Ads 468x60px

Selasa 20 Mei 2014

Pekan V Paskah
Kis 14:19-28; Mzm 145:10-11.12-13b.21; Yoh 14:27-31a.

"Dona nobis pacem - Berilah kami damai!" Inilah harapan kita yang sejajar dengan amanat perpisahan Yesus kepada para muridNya:  “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu". Kata "damai" sendiri punya beberapa arti, antara lain:


1.“Absentia belli - ketiadaan perang”

2.“Absentia mallo - ketiadaan kekerasan”N dimana perdamaian tidak hanya ketiadaan perang tapi juga kehadiran keadilan, seperti yang digambarkan oleh Martin Luther King, Jr. Dalam konsepsi ini, sebuah masyarakat di mana suatu kelompok/keluarga ditekan oleh yang lainnya juga merupakan ketiadaan kedamaian.

3."Kindoki": Inilah arti damai yang lebih utuh-teduh-penuh dan menyeluruh di wilayah Danau Besar Afrika, yang menunjuk kepada keseimbangan harmonis antara sesama-semesta dan sejarahnya, sebagai sebuah “kosmos”/keteraturan dan bukan “khaos”/kekacauan, “harmonis dan tidak lagi mudah bersikap sinis”, “tulus dan tak lagi penuh akal bulus.”

Nah, mengacu pada bingkai biblis, dalam bahasa Ibrani, kata “damai” adalah “syalom” yang dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan tiga matra: “eirene” (“kedamaian”), “hugianinein” (“kesehatan”) dan “soteria” (“keselamatan”). Disinilah, kitapun juga dipanggil berbagi "syalom", menjadi “channel of peace”, saluran kedamaian di tengah dunia yang penuh ketidakdamaian dengan 3 tantangan dasarnya, antara lain: kemajemukan kultural, komunikasi global dan kemiskinan sosial. Pastinya, kedamaian perlu diperjuangkan dengan keterlibatan dan keberpihakan yang real dan kontekstual setiap harinya lewat "KUD-Karya Ucapan dan Doa doa kita setiap harinya".

“Dari Sukabumi ke Sun City - Damai di bumi dan damai di hati!”

Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)

PIN HIK: 752D878C   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar