Ads 468x60px

Rabu 26 Maret 2014

Ul 4:1.5-9; Mzm 47; Mat 5:17-19

"Lex aeterna - Hukum abadi." Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat/kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya." Secara sosiologis, orang Yahudi mempunyai banyak hukum yang secara padat terungkap dalam 10 Perintah Allah yang pada awalnya tertulis di dua loh batu yang dibawa Musa ketika turun dari Gunung Sinai (Jabal Musa جبل موسَى). 

Pada kenyataannya banyak orang yang menjadi terbutakan oleh hukum padahal  pada dasarnya, 10 Perintah Allah itu membukakan dua bagian besar: 4 perintah (Kel 20:3-11) ttg hubungan manusia dengan Allah dan 6 perintah (Kel 20:12-17) tentang hubungan manusia dengan sesamanya. Dengan kata lain: Tuhan tidak ingin kita menjadi orang yang bijak, yang mempunyai hukum abadi, yang tidak legalis tapi benar-benar loyalis, yang sepakat dengan St. Paulus bahwa: "Barangsiapa mengasihi sesamanya, ia sudah memenuhi hukum Taurat." Jelasnya, pelbagai hukum dan larangan, seperti: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini milik sesama dll mengajak kita untuk selalu hidup dengan nada dasar c, cinta kasih, karena sebenarnya kasih adalah kegenapan hukum Taurat" (Rm 13:8-10) dan itulah yg dibuat Yesus. Jadi, kegenapan pelbagai hukum Taurat adalah hukum kasih, yang oleh Yesus disebut sebagai hukum pertama dan utama (Mat 22:37-40), yakni "kasih berpola salib, kasihi Tuhan (dimensi vertikal) sekaligus juga sesama (dimensi horisontal).

"Bayar pajak di Taman Sari -Jadilah orang yang bijak setiap hari."

Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
PIN HIK: 752D878C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar