Pekan Adven I
Yes 25:6-10a; Mzm 23:1-6; Mat 15:29-37
Yes 25:6-10a; Mzm 23:1-6; Mat 15:29-37
“Panis Angelicus – Roti para malaikat.”
Inilah sebuah judul lagu yang terkenang
ketika mengingat mukjizat penggandaan roti dan ikan. Mukjizat ini sendiri
adalah satu-satunya mukjizat yang terdapat dalam keempat Injil: dalam Markus
disebut dua kali, 6:31-44 dan 8:1-10; dalam Matius disebut dua kali juga,
14:13-21 dan 15:32-38; dalam Lukas disebut satu kali, 9:10-17; dalam Yohanes
disebut satu kali di Yoh 6:1-15.
Mengapa juga ditampilkan roti dan ikan?
Inilah sebuah kombinasi karya antara Allah dan manusia. Roti adalah makanan
olahan (budaya dan karya manusia), sedangkan ikan adalah makanan alamiah (karya
Allah). Di dalam ekaristilah, terkait dua hasil karya, ilahi dan insani.
Keduanya menjadi tersatukan di tangan seorang pribadi bernama Yesus.
Dalam cerita injil Sinoptik, Yesus
mengambil, memberkati, memecahkan dan memberikan roti (demikian juga, para
pastor melakukan hal demikian dalam Ekaristi). Gambaran Yohanes sama modelnya,
tetapi dengan beberapa perbedaan. Dalam Yohanes 6:11, Yesus mengambil, mengucap
syukur, dan membagikan (bahasa Yunani untuk bersyukur adalah eucharisteo, yang
menjadi akar kata Ekaristi). Tindakan ini ditampilkan kembali dalam 6:23.
Tekanan Ekaristi yang sama tampak dalam ayat 12-13, di mana ikan menghilang
dari pembicaraan dan hanya berbicara mengenai roti dan perhatian yang harus
diberikan terhadap pengumpulan sisa-sisa.
Sebuah kalimat yang saya ingat setiap
kali mengenangkan tanda cinta Yesus yang keempat ini, adalah: “ABC”: Awalilah
dari apa yang ada, Bagikanlah dengan penuh sukacita dan Cinta Tuhan yang akan
menyempurnakannya,” karena bukankah setiap dari kita sudah memiliki 5 roti (5
jari tangan, 5 jari kaki, 5 indera) serta 2 ikan (2 mata, 2 tangan, 2 kaki, 2
telinga)? Dalam Tuhan, yang biasa menjadi luar biasa, yang kecil menjadi besar
dan yang sederhana menjadi penuh makna. Dalam nama Tuhan, tidak ada sesuatu
yang tidak mungkin, bukan?
“Dari Brastagi ke Kediri – Mari berbagi
setiap hari.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
NB:
1. ORK, Rabu 2 Des
05.00 – 06.00
@98.3, FM, Radio Cakrawala Jkt
05.00 – 06.00
@98.3, FM, Radio Cakrawala Jkt
2. MOM – Mary Our Mother: Perbincangan tentang Bunda Maria dan Kerahiman Ilahi
Bersama Para Warakawuri KAJ (Janda Katolik di KAJ)
@ Aula Gereja Fransiskus Asisi Tebet Jkt
Minggu, 6 Desember 2015, 08.00 – 12.00
Bersama Para Warakawuri KAJ (Janda Katolik di KAJ)
@ Aula Gereja Fransiskus Asisi Tebet Jkt
Minggu, 6 Desember 2015, 08.00 – 12.00
3. HUT Goa Maria Kaliori dan Pembukaan Tahun Kerahiman Ilahi
Misa dan Prosesi Lilin
@ Goa Maria Kaliori Purwokerto
Selasa, 8 Desember 2015, 19.00 – selesai
Misa dan Prosesi Lilin
@ Goa Maria Kaliori Purwokerto
Selasa, 8 Desember 2015, 19.00 – selesai
4. Panis Angelicus fit panis hominum,
Dat Panis caelicus figuris terminum,
O res mirabilis!
Manducat Dominum
pauper servus et humilis!
Dat Panis caelicus figuris terminum,
O res mirabilis!
Manducat Dominum
pauper servus et humilis!
Roti malaekat menjadi roti manusia,
Roti surgawi mendapat bentuk terbatas, Oh begitu mengagumkan!
Roti surgawi mendapat bentuk terbatas, Oh begitu mengagumkan!
Hamba yang miskin dan hina makan Tuannya!
Alkisah, ada seorang profesor muda
sengaja mendatangi seorang romo paroki dan bermaksud menertawakan imannya. Dia
mulai bertanya, “Mo, bagaimana mungkin roti dan anggur berubah menjadi Tubuh
dan Darah Kristus ?” Romo itu menjawab, “Tentu saja bisa. Anda sendiri mengubah
makanan menjadi tubuh dan darahmu, lalu kenapa tidak bisa melakukan hal yang sama?”
Namun, profesor itu tidak menyerah. Dia
bertanya lagi, “Tapi bagaimana seluruh tubuh Kristus bisa masuk ke dalam hosti
kecil itu ?” “ Sama seperti pemandangan yang luas di hadapanmu bisa masuk ke
dalam mata yang kecil itu.” Jawab sang pastor.
Tapi lagi-lagi profesor itu masih belum
menyerah, “Bagaimana bisa bahwa Kristus yang satu dapat hadir di semua gereja
pada saat yang bersamaan ?” Romo itu lalu mengambil cermin dan memberikannya
kepada profesor itu. Lalu memintanya menjatuhkan cermin itu sehingga pecah
berkeping-keping. Romo itu berkata kepada sang profesor tersebut, “Anda hanya
satu tapi sekarang anda bisa melihat wajahmu tercermin di dalam setiap keping
cermin itu.” Dari ilustrasi kecil di atas, kita diajak mengingat bahwa Ekaristi
adalah perayaan iman yang menerangkan (informing), sekaligus mencerahkan
(enlightening), dan dengan demikian perayaan iman itu juga memerdekakan
(liberating).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar