Ads 468x60px

Senin 14 Desember 2015


Pekan Adven III
PW St. Yohanes dari Salib, Imam dan Pujangga Gereja
Bil 24:2-7,15-17a; Mzm 25:4b-5b,6-7c,8-9; Mat 21:23-27

“Verbum est Signum - Kata adalah Tanda."
Ia bisa menjadi tanda yang baik ("bonum") ketika digunakan untuk memuji dan menguatkan tapi ia juga bisa menjadi tanda yang buruk ("malum") ketika dipakai untuk mencaci dan mempergunjingkan. Ya, betapa banyaknya peran kata-kata sehingga filsuf eksistensialis Prancis, Jean Paul Sartre pernah membuat novel dengan judul "Kata Kata."

Hari inilah, di pekan Gaudete (Minggu Sukacita), kita diajak lebih berhati hati sehingga membuat kata-kata kita bisa menjadi "berkat" dan bukan "kutuk", "verbum" yang menjadi "evangelicum", kata yang menjadi warta gembira seperti tutur kata Bileam bin Beor, yakni: tutur kata orang yang melihat Allah karena "terbuka matanya", tutur kata orang yang mendengar firman Allah karena "terbuka telinganya dan tutur kata orang yang memperoleh pengenalan akan Allah karena "terbuka hatinya."

Adapun 3 ciri dasar supaya kata-kata kita bisa menjadi kabar gembira, antara lain:

1."Veritas": Kebenaran. 
Kita diajak untuk terbiasa menjadi "orang jujur" yang mewartakan kebenaran dengan kata-kata kita, bukan kebenaran yang dimanipulasi demi kepentingan pribadi/kelompok tertentu.

2."Humilitas": Kerendahan hati. 
Kita diajak menjadi "orang rendah hati", yang lebih banyak mendengar daripada didengarkan, yang lebih mau memahami daripada dipahami, karena bukankah banyak orang kerap lebih mudah ber-keras kepala dibanding ber-lembut hati, ber-lebar mulut dibanding ber-besar hati?

3."Caritas": Cinta kasih. 
Kita diajak menjadi orang yang peduli. Adapun orang yang kurang peduli itu dikarenakan kurang punya kasih dan mereka kerap hadir sebagai orang yang suka menjebak, menjegal dan mencari-cari kesalahan orang lain, hatinya pernah intrik dan taktik, tidak tulus tapi penuh akal bulus. Inilah juga yang dilakukan para imam kepala dan pemuka agama Yahudi terhadap Yesus pada bacaan hari ini. Ironis bukan? Orang yang dianggap menjadi pemuka agama, penjaga moral dan iman ternyata malahan menjadi orang yang penuh basa basi dan tidak punya kasih yang sejati.

"Ada coklat ada kurma - Jadilah berkat bagi sesama"

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.


NB:

1. Inspirasi HIK

"Adoro Te - Aku menyembah Engkau."
Inilah salah satu ajakan yang kadang tertulis di dinding tabernakel gereja. Hari ini, Yesus yang kita sembah mengajar dengan penuh wibawa dan membuat banyak mukjizat. Namun, walau banyak sekali bukti nyata di depan mata mereka, para "tomat-tokoh umat", yakni imam kepala dan pemuka bangsa yahudi tetap menolak untuk percaya kepadaNya.

Mereka takut kehadiran Yesus mengancam popularitas mereka. Pikiran dan hati mereka dipenuhi rasa dengki dan iri, permusuhan dan kecurigaan sehingga mereka tidak mampu melihat kehadiran ilahi dalam diri seorang anak tukang kayu yang sungguh insani.

Adapun, "debat" antara Yesus dengan para "tomat" ini terjadi di Bait Allah, ketika Sang Guru sedang mengajar. Kuasa Yesus dipersoalkan: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?" Kalau kita renungkan, sebelum perikop ini-ditampilkan beberapa tindakan Yesus di Bait Allah, antara lain:
Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah (Mat 21:12) dan Yesus menyembuhkan beberapa orang buta dan orang timpang di Bait Allah (Mat 21:14). Maka, hal-hal itu tampaknya bisa diartikan sebagi hal-hal yang tidak lazim dilaksanakan di Bait Allah dan bisa jadi "mengalahkan" popularitas para tokoh umat selama ini.

Nah, di hadapan pertanyaan itu, Yesus tidak langsung menjawab. Dengan cerdas, Ia justru balik menyampaikan pertanyaan dilematis. Tampaknya Yesus punya kepekaan hati bahwa pertanyaan mereka bukanlah pertanyaan yang tulus. Mereka hanya mencari jalan untuk mempersalahkan Dia. Lalu? Meskipun tidak menjawab kita tahu bahwa kuasa yang mendorong Yesus adalah kuasa Roh Kudus yang diberikan oleh BapaNya sendiri. Roh itu pula yang diberikan kepada semua yang mengikutiNya.

Oleh karena itu, kita juga bisa bertanya: apakah Roh itu memang sudah kita persilahkan untuk hadir dan mengilhami setiap hidup doa dan karya harian kita?

"Si Nana suka makan mangga -Hosana terpujilah Engkau di surga!"


2. SKI – Sekolah Kerahiman Ilahi
Jumat 18 Des 2015, 08.00 – 10.00
@ Sekolah St Laurentius Alam Sutera.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar