ditutup dengan rumusan Triniter.Dengan kata lain, dalam ritus pembuka ini umat diajak untuk mempersiapkan hati dan budinya sehingga bisa mengikuti perayaan ekaristi dengan baik. Pada kata pengantar dijelaskan tentang makna berkat pertunangan yang akan dilangsungkan. 

2. Liturgi Sabda
Liturgi sabda berisi bacaan pertama, lagu antar bacaan, bacaan Injil dan homili. Bacaan-bacaan yang dipilih dalam liturgi berkat pertunangan ini bertemakan kasih. Dengan menggali tema dari kitab suci diharapkan pasangan dan umat yang hadir memperoleh dasar dalam beriman dan peneguhan dalam bersikap, sehingga masa pertunangan juga diharapkan dapat menumbuhkan dan memperkembangkan kasih yang sejati. Dalam homili ditekankan secara lebih detail makna kasih yang terwujud dalam pertunangan itu, sambil menjelaskan bahwa masa pertunangan masih menjadi bagian dalam tahap berpacaran. Diharapkan melalui pertunangan pasangan dapat semakin mengenal dan akhirnya berani dengan dasar yang kuat melanjutkan ke jenjang perkawinan.

3. Upacara Pemberkatan Pertunangan
Upacara pertunangan terdiri atas upacara pemberkatan cincin, menyematan cincin pada jari kiri pasangan, dan doa berkat oleh imam. Cincin-cincin itu disematkan pada jari manis sebelah kiri untuk mempertegas bahwa penyematan cincin ini bukanlah penyematan dalam rangka sakramen perkawinan. Cincin-cincin itu adalah cincin pertunangan. Dalam doa berkat, para orang tua dilibatkan dengan memegang pundak sebagai tanda doa restu dan kesadaran akan tanggung jawab mereka dalam persiapan penerimaan sakramen perkawinan. Upacara pemberkatan pertunangan ini ditutup dengan doa umat, sebagai tanda keterlibatan seluruh umat yang hadir dalam mendukung usaha pasangan untuk semakin mengenal dan mempersiapkan diri dalam penerimaan sakramen perkawinan tersebut.

4. Liturgi Ekaristi
Liturgi ekaristi dimulai sejak persiapan persembahan, doa syukur agung, komuni dan ditutup dengan doa sesudah komuni. Dalam upacara persembahan umat mempersembahkan roti dan anggur sebagai hasil bumi dan usaha dan jerih payah manusia. Doa Syukur Agung menjadi pusat dan inti seluruh perayaan ekaristi. DSA adalah doa resmi Gereja, maka hanya imam yang harus mendoakan. Namun imam mengajak umat untuk menggabungkan diri dalam doa ini, baik dengan hening ataupun menjawab aklamasi-aklamasi. Dalam doa ini Gereja menggabungkan diri dengan Kristus dalam memuji karya Allah yang agung dan mempersembahkan korban, yaitu Kristus sendiri dan hanya bersama Kristus Gereja juga mempersembahkan dirinya kepada Allah. Dalam komuni umat berpartisipasi dalam seluruh dinamika keselamatan Allah dalam Kristus yang didoakan dalam DSA tadi. 

5. Ritus Penutup
Ritus penutup berisi pengumuman, berkat, pengutusan dan lagu penutup. Berkat secara khusus diperuntukan bagi para tunangan dan para orang tua. Ritus penutup menutup perayaan ekaristi ini dan di sana dimohonkan agar misteri yang sudah dirayakan menghasilkan berkat melimpah. 


IV. TATA PERAYAAN EKARISTI LENGKAP

TATA PERAYAAN EKARISTI BERKAT PERTUNANGAN


RITUS PEMBUKA

PERARAKAN


LAGU PEMBUKA MB 65 
Balada Hidup Berdua

Seluas laut berbinar
Hadirlah insan di bumi
Bagaikan cahya bersinar
Terangnya nan abadi
Semoga penuh cinta
Bagi sesama manusia
Semoga penuh jasa
Bagi cinta bersama

Semerdu madah penghibur
Terdengar kata berseri
Berdua tangan terulur
Terpancar hasrat hati
Bersatu dan berjanji
Bagi bahagia bersama
Bersatu dan mengabdi
Bagi hidup berdua

TANDA SALIB
(Setelah Lagu Pembuka selesai imam dan umat membuat tanda salib dengan mengucapkan):

I Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U Amin

SALAM
(Sesudah itu sambil membuka tangan, atau dengan cara lain, menurut kebiasaan setempat, Imam menyampaikan SALAM kepada umat.)

I Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu
U Dan sertamu juga

PENGANTAR
Tunangan berdua, para keluarga, dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus. Pertunangan adalah langkah pertama ke aah perkawinan bahagia. Walaupun sudah sewajarnya kita mengharapkan tunangan berdua ini nanti ditambatkan dalam perkawinan dan bersama-sama menempuh jalan hidup bahagia, namun ajaran Gereja dengan tegas menyatakan bahwa pertunangan itu bukan janji atau sumpah untuk melaksanakan perkawinan. Karea itu, jika kemudian ternyata bahwa Tuhan menghendaki agar mereka memilih teman hidup lain, maka mereka masing-masing bebas; tidak ada soal ingkar akan janji atau sumpah setia. Maka jika kita bersama-sama menyampaikan doa restu atas tunangan berdua ini, maksudnya adalah bahwasanya kita memohon kepada Tuhan untuk membimbing mereka ke arah perkawinan yang bahagia, apabila hal itu sesuai dengan kehendakNya yang kudus dan berguna bagi keselamatan mereka berdua.

TOBAT 
(Setelah hening sejenak, Imam mengajak umat untuk menyesali dan mengakui dosa dengan kata-kata berikut:)

I Saudara-saudari, marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini. 
I+U Saya mengaku ...
I Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal
U Amin

TUHAN KASIHANILAH KAMI (MB 182)

DOA PEMBUKA
(Sesudah Tuhan kasihanilah kami, imam mengucapkan doa pembukaan dengan tangan terkatub:)

I Marilah berdoa:
(Imam dan seluruh umat yang hadir hening sejenak, berdoa dalam hati. 
Kemudian imam, sambil merentangkan tangan, mengucapkan DOA PEMBUKA yang diakhiri dengan rumusan Trinitaris.)

Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki agar manusia sendiri mencari jalan hidupnya. Untuk sebagian besar kebahagiaan atau kemalangan tergantung dari kami sendiri, sebab cara kami mengatur kehidupan itu ada di tangan kami sendiri. Maka kami mohon kepadaMu bagi tunangan berdua ini, sudilah memberkati mereka yang mau mempersiapkan diri untuk mencari jalan kehidupan yang akan membahagiakan mereka. Sudilah mendampingi mereka dengan rahmatMu, agar mereka menggunakan tenaga dan pikiran mereka dengan baik dan menjadi berbahagia bersama-sama. Demi Kristus, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U Amin.

LITURGI SABDA

(Imam duduk di tempat yang sudah disediakan. Sementara itu Lektor menuju mimbar dan membacakan bacaan pertama. Seluruh umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan.) 

BACAAN I
“Kasih itu tidak berkesudahan”

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Umat di Korintus (13:1, 4-8)

Saudara-saudara yang terkasih, sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.

L Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah

LAGU ANTAR BACAAN (MB 66 Madah Kasih)
Reff. 
Cinta kasih Allah dicurahkan di dalam hati kita
Oleh Roh ilahi, sumber cinta kasih
Yang dianugerahkan bagi kami

Walau kaya raya dan kuasa
Walau cantik indah mempesona
Walau pandai dan gagah perkasa
Percumalah tanpa cinta kasih Reff

Cinta kasih itu murah hati
Cinta kasih sabar dan tawakal
Cinta kasih tak megahkan diri
Tak mencari keuntungan diri Reff

BAIT PENGANTAR INJIL
(BAIT PENGANTAR INJIL diangkat oleh solis atau koor, seluruh umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Tuhan).

Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.

“Inilah perintahKu bahwa kamu saling mengasihi seperti Aku mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang menyerahkan nyawa untuk sahabat-sahabatnya”.

(Imam membungkuk ke arah altar sambil berdoa dalam hati sebagai berikut:)
I : Sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang mahakuasa,
supaya aku dapat mewartakan Injil-Mu dengan baik.

BACAAN INJIL
I Tuhan sertamu
U Dan sertamu juga
(Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, Imam berkata/bernyanyi:)
I Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes(15:12 - 17)
U Dimuliakanlah Tuhan 
(Kemudian Imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Lalu ia membacakan Injil. Seluruh umat mengikuti pewartaan Injil sambil berdiri.)

“Kamu Kusebut sahabat, karena segala yang Kudengar dari Bapa-Ku 
telah Kunyatakan kepadamu.”

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Inilah perintahKu yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu. Inilah perintahKu kepadamu: kasihilah seorang akan yang lain”. 

Aklamasi sesudah Injil
(Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan Aklamasi di bawah ini:)
I Demikianlah Injil Tuhan.
U Terpujilah Kristus.
(Sesudah itu imam mengecup Injil dan berkata:)
I Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita. 

HOMILI DAN NASEHAT DARI SESEPUH
(Sebelum homili para orang tua atau sesepuh diminta untuk memberikan nasehatnya, kemudian Imam menyampaikan HOMILI sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat lain yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening sejenak.)
Point-Point Homili:
• Tanya jawab: sudah berapa lama berpacaran? Siapa yang pertama kali tertarik? Apa yang menarik dari pasangannya? Apa yang paling mengesan dari pasangannya?
• Menjelaskan 5 tahap dalam berpacaran: Pertama, ketertarikan. Tahap saling naksir dan mulai ada pendekatan-pendekatan, kirim surat, telphon, nraktir, dsb. Kedua, Ketidakpastian. Dari perasaan tertarik bergeser menjadi merasa tidak pasti bahwa dia orang yang tepat bagi saya. Tidak pasti bukan berarti bahwa seseorang itu tidak tepat bagi saya. Ketiga, Eksklusivitas. Kita merasakan keinginan untuk memacari seseorang secara eksklusif. Kita ingin dapat peluang untuk memberi dan menerima cintanya dalam suatu hubungan istimewa tanpa saingan. Keempat, Keintiman. Kita merasa cukup rileks untuk melonggarkan kewaspadaan kita dan berbagi perasaan kita lebih dalam. Kelima, Pertunangan. Di sini kita mau merayakan cinta kita, saat untuk merasakan hubungan kita dengan perasaan gembira, bahagia. Saat yang vital untuk menyatukan pengalaman-pengalaman positif bersama dan berbagi segala-galanya serta untuk menyelesaikan perbedaan dan kekecewaan sebelum menghadapi tantangan yang lebih besar ketika menikah.
• Maka ada hal-hal yang penting dalam pertunangan, yaitu: masa untuk lebih terbuka melihat segala kekurangan-kekurangan. Saat yang sempurna untuk melatih diri dalam meminta maaf dan mendapatkan maaf.
• Peneguhan Kitab Suci, perlunya untuk saling mengasihi dan mengembangkan kasih itu dalam masa-masa tunangan. Yesus sudah memberikan teladan cinta, dengan bersikap peduli pada orang lain, tidak egois dan berani berkorban demi orang yang dicintainya. Kiranya kita sebagai murid Kristus dapat meneladan sikap Yesus ini.

UPACARA PEMBERKATAN PERTUNANGAN
Pemberkatan Cincin:
I Allah yang mahakuasa dan kekal, curahkanlah † berkatMu atas lambang cinta ini. Sudilah kiranya Engkau menjadikan cincin-cincin ini tanda dan lambang cinta kasih mereka satu sama lain. Semoga hidup mereka dilandaskan atas cinta yang sejati dan murni. Demi Krsitus, pengantara kami.
U Amin

(Cincin-cincin diperciki dengan air. Sesudah itu tunangan pria memasang cincin itu pada jari manis kiri tunangan wanita. Sementara itu imam berkata:)

I Semoga Tuhan memberi cita-cita yang kini saudara nyatakan

(Sesudah itu tunangan wanita memasang cincin pada jari kiri tunangan pria. Sementara itu imam berkata:)

I Semoga Tuhan memberkati cita-cita yang kini saudara nyatakan.

Doa Berkat:
(Imam mengulurkan tangan di atas kepala para tunangan, para orang tua kedua tunangan atau sesepuh berada dibelakang tunangan sambil memegang pundak mereka, sementara tunangan berlutut) 

I Allah Bapa, sumber segala berkat, curahkanlah berkatMu atas kedua saudara kami ini. Bimbinglah mereka dalam menjalani masa pertunangan ini: Semoga mereka dapat mempergunakannya selaras dengan kehendakMu, yakni untuk lebih saling mengenal, dan saling mencintai. Semoga mereka lebih sehati sejiwa, sehingga kalau tiba saatnya, mereka dapat memasuki jenjang perkawinan dengan bekal hati yang mantap. Buatlah mereka tahan uji dan lindungilah kemurniannya. Semoga mereka tak henti-hentinya mengharapkan bimbinganMu dalam mengatur jalan hidupnya sesuai dengan kehendakMu yang kudus. Dan semoga berkat Allah yang mahakuasa memberkati masa pertunangan ini ke arah perkawinan yang bahagia: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.

(Para tunangan kemudian diperciki dengan air suci)

Doa Orang yang bertunangan
(Para tunangan dengan, bisa sambil berlutut bersama-sama membacakan doa ini)

Ya Bapa di surga, kami bersyukur atas kasih yang telah bersemi dalam hati kami.
Dengan bimbinganMu kami ingin menguji dan mematangkan hubungan cinta kami dengan lebih sungguh-sungguh. 
Kami menyadari kelemahan manusiawi kami.
Maka kami menyerahkan masa pertunangan ini ke dalam tangan-Mu.
Kami ingin mempergunakannya selaras dengan kehendak-Mu
Ya Bapa, semoga lewat masa pertunangan ini kami semakin saling mengenal.
Bantulah kami agar dapat saling bersikap terbuka,
Dan jauhkanlah kami dari sikap sengaja menyembunyikan kelemahan,
Agar keluarga yang akan kami bangun sungguh kokoh.
Bimbinglah kami supaya setia kepada-Mu.
Tegurlah kami bila suatu saat melangkah terlalu jauh atau melanggar kehendak-Mu.
Jauhkanlah dari kami setiap bahaya dan godaan.
Kami berharap bahwa masa pertunangan ini dapat kami lalui dengan selamat,
Dan membawa manfaat besar bagi keluarga yang akan kami bangun.
Tetapi, kalau Bapa sendiri mempunyai rencana yang lain untuk kami masing-masing,
Semoga kami pun percaya akan kebijaksanaan dan kehendak-Mu.
Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan, dan Pengantara kami. Amin.

DOA UMAT
(Dengan tangan terkatup Imam mengajak/mengundang jemaat untuk memanjatkan DOA UMAT.
Kemudian menyusul DOA UMAT yang berisi permohonan-permohonan seluruh umat. DOA UMAT dimulai dan diakhiri oleh imam. Seluruh umat mengambil bagian dalam doa ini dengan menyerukan aklamasi pada akhir tiap-tiap ujud.)

I Saudara-saudari, marilah dengan segenap hati memanjatkan doa kepada Allah yang maha pengasih dan penyayang, yang dengan murah hati mendengarkan doa orang beriman.
P Ya Bapa, penuhilah kedua tunangan ini dengan berkat ilahiMu supaya mereka menjadi bahagia. Marilah kita mohon:
U Tuhan, dengarkanlah umat-Mu
P Berilah mreka damai, ya Bapa dan jauhkanlah mereka dari segala yang dapat menghalangi kebahagian hidup mereka. Marilah kita mohon:
U Tuhan, dengarkanlah umat-Mu
P Tolonglah mereka dalam segala kesulitan dan kecemasan yang akan dialami mereka dalam masa persiapan ini. Marilah kita mohon:
U Tuhan, dengarkanlah umat-Mu
P Ajarilah mereka supaya mereka dapat mengatur hidupnya sesuai dengan kehendakMu yang kudus. Marilah kita mohon:
U Tuhan, dengarkanlah umat-Mu
P Nyalakanlah dalam hati mereka api cinta dan belas kasihan yang tidak akan padam. Marilah kita mohon:
U Tuhan, dengarkanlah umat-Mu
P Lindungilah mereka, seperti Engkau telah melindungi Maria dan Yusuf di masa pertunangannya. Marilah kita mohon:
U Tuhan, dengarkanlah umat-Mu
P Semoga mereka menjadi sukacita bagi orangtuanya dan meneima ganjaran daripadaMu karena menghormati mereka. Marilah kita mohon:
U Tuhan, dengarkanlah umat-Mu
I Allah Bapa yang mahakuasa dan mahabaik, sudilah mengabulkan doa-doa kami bagi tunangan berdua ini; bukalah pintu belas kasihanMu dan berilah mereka harta kebaikanMu yang tak terhingga.Jadikanlah mereka lemah lembut dan penuh belaskasihan seturut teladan Yesus Putera-Mu dan pengantara kami.
U Amin.


LITURGI EKARISTI

A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN
(Imam mempersiapkan persembahan di meja perjamuan, diiringi dengan LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN)

LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (MB 233 Terimalah ya Bapa)
MENGHUNJUKKAN PERSEMBAHAN
(Imam, berdiri di belakang altar, mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang:)

I Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia 
Yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
(Imam menaruh patena di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:)

U Terpujilah Allah selama-lamanya.

(Kemudian Imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata dengan suara lembut:)

I Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini,
Semoga kami boleh mengambil bagian dalam keallahan Kristus, 
yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.

Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.

I Terpujilah Engkau,
ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahanMu
kami menerima anggur
yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia 
Yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.

(Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyayian persembahana tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:)

U Terpujilah Allah selama-lamanya.

(Kemudian Imam membungkuk khidmat dan berdoa dengan suara lembut:)

I Dengan rendah hati dan tulus
Kami menghadap kepada-Mu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami,
Dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan pada-Mu.

(Sesudah itu, Imam membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:)

I Ya Tuhan, 
bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.

(Imam kembali ke tengah, menghadap ke arah umat. Ia membuka tangan dan mengatupkannya kembali sambil berkata:)
I Berdoalah, Saudara-saudari,
supaya persembahanku dan persembahanmu 
berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U Semoga persembahan ini diterima 
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.


DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
(Kemudian sambil merentangkan tangan, Imam mengucapkan/melagukan DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:)

I Allah Bapa kami yang maharahim, pandanglah dengan wajah berseri pengabdian kami ini. Berkenanlah kiranya menerima persembahan kami dan menumbuhkan cinta kasih kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. 
U Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG II

Dialog Pembukaan
(Sambil membuka tangan, imam berkata:)
I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
(Sambil mengangkat tangan, Imam melanjutkan:)
I Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U Sudah kami arahkan.
(Sambil merentangkan tangan, Imam melanjutkan:)
I Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U Sudah layak dan sepantasnya.

Prefasi
(Sambil merentangkan tangan, Imam melagukan/mengucapkan prefasi berikut:)
Prefasi Natal II

I Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa dimanapun juga kami senantiasa bersyukur kepad-Mu dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Sebab pada perayaan suci ini PuteraMu nampak nyata sebagai manusia, meskipun sebagai Allah Ia tak dapat dilihat mata. Sebagai Allah Ia ada sebelum adanya waktu. Ia datang ke duania ini, supaya segala sesuatu yang telah runtuh akibat dosa, ditegakkan kembali dalam Dia, dan alam semesta yang tercerai-berai dipulihkan keutuhannya; dan di atas semuanya itu: bangsa manusia yang tersesta dipanggil-Nya kembali masuk kerajaan surga. Maka dari itu bersama semua malaikat kami memuliakan Dikau dengan suka ria sambil bernyanyi:

(Imam mengatupkan tangan, dan bersama umat menutup prefasi dengan melagukan/mengucapkan aklamasi berikut)

U Kudus (MB No. 253)
(Sambil merentangkan tangan, Imam berkata:)

I Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa, sumber segala kekudusan. Oleh sebab itu, pada hari Minggu ini kami menghadap Dikau sehati-sejiwa dengan jemaat-jemaat separoki dan sekeuskupan dalam kessatuan dengan seluruh Gereja. Dalam perayaan ini kami mengenangkan bahwa Kristus bangkit dari alam maut. Engkau telah meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama yang mengatasi segala nama. 

(Imam mengatupkan tangan. Kemudian sambil mengulurkan tangan di atas roti dan anggur ia berkata:)

Dalam nama Dia yang adalah Tuhan, kami mohon: Kuduskanlah persembahan ini dengan daya Roh-Mu, 
(Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:)

agar bagi kami menjadi Tubuh dan + Darah Putra-Mu terkasih Tuhan kami, Yesus Kristus. (Imam mengatupkan tangan imam melanjutkan). Ketika akan diserahkan untuk menanggung sengsara dengan rela, 
(Imam mengambil roti dan sambil mengangkatnya sedikit ke atas meja altar, ia melanjutkan:)
Yesus mengambil roti, mengucap syukur kepada-Mu, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, seraya berkata:

(Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.)

TERIMALAH DAN MAKANLAH:INILAH TUBUHKU YANG DISERAHKAN BAGIMU.
(Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat, lalu meletakkannya kembali pada patena. Kemudian ia berlutut menyembah. Sesudah itu sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan:)

Demikian pula, sesudah perjamuan, (Imam mengambil piala, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:)

Yesus mengambil piala. Sekali lagi Ia mengucap syukur kepada-Mu, lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya, seraya berkata:
(
Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.)

TERIMALAH DAN MINUMLAH: INILAH PIALA DARAHKU, DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL, YANG DITUMPAHKAN BAGIMU DAN BAGI SEMUA ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA. LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU. 

(Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakkannya di atas korporale. Kemudian ia berlutut
menyembah. Sesudah itu, imam mengajak umat untuk melagukan aklamasi anamnesis berikut)

I Marilah menyatakan misteri iman kita

U Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya kita muliakan, kedatangan-Nya kita rindukan. Amin. 

(Kemudian sambil merentangkan tangan, imam berkata:)

I Sambil mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus, kami mempersembahkan kepada-Mu ya Bapa, roti kehidupan dan piala keselamatan. Kami bersyukur, sebab kami Engkau anggap layak menghadap Engkau dan berbakti kepada-Mu. Kami mohon agar kami yang menerima Tubuh dan Darah Kristus dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus. 

Bapa, perhatikanlah Gereja-Mu yang tersebar di seluruh bumi. Sempurnakanlah umat-Mu, dalam cinta kasih, dalam persatuan dengan Paus kami Yohanes Paulus II, dan Uskup kami Ignatius Suharyo, serta para imam, diakon, dan semua pelayan sabda-Mu. 

Ingatlah akan saudara-saudari kami, kaum beriman, yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit, dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahiman-Mu. Terimalah mereka dalam cahaya wajah-Mu. 

Kasihanilah kami semua, agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi bersama Santa Maria, Perawan dan Bunda Allah, bersama para rasul dan semua orang kudus, dari masa ke masa yang hidupnya berkenan di hati-Mu. Semoga kami pun Engkau perkenankan turut serta memuji dan memuliakan Dikau,

(Imam mengatupkan tangan)

dengan perantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu. 
(Imam mengangkat piala dan patena dengan hosti di atasnya sambil berkata:)

Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U Amin.

C. KOMUNI
(Sesudah DOA SYUKUR AGUNG, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat untuk mendoakan BAPA KAMI:)

BAPA KAMI ( MB No. 144)
I Atas petunjuk Penyelamat kita,
dan menurut ajaran ilahi,
maka beranilah kita berdoa:

(Imam merentangkan tangan, dan bersama umat menyanyikan/mendoakan BAPA KAMI:)

EMBOLISME
(Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan Embolisme sebagai berikut dengan suara nyaring:)
I Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa 
dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.

(Imam mengatupkan tangannya. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru/bernyanyi:)

U Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI
(Kemudian imam membawakan DOA DAMAI di bawah ini:)
I Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul, “Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu.” Maka marilah kita mohon damai kepadanya. Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa. 
U Amin.

(Sambil membuka tangan, Imam mengucapkan Salam Damai.)
I Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.

PEMECAHAN HOSTI
(Imam mengambil roti (besar), memecah-mecahkannya, lalu memasukkan pecahan kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati.)

I Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan Yesus Kristus ini,
memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya.


Anakdomba Allah

Doa Persiapan Komuni
(Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan SIKAP DOA PRIBADI:)

I Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena taat kepada Bapa
dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian
untuk menghidupkan dunia. Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan 
Darah-Mu yang mahakudus ini. Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu, 
Dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu.

Ajakan Menyambut Komuni
(Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu berkata kepada seluruh umat:
Roti (dan piala) ditunjukkan kepada umat.)

I Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita
yang diundang ke perjamuan-Nya.
(Umat menanggapi kata-kata Imam dengan berdoa satu kali.)

U Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

Membagi Tubuh (dan Darah) Kristus 
(Kemudian imam berdoa dalam hati:)
I Semoga tubuh Kristus
selalu melindungi aku.
(Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus. 
Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:)

I Semoga darah Kristus
selalu melindungi aku.
(Dengan khidmat imam menyambut darah Kristus.Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus dan pergi ke tempat umat akan MENYAMBUT Tubuh (dan Darah) Kristus.Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam memperlihatkan hosti kepada umat sambil berkata:)

I Tubuh Kristus.
(Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:)
U AMIN.

Membersihkan Piala
(Setelah komuni selesai, Imam membersihkan patena dan piala.
Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau, boleh juga ditangguhkan sampai sesudah Perayaan Ekaristi. Sambil membersihkan patena dan piala, Imam berdoa dalam hati:)

I Ya Tuhan, 
Semoga anugrah-Mu yang tadi kami sambut sungguh meresap dalam hati,
Dan memulihkan kekuatan iman kami. 
(Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Sebaiknya diadakan saat hening sejenak untuk berdoa dalam batin.)

MADAH PUJIAN (teks: Kasih)

Kasih pasti lemah lembut
Kasih pasti memaafkan
Kasih pasti murah hati
KasihMu kasihMu Oh Tuhan

Ajarilah kami ini saling mengasihi
Ajarilah kami ini saling mangampuni
Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan
KasihMu kudus tiada batasnya

Reff
Ajarilah kami bahasa kasihMu 
Agar kami dekat padaMu ya Tuhanku
Ajarilah kami bahasa kasihMu
Agar kami dekat padaMu

DOA SESUDAH KOMUNI 
(Kemudian imam berdiri di belakang meja perjamuan, dan berkata:)

I Marilah berdoa, (hening)
(Lalu ia merentangkan tangan dan mengucapkan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat:)

I Allah Bapa yang mahakuasa, kasihMu senantiasa Kaulimpahkan kepada kami, juga kepada saudara-saudari kami yang pada hari ini menerima berkat pertunangan. Kami mohon sertailah mereka dalam perjalanan hidupMu sehingga nyata bagi kami kasih dan kesetiaanMu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami
U Amin

RITUS PENUTUP

PENGUMUMAN

(Sekarang dapat dibacakan beberapa PENGUMUMAN yang perlu diketahui oleh umat.)

BERKAT
(Imam membuka tangan).

I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
(Imam mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat). 

I Semoga cinta kasih Allah Bapa yang maha kuasa melimpah dan dicurahkan dalam hati saudara sekalian
U Amin
I Semoga perlindungan dan bimbingan Allah senantiasa melimpah dalam masa pertunangan saudara kita ini
U Amin
I Dan semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa: 
(†) Bapa dan Putra dan Roh Kudus. 
U Amin

PENGUTUSAN
(Imam mengutus umat.)
I Saudara sekalian,
perayaan ekaristi berkat pertunangan sudah selesai.
U Syukur kepada Allah.
I (Marilah pergi) Kita diutus.
U Amin.
(Imam meninggalkan meja perjamuan. Sementara itu bisa dinyanyikan lagu penutup).

Perarakan, Lagu Penutup (MB 302 Laju Berkabar)



IV. SARANA-SARANA
Sarana-sarana yang diperlukan adalah sarana-sarana yang diperlukan apabila merayakan perayaan ekaristi di gereja ditambah dengan sarana-sarana untuk keperluan pemberkatan tunangan. Apabila Perayaan Ekaristi ini diadakan di rumah, maka sarana-sarana pokok yang harus disiapkan adalah sebagai berikut:
1. Altar imam, bisa memakai meja yang dianggap layak untuk dipakai misa kudus, ditutup dengan kain warna putih
2. Salib kecil, lilin yang diletakkan di atas meja. 
3. Bunga atau buah untuk persembahan
4. Keperluan Misa: Piala, sibori, roti dan anggur, dan sebagainya
5. Air yang sudah diberkati
6. Cincin untuk pasangan
7. Teks misa, apabila bisa diusahakan
8. Buku Madah Bakti
Selain sarana-sarana di atas perlu disiapkan juga petugas-petugasnya, antara lain:
1. Petugas protokol
2. Petugas Lektor dan Doa Umat, bisa dari pihak keluarga
3. Misdinar, bila memungkinkan
4. Pembawa persembahan
5. Sesepuh Umat yang telah ditunjuk sebelumnya
6. Pemimpin lagu dan koor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar