“In vino veritas.”
Pesta St. Bartolomeus, Rasul
Wah 21:9b-14, Yoh 1:45-51
“In vino veritas - Di dalam anggur adalah kebenaran". Ternyata bukan hanya di dalam anggur, tapi kebenaran terlebih tampak di dalam diri Yesus yang diikuti oleh Bartolomeus yang kita pestakan hari ini, yang dipuji Yesus: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
Bartolomeus sendiri adalah nama Aram yang berarti “Anak Tolmai”, sebab berasal dari kata Bartolmai dan bar artinya “anak”. Nama Yunaninya adalah Bartholomaios. Ia berasal dari Kana daerah Galilea, sebagaimana tercatat dalam Yoh 21:2 dengan nama Natanael, yang berarti “anugerah Allah”. Natanael adalah nama utamanya dan Bartolomeus adalah nama keturunan, anak Tolmai. Menurut St. Hieronymus, Bartolomeus adalah satu-satunya rasul Yesus dari kalangan bangsawan. Maka, bisa jadi rasul itu ada hubungannya dengan keluarga Ptolemeus yang berkuasa di Mesir.
Pesta St. Bartolomeus, Rasul
Wah 21:9b-14, Yoh 1:45-51
“In vino veritas - Di dalam anggur adalah kebenaran". Ternyata bukan hanya di dalam anggur, tapi kebenaran terlebih tampak di dalam diri Yesus yang diikuti oleh Bartolomeus yang kita pestakan hari ini, yang dipuji Yesus: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
Bartolomeus sendiri adalah nama Aram yang berarti “Anak Tolmai”, sebab berasal dari kata Bartolmai dan bar artinya “anak”. Nama Yunaninya adalah Bartholomaios. Ia berasal dari Kana daerah Galilea, sebagaimana tercatat dalam Yoh 21:2 dengan nama Natanael, yang berarti “anugerah Allah”. Natanael adalah nama utamanya dan Bartolomeus adalah nama keturunan, anak Tolmai. Menurut St. Hieronymus, Bartolomeus adalah satu-satunya rasul Yesus dari kalangan bangsawan. Maka, bisa jadi rasul itu ada hubungannya dengan keluarga Ptolemeus yang berkuasa di Mesir.
Ada beberapa titik refleksi yang bisa kita angkat dari kisah Natanael, si“anugerah Allah” ini, al:
1. Berangkat dari pertanyaan:
Kisah sekitar Natanael dicatat oleh Penginjil Yohanes. Ketika Filipus memberitahu kepadanya bahwa ia “telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret”, Natanael bertanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:45-46). Selain menunjukkan sentimennya kepada orang Nazaret yang dianggap rendahan, hal itu juga sekaligus menunjuk dan mengungkapkan sikapnya yang tidak mudah percaya akan berita atau omongan orang. Dia bukan tipe orang yang suka berdesas-desus dan mempergunjingkan orang lain. Namun demikian ia berhati terbuka dan membiarkan diri untuk mendengar dan mengikuti ajakan Filipus: “Mari dan lihatlah!” (Yoh 1:47).
2. Bertumbuh dari pernyataan:
Pertemuan pribadinya dengan Yesus yang menyatakan: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya,” telah membuat Natanael heran, bagaimana Yesus mengenal sifat dirinya yang terbuka, jujur, murni, dan tanpa kepalsuan (Yoh 1:47-48). Ia pun semakin kagum saat Yesus melanjutkan pernyataanNya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara,” sehingga dengan keyakinannya ia mengakui: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang israel!” (Yoh 1:48-49). Pernyataan dan pengakuan iman Natanael itu bukan karena pengertiannya bahwa Yesus memiliki kekuatan telepati dan penglihatan yang luar biasa, tetapi karena Yesus tahu kerinduan yang murni dalam hatinya saat ia duduk merenung, berdoa dan terus mendambakan datangnya Mesias. Sebab pohon ara yang bertahan hidup di padang gurun pada musim apa pun dengan daun rindangnya yang mengundang orang senang duduk bermeditasi di bawahnya, telah menjadi simbol kedamaian hidup yang dibawa Mesias.
3. Berbuah dalam kemartiran
Dalam bukunya yang berjudul Historia Ecciesiastica, Eusebius, seorang sejarawan dari Kaisarea, mencatat bahwa Bartolomeus menjadi murid Yesus dan merasul di belahan dunia timur. Ia mewartakan Injil ke daerah India, Mesir, Frigia, Persia, Arabia dan Armenia. Menurut Venerable Bede, Bartolomeus menemui ajalnya sebagai martir di Armenia dengan dipancung kepalanya oleh Raja Astriages. Dalam hasil karyanya yang berjudul “Pengadilan Terakhir”, pelukis terkenal Michelangelo menggambarkan Bartolomeus membawa besetan kulit tubuhnya. Karya itu berdasar pada ceritera yang mengatakan bahwa sebelum dipenggal kepalanya ia dikuliti hidup-hidup. Karena itu ia dijadikan santo pelindung untuk tukang jagal dan penyamak kulit, juga dimohonkan doanya untuk penyembuhan para penderita penyakit kulit . Relikwi Bartolomeus disimpan di Pulau Lipari sejak tahun 580. Tahun 838 ratu dan Benevento — Italia mengambil relikwi itu dan baru pada tahun 983 Kaisar Otto III menyimpannya dalam Gereja di Pulau Tiber — Roma. Selama pendudukan Perancis di akhir abad ke-18, relikwi itu disimpan di Gereja St. Maria Trastevere untuk memohonkan perlindungan kota Roma. Sejak itulah devosi kepada St. Bartolomeus berlangsung dengan penghormatan relikwinya di Gereja St. Maria Trastevere. Relikwi Bartolomeus pun disimpan di Gereja yang didedikasikan kepadanya, yakni Katedral St. Bartolomeus di Frankrut.
“Cari nasi di Gunung Sahari – Mari bersaksi setiap hari.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar