Ads 468x60px

Iman Katolik dalam Lima Penjelasan Dasar

Selayang Pandang
“Hendaklah tingkah laku dan perkataanmu sedemikian rupa
sehingga setiap orang yang melihat dan mendengarmu akan berkata:
orang ini pengikut Yesus Kristus”
(Jose Maria Escriva, Camino, Opus Dei, No. 2.)


Saya mengenal empat pribadi dalam empat tahun pertama menjadi seorang pastor: Ada seorang satpam di bilangan Kebon Jeruk bernama Sukirman - sukacita karena iman. Ada lagi seorang prodiakon di daerah Tangerang bernama Wagiman - wajah giat beriman. Adalah seorang pengurus Lansia di Gereja Salib Suci Tugu Cilincing bernama, Rajiman - Rajin dalam iman dan seorang supir pastoran bernama Herman - Hendaklah engkau rajin beriman. Keempat nama ini kerap menggema setiap kali saya mendalami sebuah kata sederhana tapi kaya makna bernama: “Iman.” 

Sebenarnya, apa itu iman? Iman (bahasa Yunani: πίστιν– pisti) adalah rasa percaya kepada Tuhan. Iman sering dimaknai "percaya" (kata sifat) dan tidak jarang juga diartikan sebagai kepercayaan (kata benda). Alkitab Terjemahan Baru (TB) mencatat kata "iman" sebanyak 155 kali. Menurut beberapa versi terjemahan Alkitab, kata "iman" yang dalam bahasa Yunani tertulis sebagai πίστιν (baca "pistin") Namun dalam beberapa versi terjemahan Alkitab, kata "iman" dan kata "percaya" diterjemahkan juga dari kata Yunani "πίστις" (baca "pistis").

Dari mana Iman timbul? Iman timbul karena seseorang mendengar firman Kristus : Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17). Iman juga bisa timbul dari Berita Injil: Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, (Filipi 1:27). Sebuah contoh menarik soal bagaimana iman dapat tumbuh, dapat dilihat pada kisah seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (Markus 5:25-29)

1. Pengertian iman menurut Kitab Suci Gereja Katolik
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11:1) 

a. iman akan menjadi kenyataan
Matius 9:29 
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."

Markus 11:24 
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

b. menyelamatkan kita
Lukas 8:48 
Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

Efesus 2:8 
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,

c. supaya kita memperoleh hidup
Yohanes 20:31 
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

d. Senjata untuk melawan si iblis
I Petrus 5:8 – 9 
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.

Efesus 6:16 
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,

e. supaya kita dibenarkan oleh Allah
Galatia 2:16 
Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.

f. dengan iman kita dapat melakukan perkara besar
Matius17:20 
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

g. memperoleh pengampunan dosa
Kisah Para Rasul 26:18 
untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Beberapa ayat yang terkait paut dengan iman, al:

Roma 3:21 – 31
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!

Roma 10:17 
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Roma 14:23 
Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

I Korintus 2:5 
supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

II Korintus 13:5 
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.

I Tesalonika 5:8 
Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.

I Timotius 2:15 
Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Titus 2:2 
Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.

Ibrani 10:38 
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Yakobus 2:22 
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

Yakobus 2:26 
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

I Yohanes 5:4 
sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

Yudas 1:20 
Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

Wahyu 14:12 
Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Ef 2:8
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.
Yak 2:22,24,26
iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna…. Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman…. Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. 

Rom 5:2
Oleh Dia (Yesus Kristus) kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.” 

1 Tim1:14
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. 

1 Kor 13:2
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 

1 Kor 13:13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. 

2. Pengertian iman menurut Magisterium Gereja Katolik
Iman, berasal dari kata pistis (Yunani), fides (Latin) secara umum artinya adalah persetujuan pikiran kepada kebenaran akan sesuatu hal berdasarkan perkataan orang lain, entah dari Tuhan atau dari manusia. Persetujuan ini berbeda dengan persetujuan dalam hal ilmu pengetahuan, sebab dalam hal pengetahuan, maka persetujuan diberikan atas dasar bukti nyata, bahkan dapat diukur dan diraba, namun perihal iman, maka persetujuan diberikan atas dasar perkataan orang lain. Maka iman yang ilahi (Divine Faith), adalah berpegang pada suatu kebenaran sebagai sesuatu yang pasti, sebab Allah, yang tidak mungkin berbohong dan tidak bisa dibohongi, telah mengatakannya. Dan jika seseorang telah menerima/ setuju akan kebenaran yang dinyatakan Allah ini, maka selayaknya ia menaatinya.

Maka tepatlah jika Magisterium Gereja Katolik menghubungkan iman dengan ketaatan dan mendefinisikannya sebagai berikut:
“Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rom16:26; lih. Rom1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan”, dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. Supaya orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan “pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran”. Supaya semakin mendalamlah pengertian akan wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa menyempurnakan iman melalui kurnia-kurnia-Nya.” (Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum 5)
Maka dalam hal ini iman tidak berupa perasaan atau pendapat, tetapi merupakan sesuatu yang tegas, perlekatan akalbudi dan pikiran yang tak tergoyahkan kepada kebenaran yang dinyatakan oleh Tuhan. Maka motif sebuah iman yang ilahi adalah otoritas Tuhan, yaitu berdasarkan atas Pengetahuan-Nya dan Kebenaran-Nya. 

Jadi, kita percaya akan kebenaran- kebenaran itu bukan karena pikiran kita mampu sepenuhnya memahaminya atau kita dapat melihatnya, namun karena Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Benar menyatakannya. Kebenaran yang dinyatakan oleh Allah ini diberikan melalui Sabda-Nya, yaitu yang disampaikan kepada kita umat beriman melalui Kitab Suci dan Tradisi Suci, sesuai dengan yang diajarkan oleh Magisterium Gereja Katolik, yang kepadanya Kristus telah memberikan kuasa untuk mengajar dalam nama-Nya. Nah, untuk menerima kebenaran yang dinyatakan Allah ini, diperlukan kasih karunia dari Allah sendiri, dan untuk menanggapinya dengan ketaatan, diperlukan kerjasama dari pihak kita manusia.

Selanjutnya, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan,
KGK 1814 : 
Iman adalah kebajikan ilahi, olehnya kita percaya akan Allah dan segala sesuatu yang telah Ia sampaikan dan wahyukan kepada kita dan apa yang Gereja kudus ajukan supaya dipercayai. Karena Allah adalah kebenaran itu sendiri. Dalam iman “manusia secara bebas menyerahkan seluruh dirinya kepada Allah” (Dei Verbum 5). Karena itu, manusia beriman berikhtiar untuk mengenal dan melaksanakan kehendak Allah. “Orang benar akan hidup oleh iman” (Rom 1:17) Iman yang hidup “bekerja oleh kasih” (Gal 5:6).

3. Iman Katolik mempunyai dimensi obyektif dan subyektif
Iman mempunyai dimensi obyektif dan subyektif. Obyektif, karena dasar kepatuhan akalbudi dan kehendak kita adalah kebenaran dari Tuhan (dari Kitab Suci dan Tradisi Suci), yang tidak mungkin salah; namun juga subyektif karena berhubungan dengan kebajikan yang dimiliki oleh tiap- tiap orang, yang melaluinya ia dapat menjadi taat beriman.

4. Bagaimana beriman yang benar?
Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa iman adalah karunia Allah sehingga manusia dapat menerima apa yang diwahyukan Allah. Jadi untuk beriman yang benar, pertama- tama, kita harusmengetahui Kebenaran yang diwahyukan Allah itu. Kitab Suci mengajarkan:
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Rom 10:17)

Selanjutnya, Kitab Suci juga mengajarkan bahwa firman Kristus itu disampaikan secara lisan dan tertulis. Dengan demikian Gereja Katolik mengajarkan agar kita berpegang kepada Kitab Suci (ajaran firman Tuhan yang tertulis) dan Tradisi Suci (ajaran firman Tuhan yang disampaikan lisan oleh Kristus dan para rasul). Keduanya ini adalah sumber iman kita sebagai murid- murid Kristus. Rasul Paulus mengajarkan:
“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2 Tes 2:15)

Jadi langkah awal untuk beriman dengan baik, adalah kenalilah dan pelajarilah kebenaran firman Tuhan, baik melalui Kitab Suci maupun Tradisi Suci, dan keduanya ini disampaikan dengan setia oleh Magisterium Gereja Katolik.

Selanjutnya, Karena kita mengetahui bahwa iman kita peroleh dari kasih karunia Allah, maka untuk bertumbuh di dalam iman, kita juga harus mengandalkan kasih karunia Allah ini. Kita harus hidup di dalam Kristus dan menerima rahmat-Nya, dan kita umat Katolik menerima rahmat ini melalui sakramen- sakramen, terutama sakramen Ekaristi, di mana kita menyambut Tubuh Kristus sendiri.
“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yoh 6:56-57)

Dan, selanjutnya, untuk menjadikan iman itu benar- benar hidup dan bertumbuh, iman itu harus dibarengi dengan perbuatan kasih:
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yak 2:26)

5. Apakah ada hubungan antara iman dengan pengabulan doa?
Adalah suatu yang menarik bahwa anda bertanya apakah ada hubungan antara iman dengan firman Tuhan yang mengatakan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Luk 11:9-10; Mat 7:7). Jawabnya: Tentu ada. Jika permohonan kita belum dikabulkan, kita selayaknya memeriksa batin; apakah kita sudah meminta dengan benar kepada Tuhan? Sebab yang menjadi fokus utama pada saat kita “meminta” kepada Tuhan, seharusnya adalah segala sesuatu yang dapat menghantar kita kepada keselamatan kekal, yang menjadi tujuan iman kita. Jika itu yang kita minta dengan iman, pasti itu akan dikabulkan oleh Tuhan. 

Sebab, jangan lupa, selanjutnya Tuhan Yesus berkata:
“Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11:13)
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yoh 15:7)
“Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” (Yoh 16:24)

Jadi yang harus menjadi pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita pernah meminta Roh Kudus, atau untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus? Apakah kita sudah tinggal di dalam Kristus dan di dalam firman-Nya, dan melaksanakan perintah- perintah-Nya? Apakah kita sudah memohon dalam nama Tuhan Yesus? Sebab hal- hal di atas belum dilakukan, maka sudah saatnya kita memperbaiki sikap batin kita, dan mulai melakukannya. Sedangkan jika sudah melakukannya, mari kita tingkatkan, supaya kita bertumbuh di dalam iman dan kebenaran, sebab Kitab Suci mengatakan:
“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16)

Selanjutnya bagi kita umat Katolik, ini adalah kesempatan bagi kita untuk merendahkan hati dan memohon dukungan doa dari para orang kudus, terutama Bunda Maria. Kita belajar daripadanya, untuk mempunyai iman dan penyerahan diri yang total kepada Tuhan.

Satu hal yang pasti kita yakini sekaligus imani bahwa Gereja yang benar beriman, yang didirikan oleh Kristus yang kita imani adalah gereja yang satu, kudus, katolik (atau umum) dan apostolik. Hanya Gereja Katolik Roma yang memiliki keempat sifat atau ciri-ciri hakikat gereja tersebut. (811-812)

Bagaimana Gereja Katolik itu satu?
Berakar dalam misteri Tritunggal, persekutuan Gereja teristimewa terdiri dari ikatan cinta. Hal itu tampak dalam pengakuan iman yang satu dan sama, perayaan ibadat bersama, dan persekutuan dengan para gembala Gereja. (813-822): “Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef 4:4-6)

Bagaimana Gereja Katolik itu kudus?
Kristus menyerahkan Diri bagi Gereja untuk menguduskannya dan mengutus Roh Kudus untuk menghidupkannya. Karena segenap anggota Gereja dipanggil untuk menjadi kudus, Kristus memberikan kepada Gereja sarana-sarana guna membantunya mencapai tujuan ini, teristimewa sakramen-sakramen. (823-829): “Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” (Ef 2:21-22)

Bagaimana Gereja Katolik itu katolik atau umum?
Gereja Katolik adalah katolik atau umum dalam arti ganda: pertama, karena di dalamnya terdapat kepenuhan Kristus dalam sarana-sarana keselamatan: ajaran, sakramen dan pewartaan / pelayanan apostolik; kedua karena gereja diutus kepada seluruh umat manusia dari segala bangsa. (830-835): “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:19-20)

Bagaimana Gereja Katolik itu apostolik?
Gereja adalah apostolik karena didirikan atas para rasul, yang pengajarannya diwariskan dengan setia oleh Gereja. Dengan demikian gereja tetap diajarkan, dikuduskan dan dibimbing oleh penerus para Rasul dalam tugasnya sebagai gembala: Dewan para Uskup, “yang dibantu para imam, dalam kesatuan dengan pengganti Petrus, gembala tertinggi Gereja.” (857-865): “Dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” (Ef 2:20) 

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” 
(Mat 6:33)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar