“Misericordia Divina.”
2 Tim 4:10-17b;17-18; Luk 10:1-9
“Misericordia Divina – Kerahiman Ilahi.” Inilah salah satu semangat St Lukas yang kita kenangkan hari ini. Ia adalah seorang penulis yang berbakat, yang menyusun bahan-bahannya secara kreatif dan menyajikan cerita-ceritanya secara jelas dan bergaya seni. Dante menyebut Lukas sebagai “penulis kelembutan Kristus” karena tekanannya pada belas kasih dan kerahiman ilahi kepada para pendosa dan kaum tersisih. Beberapa cerita mengenai belas kasih Tuhan terdapat dalam Injil Lukas: janda Naim, anak hilang, Magdalena, Zakheus, Orang Samaria yang Baik Hati dan lain-lain.
Yang pasti, bersama dengan pesta St Lukas Pengarang Injil Kerahiman Ilahi yang kita kenangkan hari ini, adapun tiga semangat dasar yang dihadirkan Yesus, al:
2 Tim 4:10-17b;17-18; Luk 10:1-9
“Misericordia Divina – Kerahiman Ilahi.” Inilah salah satu semangat St Lukas yang kita kenangkan hari ini. Ia adalah seorang penulis yang berbakat, yang menyusun bahan-bahannya secara kreatif dan menyajikan cerita-ceritanya secara jelas dan bergaya seni. Dante menyebut Lukas sebagai “penulis kelembutan Kristus” karena tekanannya pada belas kasih dan kerahiman ilahi kepada para pendosa dan kaum tersisih. Beberapa cerita mengenai belas kasih Tuhan terdapat dalam Injil Lukas: janda Naim, anak hilang, Magdalena, Zakheus, Orang Samaria yang Baik Hati dan lain-lain.
Yang pasti, bersama dengan pesta St Lukas Pengarang Injil Kerahiman Ilahi yang kita kenangkan hari ini, adapun tiga semangat dasar yang dihadirkan Yesus, al:
1. Komunitas:
Yesus menunjuk 70 murid dan mengutus mereka berdua dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya. Ia mengajak kita untuk hidup bersama dan berkarya dalam sosialitas karena bukankah kita banyak membutuhkan kekuatan untuk bersandar, membutuhkan pundak untuk menangis dan membutuhkan contoh u/ntuk mempelajari sesuatu dari seseorang yang lain?
2. Kapasitas:
“Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah serigala. Janganlah membawa pundi atau bekal atau kasut dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.” Ia ajak kita mempunyai kecakapan iman yang berkualitas, ditampkkan dengan dua indikasi yakni: adanya sikap totalitas dan setia menjaga skala priorotas: “Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan untuk dirinya, menjadi kusir untuk nafsunya dan menjadi kapten untuk bahtera hidupnya!”
3. Karitas:
“Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: “damai sejahtera bagi rumah ini,” sembuhkanlah orang sakit dan katakanlah Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” Ia ajak kita punyai karya kasih bagi semua orang lain, sebuah karya kasih yang mendamaikan sekaligus menyembuhkan. Hal ini didasari sebuah keyakinan bahwa kita tidaklah diciptakan dengan main-main, ataupun secara serampangan, namun diciptakan secara mengagumkan untuk sebuah tujuan yang agung.
“Naik taxi atau Patas - Jadilah saksi yang berkualitas.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar