Ads 468x60px

Selasa 15 Desember 2015


Pekan Adven III
Zef 3:1-12,9-13; Mzm 34:2-3,6-7,17-18,19,23; Mat 21:28-32

"O Rex Gentium - O Raja Para Bangsa."
Inilah salah satu gelar Yesus yang hari ini mengajak kita semua untuk bekerja bersama di kebun anggurNya: “Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur!”
Yesus sendiri mewartakan perumpamaan tentang Bapa dan dua anaknya. Anak yang sulung adalah representasi pimpinan masyarakat Yahudi yang "palsu", yang tidak melakukan yang dikatakan. Sedangkan, anak bungsu merepresentasikan pemungut cukai dan pelacur yang "asli", yang mau berubah – berbenah dan berbuah: "Sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan pelacur-pelacur akan mendahului kalian masuk ke dalam Kerajaan Allah..."

Disinilah, golongan kedua ini bakal lebih beruntung karena orang-orang ini berani mengubah sikap hidup mereka. Kedua golongan ini (pelacur dan pemungut cukai) dianggap paling tidak taat pada ajaran agama tetapi mereka yang dianggap buruk itu ternyata malahan percaya kepada warta pertobatan Yohanes Pembaptis sedangkan para pemimpin agama tidak.

Indahnya, Tuhan tetap selalu menawarkan kepada semua anakNya. Tidak dipaksakannya. Berarti bisa ditolak, bisa tak dianggap penting, diremehkan tapi tetap selalu ditawarkan. Bagi yang tadinya tidak mau, tetapi kemudian berubah sikap, tawaran itu menjadi indah dan penuh berkah.

Di lain segi tampak bahwa perumpamaan ini sekaligus menggemakan tema kerahiman ilahi yang ditawarkan kepada siapa saja, terlebih bersama anjuran tahun belas kasihan ilahi yang dibuka oleh Paus pada 8 Desember 2015 yang lalu.

"Dari Koja ke Matraman-Mari bekerja dengan penuh iman."

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.


NB:

1.SKI – Sekolah Kerahiman Ilahi (GOES TO SCHOOL)
Jumat 18 Desember 2015, 08.00 – 10.00
@ Sekolah St Laurentius Alam Sutera.
Sabtu 19 Desember 2015, 09.00 - 12.00 
@ Sekolah St Ursula Jakarta.

2.Inspirasi HIK :
"Fiat voluntas Tua -Jadilah kehendakMu!"
Inilah salah satu seruan dalam doa Bapa Kami yang juga menjadi harapan orang beriman. Adapun dalam bacaan hari ini diawali dengan kehendak seorang bapa kepada ke-2 anaknya untuk bekerja di kebun anggur. Kebun anggur sendiri merupakan istilah klasik yang digunakan untuk menyimbolkan Israel yang seharusnya penuh sukacita- gairah & cinta. (Yes 5:1-7; Yer 12:10)

Dalam beberapa naskah kuno, urutan anak diselaraskan dengan perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk 15:11-32) dimana bangsa Yahudi disimbolkan sebagai anak sulung yang dipilih Allah mendahului bangsa-bangsa lain. Sebaliknya anak bungsu melambangkan pemungut cukai & pelacur, yakni kaum pendosa yang siap bertobat. Secara singkat, figur bapak merupakan simbol Allah yang menawarkan keselamatan kepada semua orang, entah bungsu/sulung.

Adapun pilihan sikap & tindakan ke-2 anak itu tentu saja tidak ideal. Yang ideal adalah kalau anak itu mengatakan “Baik Bapa” dan kemudian dengan penuh kegembiraan melaksanakan kehendakNya.

Disinilah menjadi jelas bahwa Yesus memang tidak bermaksud mengajarkan sikap yang ideal tapi memberikan peringatan supaya kita beriman secara konsisten, bukan sekedar perkataan tapi juga dengan perbuatan : "Fine words cannot take the place of a good deed", Mutu hidup tidak terletak pada kehebatan kata2 yang ideal tapi pada tindakan nyata yang real, karena kita adalah apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita katakan.

Bisa jadi kita adalah "anak sulung" yang dikecam Yesus karena lebih mengutamakan pencitraan agar dilihat sebagai orang saleh daripada membangun kesejatian hidup (Mrk 12:38-40). Bisa jadi, kita juga adalah "anak bungsu" yang berdosa tapi tetap diberikan kesempatan untuk bertobat bukan?

"Baca firman dengan teliti - Jadilah orang beriman yang sejati"

Salam HIKers.
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar