Minggu Biasa XXVIII
Yes. 25:6-10a; Flp. 4:12-14,19-20; Mat. 22:1-14
Yes. 25:6-10a; Flp. 4:12-14,19-20; Mat. 22:1-14
"Holy
Feast - Pesta Kudus"
Inilah
salah satu tradisi rohani, semacam "misa kudus" yang kerap dibuat
dalam komunitas urban katolik, "LOJF-Light Of Jesus Family". Mengacu
pada bacaan hari ini, Yesus juga bercerita soal "feast", yakni pesta
nikah yang ajak kita untuk punyai pola "3R", antara lain:
1.
Riang.
Allah mengundang kita semua untuk ikut dalam pestaNya, bahkan kita yang bukan "bangsa pilihan", kita yang adalah orang biasa-sederhana-berdosa dan punya banyak kerapuhan. Mengacu pada bacaan I (Yes 25), Ia sebenarnya telah menyiapkan pesta dan telah memberikan kita makanan dan minuman yang terbaik. Ia juga telah membuang semua kesedihan dan menggantinya dengan sukacita. Dengan kata lain: pesta nikahNya bukan berhenti pada simbol status sosial yang menghabiskan "uang" tapi simbol peristiwa penuh ke-riang-an untuk kita semua, ketika banyak makanan-minuman dan tidak ada kesedihan. Sst...sudah riangkah hidup, hati dan wajah kita?
Allah mengundang kita semua untuk ikut dalam pestaNya, bahkan kita yang bukan "bangsa pilihan", kita yang adalah orang biasa-sederhana-berdosa dan punya banyak kerapuhan. Mengacu pada bacaan I (Yes 25), Ia sebenarnya telah menyiapkan pesta dan telah memberikan kita makanan dan minuman yang terbaik. Ia juga telah membuang semua kesedihan dan menggantinya dengan sukacita. Dengan kata lain: pesta nikahNya bukan berhenti pada simbol status sosial yang menghabiskan "uang" tapi simbol peristiwa penuh ke-riang-an untuk kita semua, ketika banyak makanan-minuman dan tidak ada kesedihan. Sst...sudah riangkah hidup, hati dan wajah kita?
2.
Relasi.
Idealnya, kita diajak untuk punya relasi intim dengan yang Ilahi, menanggapi setiap undangan Tuhan dalam hidup sehari-hari lewat hidup "dokar-doa dan karya" kita. Realnya? Kita kerap menolak undangan/sapaanNya karna larut dan hanyut pada kesibukan-kemalasan/kejahatan hati kita, bukan?
Idealnya, kita diajak untuk punya relasi intim dengan yang Ilahi, menanggapi setiap undangan Tuhan dalam hidup sehari-hari lewat hidup "dokar-doa dan karya" kita. Realnya? Kita kerap menolak undangan/sapaanNya karna larut dan hanyut pada kesibukan-kemalasan/kejahatan hati kita, bukan?
3.
Responsif.
Ia mengajak kita untuk "berpakaian pesta." Dikatakan orang yang TIDAK BERPAKAIAN PESTA ITU hanya diam/tidak ada respons ketika ditanya: "Mengapa engkau tidak berpakaian pesta?" Bukankah sikap diam/tidak responsif ini kerap mencerminkan 3 sikap buruk:
Ia mengajak kita untuk "berpakaian pesta." Dikatakan orang yang TIDAK BERPAKAIAN PESTA ITU hanya diam/tidak ada respons ketika ditanya: "Mengapa engkau tidak berpakaian pesta?" Bukankah sikap diam/tidak responsif ini kerap mencerminkan 3 sikap buruk:
* "kusem-kurang semangat",
* "kuli-kurang peduli", dan
* "kutang-kurang tanggap?"
* "kuli-kurang peduli", dan
* "kutang-kurang tanggap?"
Disinilah kita diajak untuk menjadi orang beriman yang responsif, yang selalu
siap dan berusaha terlibat menanggapi sabdaNya secara aktif dalam komunikasi
harian dengan sikap hidup yang nyata2 lebih bersemangat-berpeduli dan tanggap
pada zaman setiap harinya.
"Baca
firman di kota Surabaya- Jadilah orang beriman yang bercahaya"
Salam
HIKers
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RomoJostKokoh
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RomoJostKokoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar