Pekan Biasa XXXIV
Wahyu 18:1-2;21-23;19:1-3,9a; Lukas 21: 20-28
"Pulvis et umbra sumus - Kita hanyalah debu dan bayangan."
Dari ungkapan ini, terbesit suatu fakta bahwa kita adalah terbatas. Prinsip ini juga berlaku bagi Yerusalem yang kerap disebut "City of GOD." Secara rinci, Yesus melukiskan kehancuran Yerusalem, yang membawa penderitaan luar biasa karna banyak yang tewas oleh pedang dan menjadi tawanan. Semua ini merupakan penggenapan teks Kitab Suci (Ul. 28:32; Yer. 7:14-26, 30-34; 17:27; Mik. 3:12; Zef. 1:4-13), sebagai dampak atas ketidaktaatan Israel yang menolak dan menyalibkan kehadiran Mesias.
Peristiwa penghancuran Yerusalem sendiri merupakan
bentuk nyata murka Allah (Th 70M, tentara Romawi di bawah pimpinan Jenderal
Titus menghancurkan Yerusalem serta Bait Allah. Ada 97.000 orang dipenjarakan
dan 1.100.000 orang terbunuh).Wahyu 18:1-2;21-23;19:1-3,9a; Lukas 21: 20-28
"Pulvis et umbra sumus - Kita hanyalah debu dan bayangan."
Dari ungkapan ini, terbesit suatu fakta bahwa kita adalah terbatas. Prinsip ini juga berlaku bagi Yerusalem yang kerap disebut "City of GOD." Secara rinci, Yesus melukiskan kehancuran Yerusalem, yang membawa penderitaan luar biasa karna banyak yang tewas oleh pedang dan menjadi tawanan. Semua ini merupakan penggenapan teks Kitab Suci (Ul. 28:32; Yer. 7:14-26, 30-34; 17:27; Mik. 3:12; Zef. 1:4-13), sebagai dampak atas ketidaktaatan Israel yang menolak dan menyalibkan kehadiran Mesias.
Di lain segi, habisnya waktu dan hancurnya "yerusalem" itu juga akan jelas terjadi ketika Kristus datang untuk kedua kalinya dengan penuh kekuasaan dan kemuliaan yang ditandai bencana, malapetaka dan chaos/ kekacauan sesama dan semesta.
Indahnya, di balik ketegasan dan keadilan Allah, tetap ada kemurahan dan kerahiman yang berbelaskasihan.
Ia memberikan dua modal untuk menghadapi masa2 akhir itu, antara lain:
1."Bangunlah":
Kita diajak untuk bangkit dari "kuburan", keluar dari kubangan dosa kita masing2 sehingga menjadi orang yang siaga dan berjaga, tidak ikut-larut hanyut dalam arus dunia ini.
2."Angkatlah mukamu":
Kita diajak untuk berani karna bersama Tuhan.
Inilah sebuah optimisme iman bahwa Tuhan pasti tidak akan meninggalkan hambaNya yang selalu hidup bersama dan dalam namaNya.
Ini membuahkan sikap yang berani dalam menghadapi segala peristiwa hidup, yang kadang tidak mudah dan tidak indah, yang kadang kelabu dan abu abu, yang kadang menegangkan dan menyedihkan.
"Ada galah di rumah Abdullah-
Selalu bangunlah dan berjagalah!"
Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!@RmJostKokoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar