Pekan Prapaskah II
Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Luk 15:1-3.11-32
Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Luk 15:1-3.11-32
“Misericordes sicut Pater- Murah hati
seperti Bapa.”
Inilah tema besar Gereja Semesta yang
dicanangkan Paus dalam Tahun Kerahiman (8 Des 2015 – 20 Nov 2016).
Mengacu pada buku "The Return of
The Prodigal Son" (Henri Nouwen) tentang lukisan Rembrandt dan “lukisan”
Lukas (15:11-32) yang saya kupas dalam salah satu buku saya, "XXI -
Interupsi" (RJK, Kanisius), adapun kisah “Kembalinya Anak yang
Hilang" sarat dengan nilai nilai kerahiman ilahi mempunyai 3 lakon pokok,
antara lain:
1. Anak bungsu:
Kita mencintai hidup yang dinamis: "terbang" – pergi dan sibuk ke banyak tempat - bertemu dengan banyak orang dan banyak soal tapi pada akhirnya kita tersungkur "jatuh".
Kita mencintai hidup yang dinamis: "terbang" – pergi dan sibuk ke banyak tempat - bertemu dengan banyak orang dan banyak soal tapi pada akhirnya kita tersungkur "jatuh".
Dengan kata lain: Kita menjadi anak yang
"hilang", yakni ketika kita "sibuk", pergi ke banyak tempat
dengan banyak orang dan aneka gerakan, tapi pada akhirnya, karena kekurang
hati-hatian, "sayap" kita menjadi rapuh, kita jatuh dan merasa lelah,
letih, “habis” dan tidak mempunyai "rumah". Kita rindu pulang dan
menantikan sambutan hangat Sang Bapa.
2. Anak sulung:
Kita mencintai hidup yang statis. Kita menjadi "anak manis" - yang taat, yang baik, yang tidak hanyut dalam “pesta-pora" tapi “kerasan di rumah”. Di balik itu, kita selalu merasa paling benar/paling baik. Kita sok dan terkena kesombongan rohani. Kita mudah mencibir, mempergunjingkan dan mencap buruk orang lain.
Kita mencintai hidup yang statis. Kita menjadi "anak manis" - yang taat, yang baik, yang tidak hanyut dalam “pesta-pora" tapi “kerasan di rumah”. Di balik itu, kita selalu merasa paling benar/paling baik. Kita sok dan terkena kesombongan rohani. Kita mudah mencibir, mempergunjingkan dan mencap buruk orang lain.
Dengan kata lain: Kita menjadi si sulung
yang "akar"nya keropos karena mudah iri dan tinggi hati.
Kita merasa menjadi orang yang patuh dan taat kepada orangtua, guru, uskup bahkan kepada Tuhan. Kita seakan menjadi seorang yang “kerasan di rumah”. Tapi kita lupa bahwa "akar" kita keropos karena kita mudah iri hati: tersinggung, keras kepala,mudah menggerutu dan sulit bersekutu terutama sikap selalu merasa paling benar dan paling baik yang kadang ditunggangi oleh rasa dengki dan kesombongan.
Kita merasa menjadi orang yang patuh dan taat kepada orangtua, guru, uskup bahkan kepada Tuhan. Kita seakan menjadi seorang yang “kerasan di rumah”. Tapi kita lupa bahwa "akar" kita keropos karena kita mudah iri hati: tersinggung, keras kepala,mudah menggerutu dan sulit bersekutu terutama sikap selalu merasa paling benar dan paling baik yang kadang ditunggangi oleh rasa dengki dan kesombongan.
3. Sang Bapa:
Inilah panggilan hidup yg sejati, menjadi Bapa yang menyambut "anaknya" dengan hangat dan bersahabat. Bapa yang berbelas kasih: menerima dan menghargai kerapuhan orang, yang mengasihi-menghargai dan mengampuni. Ia tidak menghakimi dan tidak mudah menuding. Ia adalah gambaran Allah yang penuh kasih bagi kita, entah kita sulung yang akarnya keropos atau bungsu yang sayapnya rapuh.
Inilah panggilan hidup yg sejati, menjadi Bapa yang menyambut "anaknya" dengan hangat dan bersahabat. Bapa yang berbelas kasih: menerima dan menghargai kerapuhan orang, yang mengasihi-menghargai dan mengampuni. Ia tidak menghakimi dan tidak mudah menuding. Ia adalah gambaran Allah yang penuh kasih bagi kita, entah kita sulung yang akarnya keropos atau bungsu yang sayapnya rapuh.
Kita diajak untuk berubah, tidak lagi
menjadi "anak hilang": tidak menjadi anak sulung yang iri hati atau
anak bungsu yang tidak berhati-hati, tapi mau terus belajar menjadi "sang
bapa" yang tulus dan iklas menyambut anaknya pulang, yang tidak mudah
menghakimi tapi selalu mengampuni, yang penuh kerahiman dan belas kasihan
terhadap setiap orang yang bersalah, selalu terbuka untuk menerima dan
menghargai kerapuhan setiap orang dengan hati yang hangat, yang penuh damai dan
kebaikan.
"Pulau Galang punya banyak cerita -
Mari pulang ke rumah Bapa yang penuh cinta."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
NB:
SKI – Sekolah Kerahiman Ilahi
A.Sarasehan “Happy Healthy Holy”
@ Hotel Cemara Menteng Jkt Pusat.
PKS Xaveria
Jumat 26 Febr 2016.
18.30 – 20.30
@ Hotel Cemara Menteng Jkt Pusat.
PKS Xaveria
Jumat 26 Febr 2016.
18.30 – 20.30
B.Sarasehan “Mercy’s Way”: Mother Model
Messenger
@ Grj Andreas Kedoya Jkt Barat
Sabtu, 5 Maret 09.00-11.00
@ Grj Andreas Kedoya Jkt Barat
Sabtu, 5 Maret 09.00-11.00
C.Sarasehan ”MOM – Mary Our Mother”
(Maria Bunda Kerahiman Ilahi)
@ Grj Theresia Menteng Jkt Pusat
Sabtu, 5 Maret 13.00-15.00
(Maria Bunda Kerahiman Ilahi)
@ Grj Theresia Menteng Jkt Pusat
Sabtu, 5 Maret 13.00-15.00
D. Holy Feast/Misa Kudus: “Cinta Doa
Ekaristi”
@ FX - Senayan Jkt Selatan
Imago Dei
Sabtu, 5 Maret 16.00-17.00
@ FX - Senayan Jkt Selatan
Imago Dei
Sabtu, 5 Maret 16.00-17.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar