Ads 468x60px

Kamis 29 Agustus 2013

“Veritas et humilitas.”
Pw. Wafatnya St. Yohanes Pembaptis 
Yer 1:17-19, Mrk 6:17-29

“Veritas et humilitas – Kebenaran dan kerendahan hati.” Inilah dua keutamaan dasar yang ditampakkan lewat figur St. Yohanes Pembaptis yang kita kenangkan wafatnya hari ini: "Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan."

Satu hal yang pasti: Memperjuangkan kebenaran seringkali penuh risiko. Maka, untuk menjalankannya, perlulah dibarengi dengan kerendahan hati seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis: “Aku membaptis kamu dengan air. Tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal. Dia yang datang kemudian daripadaku. Membuka tali kasutNya pun aku tak pantas". Dua semangat dasar inilah yang membuatnya tidak takut menghadapi risiko, sekalipun harus mengorbankan hidup atau nyawanya sendiri. 
Adapun pola “3 S” yang mesti hidup kalau kita mau terus memperjuangkan kebenaran dan kerendahan hati, al:

1. Sederhana:
Yohanes Pembaptis sendiri adalah anak dari Elisabet, saudara sepupu Maria, ibu Yesus. ayahnya, Zakharia adalah seorang imam. Yohanes kerap disimbolkan dengan seorang pertapa mengenakan pakaian dari bulu domba. Masa kecilnya tidak banyak diketahui, kecuali ketika masih dalam kandungan Elisabet, ia melonjak kegirangan sewaktu Maria berkunjung ke rumah ibunya. Ia kerap hanya memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya hanyalah belalang dan madu hutan (Markus 1:6). Hidupnya begitu sederhana bukan? 

2. Sabar:
Tak lama setelah pembaptisan Yesus, Yohanes dipenjarakan, karena mengecam pernikahan Raja Herodes Antipas dengan Herodias, isteri saudara sepupunya. Kisah ini tercatat dalam ketiga Injil Sinoptik: Matius 14:1-12, Markus 6:14-29, dan Lukas 9:7-9. Sebelum dipenjara, Yohanes muncul sebagai pengkhotbah di tepi Sungai Yordan dan dengan sabar terus berseru, "Bertobatlah kerajaan Allah sudah dekat. Luruskanlah jalan Tuhan! 

3. Setia:
Dalam Katekismus Gereja Katolik, bab II (Misteri Masa Kecil dan Kehidupan Yesus yang Tersembunyi), nomor 523, dikatakan bahwa, “Yohanes Pembaptis adalah perintis Tuhan yang langsung; ia diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya. Sebagai "nabi Allah yang mahatinggi" (Luk 1:76) Ia menonjol di antara semua nabi. Ia adalah yang terakhir dari mereka dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan. Ia sudah bersorak gembira dalam rahim ibunya mengenai kedatangan Kristus dan mendapat kegembiraannya sebagai "sahabat mempelai" (Yoh 3:29), yang ia lukiskan sebagai "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia mendahului Yesus "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) dan memberikan kesaksian untuk Dia melalui khotbahnya, pembaptisan pertobatan, dan akhirnya melalui mati syahidnya.” Dkl: Pada zaman sekarang, sangat dibutuhkan orang-orang seperti Yohanes Pembaptis yang setia untuk berani memperjuangkan kebenaran. Kesetiaan kita akan diperteguh oleh janji kesetiaan Tuhan sendiri yang selalu menyertai kita.

“Cari jala di desa Jenar - Maju terus membela yang benar.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar