Suatu hari, seorang kaya mengajak anaknya
mengunjungi suatu keluarga miskin di desa dengan maksud agar anaknya paham
betapa miskin orang itu. Mereka menginap semalam. Waktu perjalanan pulang si
ayah bertanya, “Gimana kesannya, nak”?” “Oh, mengesankan”, sahut si anak. “Kau
lihat betapa miskin mereka?” tanya si ayah. “Yeah”, sahut si anak. “Dan apa
yang kau pelajari, nak?” kejar si ayah. Si anak setelah
hening beberapa saat, berkata, “Kita di rumah punya seekor anjing, mereka punya
empat. Kita punya kolam kecil dan sempit, mereka punya kolam panjang sekali
sampai kaki bukit. Kita punya lampu-lampu impor di taman, mereka punya
bintang-bintang. Teras kita sebatas pagar depan, mereka sebatas langit.”
Dan
setelah beberapa saat, karena ayahnya membisu saja, si anak berkata,
“Terimakasih ya, ayah telah menunjukkan pada aku betapa miskin kita”. Tampaklah
bahwa kekayaan itu amat relatif dan lebih terkait dengan sikap daripada
keadaan. Dengan sikap yang tepat semua orang bisa kaya raya selamanya. Orang
miskin kekurangan banyak , tetapi orang tamak kekurangan segala-galanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar