Ads 468x60px

Minggu 29 November 2015

Hari Minggu Adven I C
Yer 33:14-16; 1Tes 3:12-4:2; Luk 21:25-28.34-36

Berjaga-jagalah dan berdoalah

21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."



Renungan

01. Kata “Adven” berasal dari kata Latin “Adventus” yang berarti kedatangan. Dalam Kitab Suci kata itu dipakai untuk kedatangan Kristus yang kedua pada akhir zaman (lih. Mat 24:3.27.37.39; 1Kor 15:23; 2Tes 2:8), sebagai terjemahan kata Yunani “parousia”. Selain itu sebenarnya secara teologis perayaan Natal pun merupakan adventus (kedatangan) Kristus, Sang Penebus. Karena itu misteri iman yang direnungkan pada masa Adven ini berkaitan dengan kedatangan Tuhan baik kedatangan-Nya yang pertama di Bethlehem 2015 tahun yang lalu maupun kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman. Dengan mengaktualisasikan dan mengalami lagi hari ini kedatangan-Nya yang pertama, secara aktif kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman.

Suasana pokok dalam masa Adven adalah rasa gembira dan syukur atas kedatangan Tuhan dan sekaligus “membenahi diri” agar dapat menyambut-Nya dengan pantas. Kita mengaktualisasikan, mengalami lagi kehadiran Tuhan Yesus yang dulu pernah lahir, hidup, berkarya, wafat dan bangkit serta sekarang duduk di sisi Bapa, menjadi “pembela bagi kita” (Rom 8:34) dan kelak akan datang dalam kemuliaan-Nya. Kita mempertajam kepekaan akan Allah yang selalu mendatangi dan hadir di tengah-tengah kita sebagai sumber kekuatan dan kehidupan seperti yang dijanjikan-Nya, “di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20), “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:20). Dia hadir untuk memberikan daya kekuatan-Nya, terang-Nya dan perlindungan-Nya. Lebih dari waktu lain, pada masa Adven ini kita diajak untuk semakin meningkatkan kesadaran dan kepekaan “feeling rohani” bahwa saat ini “Tuhan selalu beserta kita”.



02. Tanda-tanda kosmis yang menakutkan pada benda-benda di langit seperti matahari, bulan dan bintang merupakan gaya bahasa apokaliptik untuk mengungkapkan campur tangan Allah yang definitif terhadap dunia dan membebaskannya dari kuasa setan, dari kuasa kegelapan dan maut (Rom 8:19-22; Why 21:1-8).

Dengan kedatangan Anak Manusia, Allah menaklukkan kuasa kegelapan sekaligus pada tiga level dunia kehidupan yang diyakini saat itu yakni di langit, di bumi dan di samudera (di bawah bumi). Kalau dalam Injil Mateus dan Markus yang ditonjolkan adalah gambaran detail dari kekacauan kosmis yang dahsyat, sedang Lukas lebih mengedepankan reaksi manusia terhadap semakin mendekatnya akhir zaman (ay. 34-36).

Gaya bahasa apokaliptik merupakan gaya bahasa yang biasa dipakai para nabi seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel atau Daniel untuk mengungkapkan pewartaan atau peristiwa yang penting dan menentukan dalam sejarah kehidupan manusia. Karena itu tidak ada alasan untuk memaknainya secara harafiah. Ketika menubuatkan keruntuhan Babilonia, nabi Yesaya menggambarkannya,“Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa. Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya” (Yes 13:9-10). Nabi yang sama mewartakan kehancuran Edom dengan mengatakan, “Orang-orangnya yang mati terbunuh akan dilemparkan, dan dari bangkai-bangkai mereka akan naik bau busuk; gunung-gunung akan kebanjiran darah mereka. Segenap tentara langit akan hancur, dan langit akan digulung seperti gulungan kitab, segala tentara mereka akan gugur seperti daun yang gugur dari pohon anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara. Sebab pedang-Ku yang di langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas” (Yes 34:3-5).

Sementara itu nabi Yehezkiel menyampaikan kutukan kepada Mesir dengan cara, “Waktu Aku membinasakan engkau, langit akan Kututup dan bintangnya Kubuat berkabut. Matahari Kututup dengan awan dan bulan, cahayanya tak disinarkan. Semua yang bersinar di langit akan Kugelapkan demi engkau. Kegelapan Kudatangkan atas tanahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH” (Yeh 32:7-8). Bila dibandingkan dengan realitas yang secara historis terjadi nampak bahwa nubuat itu diungkapkan dengan gaya bahasa yang keras dan dilebih-lebihkan (literary amplification). Karena itu kalau Yesus memakai gaya bahasa yang sama kiranya Dia tidak bermaksud untuk menggambarkan kenyataan obyektif yang akan terjadi secara historis pada saat kedatangan Anak Manusia. Yesus nampaknya ingin menegaskan adanya perubahan radikal yang menentukan sejarah kehidupan dan keselamatan manusia karena kedatangan Anak Manusia.


03. Dalam pandangan Yahudi, pada akhir zaman akan terjadi beberapa peristiwa penting berturut-turut yakni kebangkitan orang mati, pengadilan terakhir, penyelamatan orang-orang yang terpilih, penghukuman orang-orang jahat dan pembentukan dunia baru, langit dan bumi yang baru yaitu Yerusalem surgawi. Dalam Injil Sinoptik Yesus menyampaikan pelbagai unsur yang akan terjadi pada akhir zaman itu dalam sabda yang tersebar (misalnya tentang kebangkitan orang mati dalam Mrk 12:25-27; tentang pengadilan terakhir dalam Mat 25:31-46 dan tentang keselamatan dan hukuman dalam Mat 8:11-12). Dalam ay. 27 unsur-unsur itu diringkas dengan datangnya (adventus)Anak Manusia dalam segala kekuasaan dan kemuliaan. Dengan memakai gambaran dalam Dan 7:13-14 dimana Anak Manusia ditampilkan sebagai “Yang Kudus dari Yang Mahatinggi” yang menerima kekuasaan kekal dan segala kekuasaan akan mengabdi kepadanya. Yesus mengambil oper gelar “Anak Manusia” untuk menyebut diri-Nya sendiri untuk mengungkapkan peran-Nya sebagai Penyelamat, yang menentukan nasib seluruh bangsa manusia.


04. Yesus menggambarkan bahwa akhir zaman akan ditandai dengan adanya bermacam-macam peristiwa yang menakutkan: penganiayaan, kehancuran Yerusalem, kegoncangan kosmis yang akan menimbulkan pelbagai macam bencana dan penderitaan. Kemalangan dan cobaan memang bisa melumpuhkan harapan. Namun dalam ay. 28 Yesus menegaskan bahwa para murid tidak perlu bingung, takut dan kehilangan harapan tetapi “bangkitlah dan angkatlah mukamu”, hadapi semua peristiwa yang akan terjadi, apa pun peristiwa itu, dengan optimis, kuat, tabah dan gembira, “sebab penyelamatanmu sudah dekat.".

Ternyata dalam pengalaman-pengalaman negatif itu terkandung pula nilai positif yakni menandai pemenuhan karya penyelamatan Allah melalui kedatangan Anak Manusia. Anak Manusia akan meraja dalam kemuliaan-Nya, dan menghancurkan kuasa setan yang selama ini mencengkeram kehidupan manusia. Kerajaan Allah akan terwujud dalam kepenuhannya. Goncangan dalam hidup mengingatkan bahwa dunia ini bukan zona nyaman, bukan pula perhentian permanen hidup kita. Kita harus berani masuk ke dalamzona resiko untuk melanjutkan peziarahan menuju Yerusalem surgawi, tempat tinggal kita yang sejati dan abadi.


05. Sikap yang tepat dalam menghadapi akhir zaman dirumuskan dalam ay. 34-36. Karena akhir zaman itu akan terjadi dengan tiba-tiba, tidak bisa diduga atau diramalkan sebelumnya maka sikap yang direkomendasikan adalaheling lan waspada terus menerus (permanent vigilance). Kewaspadaan itu mencakup solah (perilaku tubuh yakni sikap, ucapan, tindakan) dan bawa (perilaku batin yakni pikiran, perasaan, suasana hati).

Secara konkret hidup dalam kewaspadaan berarti tidak mudah menjadi stress dan putus asa karena beratnya tekanan hidup sehingga lari ke dalam dunia hiburan yang membius, khayal dan sementara yakni mengkonsumsi narkoba, mabuk dan pesta pora. Atau dicekam oleh “kekuatiran-kekuatiran duniawi" (yakni hanya memikirkan kebutuhan hidup seperti makan, minum, pakaian lih. Luk 12:22 dst atau dengan serakah ingin selalu menambah kekayaan karena selalu merasa tidak cukup lih. Luk 8:14). Akibatnya kemudian tenggelam dalam pekerjaan, bekerja tanpa mengenal waktu. Cara hidup seperti itu justru akan membuat hidup terasa kosong, hampa dan jauh dari kebahagiaan. Akhir yang akan datang dengan tiba-tiba membuat mereka terkejut seperti burung yang masuk dalam perangkap, tidak siap, tidak berdaya, hopeless. Kekayaan ternyata tidak ada gunanya karena tidak menjamin apa pun untuk kehidupan abadi.


06. Sikap eling lan waspada berarti juga memilih untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan dengan tekun dan setia (lih. Luk 12:35-48) serta “selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Luk 18:1). Doa merupakan cara untuk selalu menyadari diri hidup di hadirat Allah. Mengisi hidup dengan ketekunan dan kesetiaan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, memenuhi hati dengan ucapan syukur dan pujian, dengan keberanian dan kesediaan menyandarkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi akan memampukan kita bertahan menghadapi aneka kesulitan hidup sampai Tuhan datang membebaskan kita.
Berkah Dalem



NB:

SKI – Sekolah Kerahiman Ilahi 
Menyambut Tahun Kerahiman Ilahi.
8 Desember 2015 - 20 November 2016.

1. Tiga Vitamin Iman : “ABC”
@ Aula Kevikepan Keuskupan Agung Makasar Sulawesi
Selasa, 1 Desember 2015, 19.30 – 21.30

2. MOM – Mary Our Mother: Perbincangan tentang Bunda Maria dan Kerahiman Ilahi 
Bersama Para Warakawuri KAJ (Janda Katolik di KAJ)
@ Aula Gereja Fransiskus Asisi Tebet Jkt
Minggu, 6 Desember 2015, 08.00 – 12.00

3. HUT Goa Maria Kaliori dan Pembukaan Tahun Kerahiman Ilahi
Misa dan Prosesi Lilin
@ Goa Maria Kaliori Purwokerto
Selasa, 8 Desember 2015, 19.00 – selesai

4. Eat Pray Love
@ Aula Gereja Katedral Bogor
Dilanjutkan Misa di Grj Katedral Bogor
Sabtu, 12 Desember 2015., 11.00 – 17.00

5. Family Way
Acara Bakti Sosial Natal bersama “OCC” – “Orphan Care Community”
@ Panti Asuhan di Jakarta
Sabtu 19 Desember 2015, 10.00 - selesai
Rekaman Talk Show "Sekolah Kerahiman Ilahi" 
Studio MNC TV (Edisi Januari dan Februari 2016)
Senin 30 Nov 2015, 
10.00 - selesai 
@ Gereja Robertus Bellarminus Cililitan Jkt,


Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar