Hari Minggu Biasa XXIX
Yes. 45:1,4-6; Mzm. 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac; 1Tes. 1:1-5b;; Mat. 22:15-21
Yes. 45:1,4-6; Mzm. 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac; 1Tes. 1:1-5b;; Mat. 22:15-21
"Iustitia - Keadilan"
Inilah
salah satu point pokok yang diberikanNya ketika menjawab "jebakan"
para kaum Farisi & Herodian seputar aturan membayar pajak: "Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Mat 22:21). Sebenarnya, "diskursus"
antara Yesus & para musuhnya (Farisi+Herodian) ini sungguh tidak adil,
tidak ber-"lustitia" dengan beberapa alasan, antara lain:
1. Satu
VS Banyak :
"Pertempuran" ini bukan 1 lawan 1, tapi Yesus seorang diri melawan banyak orang (ahli taurat, para tetua, kaum Farisi, Saduki & kelompok Herodian)
"Pertempuran" ini bukan 1 lawan 1, tapi Yesus seorang diri melawan banyak orang (ahli taurat, para tetua, kaum Farisi, Saduki & kelompok Herodian)
2. Muda
VS Tua :
Yesus masih berumur 33 tahun melawan para lawannya yang sudah berumur lebih tua dan lebih "berpengalaman".
Yesus masih berumur 33 tahun melawan para lawannya yang sudah berumur lebih tua dan lebih "berpengalaman".
3.
Tanpa sekutu VS banyak sekutu:
Yesus tidak membiarkan murid2Nya ikut tapi orang Farisi menyuruh murid2Nya ikut menjeratNya. Sebenarnya yang terjadi dalam kisah Injil pada hari ini adalah hal yang biasa, sebuah kebiasaan Yahudi di mana dua "GURU/RABBI dari kelompok yang berbeda saling mengajukan pertanyaan mengenai ilmu agama, saling berdebat & berdiskusi. Biasanya diadakan di Bait Allah/gerbang kota, supaya disaksikan banyak orang.
Yesus tidak membiarkan murid2Nya ikut tapi orang Farisi menyuruh murid2Nya ikut menjeratNya. Sebenarnya yang terjadi dalam kisah Injil pada hari ini adalah hal yang biasa, sebuah kebiasaan Yahudi di mana dua "GURU/RABBI dari kelompok yang berbeda saling mengajukan pertanyaan mengenai ilmu agama, saling berdebat & berdiskusi. Biasanya diadakan di Bait Allah/gerbang kota, supaya disaksikan banyak orang.
Yang
luar biasa adalah cara Yesus mengatasi "jebakan" para musuhNya. Dilukiskan,
para musuhNya pertama-tama berunding/bersekongkol untuk menjeratNya , lalu
dengan hati licik cerdik hendak menjebak Yesus dengan pertanyaan dilematis. Yesus
sendiri tidak terpancing/terprovokasi. Ia tetap "3C", "Cool Calm
Controlled." JawabanNya tidak mengandung sinisme & sarkasme, karna
Yesus benar-benar bisa mengambil jarak, ikut tapi tidak hanyut larut, terlibat
tapi tidak terlipat.
Hal ini
sangat terasa dalam jawaban Yesus yang tetap menempatkan Allah di atas
segalanya secara kontekstual. Ia tidak membalas yang jahat dengan yang jahat,
tapi dengan sikap yang "3C" tadi, ia ber-"aletheia",
menyingkapkan selubung kelicikan hati para musuhNya. Sudahkah
kita juga memiliki pola "3C"?
Salam
HIKers
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux! @RmJostKokoh.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux! @RmJostKokoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar