Ads 468x60px

Senin 30 November 2015


Pesta S. Andreas, Rasul
Rom 10:9-18; Mzm 19:2-3.4-5; Mat 4:18-22

18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka 22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

"Vaya con Dios - Pergilah bersama Tuhan!"


Yesus berkata kepada Simon dan Andreas), "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus.
Bersama dengan Pesta St. Andreas Rasul, “Sang Pemberani”, (yang meninggal di Patras — Akaya dengan disalibkan dalam bentuk X pada tanggal 30 November 60 dalam pemerintahan Raja Aegea. Karena itu kita kenal bentuk salib X, yang juga disebut salib Andreas), kita diajak untuk belajar menjadi murid yang menanggapi panggilan-Nya dengan tiga modal dasar, antara lain:

1.Komunitas - Kebersamaan
Andreas adalah anak dari Yonah (Mat 16:17) atau Yohanes (Yoh 1:42; 21:15-17) dan saudara Simon Petrus. Indahnya, Yesus memanggil Andreas bersama Simon, dan inilah juga yang terjadi ketika Yesus memanggil anak-anak Zebedeus dan Salome yakni Yakobus dan Yohanes karena jelaslah bahwa hidup beriman pun diperkuat oleh banyak persahabatan – life is to be fortified by many friendships!

2.Humilitas - Kerendahan hati
Kata Yunani yang digunakan untuk “mengikuti“ Yesus adalah “Akoloutheo”. Arti harafiah dari akoloutheo adalah pergi dengan cara yang sama/menempuh jalan yang sama. Mati terhadap diri sendiri, memanggul salib dan membuat perhitungan hanya merupakan persiapan hati, sikap dan pikiran untuk mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus berarti “memanggul kukNya di atas bahu kita”, sehingga kita dapat belajar dari Dia. Dalam arti ini mengikuti adalah permulaan dari pemuridan. Dalam mengemban panggilan kita yang baru, kita harus meletakkan yang lama. Dalam mengikuti Yesus, Andreas pertama-tama harus meninggalkan jalanya yang menggambarkan gaya hidup dan panggilan yang lama: “live without pretending, love without depending”

3.Prioritas
Ingatlah, bukankah pembajak yang mengagumi benda tetangganya di sawah sebelah tidak akan membajak dengan lurus? Kita tidak akan tetap berada di jalan yang sempit dan lurus, kalau mata kita selalu melihat ke kiri dan ke kanan, bukan? Cepat atau lambat akan tiba saatnya bahwa kita akan menyimpang. Nah, sebagaimana membajak menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang pembajak, demikian juga mengikut Yesus menuntut perhatian yang tak terbagi dari sang murid. Dkl: pekerjaan, keluarga, ambisi kita dan bahkan hidup kita sendiri harus menjadi nomor dua setelah komitmen kita kepada Yesus. Ini tidak berarti bahwa kita melalaikan keluarga kita atau melakukan pekerjaan seenaknya sendiri. Yang dimaksudkan ialah bahwa Yesus harus didahulukan: “Mereka segera meninggalkan jala mereka dan mengikut Dia”. (Mat 4: 20). “Deus semper maior – Tuhan selalu lebih besar!”

“Cari galah cari paku - Mari ikutilah Aku”

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0



NB:

Andreas: Selayang Pandang

Identitas Diri

Andreas adalah nama Yunani, yang berarti “pemberani”. Andreas adalah anak dari Yonah (Mat 16:17) atau Yohanes (Yoh 1:42; 21:15-17) dan saudaranya bernama Simon Petrus. Ia berasal dari Betsaida (Yoh 1:44), lalu tinggal di Kapernaum (Mrk 1:29), pinggir Danau Galilea dan pekerjaannya sebagai nelayan (Mrk 1:16).

Andreas tertarik dengan warta pertobatan Yohanes Pembaptis. Ia pun menjadi salah satu muridnya hingga Yohanes menunjukkan dan merelakannya pergi mengikuti Yesus, Anak Domba Allah (Yoh 1:35-42). Dalam daftar para rasul, nama Andreas disebut langsung setelah Simon Petrus (Mat 10:1-4; Mrk 3:13-19; Luk 6:12-16). Andreas termasuk bilangan murid-murid pertama Yesus, yang aktif dan kritis menanggapi peristiwa-peristiwa dalam kehidupan bersama Yesus.

Tiga kali nama Andreas disinggung secara eksplisit dalam Kitab Suci. Mrk 13:3 melukiskan kehadiran Andreas bersama dengan Petrus, Yakobus dan Yohanes yang bertanya tentang tanda-tanda yang akan mendahului hancurnya Yerusalem. Dalam Yoh 6:8, di tengah kerumunan banyak orang yang kelaparan di tepi danau Tiberias, Andreas ikut urun rembuk untuk memecahkan masalah: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apa artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Sementara itu, bersama dengan Filipus, Yoh 12:22 mencatat antusias Andreas yang pergi menghadap Yesus untuk memberitahukan bahwa ada beberapa orang Yunani yang mau menemui-Nya.
Andreas hadir saat Yesus masuk Yerusalem dan dielu-elukan banyak orang, juga dalam Perjamuan Malam Terakhir. Di Galilea, bersama dengan para rasul yang lain, Andreas pun menyaksikan penampakan Yesus yang bangkit (1 Kor 15:5). Di Yerusalem, Andreas menyaksikan kenaikan Yesus ke surga dan menerima pencurahan Roh Kudus (Kis 1:4-14; 2:1-4).


Karya Kerasulan 

Kitab Suci tidak mengatakan sedikit pun tentang karya kerasulan berikutnya dan akhir hidup Andreas. Menurut catatan Bapa-Bapa Gereja Yunani Andreas merasul dan sepanjang dataran Laut Merah, Pontus dan Bitinia, hingga Bizantin, Tracia dan Yunani. Ia meninggal di Patras — Akaya dengan disalibkan dalam bentuk X pada tanggal 30 November 60 dalam pemerintahan Raja Aegea. Karena itu kita kenal bentuk salib X, yang juga disebut salib Andreas (Gambar 10).

Pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus, relikwi Andreas dibawa ke Konstantinopel dan disimpan di Amalfi sejak tahun 356. Tahun 1462 kepala Andreas dibawa ke Roma dan dikuburkan di Basilika St. Petrus dekat makam Simon Petrus.

Sedangkan relikwi Andreas dikembalikan ke Patras atas perintah Paus Paulus VI pada tanggal 23 Juni 1964 sebagai tanda persahabatan dengan Gereja Ortodoks yang secara khusus menghormati St. Andreas. Pestanya dirayakan setiap tanggal 30 November bertepatan dengan hari kematian Andreas. Ia dinobatkan sehagai misionaris untuk daerah Yunani dan mati sebagai martir. Ia dijadikan Santo pelindung bagi Gereja Ortodoks Yunani dan Rusia. Kepadanya didedikasikan tempat suci: Gereja St. Andreas di lembah kota Roma dan Gereja St. Andreas di Patras.


Refleksi dan Aksi 
Menjadi murid tidak cukup hanya ikut dan menikmati saja, tetapi mau ambil bagian, ikut urun rembuk dan terlibat dalam perjuangan bersama. Menjadi murid juga berarti harus tahu siapa guru yang diikutinya, harus tahu mengapa ikut guru itu, dan harus tahu apa yang harus dibuat sebagai pengikut. Andreas adalah murid Yesus yang aktif dan kreatif ikut mencari solusi. Ia bukan murid yang suka ikut-ikutan, tetapi ambil keputusan Setelah minta petunjuk sang guru dan yakin bahwa Yesus Anak Domba Allah. Karena itu ia bukan saja pendengar Sabda, tetapi pelaksana Sabda yang mau mati demi Sang Sabda itu.
Sedangkan kita? Benarkah kita menjadi murid Yesus bukan karena ikut-ikutan? Tidakkah kita sering hanya menjadi pendengar setia dan tak terlibat sebagai pelaksana Sabda? Mau jadi apa kita sekarang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar