Ads 468x60px

Jumat 30 Agustus 2013

“Ut sementes faceris ita metes!”
1 Tes 4:1-8, Mat 25:1-13

“Ut sementes faceris ita metes - Seperti engkau buat pada waktu menabur, demikian engkau akan menuainya.” Inilah sebuah pepatah latin yang lekat dengan prinsip populer “tabur - tuai”. Inilah juga yang diumpamakan Yesus tentang hal Kerajaan Surga: Itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya."

Adapun tiga kearifan lokal yang bisa kita petik dari injil hari ini supaya kita bisa lebih bijaksana, al:

1. "Eling lan waspada": Ingat dan bermawas diri
Kita semua tahu bahwa persediaan minyak itu mutlak penting supaya sebuah pelita tetap dapat menyala, tapi kita kadang lalai, malas dan terlena. Kita mudah larut dan hanyut pada arus dunia sehingga kurang bersadar dan bermawas diri. Bukankah "Ya" dan "Tidak" adalah kata yang sangat singkat untuk dikatakan, tapi kita membutuhkan waktu berpikir yang tdk singkat untuk mengatakannya? 
Resep sederhananya orang yang berjaga dan bermawas diri adalah: belajar saat yg lain tidur, bekerja saat yg lain malas-malasan, bersiap saat yg lain bermain dan berdoa saat yg lain takabur.

2. "Urip Iku Urup": Hidup itu mesti “nyala”
Tuhan mengajak kita supaya tetap mempunyai “urup”, nyala dalam hidup sehingga menjadi terang juga bagi orang lain. Itu sebabnya kita harus selalu mempunyai “persediaan minyak rohani” lewat hidup doa, olah rohani, devosi ekaristi dan pelbagai perbuatan baik lainnya. Orang yang hidupnya menjadi terang karena dekat dengan Tuhan itu kerap sederhana dalam ucapan tetapi hebat dalam tindakan, biasa dalam penampilan tapi luar biasa dlm kearifan.

3. "Aja dumeh" - Jangan mentang-mentang 
Kita kadang merasa pintar dan tahu banyak hal sehingga menjadi orang yang sok dan mudah menghakimi dan kurang maksimal mempersiapkan diri. Akibatnya, kita mudah takabur dan nantinya menjadi orang yang kurang cermat dan cenderung tergesa-gesa padahal ketergesaan dalam setiap usaha kerap membawa kegagalan. Disinilah kita diajak untuk mau rendah hati untuk jangan pernah melupakan pemberian Tuhan, baik itu anugerah maupun cobaan, karena selalu ada makna disetiap peristiwa. 

“Ada domba suka buah mangga – Jadilah hamba yang selalu berjaga.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar