Ads 468x60px

Kamis 10 Juli 2014

Hos. 11:1,3-4,8c-9;  Mzm. 80:2ac,3b,15-16;  Mat. 10:7-15.  BcO Ams. 10:6-32.

"Salve Regina-Salam ya Ratu." Inilah salah satu judul lagu rohani kami dalam album "TTM-Tribute To Mary." Bicara soal "salve/salam", Yesus sendiri mengajak kita untuk selalu memberikan salam kepada mereka yang kita datangi (Mat 10:12). Indahnya, dalam bahasa Ibrani, kata "salam" lekat dengan kata "syalom" yang artinya "damai sejahtera". Ia selalu membagikan salam yang penuh kedamaian dan kesejahteraan. Nah, di tengah konteks bangsa kita pasca pilpres yang rawan ke-zalim-an, miskin kedamaian dan ksejahteraan, maka ke-syalom-an sangatlah dibutuhkan oleh kita semua. Secara sederhana, kita bisa mengalami "syalom" secara real dan kontekstual dengan 3 indikasi dasar, antara lain:

1."Berakar dalam iman": Kita perlu dasar/pondasi yang kuat dalam segala tindakan kita. Adapun kita diajak untuk pertama-tama mendasarkan diri pada iman, kepercayaan kepada Allah yang sejati dengan segala nilai/keutamaan ilahi, karena sejatinya iman yang sejati adalah iman yang membuat kita lebih peka akan suara hati dan brsyukur atas semua rasa yang boleh kita alami.

2."Bertumbuh dalam persaudaraan": Ada saja saudara/sahabat yang saling berkonflik karena harta/tahta yang kerap membutakan nurani dan menghilangkan  persaudaraan insani. Disinilah kita diajak untuk belajar tulus bersaudara, lebih terbuka dengan sesama, tidak larut dalam kelekatan dunia tapi selalu berjalan bersama dengan mengutamakan dimensi persahabatan di tengah hidup harian 

3."Berbuah dalam pelayanan": Kita diajak mempunyai iman yang diwujudkan, yang berbuah dalam karya nyata semata untuk kemuliaan Tuhan dan sekaligus untuk selamatan sesama sehingga syalom bisa dirasakan oleh semakin banyak orang. "

Banyak rawa disuku Dumai - Jadilah selalu pembawa damai."

Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).

PIN HIK: 752D878C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar