Ads 468x60px

Senin 25 Agustus 2014

Pekan Biasa XXI
2 Tes 1:1-5.11b-12; Mzm 96; Mat 23:13-22

"Sincerus - genuine/asli." Inilah sebuah kata latin yang berarti "tulus, kudus-murni-asli". Inilah juga harapan Yesus kepada kita dan itulah juga sebabnya Ia mengecam "tomat-tokoh umat"dan "tomas-tokoh masyarakat", yakni orang Farisi dan ahli Taurat yang menyimpan banyak kepalsuan. Yesus menyebut mereka sebagai “orang munafik” yang akan mendapat "celaka". Dalam bahasa Yunani, kata “munafik” disebut "hypokritos", yang juga banyak dipakai untuk menyebut para pemain drama/sandiwara. Dengan kata lain: Inilah sebuah sikap penuh dengan kepura-puraan/tidak otentik, tidak tulus tapi penuh akal bulus.


Lebih jauh lagi, kata ini ada dalam Bahasa Yunani Klasik fan Perjanjian Baru, dan mengandung makna yang sama, yakni berpura-pura. Secara sederhana, tampaklah tiga tanda orang munafik yang palsu dan suka berpura pura itu, antara lain:

1.Apabila berkata-kata, ia berdusta.

2.Apabila berjanji, ia mengingkari.

3.Apabila diberikan kepercayaan, ia mengkhianati. Yesus sendiri kerap mencela orang yang munafik, yang seperti kuburan: luarnya putih tapi dalamnya busuk dan penuh tulang belulang. Jelasnya, munāfiq (Arab:  منافق, munāfiqūn) sendiri adalah terminologi khas untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya.

Bagi saya sendiri, seseorang lebih mudah dan lebih bisa jatuh pada kemunafikan jika  “MUlutnya pedas, NAlurinya iri hati, FIKirannya negatif”. Bukankah itu juga yang dibuat oleh banyak orang farisi dan ahli taurat yang seharusnya menjadi tokoh umat dan tokoh masyarakat. Bagaimana dengan kita?

"Dari Lebak Bulus ke Museum Bahari-Jadilah tulus setiap hari."

Salam HIKers."
Tuhan memberkati + Bunda merestui. Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar