Kejahatan di balas kejahatan adalah dendam.
Kebaikan dibalas kebaikan adalah normal.
Kebaikan dibalas kejahatan adalah zalim.
Kejahatan dibalas kebaikan adalah kemuliaan.
Orang yang mulia itu terus belajar.
Awal belajar:
yang pertama adalah diam,
yang kedua adalah mendengar dengan tekun,
yang ketiga adalah faham dan hafal,
yang keempat adalah mengamalkannya,
dan yang kelima adalah menyebarluaskannya.
Orang yang mulia itu kerap berfikir dulu baru bertindak, orang yang hina kerap bertindak dulu baru berfikir karena orang mulia itu banyak mendengar tapi sedikit bicara sedangkan orang hina itu sedikit mendengar tapi banyak bicara.
Orang yang mulia itu selalu memaafkan karena pengampunan tidak mengubah masa lampau tapi memperluas masa depan - It does not change the past but it does enlarge the future
Orang yang mulia itu selalu menjadi pelangi kecil bagi sesamanya - be a little rainbow in someone else's cloud.
Orang yang mulia itu tidak pernah menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat diberikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti memberi, bukan?
Yang pasti, kasih adalah kekayaan hidup orang yang mulia, yang akan menjadi lebih banyak apabila ia bagi-bagikan kepada orang lain. Kalau umur kita dihabiskan untuk mengumpulkan saja, kapan kita mempergunakan apa yang kita kumpulkan?
Bukankah akal itu setipis rambut? Tebalkanlah dengan ilmu!
Bukankah hati itu serapuh kaca? Kuatkanlah dengan iman!
Bukankah perasaan itu selembut sutera? Hiaslah dengan kasih yang tulus
Bekerjalah bagaikan tak butuh uang.
Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti.
Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton.
Mari mengayuh dan mari melaju bersama Tuhan!
Semangat pagi. Selamat berbagi!
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
HIK – “Hidangan Istimewa Kristiani”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar