a. Pengantar
Upacara tunangan yang dilanjutkan dengan tukar cincin beberapa waktu lalu mulai “hilang” dari masyarakat kita. Namun akhir-akhir ini upacara itu muncul kembali. Upacara itu terkadang dilaksanakan bersama-sama diserahkannya peningset atau pengikat berupa kesepakatan antar kedua keluarga, sebelum sepasang kekasih itu resmi menjadi suami istri. Ada yang hanya berupa janji kesepakataan saja, namun banyak juga yang dilanjutkan dengan upacara tukar cincin
Dalam bahasa jawa cincin disebut ali-ali; Jadi maknanya, dengan saling memasangkan ali-ali ke jari kekasihnya, mereka diharap agar ojo lali (jangan lupa) bahwa mulai saat itu dirinya sudah “diikat” dalam suatu kesepakatan untuk hanya mencintai kekasinya saja. Hal itu dikuatkan dengan simbolisasi bahwa cincin itu bentuknya bulat, tanpa ujung pangkal. Maknanya, hati sepasang kekasih itu pun diharap sudah bulat tekadnya untuk nanti sepakat membentuk sebuah keluarga.
Perlu diingat di sini bahwa setelah tunangan ( tukar cincin), keduanya belum resmi menjadi suami-istri! Masa tunangan itu juga masih merupakan “penjajagan” isi hati dari keduanya.
Meskipun upacara tunangan/tukar cincin bukan merupakan sakramen, namun sebagai umat kristiani kita hendak memberi bobot upacara tersebut dengan diadakannya Perayaan Ekaristi.
b. Dasar
Teologis Upacara tunangan yang dilanjutkan dengan tukar cincin beberapa waktu lalu mulai “hilang” dari masyarakat kita. Namun akhir-akhir ini upacara itu muncul kembali. Upacara itu terkadang dilaksanakan bersama-sama diserahkannya peningset atau pengikat berupa kesepakatan antar kedua keluarga, sebelum sepasang kekasih itu resmi menjadi suami istri. Ada yang hanya berupa janji kesepakataan saja, namun banyak juga yang dilanjutkan dengan upacara tukar cincin
Dalam bahasa jawa cincin disebut ali-ali; Jadi maknanya, dengan saling memasangkan ali-ali ke jari kekasihnya, mereka diharap agar ojo lali (jangan lupa) bahwa mulai saat itu dirinya sudah “diikat” dalam suatu kesepakatan untuk hanya mencintai kekasinya saja. Hal itu dikuatkan dengan simbolisasi bahwa cincin itu bentuknya bulat, tanpa ujung pangkal. Maknanya, hati sepasang kekasih itu pun diharap sudah bulat tekadnya untuk nanti sepakat membentuk sebuah keluarga.
Perlu diingat di sini bahwa setelah tunangan ( tukar cincin), keduanya belum resmi menjadi suami-istri! Masa tunangan itu juga masih merupakan “penjajagan” isi hati dari keduanya.
Meskipun upacara tunangan/tukar cincin bukan merupakan sakramen, namun sebagai umat kristiani kita hendak memberi bobot upacara tersebut dengan diadakannya Perayaan Ekaristi.
Masa bertunangan merupakan langkah yang sangat penting, meski belum menjadi unsur yang pasti sehubungan dengan perkawinan yang akan dilangsungkan. Upacara ini yang lazim disertai dengan ‘tukar cincin’, ada dalam perayaan Ekaristi yang merupakan puncak yang dituju oleh kegiatan Gereja, didukung oleh sabda Tuhan dan doa-doa Gereja, agar masa bertunangan menjadi suatu persiapan yang benar-benar mengarahkan hati orang-orang yang bersangkutan kepada tujuan luhur dan membahagiakan, yakni perkawinan kristiani sejati.
Pertunangan bukanlah sakramen, tetapi masuk dalam sakramentali. Sakramentali merupakan tanda-tanda suci, yang memiliki kemiripan dengan Sakramen-sakramen. Sakramentali menandakan karunia-karunia, terutama yang bersifat rohani, dan yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Melalui sakramentali itu hati manusia disiapkan untuk menerima buah utama Sakramen-sakramen, dan pelbagai situasi hidup disucikan (Sacrosanctum Concilium 60). Dengan demikian tak diragukan lagi bahwa sakramentali dilaksanakan dalam kehadiran Kristus, melalui Kristus dan menuju kepada Kristus.
Karena diperoleh berkat doa permohonan Gereja, pemberkatan pertungan mempunyai makna eklesiologis, apalagi kalau itu dilaksanakan dalam Perayaan Ekaristi. Dengan demikian pemberkatan pertunangan merupakan perayaan iman Gereja. Dalam pemberkatan ini, Gereja menampilkan diri sebagai yang memohonkan kepada Kristus supaya karya keselamatan Allah terlaksana dalam perjalanan masa bertunangan. Karena itu sungguh baik kalau dalam pemberkatan pertunangan ini semakin banyak umat beriman hadir. Kehadiran umat beriman menampakkan segi komunio Gereja. Kehadiran umat beriman di sekitar dua orang yang bertunagan mengungkapkan kasih dan perhatian Gereja kepada anggotanya. Tentu mereka yang bertunangan adalah anggota Gereja. Namun, kalau salah satu yang bertunangan itu bukan anggota Gereja, apakah acara tunangan bisa diberkati (dengan Perayaan Ekaristi juga)?
c. Dasar Pastoral
Sejak Konsili Vatikan II, Gereja sangat menghargai bahkan menganjurkan agar adat-istiadat setempat yang baik diintegrasikan ke dalam perayaan liturgi. Apa yang dipandang baik dalam adat dan masyarakat kita, seperti pertunangan dan segala simbolisasinya yang baik, hendaknya diterima dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgi. Hanya saja, semua itu harus diterangi dan dipusatkan pada misteri paska Kristus.
Dalam Perayaan Liturgi untuk pertunangan, diungkapkan persekutuan orang-orang beriman yang selalu memohon pertolongan Allah sendiri dan merupakan kesempatan yang baik untuk mewartakan iman akan Kristus pada hadirin yang bukan Kristen. Lebih-lebih ditekankan bahwa masa pertunangan ini adalah masa persiapan, penjajagan untuk sampai pada penerimaan sakramen Perkawinan. Maka dari itu pemberkatan pertunangan pun harus digunakan sebagai suatu sarana pastoral dalam pembinaan umat dan pewartaan Injil.
d. Dasar Liturgis Pemberkatan pertunangan.
Praktik pemberkataan pertunangan sebenarnya muncul dari budaya-budaya setempat, terutama budaya jawa yang berusaha dimaknai secara iman kristiani dan disatukan dalam Perayaan Ekaristi. Perayaan liturgi dalam pemberkatan pertunangan selalu diarahkan untuk semakin mempersiapkan pasangan menuju sakramen perkawinan yang suci.
Melalui perayaan liturgi untuk pemberkatan pertunangan, kita ingin memuliakan Allah, memohonkan pertolongan dan perlindungan bagi pasangaan sekaligus menyadarkan dan menyegarkan umat akan makna dari sakramen perkawinan dan luhurnya panggilan hidup berkeluarga. Serta memberi kesaksian bagi umat beriman lain tentang iman kita akan Yesus Kristus.
e. Fokus Paper
Saya menyusun upacara pemberkatan pertunangan dalam Perayaan Ekaristi. Pemberkatan pertunangan hanya menjadi salah satu bagian saja dari Perayaan Ekaristi. Maka tata cara yang disusun sama dengan tata Perayaan Ekaristi, hanya menambahkan pemberkatan pertunangan, setelah homili. Yang jelas membedakan dari Perayaan Ekaristi lainnya adalah bahwa Perayaan Ekaristi ini (dalam rangka pemberkatan pertunangan) mempunyai tema dan intensi yang jelas, dan itu terwujud pula dalam doa-doanya.
Perayaan Ekaristi dengan pemberkatan pertunangan dilaksanakan pada hari biasa dalam masa biasa. Perayaan ini dilaksanakan di rumah salah satu yang bertunangan (pasangan putri) dan dihadiri oleh umat lingkungan. Karena itu dalam perayaan ini disediakan meja bertaplak putih sebagai altar, salib, lilin, peralatan misa lengkap, air suci lengkap dengan hispnya, dan bunga. Sementara itu kedua tunangan duduk di depan altar, menghadap altar dengan meja kecil di depan mereka sebagai tempat cincin diletakkan dan juga hadiah-hadiah lain kalau ada.
d. Struktur Perayaan Ekaristi Pemberkatan Pertunangan
1 Ritus Pembuka: Tanda Salib dan Salam
Pada bagian pembuka ini, setelah tanda salib dan salam pembuka, pemimpin perayaan menghantar umat beriman ke dalam suasana doa. Pemimpin ibadat mengajak para hadirin, teristimewa keluarga untuk berdoa secara khusus bagi pasangan yang akan melangsungkan pertunangan. Bagian pembuka ini penting untuk meneguhkan iman dan pengharapan seluruh umat beriman. Setelah tanda salib dan salam, dilanjutkan dengan doa tobat dan doa pembuka.
2 Liturgi Sabda
Untuk pewartaan sabda di sampaikan dua bacaan. Sesudah bacaan pertama dapat dinyanyikan mazmur tanggapan atau nyanyian yang sesuai. Lalu dilanjutkan bacaan Injil. Sesudah bacaan berakhir sebaknya ada homili. Homili berpangkal dari bacaan-bacaan yang mengarahkan pasangan untuk semakin mempersiapkan diri selama masa pertunangan, dan semakin memurnikan cinta mereka.
3 Upacara pemberkatan Pertunangan
Upacara ini diisi dengan pemberkatan pertunangan dan upacara tukar cincin. Maknanya adalah supaya pasangan ini dibimbing dan diberkati, mohon perlindungan dan pendampingan Allah sendiri. Cincin menjadi lambang agar mereka tidak lupa bahwa mulai saat ini mereka sudah “diikat” dalam suatu kesepakatan untuk hanya mencintai kekasihnya saja. Hal itu dikuatkan dengan simbolisasi bahwa cincin itu bentuknya bulat, tanpa ujung pangkal. Maknanya supaya sepasang kekasih itu pun hatinya sudah bulat untuk saling mencintai.
4 Liturgi Ekaristi
Pemberkatan peertunangan dilanjutkan dengan Liturrgi Ekaristi. Pemberkatan pertunangan ditempatkan dalam kesatuan dengan Perayaan Ekaristi. Dengan begitu pemberkatan pertunagan pun dapt ditempatkan dalam keseluruhan misteri iman yang diungkapkan dalam Ekaristi kudus.
5 Ritus Penutup
Pada Bagian ini, disampaikan katta-kata sambuttaan atau ucapan-ucapan terima ksaih sesuai dengan kebiasaan setempat. Kemudian dilanjutkan dengan doa setelah komuni dan berkat penutup.
TATA PERAYAAN EKARISTI
PEMBERKATAN PERTUNANGAN
RITUS PEMBUKA
LAGU PEMBUKA
“Pada Awal Mula Dunia”, MB 69.
TANDA SALIB
I Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin.
SALAM
I Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera
dari Allah Bapa dan dari PuteraNya Yesus Kristus
besertamu.
U Dan sertamu juga.
TEMA
Imam menjelaskan TEMA perayaan ekaristi:
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus, kita berkumpul di sini untuk menjadi saksi sekaligus mendoakan saudara ………….. dan saudari…………….yang telah sepakat mengikat tali kasih dalam suatu ikatan pertunangan yang suci. Sebagai bukti bahwa hati keduanya sudah bulat untuk saling mengikatdiri, maka nanti akan kita saksikan keduanya akan saling menerimakan cincin sebagai tanda setia untuk nanti bersama-sama menuju altar menerima sakramen perkawinan suci.
Jadi, dalam acara pertunangan dan tukar cincin ini perlu ditegaskan bahwa keduanya belum resmi menjad suami-istri. Sekarang marilah hening sejenak untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam Perayaan Ekaristi ini.
PERNYATAAN TOBAT
Hening sejenak. Kemudian seluruh umat menyatakan pengakuannya dengan doa tobat di bawah ini:
Menyusul PERNYATAAN TOBAT yang dibuka dengan kata pengantar:
I Saudara-saudari,
marilah mengakui bahwa kita telah berdosa,
supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
I Saya mengaku
U kepada Allah yang mahakuasa
dan kepada Saudara sekalian
bahwa saya telah berdosa
dengan pikiran dan perkataan,
dengan perbuatan dan kelalain.
Saya berdosa, saya sungguh berdosa.
Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria,
kepada para malaikat dan orang kudus
dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
Absolusi
I : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Lalu Menyusul TUHAN, KASIHANILAH KAMI (Kyrie).
“Tuhan Kasihanilah Kami” MB 178
DOA PEMBUKA
I Marilah berdoa: (hening sejenak)
Allah yang Maha Kasih, engkau telah membuktikan cintaaMu yang besar kepada umat manusia dengan menyerahkan Puteramu sendiri. Kami belajar dari Engkau, Ya Allah, yang mencintai kami dengan mengorbankan PuterraMu sendiri sampai wafat di kayu salib. Cintta dan kasih memang tidak boleh hanya berhenti di mulut, atau sekadar diucapkan tanp[a bukti. Hari ini saudara…………telah membuktikan bahwa dihatinya hanya ada satu wanita yang layak dicintai, yakni saudari……………… Begitu juga saudari,,……………… hanya akan mengikatkan hatinya di hati sadara…………. Sebagai bukti dan tanda saling mengikat cinta diantara keduanya, nanti mereka akan menerimakan cincin tanda pertunangan. Agar dengan demikian keduanya bisa saling mengenal dan menyelami hati pasangaannya, saling memahami dan mengerti akan kelebihan dan kekurangaannya, sehingga jika nanti keduanya menuju altar untuk menerima sakramen perkawinan yang suci, hati keduanya benar-benar sudah mantaap. Supaya bulatlah niat keduanya untuk saling berbaaggi kasih, seperti Engkau mengasihi kami. Sebab kami akan selalu ingat sabdaMu: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah Kasih” (1Yoh. 4:8). Permohonan ini kami hunjukkan dengan perantaraan PuteraMu terkasih Tuhan Yesus, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuas sekarang dan sepanjang masa.
U Amin.
I Sekarang marilah kita dengarkan sepasang kekasih ini saaling memuji dalam nama Allah, seperti yang telah diajarkan oleh para leluhurdan tertulis di dalam Kitab Suci.
LITURGI SABDA
BACAAN I
(Bacaan diambil dari Ikidung Agung 1:9-2:7, dibacakan bergantian oleh pihak Pria dan Wanita yang akan bertunangan. Jika memungkinkan, saat keduanya membaca, bisa diiringi dengan musik yang lembut. Mungkin Gitar, Piano, Organ atau alat musik lain).
P Dengan kuda betina daripada keretta-kereta Firaun kuumpamakan engkau, manisku. Moleklah pipimu di tengah perhiasan-perhiasan dan lehermu di tengah laung-kalung. Kami akan membuat bagimu perhiasan-perhiasan emas dengan manik-manik perak.
W Sementara sang raja duduk pada mejanya, semerbak bau narwastuku. Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur, tersisip di antara buah dadaku. Bagiku kekasihku setangkai bunga pacar di kebun anggur EnGedi.
P Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.
W Lihatlah, tampan engkau, kekasihku, sungguh menarik; sungguh sejuk petiduran kita. Dari kayu araas balok-balok rumah kita, dari kayu erup papan dinding-dinding kitta. Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.
P Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikian manisku di antara gadis-gadis.
W Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutaan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku. Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta. Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel, sebab sakit asmara aku. Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku. Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di Padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya.
P+W Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah
Nyanyian Antarbacaan
“Kasih Yang Paling Agung”, MB
BACAAN INJIL
Kemudian imam membacakan INJIL. Pembacaan Injil diawalai dengan seruan:
I Tuhan sertamu
U Dan sertamu juga
I Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Markus (4:30-34)
U Dimuliakanlah Tuhan
KataNya Lagi: “Dengan apa hendaknya kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal kerajaan itu seumpama biji sesawi yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuraan yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udaraa dapat bersarang dalam naungannya”.
Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-muridNya Ia menguraikan segala sesuaatu secara tersendiri.
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyanyikan aklamasi:
I Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan,
dan tekun melaksanakannya.
U SabdaMu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Sesudah itu, diakon/imam mengecup Kitab Injil sambil berkata:
D/I Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita.
HOMILI
Imam memberikan homili.
Hal-hal pokok homili yang bisa diberikan:
- Masa pertunangan adalah masa penjajagan isi hati. Segalanya masih tampak indah, saling memuji.
- Cinta adalah anugerah Allah, bukan rekayasa manusia. Menyatukan dua hati yang berbeda tentu membutuhkan waktu dan persiapan yang benar-benar matang. Kedua orang ini sudah saling mengenal, namun perlu pemahaman akan sikap dan watak masing-masing.
- Awalnya seperti biji sesawi, kecil namun jika dirawat bisa tumbuh menjadi besar.
- Setelah besar dan dewasa, cinta dikukuhkan dalam sakramen perkawinan suci.
- Namun, sebelum sah sebagai pasangan suami istri, hendaknya mereka saling terbuka, jujur terhadap satu sama lain, tanpa menutupi kelemahan masing-masing, agar kelak tidak ada lagi penyesalan. Pada masa persiapan ini, bila tidak terdapat kesesuaian, lebih baik berpisah secara baik-baik daripada berceraai setelaah terikat oleh perkawinan.
- Masa pertunangan adalah masa yang suci. Maka harus dijaga kesuciannya, jangan sampai bertindak di luar batas karena mereka berdua belum merupakan pasangan suami-istri. Pada saat-saat ini, mereka berdua diuji untuk saling menjaga kemurnian, kesetiaan, keteguhan, dan kehormatan masing-masing.
- Dan yang tidak kalah pentingnya, mulai saat ini segala sesuatu sebagai syarat pernikahan perlu dipersipkan dengan baik, misalnya surat-surat yang diperlukan, mengikuti kursus persiapan perkawinan, dan sebagainya. Juga jangan lupa memohon doa restu kepada kedua orang tua, dan berdoa kepada Tuhan agar masa pertunangan ini dapat berjalan sukses.
PEMBERKATAN DAN TUKAR CINCIN
Setelah homili, diadakan pemberkatan dan tukar cincin.
Imam maju dan berdiri di depan kedua tunangan.
Kemudian sambil mengulurkan tangan ke atas/arah kedua tunangan, imam berdoa:
I Ya Allah, sumber segala berkat,
curahkanlah berkatMu atas kedua saudara kami ini.
Bimbinglah mereka dalam menjalani masa pertunangan ini.
Semoga mereka dapat mempergunakannya selaras dengan kehendakMu,
yakni supaya lebih saling mengenal, lebih mencinta, lebih sehati sejiwa,
sehingga kalau tiba saatnya,
mereka dapat memasuki jenjang perkawinan dengan bekal hati yang mantap.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.
Kedua tunangan diperciki dengan air suci. Lalu menyusul, percikan dan pemakaian cincin.
Sejak awal perayaan ini, cincin diletakkan di meja kecil yang letaknya di depan kedua tunangan.
I Saudara-saudari,
cincin-cincin yang akan diberkati ini dan yang akan saudara pakai
merupakan tanda dan lambang cinta
dan sekaligus merupakan tanda dan lambang harapan khusus saudara berdua akan bimbingan Tuhan,
terutama dalam masa persiapan untuk perkawinan yang bahagia.
I Marilah berdoa (hening sejenak).
Allah, Bapa yang mahapengasih,
pandanglah akan hamba-hambaMu ini yang meletakkan di hadapanMu
cincin-cincin yang akan mereka saling berikan.
Semoga Kaujadikan tanda dan lambang cinta mereka satu sama lain.
Sudilah memberkati † cincin-cincin ini sebagai lambang cita-cita mereka yang bahagia.
Kiranya semua tanda ini meneguhkan harapan mereka akan karunia-karuniaMu
yang Engkau sediakan bagi mereka dalam masa persiapan ini dan untuk masa yang akan datang.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.
Cincin-cincin diperciki dengan air suci.
Setelah itu tunangan pria diminta memasukkan cincin pada jari manis kanan tunangan wanita.
Sementara itu imam berkata:
I Semoga Tuhan memberkati niat suci yang kini saudara nyatakan dalam tanda.
Kemudian tunangan wanita mendapat giliran membuat yang sama, disertai kata-kata oleh imam:
I Semoga Tuhan memberkati niat yang kini saudari nyatakan dalam tanda.
Lalu menyusul Penyerahan Masa Pertunangan sbb (didoakan oleh kedua tunangan bersama-sama):
TT Ya Bapa di surga, demi nama Yesus kami berkumpul di sini.
Mulai hari ini kami akan menguji
dan mematangkan hubungan cinta kami dengan lebih sungguh-sungguh.
Harapan indah terbentang di hadapan kami.
Tetapi kami menyadari kelemahan manusiawi kami.
Maksud memang baik, tetapi badan kami lemah.
Maka kami menyerahkan masa pertunanagn ini ke dalam tanganMu.
Bimbinglah kami supaya setia padaMu.
Ingatkanlah kami supaya supaya patuh pada nasihat orang tua.
Tegurlah kami bila suatu saat melangkah lebih jauh atau melanggar kehendakMu.
Jauhkanlah dari kami setiap bahaya dan godaan nafsu.
Dengan demikian kami berharap bahwa masa pertunangan ini dapat kami lalui dengan selamat,
dan membawa manfaat besar bagi keluarga yang kelak akan kami bangun.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu, Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
SYAHADAT
I Saudara-saudari sekalian,
demikian penyerahan dan kepercayaan kedua saudara dan saudari kita
kepada kebijaksanaan dan penyelenggaraan ilahi.
Marilah kita mendukung kepercayaan mereka dengan bersama-sama membaharui iman kita.
U Aku percaya akan Allah ....
DOA UMAT
Dengan tangan terkatup imammengajak/mengundang jemaat untuk memanjatkan DOA UMAT.
I Saudara-saudari sekalian,
marilah memanjatkan permohonan kita ke hadirat Allah, Bapa kita yang mahabaik,
bagi Gereja dan khususnya bagi kedua saudara kita ini:
W Bagi Gereja Kudus:
Semoga Tuhan melindungi dan memperkembangkan Gereja di seluruh muka bumi.
Kami mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
W Bagi semua orang yang sedang ditimpa bermacam-macam kesusahan:
Semoga Tuhan berkenan menolong sekalian saudara kita yang sedang susah,
dan meringankan penderitaan mereka.
Kami mohon.
W Bagi kedua tunanangan:
Semoga mereka menerima kekuatan batin
untuk menjalani masa pertunanangan dengan ikhlas dan penuh tanggungjawab.
Kami mohon:
W Semoga cinta kasih mereka semakin tumbuh menjadi kuat dan tahan uji,
dan semoga kepribadian mereka semakin berkembang menjadi matang dan dewasa.
Kami mohon:
W Bagi orang tua kedua tunangan:
Semoga mereka selalu memberi bantuan dan bimbingan untuk mencari kehendak Allah
demi kebahagiaan dan keselamatan mereka berdua.
Kami mohon:
I Allah, Bapa yang mahabaik,
dengarkanlah dengan rela permohonan kami.
Sudilah mengabulkannya, karena pengantaraan Yesus Kristus, PuteraMu dan junjungan kami,
yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U Amin.
LITURGI EKARISTI
PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Sementara imam menyiapkan persembahan di altar dapat dinyanyikan lagu persembahan.
“Bawalah Persembahan”, MB 228
IMAM MENGHUNJUKKAN PERSEMBAHAN
Kemudian imam MENGHUNJUKKAN PERSEMBAHAN.. Imam mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahanMu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Imam menaruh patena di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan, imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian imam, menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkatta dengan suara lembut;
I Sebagaimana dilambangkan oleh percampuraan air dan anggur ini, semoga kami boleh mengambil bagian dalam keallahan Kristus, yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan lembut. Bila tidak ada nyanyian, imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I Terpujilah Engkau , ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahanMu
kami menerima anggur yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dinyanyikan, imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring. Dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian imam membungkuk khidmat dan berdoa dengan lembuti:
I Dengan rendah hati dan tulus ikhlas kami menghadap kepadaMu, ya Allah, Bapa kami, dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan kepadaMu.
Sesudah itu imam mencuci tangan sambil berdoa dalam hati:
I Ya Tuhan, bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Sesudah itu imam berdiri (atau duduk - tergantung situasi tempat perayaan ekaristi) di belakang meja altar, menghadap umat. Ia membuka dan mengatup kembali tangannya sambil berkata:
I Berdoalah, Saudara-saudara, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.
DOA PERSEMBAHAN
Kemudian, dengan tangan terentang, imam mengucapkan DOA PERSEMBAHAN:
I Ya Tuhan, kabulkanlah dengan rela doa kami
dan sudilah menerima persembahan yang kami unjukkan kepadaMu
untuk kedua saudara kami,…………………………………………..
Mereka akan menjalani masa pertunangan.
Semoga karena perayaan ekaristi ini
mereka semakin mencintai dan semakin mengasihi Engkau.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.
DOA SYUKUR AGUNG II
Imam memulai DOA SYUKUR AGUNG. Sambil membuka tangan ia berkata/bernyanyi:
I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
Sambil mengangkat tangan, imam melanjutkan.
I Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U Sudah kami arahkan.
Sambil merentangkan tangan, imam melanjutkan.
I Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U Sudah layak dan sepantasnya.
Imam melanjutkan PREFASI dengan tangan terentang.
I Sungguh layak dan sepantasnya,
ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa,
bahwa dimanapun juga kami senantiasa bersyukur kepadaMu.
Sebab demi keselamatan kami, para puteraMu, engkau telah menganugerahkan masa penuh rahmat ini.
Kami Engkau tolong melepaskan diri dari keinginan dan nafsu tak teratur
Serta memulihkan kemurnian hati, supaya di tengah kesibukan duniawi
Kami tetap mampu mengutamakan panggilan surgawi.
Dari sebab itu kami memuji Dikau
Bersama para kudus dan semua malaikat
Yang tak henti-hentinya bernyanyi/berseru:
Sesudah prefasi, dengan tangan terkatup, ia mengucapkan/menyanyikan bersama dengan umat:
U Kudus, kudus, kuduslah Tuhan,
Allah segala kuasa.
Surga dan bumi penuh kemuliaanMu.
Terpujilah Engkau di surga.
Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di surga.
Dengan tangan terentang, imam berkata:
I Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa,
sumber segala kekudusan.
Imam mengatupkan tangan. Kemudian, sambil mengulurkan kedua belah tangan di atas roti dan anggur sambil berkata:
I Maka kami mohon,
Kuduskanlah persembahan ini
Dengan curahan RohMu.
Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
I Agar bagi kami menjadi Tubuh dan
† Darah Putera-Mu terkasih,
Tuhan kami Yesus Kristus.
Tangan dikatupkan.
Dalam rumusan berikut, sabda Tuhan hendaknya diucapkan dengan jelas dan terang,
seperti dituntut oleh keagungan sabda tersebut:
I Ketika akan diserahkan,
Untuk menanggung sengsara dengan rela,
Imam mengambil roti, mengangkatnya sedikit, dan melanjutkan:
Yesus mengambil roti,
mengucap syukur kepadaMu,
lalu memecah-mecahkan roti itu
dan memberikannya kepada para murid-muridNya
seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit:
TERIMALAH DAN MAKANLAH!
INILAH TUBUHKU,
YANG DISERAHKAN BAGIMU
Hosti ditunjukkan kepada umat, lalu diletakkan lagi di atas patena.
Imam berlutut menyembah, lalu sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan:
Demikian pula sesudah perjamuan
Imam mengambil piala, mengangkatnya sedikit, dan melanjutkan:
Yesus mengambil piala.
Sekali lagi Ia mengucap syukur kepadaMu
lalu memberikan piala itu kepada murid-muridNya seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit:
TERIMALAH DAN MINUMLAH!
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL,
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG
DEMI PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Piala ditujukan kepada umat, lalu diletakkan lagi di atas korporale.
Imam berlutut menghormati, lalu berkata:
I Marilah menyatakan misteri iman kita.
U Wafat Kristus kita maklumkan.
Kebangkitan-Nya kita muliakan.
Kedatangan-Nya kita rindukan. Amin.
Kemudian, dengan tangan terentang, imam berkata:
I Sambil mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus,
kami mempersembahkan kepada-Mu, ya Bapa,
roti kehidupan dan piala keselamatan.
Kami bersyukur,
sebab kami Engkau anggap layak menghadap Engkau
dan berbakti kepada-Mu.
Kami mohon,
agar kami yang menerima tubuh dan darah Kristus,
dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus.
Bapa, perhatikanlah Gereja-Mu, yang tersebar di seluruh bumi.
Sempurnakanlah umatMu, dalam cinta kasih,
dalam persatuan dengan Paus kami Bapa Suci Yohanes Paulus II dan
Uskup kami Ignatius
serta para imam, diakon, dan semua pelayan sabdaMu.
Ingatlah (pula) akan saudara-saudara kami, kaum beriman,
Yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit,
dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahimanMu.
Terimalah mereka dalam cahaya wajahMu.
Kasihanilah kami semua,
Agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi
Bersama Santa Maria, perawan dan Bunda Allah,
Bersama para rasul dan semua orang kudus,
Dari masa ke masa yang hidupnya berkenan di hatiMu.
Semoga kami pun Engkau perkenankan turut serta memuji dan memuliakan Dikau.
Imam mengatupkan tangan
Dengan perantaraan Yesus Kristus, PuteraMu
Imam mengangkat piala dan patena dengan hosti di atasnya sambil berkata:
Dengan perantaraan Kristus
bersama Dia dan dalam Dia
dalam persekutuan dengan Roh Kudus
bagiMu, Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan kemuliaan
sepanjang segala masa.
(Umat berseru:)
U Amin.
KOMUNI
Bapa Kami
Sesudah Doa Syukur Agung, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mendoakan BAPA KAMI,
I Atas petunjuk Penyelamat kita,
dan menurut ajaran ilahi,
maka beranilah kita berdoa:
Imam merentangkan tangan, dan bersama umat menyanyikan/mendoakan BAPA KAMI:
U Bapa kami yang ada di surga, .... MB 144.
Embolisme
Kemudian imam mendoakan EMBOLISME (doa sisipan) di bawah ini dengan suara nyaring:
I Ya Bapa, dimuliakanlah namaMu
dalam pekerjaan dan pergaulan kami setiap hari,
dalam keluarga dan masyarakat kami.
Bantulah kami supaya selalu berusaha
menjadikan hidup kami suatu pujian bagi namaMu
sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru:
U Sebab Engkaulah raja
yang mulia dan berkuasa
untuk selama-lamanya.
Doa Damai
I Saudara-saudari,
Kristuslah pangkal damai dan keselamatan kita.
Oleh karena itu marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus,
jangan memperhitungkan dosa kami,
tetapi perhatikanlah iman GerejaMu,
dan restuilah kami
supaya selalu menampakkan damai dan keselamatan
sesuai dengan kehendakMu.
Sebab Engkaulah pengantara kami
kini dan sepanjang masa.
U Amin.
Salam Damai
Sambil membuka tangan, imam mengucapkan SALAM DAMAI:
I Semoga damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Di sini imam dapat mengajak umat bersama-sama menyatakan Salam Damai,
misalnya dengan saling berjabat tangan sambil berkata: “Damai Kristus”.
Pemecahan Hosti
Imam mengambil hosti besar, membelahnya menjadi tiga bagian menurut garis-garis yang ada pada hosti itu, lalu memasukkan sebagain kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati:
I Semoga percampuran tubuh dan darah
Tuhan kita Yesus Kristus ini
memberikan kehidupan abadi
kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Anakdomba Allah
Acara PEMECAHAN ROTI diiringi dengan nyanyian ANAKDOMBA ALLAH:
U Anakdomba Allah, yang menghapus dosa dunis,
kasihanilah kami.
Anakdomba Allah, yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.
Anakdomba Allah, yang menghapus dosa dunia,
berilah kami damai.
Doa Menjelang Komuni
Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati:
I Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup,
Karena taat kepada Bapa dan dalam kuasa Roh Kudus
Engkau telah menanggung kematian untuk menghidupkan dunia.
Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa
Berkat Tubuh dan DarahMu yang mahakudus ini.
Semoga aku selalu setia pada perintah-perintahMu
Dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dariMu.
Ajakan menyambut komuni
Imam berlutut, mengambil hosti dan patena (atau: piala), lalu berkata kepada seluruh umat:
Hosti (dan piala) diangkat sedikit.
I Inilah Anakdomba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Umat menanggapi kata-kata imam dengan berseru satu kali:
U Ya Tuhan, saya tidak pantas
Engkau datang pada saya,
tetapi bersabdalah saja,
maka saya akan sembuh.
Menyambut Komuni
Kemudian imam berdoa dalam hati:
I Semoga tubuh Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus.
Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
I Semoga darah Kristus selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam minum darah Kristus.
Kemudian imam memberikan komuni dua rupa (roti dan anggur) kedua tunangan dengan berkata:
I Tubuh dan Darah Kristus.
Kedua tunangan mengamini dengan berkata:
TT Amin.
Kemudian imam memberikan komuni dalam rupa roti kepada seluruh umat kristiani yang hadir dengan berkata:
I Tubuh Kristus.
Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:
U Amin.
Lagu Komuni: Semoga Dikau Bahagia MB. 71
Lagu ini dinyanyikan bersama setelah (karena tidak ada koor) umat yang hadir menyambut komuni
sampai imam menyelesaikan dalam membersihkan piala.
Membersihkan piala
Setelah umat selesai menyambut komuni, imam membersihkan patena dan piala.
Sambil membersihkan patena dan piala, imam berdoa dalam hati:
I Ya Tuhan,
Semoga anugerahMu yang tadi kami sambut
sungguh meresap ke dalam hati
dan memulihkan kekuatan iman kami.
Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk sambil menunggu lagu komuni kalau belum selesai.
Sebaiknya di sini diadakan saat hening sejenak untuk doa batin.
Doa setelah kumuni
Kemudian imam berdiri di muka tempat duduk atau di belakang altar, dan berkata:
I Marilah berdoa. (Hening sejenak)
Lalu ia merentangkan tangan dan mengucapkan DOA setelah komuni :
I Allah, Bapa para insan,
kedua saudara kami ini telah Kausatukan dalam niat suci
guna meningkatkan pembinaan hubungan cinta antar mereka.
Sucikanlah niat mereka ini,
dan bimbinglah mereka menjalani masa pertunangan ini
dengan hati yang suci dan murni.
Demi Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U Amin.
RITUS PENUTUP
PENGUMUMAN
Pada kesempatan ini imam mempersilahkan kalau ada pengumuman dari pihak keluarga.
Setelah itu imam bisa memberi sambutan singkat untuk berterimakasih atas umat yang hadir dalam perayaan ekaristi ini,
dan memberi dukungan pada kedua tunangan dan keluarga.
BERKAT
Imam berdiri di belakang altar, dan dengan tangan terentang menyapa umat :
I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga .
Lalu imam mohon BERKAT bagi seluruh umat.
Imam mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat dengan mengucapkan :
I Semoga Allah Bapa merestui niat suci saudara.
U Amin.
I Semoga Allah Putera menopang usaha saudara.
U Amin.
I Semoga Allah Roh Kudus menerangi dan membimbing langkah saudara.
U Amin.
I Semoga kita semua dilindungi dan dijaga oleh berkat Allah yang mahakuasa,
† Bapa dan Puetra dan Roh Kudus.
U Amin.
PENGUTUSAN
Imam menghadap umat, dan dengan tangan terkatup ia berkata:
I Saudara-saudari sekalian, dengan ini
perayaan ekaristi dan pemberkatan tunangan sudah selesai.
U Syukur kepada Allah.
I Hiduplah dalam damai Tuhan, kita diutus.
U Amin.
LAGU PENUTUP
Lagu penutup: Cincin Kenangan atau She Wears My Ring (teks)
Sarana-sarana:
Perayaan Ekaristi dengan pemberkatan pertunangan dilaksanakan pada hari biasa dalam masa biasa. Perayaan ini dilaksanakan di rumah salah satu pasangan (pasangan putri) dan dihadiri oleh umat lingkungan. Karena itu dalam perayaan ini disediakan meja bertaplak putih sebagai altaar, salib, lilin, perralatan misa lengkap, air suci, dan bunga. Sementara itu kedua tunangan duduk di depan altar, menghadap altar dengan meja kecil di depan mereka sebagai tempat cincin dan juga hadiah-hadiah lain kalau ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar