Ads 468x60px

BBD - Belajar Bersama Dominikus

“Cor unum et anima una – Sehati dan sejiwa (dengan Allah)”.

Inilah motto Theopile Verbist untuk para imam dari tarekat CICM (Congregatio Immaculati Cordis Mariae, Kongregasi Hati Maria Yang Tak Bernoda), yang memulai misinya di Cina dan Mongolia, yang juga sy tulis dlm buku XXI – Interupsi (Kanisius).

Sikap dasar inilah yang membuahkan kebahagiaan seperti diucapkan Yesus kepada Petrus, “Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku di surga."

Sebaliknya, ketika kita tidak sehati dan sejiwa, Yesus menegur kita: “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Menjadi “batu sandungan” berarti membuat orang lain tersandung, jatuh, dan celaka/menderita. Padahal, Tuhan menghendaki agar kita menjadi “batu loncatan” sehingga bisa mengantar orang sampai kepada Allah. tanda dan sarana keselamatan bagi orang lain.

Bersama dengan teladan St Dominikus yang kita kenangkan pada hari Sabtu yang lalu, adapun bbrp sikap dasar supaya kita bisa sehati dan sejiwa dengan Allah, al:

1. Inspirasi
Nama Dominikus berarti milik Tuhan. Dominikus yang kerap dilambangkan dengan bintang dan anjing dengan obor di moncongnya karena hidupnya yang penuh inspirasi adalah seorang imam diosesan yang kerap mendapat julukan “saudara yang selalu gembira”. Walaupun ia mengalami tantangan yang amat banyak dengan nyawanya yang terancam, ia tetap penuh pengharapan. Dominikus memiliki harapan yang abadi karena ia juga menemukan Allah yang menginspirasi secara nyata dalam hidupnya.
Dengan inspirasi dari Allah sendiri inilah, ia menjadi inspirasi bagi orang lain karena pergulatan kehidupannya menjadi mata air pengharapan sekaligus kegembiraan baginya. Beberapa pengikutnya yang cukup dikenal, antara lain: Thomas Aquinas , Albertus Magnus, Pius V, Martinus de Porres, Katarina Siena, Rosa de Lima. Ia sendiri meninggal dunia di Bologna pada tanggal 6 Agustus 1221 setelah menderita sakit keras. Dua belas tahun setelah kematiannya, yakni pada 3 Juni 1234, dia dikanonisasikan menjadi orang kudus oleh Paus Gregorius IX yang adalah juga sahabat dekatnya dari Venisia. Ia juga diangkat sebagai pelindung para astronom.

2. Devosi
Dominikus juga digambarkan sebagai seorang biarawan yang berjubah putih dengan mantol hitam dan dekat dengan Bunda Maria yang menyerahkan rosario kepadanya. Ia dan para pengikutnya yakin bahwa doa yang membuatnya berhasil mengalahkan pelbagai bidaah/ajaran sesat adalah doa rosario dan devosi pada Bunda Maria: “consolatrix afflictorum, auxilium christianorum ..., Spes nostra, Regina apostolorum – penghibur orang yang berdukacita, pertolongan orang-orang Kristen …, harapan kita, Ratu para rasul.”
Tentang Dominikus, rekan rekannya berkata, “Ia terus berbicara dengan Tuhan dan tentang Tuhan; siang hari ia bekerja bagi sesamanya, dan malam hari ia berkontak dengan Tuhan.” Sebelum meninggal, Dominikus juga berpesan: “Tetaplah teguh dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan jangan tinggalkan kemiskinan!”

3. Aksi
Pada tahun 1214, Dominikus berniat mendirikan sebuah tarekat religius, sebuah kelompok imam yang cakap berkhotbah di mana saja. Ia memandang perlu adanya para pengkhotbah yang dipersiapkan dengan baik, hidup disiplin dan mau hidup sederhana. Kelompok ini akhirnya dikenal dengan nama Ordo Predicatorum atau Ordo Pengkhotbah. Di
Inggris, mereka disebut,“saudara-saudara hitam” karena jubah yang mereka pakai berwarna hitam. Dominikus sendiri menggabungkan corak hidup doa kontemplatif dengan kehidupan aktif: mewartakan Injil di luar biara, kerja tangan untuk memenuhi kebutuhan hidup, belajar dan lain-lain. Misinya sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang baru karena pada masa itu.

Baginya, hidup dalam persaudaraan sejati, “sehati dan sepikiran menuju Allah”,adalah tujuan pertama hidup Ordo Praedicatorium (OP). Hidup seorang Dominikan ditujukan untuk “berbicara dengan dan tentang Tuhan”. Oleh karena itu, sudah sewajarnya doa menjadi bagian hidup sehari-hari seorang Dominikan. Selain itu, mereka juga senantiasa bertekun mencari kebenaran lewat studi.

Studi menjadi kegiatan bersama, di mana setiap anggota yakin bahwa tidak
ada seorang pun yang mempunyai monopoli atas kebenaran (Veritas). Di
sinilah, Dominikus melihat studi sebagai suatu bentuk spiritualitas. Jelasnya, sebuah komunitas Dominikan. yang dibangun dalam hidup doa dan studi akhirnya harus mampu membuat seorang Dominikan menjadi pelayan umat Allah yang efektif di segala tempat. Ia diharapkan untuk terus“berkontemplasi dan membagikan buah kontemplasinya” (Contemplari et contemplata aliis tradere). Inilah inti pewartaan Dominikan. Doa dan studi tidak boleh hanya berhenti demi keselamatan jiwa pribadi, tapi harus menjadi awal penyelamatan banyak jiwa.

“Cari kaskus di Sukabumi – St Dominikus doakanlah kami.

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar