Ef.4:1-6; Mzm.24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 12:54-59
"Tempus fugit- Waktu itu terbang!"
Inilah salah satu tanda jaman bahwa semua itu "sibuk": lekas berlalu, tawa/tangis, kemarau/hujan, siang/malam datang silih berganti.
Disinilah, Yesus ajak kita menjadi orang yang peka membaca tanda jaman karna menjadi sibuk saja tidak cukup,. semut2 juga sibuk, persoalannya adalah apa yang menyibukkan kita, bukan?
"Tempus fugit- Waktu itu terbang!"
Inilah salah satu tanda jaman bahwa semua itu "sibuk": lekas berlalu, tawa/tangis, kemarau/hujan, siang/malam datang silih berganti.
Disinilah, Yesus ajak kita menjadi orang yang peka membaca tanda jaman karna menjadi sibuk saja tidak cukup,. semut2 juga sibuk, persoalannya adalah apa yang menyibukkan kita, bukan?
Secara sederhana, orang yang peka membaca tanda jaman itu biasanya saya sebut sebagai orang "sensual" (Latin: "sensuum-merasakan"), yakni di tengah kesibukannya, tetap mudah merasakan hati Tuhan, hati sesama dan semesta, juga hatinya sendiri.
Kesibukan tidak membuatnya menjadi tumpul-buta-tuli.
Mengacu pada "ampas-amanat pastoral" St Paulus hari ini, tercandra adanya "pancasila" orang beriman yang "sensual", antara lain:
1.Kerendahan hati.
Kita diajak untuk mematikan kesombongan karna kerap dunia penuh dengan orang yang lebih banyak "besar mulut" daripada "lebar telinga", terlebih lagi sebenarnya orang yang benar2 hidup adalah orang yang sudah mengalami banyak kematian dari cinta diri.
2.Kelemah-lembutan.
Kita diajak menjadi orang yang lemah lembut, ucapan dan tindakannya.
Kelewat sering kita meremehkannya: kata2 yang renyah dan ramah, telinga yang mendengarkan, pujian dan sapaan yang jujur, padahal itu semua bisa membuat hidup bergerak dan hati makin marak.
3.Kesabaran.
Kita diajak untuk belajar menjadi orang yang sabar. Bukankah ada trilogi kesabaran para hikers:
* Sabar terhadap diri sendiri- artinya kita punyai "harapan",
* Sabar terhadap sesama- artinya kita punyai "kasih",
* Sabar terhadap Tuhan- artinya kita punyai "iman".
4.Kasih.
Karna Tuhan adalah kasih maka kita yang belajar untuk siap dan peka membaca tanda jaman-pun, diajak untuk selalu hidup dengan nada dasar c, cinta kasih karna ketika hidup menjadi cinta maka cinta menjadi hidup bukan?
5.Kesatuan.
Orang yang peka biasanya mudah bersekutu dan tidak mudah berseteru, kata2nya membantu tapi tidak membatu. Yang pasti, kegigihan menjadi "mesinnya", dan pengharapan menjadi "bahan bakarnya"
"Dari Pariaman ke Matraman-
Tetaplah beriman di tengah jaman!"
Salam HIK-ers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar